• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

F. Pemeriksaan Pajak

7. Tahap Pemeriksaan Pajak

Menurut Himayah (2005:22) Agar pemeriksaan dapat berjalan sesuai tujuan dan dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang ditetapkan, diperlukan alur kegiatan yang sistematis. Tahap pemeriksaan secara umum dibagi dalam tiga tahap yaitu persiapan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan pembuatan laporan.

a. Tahap persiapan pemeriksaan

Tahap ini mencangkup serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemeriksa sebelum melaksanakan tindakan pemeriksaan. Tujuan dari pemeriksaan ini agar pemeriksa memperoleh gambaran umum mengenai Wajib Pajak yang akan diperiksa, sehingga program pemeriksaan yang disusun sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 01/PJ.7.1990 tanggal 15 Nopember 1990 tentang Pedoman Pemeriksaan Pajak, meliputi kegiatan sebagai berikut:

Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran umum mengenai kegiatan Wajib Pajak berupa; kegiatan usaha, kewajiban perpajakan, organisasi dan administrasi perusahaan, struktur permodalan, susunan Direksi, dan lain-lain.

b) Menganalisa SPT dam laporan keuangan Wajib Pajak

Tujuannya adalah untuk menentukan hal yang harus diperhatikan pada waktu melakukan pemeriksaan dan menetukan perkiraan yang diprioritaskan, dan atau dikembangkan pemeriksaannya.

c) Mengidentifikasi Masalah

Tujuannnya adalah untuk menentukan apakah ada masalah yang memerlukan perhatian khusus dan sebagai bahan untuk menentukan ruang lingkup pemeriksaan yang akan dilakukan.

d) Melakukan pengenalan lokasi Wajib Pajak

Tujuannya adalah untuk mendapatkan kepastian mengenai alamat Wajib Pajak, lokasi usaha, denah lokasi, kebiasaan lain yang perlu diketahui, dan lain-lain.

e) Menentukan ruang lingkup pemeriksaan

Tujuannya adalah agar pemeriksa dapat menentukan luas dan arah pemeriksaan secara tepat.

Program pemeriksaan adalah suatu daftar prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan oleh pemeriksa dalam suatu pemeriksaan. Sedangkan prosedur pemeriksaan merupakan langkah pemeriksaan atau pengujian yang dilakukan terhadap objek yang diperiksa. Program pemeriksaan disusun berdasarkan hasil penelaahan yang diperoleh pada tahap persiapan pemeriksaan sebelumnya, agar pemeriksaan dapat mencapai hasil yang optimal, sebagai alat untuk mengawasi, membimbing, dan mengarahkan pelaksanaan pemeriksaan, dan merupakan referensi untuk pemeriksaan berikutnya.

g) Menentukan buku, catatan, dan dokumen yang akan dipinjam

Berdasarkan hasil penelaahan pada tahap pemeriksaan sebelumnya, pemeriksa harus menentukan buku, catatan dan dokumen yang akan dipinjam, sekaligus menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada Wajib Pajak sesuai dengan program pemeriksaan yang telah disusun.

h) Menyediakan sarana pemeriksaan

Agar pelaksanaan pemeriksaan dapat berjalan lancar, maka sebelum pemeriksa melakukan pemeriksaan perlu dipersiapkan sarana antara lain; Kartu Tanda Pengenal Pemeriksa, Surat Perintah Pemeriksaan Pajak, Surat Pemberitahuan tentang pemeriksaan pajak kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Surat Pemberitahuan tentang pemeriksaan pajak kepada Wajib Pajak, dan formulir lainnya.

b. Tahap pelaksanaan pemeriksaan

Setelah melakukan persiapan secara matang, pemeriksa pajak hendaknya segera memulai kegiatan pemeriksaannya dengan berpedoman pada keputusan KMK Nomor: 545/KMK.04/2000, yaitu:

1) Memeriksa di tempat Wajib Pajak

Yang dimaksud memeriksa di tempat Wajib Pajak adalah pemeriksaan yang dilakukan di Kantor atau di pabrik atau di tempat usaha atau di tempat tinggal atau di tempat lain yang diduga ada kaitannya dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak.

Tujuannya adalah untuk mengetahui dan mendapatkan data/fakta mengenai kegiatan Wajib Pajak yang sebenarnya, untuk mengetahui dan menilai sistem pengendalian intern, dan untuk meyakinkan kebenaran/keberadaan secara fisik aktiva tetap yang dilaporkan dan kepemilikannya.

2) Melakukan penilaian atas Sistem Pengendalian Intern

Tujuannya adalah untuk mengetahui lemah atau kuatnya sistem pengendalian intern sebagai dasar untuk menetukan dalamnya pengujian yang dilakukan.

3) Memutakhirkan ruang lingkup dan program pemeriksaan

Berdasarkan fakta/data/informasi yang diperoleh pada waktu pemeriksaan setempat dan setelah memperhatikan hasil penilaian

sistem pengendalian intern, pemeriksa menelaah dan menyusun kembali program pemeriksaan yang dibuat pada tahap persiapan pemeriksaan.

4) Melakukan pemeriksaan atas buku, catatan, dan dokumen

Tujuannya adalah untuk meyakinkan kebenaran angka yang dicantumkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) dengan membandingkannya terhadap angka yang ada dalam pembukuan dan dokumen pendukungnya dan untuk menentukan apakah angka yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) telah sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

5) Melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga bila dianggap perlu Tujuannya adalah untuk meneguhkan kebenaran data atau informasi dari Wajib Pajak dengan bukti yang diperoleh dari pihak ketiga.

6) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak yang diperiksa

Tujuannya adalah untuk menjelaskan mengenai koreksi fiskal dari hasil pemeriksaan yangtelah dilakukan.

7) Melakukan pembahasan akhir atas hasil pemeriksaan (closing conference)

Menurut KMK Nomor: 545/KMK.04/2000 Pasal 1 angka 4, Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan (closing conference) adalah pembahasan yang dilakukan antara pemeriksa pajak dan Wajib Pajak

atas temuan selama pemeriksaan, dan hasil bahasan temuan tersebut baik yang disetujui dituangkan dalam berita acara hasil pemerikasaan yang ditandatangani oleh pemeriksa pajak dan Wajib Pajak.

Selanjutnya dalam KMK yang sama dalam pasal 15, beberapa poin diantaranya menyebutkan tentang hal yang harus ditaati dalam rangka Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan yaitu sebagai berikut:

a) Dalam rangka Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, pemeriksa pajak wajib memberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak tentang Hasil Pemeriksaan berupa hal yang berbeda antara Surat Pemberitahuan (SPT) dengan hasil pemeriksaan untuk ditanggapi oleh Wajib Pajak.

b) Atas pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Wajib Pajak menyampaikan tanggapan secara tertulis.

c) Berdasarkan tanggapan tertulis dari Wajib Pajak, pemeriksa pajak mengundang Wajib Pajak untuk menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan.

d) Dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, Wajib Pajak dapat didampingi oleh konsultasi pajak dan atau Akuntan Publik e) Dalam pemeriksaan lapangan, Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan,

tanggapan oleh Wajib Pajak atas pemberitahuan hasil pemeriksaan, dan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan diselesaikan dalam jangka waktu paling lama tiga minggu.

f) Apabila Wajib Pajak tidak memberikan tanggapan dan atau tidak menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (3) wajib dibuatkan Berita Acara, dan Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Tagihan Pajak (STP) diterbitkan secara jabatan berdasarkan hasil pemeriksaan yang disampaikan kepada Wajib Pajak.

Untuk poin (e), dalam petunjuk pelaksanaannya, proses pemberitahuan hasil pemeriksaan sampai dengan persetujuan atau penandatanganan Berita Acara Hasil Pemeriksaan harus diselesaikan dalam jangka waktu paling lama tiga minggu untuk Pemeriksaan Lapangan dan dua minggu untuk Pemeriksaan Sederhana Lapangan terhitung sejak Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan diterima Wajib Pajak.

Tujuan dari tahap ini adalah untuk membuat Berita Acara Hasil Pemeriksaan yang harus ditandatangani oleh Wajib Pajak dan pemeriksa.

c. Tahap pembuatan Laporan Pemeriksaan Pajak

Menurut Firdaus (2007:26) Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) adalah laporan yang dibuat oleh pemeriksa pada akhir pelaksanaan pemeriksaan yang merupakan ikhtisar dan penuangan semua hasil pelaksanaan tugas pemeriksaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) menyajikan penilaian serta pengujian atas ketaatan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang diperiksa, yang disarikan dari Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP).

Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) digunakan sebagai dasar penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Tagihan Pajak (STP) atau untuk tujuan lain dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundangan perpajakan.

Dokumen terkait