• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakim anak adalah hakim yang ditetapkan oleh Ketua Hakim yang ditetapkan oleh ketua mahkamah agung RI sebagai hakim berwenang memeriksa, mengadili dan memutus perkara anak nakal di pengadilan.154

d. telah berpengalaman sebagai hakim dalam lingkungan peradilan umum; Berdasarkan Pasal 43 ayat (2) Undang-Undang nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan anak, hakim anak harus mempunyai kualifikasi:

e. mempunyai minat, perhatian, dedikasi, dan memahami masalah Anak; dan f. telah mengikuti pelatihan teknis tentang peradilan Anak155

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 1974 diangkatlah hakim anak oleh ketua mahmah agung tanpa pelatihan khusus. Setelah lahirnya undang-undang yang baru, undang-undang-undang-undang nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan anak. Maka pada kata sistem tersebut timbulnya kekhususan tentang anak berdasarkan sertifikasi anak. Pada peradilan negeri tanjung balai hanya ada 2 orang hakim yang yang sudah bersertifikasi. Sertifikasi tersebut mungkin diklatnya melihat dia harus memiliki dedikasi, harus mempunyai perhatian atas anak. Seorang hakim anak bukan masalah sertifikatnya tetapi harus menjiwai

154

Sri Sutatlek, Mencari Hakim Anak yang Ideal, Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2015, hal.15

155

Pasal 43 ayat (2) undang-undang nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak

anak secara psikologis tersebut karena sudah mendapatkan pelatihan langsung mengenai anak.156

Peranan Hakim Anak tidak berbeda dengan peranan hakim pada umumnya dan peranan hakim sendiri tidak dapat dipisahkan dari peranan pengadilan yaitu wajib memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara dimana pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas (Pasal 16 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman).157akan tetapi dalam perkara anak dikenal dengan nama diversi, dimana diversi bertujuan memulihkan kembali hubungan antara pihak pelaku dan korban dengan tujuan berdamai tetapi diadili lagi secara litigasi. Persidangan perkara anak berbeda dengan orang dewasa dimana pemeriksaannya bersifat tertutup untuk umum, tidak menggunakan atribut, harus didampingi orang tua atau pengacara dan juga lembaga bimbingan anak.158 Pada ruang khusus anak, diharapkan adanya suasana kekeluargaan sehingga anak merasa tenang, nyaman, tidak merasa tertekan, dana pemeriksaan dilakukan secara tertutup. Ketentuan undang-undang sistem peradilan pidana anak dikorelasi dengan dimensi anak disidangkan dalam khusus anak.159

Pada persidangan adanya juga keharusan pemisahan persidangan dengan orang dewasa baik berstatus sipil maupun militer, Bapas pun turut serta membuat

156

Hasil wawancara dengan Hakim Ketua yang menangani kasus anak di Tanjung Balai, ibu Ulina Marbun pada tanggal 22 juni 2016

157

Sudikno Mertokusumo dan Mr. A. Pitlo, Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hlm.8.

158

Op.cit,Maidin Gultom, hal.145

159

Laporan Penelitian Kemasyarakatan terhadap anak dan juga hukuman yang dijatuhkan harus lebih ringan.160

1. Ketua pengadilan wajib menetapkan Hakim atau majelis hakim untuk menangani perkara Anak paling lama 3 (tiga) hari setelah menerima berkas perkara dari Penuntut Umum.

Pada tahap diversi yang sering berhasil pada tahap penyidikan atau kepolisian, lalu melaporkan kepada pengadilan dan pengadilan mengeluarkan penetapan atas keberhasilan diversi.

Menurut ketentuan Pasal 7 Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak, Diversi hanya dapat dilaksanakan kepada anak yang diancam dengan pidana penjara di bawah 7 (tujuh) tahun, dan bukan merupakan pengulangan tindak pidana (residive). Hal ini sangat perlu diperhatikan untuk memperkecil potensi pemaksaan dan intimidasi pada semua tahap proses diversi. Seorang anak tidak boleh merasa tertekan atau ditekan agar menyetujui program-program diversi. Kesepakatan Diversi harus mendapatkan persetujuan korban dan/atau keluarga Anak Korban serta kesediaan Anak dan keluarganya, kecuali untuk tindak pidana yang berupa pelanggaran, tindak pidana ringan, tindak pidana tanpa korban, atau nilai kerugian korban tidak lebih dari nilai upah minimum provinsi setempat. Terkait penerapannya dalam pemeriksaan dipersidangan diatur dalam pasal 52 Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak yang menyebutkan :

2. Hakim wajib mengupayakan Diversi paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan oleh ketua pengadilan negeri sebagai Hakim.

160 ibid

3. Diversi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari.

4. Proses Diversi dapat dilaksanakan di ruang mediasi pengadilan negeri. 5. Dalam hal proses Diversi berhasil mencapai kesepakatan, Hakim

menyampaikan berita acara Diversi beserta kesepakatan Diversi kepada ketua pengadilan negeri untuk dibuat penetapan.

6. Dalam hal Diversi tidak berhasil dilaksanakan, perkara dilanjutkan ke tahap persidangan.

Sistem Diversi yang merupakan salah satu pendekatan dari restorative

justice ditegaskan mengenai pelaksanaannya di dalam peraturan

perundan-undangan di Indonesia, yaitu pada Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, yaitu pada Pasal 5, dimana menurut Marlina Konsep Restorative Justicemerupakan proses penyelesaian tindakan pelanggaran

hukum yang terjadi dilakukan dengan membawa Korban dan Pelaku (tersangka) bersama-sama duduk dalam satu pertemuan untuk bersama-sama berbicara.161

Konsep restorative justice bisa dijadikan masukan dalam rangka memberikan perlindungan kepada anak yang berkonflik dengan hukum. Tujuan utama dari restorative justice adalah perbaikan atau pergantian kerugian yang diderita oleh korban, pengakuan pelaku terhadap luka yang diderita oleh korban atau masyarakat akibat tindakannya, konsiliasi dan rekonsiliasi pelaku, Korban dan masyarakat.162

161

Marlina, Op.cit hal. 180

162

Marlina dalam Reyner Timothy Danielt, Penerapan Restorative Justice Terhadap

Tindak Pidana Anak Pencurian Oleh Anak DI Bawah Umur, Artikel Skripsi Lex

etSocietas,Vol.II/No.6/Juli/2014,Manado,Universitas Sam Ratulangi,2014.,hlm.18

masyarakat, memperbaiki diri dengan cara menghadapkan anak sebagai pelaku berupa pertanggungjawaban kepada korban atas tindakannya.163

Pada tahap pembuktian dipengadilan keabsahan keterangan pelaku anak dan saksi korban anak. Anak yang menjadi pelaku dipersidangan tidak disumpah karena dalam persidangan dia hanya memberi keterangan, tetapi sang anak dapat disumpah dan tidak disumpah. Terdapat pembagian dimana usia korban dibawah 15 tahun tidak dapat disumpah, tetapi jika sudah diatas 15 tahun saksi korban anak wajib disumpah. Karena sudah disumpah maka keterangannya mengikat. Maka dari keterangan tersebutlah menjadi pertimbangan hakim sehingga dengan ada sumpah tersebut maka dia terikat dengan sumpahnya. Jika saksi yang telah bersumpah berkata hal yang tidak sebenarnya maka dapat dijatuhkan hukuman pidana. seorang hakim dalam menjatuhkan sanksi terhadap terdakwa berdasarkan Proses persidangan anak di daerah tanjung balai dilakukan secara singkat dimulai pada tahap kepolisan, kejaksaan hingga kepengadilan. Ruang persidangan tersendiri, hakim yang digunakan hakim tunggal tetapi pada saat ini pengadilan tanjung balai tidak memiliki telekomfrence, dimana korbannya bertempat tinggal yang jauh atau sang korban memiliki rasa takut. Selama persidangan diterima hak-hak yang diterima anak baik pelaku maupun korban yang dilihat berdasarkan KUHAP, salah satu hak yang diterima oleh anak adalah orang tua wajib mendampingi sang anak, penasihat hukum. Pada proses pembuktian di daerah tanjung balai paling lama menangani kasus selama 25 hari termasuk diversi sudah harusPutus.

163

alat bukti, keterengan saksi dan terdakwa ditambah keyakinan hakim. Pada keyakinan hakim ada 2 pandangan mengenai anak dibawah 15 tahun yaitu

1. anak tersebut masih polos 2. anak diperdaya orang lain.164

Anak yang belum berusia 12 tahun, walaupun melakukan tindak pidana yang belum dapat diajukan ke sidang pengadilan anak. Hal tersebut didasarkan pertimbangan sosiologis, psikologis, dan paedagogis, bahwa anak yang belum berumur 12 tahun itu belum dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya.165 Menurut undang-undang nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak, pasal 69 ayat (2), anak yang belum berusia 14 tahun hanya dapat dikenai tindakan, sedangkan Pasal 70 menyatakan bahwa ringannya perbuatan, keadaan pribadi anak, atau keadaan pada waktu dilakukan perbuatan atau yang terjadi kemudian dapat dijadikan dasar pertimbangan hakim untuk tidak menjatuhkan pidana atau mengenakan tindakan dengan mempertimbangkan segi keadilan dan kemanusiaan.166

164

Hasil wawancara dengan Hakim Ketua yang menangani kasus anak di Tanjung Balai, ibu Ulina Marbun pada tanggal 22 juni 2016

165

Darwin Prinst, Opcit hal.27

166

Abintoro Prakasa, Opcit hal. 89

Menurut ketentuan pasal 10 KUHP, hukuman itu terdiri dari hukuman pokok dan hukuman tambahan. Hukuman pokok terdiri hukuman mati, hukuman penjara yang dapat berupa hukuman seumur hidup dan hukuman sementara waktu, hukuman kurungan dan hukuman denda. Sementara hukuman tambahan dapat berupa pencabutan beberapa hak tertentu, perampasan barang tertentu dan pengumuman keputusan hakim.

Undang-undang nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak tidak mengikuti ketentuan sanksi pidana yang tertuang dalam pasal 10 KUHP itu namun membuat sanksi secara tersendiri. Pidana anak dimuat pada pasal 71 ayat (1) dan (2) yang berisikan

(1) Pidana Pokok bagi anak terdiri atas : b. Pidana Peringatan

c. Pidana dengan syarat:

1. Pembinaan di luar lembaga 2. Pelayanan masyarakat 3. Pengawasan

d. Pelatihan kerja

e. Pembinaan dalam lembaga

f. Penjara

(2) Pidana tambahan terdiri atas :

a. Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana b. Pemenuhan kewajiban adat167

Perlindungan anak dimaksud untuk melindungi dan mengayomi anak yang berhadapan dengan hukum agar anak dapat menyongsong masa depannya yang masih panjang serta memberi kesepakatan kepada anak agar melalui pembinaan akan diperoleh jati dirinya untuk menjadi manusia yang mandiri bertanggung jawab, dan berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Perampasan kemerdekaan merupakan upaya terakhir merupakan pada dasarnya

167

anak tidak dapat dirampas kemerdekaan, kecuali terpaksa guna kepentingan penyelesaian perkara. Dalam proses peradilan pidana anak sebagai pelaku maka dikembangkan hak-hak demi mewujudkan perlindungan hukum bagi anak. 168

Pada Undang-Undang Perlindungan Anak, kenakalan ringan anak dapat jatuhkan pidana denda. Tidak selamanya pihak pelaku dapat membayar denda, maka hukuman tersebut dialihkan ke latihan kerja. Pidana denda yang dibayar akan diserahkan ke negara dan dari negara akan diserahkan ke dinas sosial mengarahkan kepada yang memerlukan biaya. Kepada pihak korban yang memerlukan penanganan khusus disediakan lembaga khusus seperti KPAI, tetapi di tanjung balai belum ada meminta penanganan khusus mengenai perkara tersebut.

Pada pengadilan Negeri tanjung balai, Pertimbangan seorang hakim dalam menjatuh vonis dilihat dari maximum hukuman untuk anak walau tidak sama dengan hukuman orang dewasa meskipun perbuatannya dikatagorikan sadis, anak dapat dikembalikan kepada orang tuanya. Di dalam sistem peradilan anak tidak ditemukan hukuman minimum, jadi jika anak melakukan tindak pidana maka tidak ada dikenakan hukuman minimum. Pada praktiknya, putusan hakim di tanjung balai tidak pernah terjadi pernyimpangan dengan undang-undang perlindungan anak, karena di dalam sistem perlindungan bersifat melindungi. Penjara merupakan ultimatum rimedium, dimana penjara merupakan terapi

terakhir buat anak.

169

168

Abintoro Prakasa, Opcit hal. 103

169

Hasil wawancara dengan Hakim Ketua yang menangani kasus anak di Tanjung Balai, ibu Ulina Marbun pada tanggal 22 juni 2016

Tabel dibawah merupaka beberapa contoh kasus kenakalan remaja yang

timbul di daerah tanjung balai serta putusan yang dijatuhkan.

pada tabel diatas , merupakan beberapa kasus yang sampai pada tahap pengadilan. Kasus yang sering terjadi adalah Tindak Pidana Narkotika, tetapi pada daerah kawasan Tanjung balai, kasus yang sering dihadapi adalah Pencabulan dan Pencurian.

No Nomor register Nama anak Usia klasifikasi Tuntutan PU Putusan

1. 7/Pid.sus.anak/2015/Pn.Tjb Aldi setiawan

(aldi)

17 tahun Perlindungan

anak

6 tahun denda 300

juta rupiah subs 6

bulan pelatihan

kerja

1 tahun denda 100

juta rupiah subs 3

bulan pelatihan

kerja

2. 11 Pid.sus.anak/2015/Pn.Tjb Syahrial 17 tahun Kejahatan yang

membahayakan

kemanan umum

bagi orang atau

barang

1 tahun 6 bulan 9 bulan

3. 12 Pid.sus.anak/2015/Pn.Tjb Eric Syahputra

(Acen bin Huang

kuong Chien)

16 tahun Perjudian 5 bulan 5 bulan

4. 17 Pid.sus.anak/2015/Pn.Tjb Jais 16 tahun Pelanggaran

kesuilaan

1 tahun 6 bulan

denda 800 juta

rupiah subs 6 bulan

pelatihan kerja

6 bulan denda 60

juta rupiah subs 3

bulan pelatihan

kerja

5. 1 Pid.sus.anak/2016/Pn.Tjb Jaya Prana

Panjaitan

16 tahun Narkotika 1 tahun 6 bulan

denda 1 miliyar

rupiah subs 9 bulan

pelatihan kerja

1 tahun denda 1

miliyar rupiah subs

6 bulan pelatihan

Dokumen terkait