• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

3. Tahap Observasi

Observasi pada siklus I dilakukan selama siklus I berlangsung. Dalam melakukan observasi pada siklus I peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan siklus I yakni:

1) Peneliti mengamati proses pembelajaran gerak dasar menendang melalui modifikasi alat bantu pembelajaran pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Losari. Pada pertemuan pertama (Kamis, 3 Mei 2012 selama 2x35 menit), peneliti mengajarkan materi gerak dasar menendang melalui modifikasi

alat bantu pembelajaranyakni menendang secara berpasangan, menendang

dengan formasi segitiga, menendang dengan permainan estafet bola, dan bermain sepak bola dengan peraturan yang dimodifikasi . Pada pertemuan kedua ( Senin, 14 Mei 2012 selama 2 x 35 menit), peneliti memberikan materi gerak dasar menendang melalui modifikasi alat bantu pembelajaran yakni menendang secara berpasangan, menendang dengan formasi segitiga, menendang dengan permainan estafet bola, dan bermain sepak bola dengan peraturan yang dimodifikasi. Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Untuk mengetahui hasil perkembangan proses pembelajaran selama siklus I maka setelah siklus I selesai diadakan tes keterampilan menendang.

2) Sebelum siklus I dilaksanakan peneliti dan guru melaksanakan pengambilan data awal dan data pada siklus I.

3) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan modifikasi alat bantu pembelajaran.

commit to user

4) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa dalam menerima pembelajaran materi gerak dasar menendang melalui modifikasi alat bantu pembelajaran.

5) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil Belajar Menendang Siklus I Setelah Diberikan Tindakan Melalui Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran

No Rentang

Nilai Keterangan Kriteria

Jumlah

Anak Persentase

1 >84 Baik Sekali Tuntas 0 0%

2 80-84 Baik Tuntas 5 17%

3 75-79 Cukup Tuntas 11 38%

4 70-74 Kurang Tidak Tuntas 9 31%

5 <70 Kurang Sekali Tidak Tuntas 4 14%

Jumlah 29 100%

Untuk lebih jelasnya, data hasil belajar menendang siklus I setelah diberikan tindakan melalui modifikasi alat bantu pembelajaran dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Gambar 3. Grafik Hasil Belajar Menendang Siklus I Setelah Diberikan Tindakan Melalui Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran

0 2 4 6 8 10 12

Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas

Tidak Tuntas Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali >84 80-84 75-79 70-74 <70 0 5 11 9 4 0% 17% 38% 31% 14% Jumlah Anak Persentase

commit to user

Dalam pelaksanaan siklus I terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan siklus I, adapun kelebihan dalam pelaksanaan siklus I diantaranya :

1) Siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan oleh peneliti yakni melalui modifikasi alat bantu pembelajaran, sebab siswa merasa tertarik dengan alat yang digunakan. Di samping itu model pelaksanaan pembelajaran ini dianggap langka dan jarang digunakan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran Penjasorkes. 2) Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan melalui instruksi

yang diberikan oleh guru, sehingga pelaksanaan KBM menjadi terpimpin dan terkomando dengan baik, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang didemonstrasikan sebelumnya oleh guru.

3) Situasi kelas lebih tertata, dan terkomando dengan baik, sehingga materi yang diberikan terarah.

Akan tetapi dalam pelaksanaan siklus I ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan siklus I, adapun kelemahan dalam pelaksanaan siklus I tersebut adalah:

1) Mayoritas siswa belum dapat mempraktikkan beberapa gerak dasar menendang yang didemonstrasikan oleh peneliti secara benar dikarenakan siswa belum terbiasa dengan gerakan–gerakan tersebut.

2) Siswa seringkali lupa dengan gerakan menendang yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya, sehingga peneliti seringkali mengulangi pelaksanaan materi pada minggu lalu.

3) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan gerakan yang dilakukan siswa kurang terpantau oleh peneliti.

4) Siswa kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan gerak dasar menendang karena belum terbiasa.

commit to user 4. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, peneliti dan kolaborator melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:

1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada siklus I telah menunjukan hasil yang sesuai, mengingat jumlah materi yang disampaikan banyak dan bervariasi serta alokasi waktu dalam mengajar yang sedikit.

2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.

3) Hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus I menunjukan hasil yang meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada kondisi awal. Pada kondisi awal yang semula 24% atau 7 siswa yang tuntas meningkat pada akhir siklus I menjadi 55% atau 16 siswa

4) Hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus I menunjukan peningkatan akan tetapi belum menunjukan hasil yang maksimal.

a) Kemampuan siswa dalam melakukan rangkaian gerak dasar menendang telah menunjukan hasil peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal, akan tetapi belum maksimal, sehingga perlu diadakan perbaikan melalui siklus selanjutnya.

b) Hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar menendang telah menunjukan peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal, akan tetapi belum maksimal, sehingga perlu diadakan perbaikan.

5) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan siklus I, maka disusun langkah antisipatif, yakni :

a) Variasi pembelajaran ditambah dalam semua aspek pengembangan. b) Dalam mengantisipasi keterlambatan siswa maka guru yang

bersangkutan akan memberikan sangsi berupa pertanyaan yang ada kaitannya dengan materi pembelajaran gerak dasar menendang.

c) Untuk menambah pemahaman siswa terhadap gerak dasar menendang maka guru memberikan kopian materi gerak dasar menendang.

commit to user

d) Siswa yang mencoba berulang-ulang tanpa memperhatikan antrian diberi perhatian lebih.

e) Untuk lebih efektif dalam tugas ajarnya, peneliti tidak henti-hentinya memperingatkan agar siswa dapat melakukan tugas ajarnya dengan benar.

f) Peneliti dan kolaborator memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan rangkaian gerak dasar menendang secara benar.

g) Untuk memudahkan proses observasi peneliti dan kolaborator dibantu oleh rekan yang lain.

h) Peneliti dan kolaborator sepakat menyusun tindakan perbaikan dan mengulang materi-materi yang dianggap belum dikuasai.

2. Siklus II

Siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil refleksi yang dilakukan pada siklus, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam siklus I, rata-rata siswa menunjukan peningkatan dalam hasil belajar menendang dalam sepak bola. Akan tetapi target dari peneliti dan kolaborator belum terpenuhi. Oleh sebab itu pelaksanaan siklus II mengacu pada pelaksanaan siklus I, karena merupakan perbaikan siklus I, maka tidak jauh berbeda dengan yang dilaksanakan pada siklus I. Adapun tahapan yang dilakukan pada siklus II ini diantaranya:

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Mei 2012, di SD Negeri 3 Losari. Peneliti dan kolaborator yang bersangkutan mendiskusikan rancangan tindakan yang dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus II mengacu pada hasil refleksi siklus Iyang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. Melalui RPP siklus II tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II diadakan selama 2 kali pertemuan. Pada siklus II peneliti dan kolaborator merancang rencana pelaksanaan tindakan sebagai berikut:

commit to user

1) Peneliti bersama kolaborator melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran penjas.

2) Peneliti dan kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II gerak dasar menendang melalui modifikasi alat bantu pembelajaran.

3) Peneliti dan kolaborator menyiapkan sarana pembelajaran yang berupa bola plastik.

4) Peneliti dan kolaborator menyusun lembar observasi yang digunakan untuk mengamati selama proses pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan, yakni pada hari Jumat 25 Mei 2012 dan Kamis 7 Juni 2012, di lapangan SD Negeri 3 Losari. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan kolaborator, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.

Materi pada pelaksanaan siklus II, pertemuan pertama (Jumat, 25 Mei 2012) adalah praktik gerak dasar menendang melalui modifikasi alat bantu pembelajaran. Urutan pelaksaan tindakan Siklus II adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses pembelajaran

2) Peneliti memberikan pemanasan menggunakan permainan.

3) Peneliti memberikan penjelasan materi tentang gerak dasar menendang dan siswa mendengarkan penjelasan dari peneliti.

4) Peneliti menyiapkan siswa untuk berbaris saling berpasangan dan berhadapan.

5) Peneliti memberikan contoh bagaimana cara melakukan gerakan menendang yang benar yakni :

a) Awalan :

commit to user

(2) Kaki tumpu diletakkan di samping bola (3) Badan condong ke depan

(4) Sikap rileks

b) Sikap tubuh saat menendang:

(1) Ayunkan kaki sepak ke belakang (2) Ayunkan kaki sepak ke depan (3) Pandangan ke arah sasaran

(4) Bola disepak tepat pada titik pusatnya c) Gerak lanjutan:

(1) Kaki sepak mengikuti lintasan ayunan gerak kaki ke depan (2) Kaki sepak segera dilangkahkan ke depan

(3) Kaki tumpu menahan lajunya badan ke depan (4) Tangan rileks

6) Peneliti menyuruh siswa melakukan gerakan menendang secara berpasangan dengan gerakan yang benar dan bersungguh-sungguh. 7) Kemudian peneliti menyuruh siswa melakukan gerakan menendang

menggunakan formasi segitiga, dan menendang dengan permainan estafet bola.

8) Setelah itu peneliti menyuruh siswa melakukan gerakan menendang bola sambil berlari secara berpasangan.

9) Peneliti melanjutkan materi berikutnya yaitu bermain sepak bola menggunakan peraturan yang dimodifikasi.

10) Peneliti menyuruh siswa bermain sepak bola menggunakan peraturan yang dimodifikasi dengan menjunjung tinggi nilai kerjasama dan sportifitas.

11) Peneliti melakukan evaluasi serta mengontrol siswa saat melakukan gerakan, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan gerakan.

12) Peneliti memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar, sebelum memasuki materi selanjutnya.

commit to user

13) Peneliti mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi pertama

Materi pelaksanaan siklus II, pada pertemuan kedua (Kamis, 7 Juni 2012) ini adalah melalui modifikasi alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar menendang. Urutan pelaksanaan tindakan siklus II tersebut adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses pembelajaran

2) Peneliti memberikan pemanasan menggunakan permainan.

3) Peneliti memberikan penjelasan materi tentang gerak dasar menendang dan siswa mendengarkan penjelasan dari peneliti.

4) Peneliti menyiapkan siswa untuk berbaris saling berpasangan dan berhadapan.

5) Peneliti memberikan contoh bagaimana cara melakukan gerakan menendang yang benar yakni :

a) Awalan :

(1) Berdiri lurus di belakang bola

(2) Kaki tumpu diletakkan di samping bola (3) Badan condong ke depan

(4) Sikap rileks

b) Sikap tubuh saat menendang:

(1) Ayunkan kaki sepak ke belakang (2) Ayunkan kaki sepak ke depan (3) Pandangan ke arah sasaran

(4) Bola disepak tepat pada titik pusatnya c) Gerak lanjutan:

(1) Kaki sepak mengikuti lintasan ayunan gerak kaki ke depan (2) Kaki sepak segera dilangkahkan ke depan

(3) Kaki tumpu menahan lajunya badan ke depan (4) Tangan rileks

commit to user

6) Peneliti menyuruh siswa melakukan menendang secara berpasangan dengan gerakan yang benar dan bersungguh-sungguh.

7) Kemudian peneliti menyuruh siswa melakukan gerakan menendang menggunakan formasi segitiga, dan menendang dengan permainan estafet bola.

8) Setelah itu peneliti menyuruh siswa melakukan menendang bola sambil berlari secara berpasangan.

9) Peneliti melanjutkan materi berikutnya yaitu bermain sepak bola menggunakan peraturan yang dimodifikasi.

10) Peneliti menyuruh siswa bermain sepak bola menggunakan peraturan yang dimodifikasi dengan menjunjung tinggi nilai kerjasama dan sportifitas.

11) Peneliti melakukan evaluasi serta mengontrol siswa saat melakukan gerakan, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan gerakan.

12) Peneliti memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar, sebelum memasuki materi selanjutnya.

13) Diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi tentang apa yang telah dilakukan siswa.

c. Tahap Observasi

Observasi siklus II dilakukan selama siklus II berlangsung. Dalam melakukan observasi siklus II peneliti berkolaborasi dengan guru teman sejawat, adapun pelaksanaan siklus II, yakni :

1) Peneliti mengamati proses pembelajaran gerak dasar menendang secara langsung ketika proses pembelajaran pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Losari. Pada pertemuan pertama (Jumat, 25 Mei 2012, selama 2 x 35 menit), peneliti mengajarkan materi gerak dasar menendang, yakni menendang secara berpasangan, menendang dengan formasi segitiga,

commit to user

menendang dengan permainan estafet bola, menendang bola sambil berlari secara berpasangan, dan bermain sepak bola dengan peraturan yang dimodifikasi. Pada pertemuan kedua (Jum’at, 7 Juni 2012, selama 2 x 35 menit), peneliti memberikan materi selanjutnya yakni menendang secara berpasangan, menendang dengan formasi segitiga, menendang dengan permainan estafet bola, menendang bola sambil berlari secara berpasangan, dan bermain sepak bola dengan peraturan yang

dimodifikasi. Untuk mengetahui hasil perkembangan proses

pembelajaran selama siklus II maka setelah siklus II selesai diadakan tes keterampilan menendang.

2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II, sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

3) Peneliti melakukan proses melalui modifikasi alat bantu pembelajaran, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) melalui modifikasi alat bantu pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi, demonstrasi/unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan–pelaksanaan dengan alat yang dimodifikasi dan di desain dengan permainan–permainan yang mengarah pada materi gerak dasar menendang.

4) Peneliti memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti memberikan contoh permainan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah oleh guru. Sehingga mencapai hasil yang maksimal.

5) Peneliti dan siswa selalu memberikan applause pada setiap penampilan siswa. Peneliti juga memberikan reward berupa pujian, seperti: “Bagus sekali”, “Ayo semangat”, “ Ya Bagus”, “Bravo”, dan lain-lain. Suasana tampak hidup dengan semangat dan antusiasme siswa yang tinggi.

6) Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa dalam menerima pembelajaran materi gerak dasar menendang.

commit to user

7) Berdasarkan hasil pengamatan/observasi selama pelaksanaan siklus II berlangsung, hasil belajar siswa dapat diidentifikasi sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Belajar Menendang Siklus II Setelah Diberikan Tindakan Melalui Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran

No Rentang

Nilai Keterangan Kriteria

Jumlah

Anak Persentase

1 >84 Baik Sekali Tuntas 5 17%

2 80-84 Baik Tuntas 9 31%

3 75-79 Cukup Tuntas 11 38%

4 70-74 Kurang Tidak Tuntas 4 14%

5 <70 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0%

Jumlah 29 100%

Untuk lebih jelasnya, data hasil belajar menendang siklus II setelah diberikan tindakan melalui modifikasi alat bantu pembelajaran dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Gambar 4. Grafik Hasil Belajar Menendang Siklus II Setelah Diberikan Tindakan Melalui Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran

0 2 4 6 8 10 12

Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas

Tidak Tuntas Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali >84 80-84 75-79 70-74 <70 5 9 11 4 0 17% 31% 38% 14% 0% Jumlah Anak Persentase

commit to user

Dalam pelaksanaan siklus II terdapat kelebihan, adapun kelebihan pada pelaksanaan siklus II diantaranya :

1) Keadaan pembelajaran lebih efektif sebab saat awal proses belajar mengajar dilaksanakan siswa sudah tidak ada yang terlambat.

2) Siswa lebih dapat memahami konteks gerakan menendangdengan cermat

sebab siswa sudah terbiasa tentang pelaksanaan gerakan menendang. 3) Dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti dan kolaborator tidak

kerepotan dalam proses transfer materi kepada siswa.

4) Siswa sudah berani untuk bertanya kepada guru tentang gerakan yang belum dipahaminya.

Akan tetapi dalam pelaksanaan siklus II ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan siklus II, adapun kelemahan dalam pelaksanaan siklus II tersebut adalah:

1) Masih ada siswa yang belum memiliki rasa percaya diri yang baik, sehingga dalam belajar memiliki perasaan ragu-ragu terhadap hasil belajar yang dimiliki.

2) Masih ada siswa yang belum memiliki rasa pantang menyerah, sehingga frekuensi latihan/mencoba kurang di bandingkan siswa lain yang pantang menyerah.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:

1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada siklus II telah menunjukan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.

2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.

3) Melalui modifikasi alat bantu pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan kolaborator mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal,

commit to user

serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik.

4) Hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus II menunjukan hasil yang meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Pada kondisi awal yang semula 24% atau 7 siswa yang tuntas meningkat pada akhir siklus I menjadi 55 % atau 16 siswa dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 86% atau 25 siswa. Hasil ini menunjukan bahwa pada siklus II tersebut sudah diatas indikator ketercapaian.

5) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II, akan dipertahankan dan ditingkatkan.

6) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan siklus II, maka disusun langkah antisipatif, yakni: a) Guru akan melakukan pendekatan secara personal kepada siswa,

bahwa semua siswa memiliki hasil belajar untuk menerima pelajaran. b) Guru akan memberikan motivasi lebih kepada siswa supaya memiliki

sifat pantang menyerah.

Dokumen terkait