Bab III: Metode Penelitian
F. Prosedur Penelitian
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah diperoleh hasil skor skala penyesalan pasca pembelian dan kontrol diri, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 17.0 for windows.
G. Hasil Uji Coba Alat Ukur
1. Hasil Uji Coba Skala Penyesalan Pasca Pembelian
Jumlah item yang diuji cobakan sebanyak 16 item dan terdapat 15 item yang memenuhi indeks diskriminasi rix ≥ 0.3. Azwar (2013) menyatakan bahwa sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total biasanya digunakan batasan rix ≥ 0.3. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.3 daya bedanya dianggap memuaskan.
Sebanyak 1 item dinyatakan gugur, yaitu item nomor 12. Item-item yang memiliki daya beda tinggi bergerak dari rix = 0.351 sampai dengan rix = 0.644. Distribusi item-item yang memiliki daya beda tinggi disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.
Blue Print Skala Penyesalan Pasca Pembelian Setelah Uji Coba
Variabel Komponen Favorable Total
Penyesalan Pasca Pembelian (X)
Penyesalan terhadap alternatif yang tidak
1, 5, 9, 13 4
dipilih relibilitas skala penyesalan pasca pembelian adalah 0.817. Selanjutnya dilakukan penomoran baru bagi item-item yang diikutsertakan dalam skala untuk penelitian. Distribusi item-item skala penyesalan pasca pembelian yang digunakan dalam penelitian disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4. Blue Print Skala Penelitian Penyesalan Pasca Pembelian
Variabel Komponen Favorable Total
Penyesalan Pasca
perubahan yang signifikan Penyesalan
dikarenakan kurangnya pertimbangan
3, 7, 11, 14 4
Penyesalan akibat dari pertimbangan yang berlebihan
4, 8, 15 3
Total 15
2. Hasil Uji Coba Skala Kontrol Diri
Jumlah item yang diuji cobakan sebanyak 30 item dan terdapat 23 item yang memenuhi indeks diskriminasi rix ≥ 0.3. Azwar (2013) menyatakan bahwa sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total biasanya digunakan batasan rix ≥ 0.3. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.3 daya bedanya dianggap memuaskan.
Sebanyak 7 item dinyatakan gugur, yaitu item nomor 2, 3, 10, 16, 22, 25, dan 26. Item-item yang memiliki daya beda tinggi bergerak dari rix = 0.315 sampai dengan rix = 0.675. Distribusi item-item yang memiliki daya beda tinggi disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 5.
Blue Print Skala Kontrol Diri Setelah Uji Coba
Variabel Aspek Indikator
- Mampu mengatur diri sendiri.
- Mampu meminta pendapat
Uji reliabilitas dilakukan terhadap 23 item tersebut. Hasil uji coba relibilitas skala penyesalan pasca pembelian adalah 0.848. Selanjutnya dilakukan penomoran baru bagi item-item yang diikutsertakan dalam skala untuk penelitian. Distribusi item-item skala penyesalan pasca pembelian yang digunakan dalam penelitian disajikan pada tabel berikut.
Tabel 6.
Blue Print Skala Penelitian Kontrol Diri
Variabel Aspek Indikator
- Mampu mengatur diri sendiri.
- Mampu meminta pendapat
Kemampuan mengambil
Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data yang telah diperoleh ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diiterpretasikan.
Analisis data penelitian ini adalah analisis statistik karena dapat menunjukkan kesimpulan atau generalisasi penelitian.
Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif kontrol diri terhadap penyesalan pasca pembelian pada mahasiswa yang membeli produk online.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian kedua variabel terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji one-sample Kolmogorov Smirnov dengan bantuan SPSS for windows versi 17.0. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai p > 0.05.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel. Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki
hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Asumsi linearitas sendiri adalah asumsi yang menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang hendak dianalisis itu mengikuti garis lurus, sehingga jika persamaan regresi yang diperoleh dibuat grafiknya, maka akan terlihat grafik yang berbentuk garis linier. Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan F dengan nilai p < 0.05.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan analisa data dan pembahasan, yang diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dan pembahasan.
A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN
1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia subjek penelitian, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 7.
Gambaran Subjek Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
18 tahun 31 9%
19 tahun 53 15.4%
20 tahun 79 22.9%
21 tahun 96 27.8%
22 tahun 61 17.7%
23 tahun 18 5.2%
24 tahun 7 2%
Total 345 100%
Usia yang ditetapkan peneliti sebagai subjek penelitian berdasarkan usia remaja, yang dimana masa remaja berada pada usia 14-24 tahun (Sarwono, 2002; Priatini, Latifah, & Guhardja, 2008). Sedangkan usia remaja menurut Hurlock (1988) dimulai dari usia 13-17 tahun, yaitu usia
matang secara hukum. Dikarenakan subjek penelitian dikhususkan pada mahasiswa, maka digunakan konsep usia mahasiswa oleh Sarwono, yaitu usia 18-30 tahun. Kedua batasan usia ini akhirnya dipakai dan digunakan dalam karakteristik sampel penelitian, dan untuk mempersempit karakteristik, diambil usia 18-24 tahun karena sesuai dengan usia mahasiswa S1.
2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 8.
Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-Laki 128 37.1%
Perempuan 217 62.9%
Total 345 100%
3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Fakultas
Berdasarkan fakultas subjek penelitian, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 9.
Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi 23
6.6%
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 23
6.6%
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 23
6.6%
B. UJI ASUMSI PENELITIAN
Sebelum dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi pada data penelitian yang diperoleh, yakni meliputi uji normalitas sebaran, uji linearitas, kemudian dilakukan uji hipotesis. Analisa tersebut dilakukan dengan menggunakan fasilitas komputerisasi SPSS 17.0 for windows.
1. Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian telah menyebar secara normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode one-sample Kolmogorov-Smirnov. Sebaran data dikatakan terdistribusi normal dengan p > 0.05, sedangkan jika p < 0.05 maka sebaran data dikatakan tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10.
Normalitas Sebaran Variabel Kontrol Diri dan Penyesalan Pasca Pembelian
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji normalitas antara kedua variabel tersebut diperoleh nilai Z = 1.535 dan p = 0.018, dengan p > 0.05 artinya distribusi data telah menyebar secara normal.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian, yaitu variabel bebas (kontrol diri) dan variabel tergantung (penyesalan pasca pembelian) memiliki hubungan linier. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan test for linearity. Variabel bebas (kontrol diri) dapat dikatakan memiliki hubungan yang linier terhadap variabel tergantung (penyesalan pasca pembelian) apabila memiliki nilai p < 0.05.
Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11.
Hasil Uji Linearitas Variabel Kontrol Diri dan Penyesalan Pasca Pembelian
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
PPR * KD Between Groups (Combined) 15457.192 45 343.493 2.734 .000
Linearity 3725.840 1 3725.840 29.653 .000
Deviation from Linearity
11731.352 44 266.622 2.122 .000
Within Groups 37568.935 299 125.649
Total 53026.128 344
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa nilai p = 0.000. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai p < 0.05 yang artinya terdapat hubungan yang linier antara kontrol diri dengan penyesalan pasca pembelian.
C. HASIL ANALISIS DATA 1. Uji Analisis Regresi
Berikut ini akan dijelaskan hasil pengolahan data mengenai pengaruh kontrol diri dengan penyesalan pasca pembelian yang diperoleh dengan menghitung koefisien korelasi. Metode yang digunakan dalam mengkorelasikan data adalah uji analisis regresi dengan bantuan program SPSS for windows versi 17.0. apabila suatu korelasi memiliki nilai probabilitas kurang dari 0.05 atau p < 0.05, maka hubungan korelasi tersebut adalah signifikan.
Tabel 12.
Tabel Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .265a .070 .068 11.989
Tabel 13.
Tabel Anova
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3725.840 1 3725.840 25.922 .000a
Residual 49300.288 343 143.733
Total 53026.128 344
a. Predictors: (Constant), KD b. Dependent Variable: PPR
Hasil perhitungan pada tabel 12 dan 13 menyatakan bahwa koefisien korelasi sebesar R = 0.265 dengan p = 0.000. Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kontrol diri dengan penyesalan pasca pembelian pada taraf kepercayaan 95%. Dengan demikian hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara kontrol diri dengan penyesalan pasca pembelian pada mahasiswa yang membeli produk online diterima.
Dari hasil analisis regresi pada tabel 12, koefisien determinan (R-square) yang diperoleh dari pengaruh kontrol diri dengan penyesalan pasca
pembelian adalah sebesar 0.070 (R-square/r2 = 0.070). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kontrol diri dengan penyesalan pasca pembelian pada mahasiswa yang membeli produk online adalah sebesar 7%. Artinya, kontrol diri memberikan sumbangan efektif sebesar 7% dalam membentuk penyesalan pasca pembelian, sedangkan sisanya 93% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti valensi, tanggung jawab yang dirasakan, keterlibatan, waktu dalam pengambilan keputusan, adanya alternatif pilihan,
sifat pembelian, self-esteem, perbandingan sosial, jenis kelamin, counterfactual thoughts, dan karakteristik kepribadian yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
Tabel 14.
Tabel Koefisien
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 92.816 3.342 27.769 .000
KD -.360 .071 -.265 -5.091 .000
a. Dependent Variable: PPR
Selain itu, rumus persamaan umum regresi linear sederhana adalah Y
= a + bX. Dengan berdasarkan pada tabel 14, maka garis persamaan regresi adalah Y = 92.816 + (-0.360)*X atau dapat disederhanakan menjadi Y = 92.816 – 0.360*X. Garis persamaan regresi yang dihasilkan menjadi penyesalan pasca pembelian = 92.816 – 0.360* kontrol diri. Artinya, nilai penyesalan pasca pembelian akan berkurang menjadi 92.816 – 0.360 jika nilai kontrol diri = 1 satuan. Dengan kata lain, bahwa semakin tinggi kontrol diri, maka akan semakin rendah penyesalan pasca pembelian pada mahasiswa yang membeli produk online. Sebaliknya, semakin rendah kontrol diri, maka semakin tinggi penyesalan pasca pembelian yang dialaminya.
2. Deskripsi Data
Deskripsi data penelitian ini dilampirkan guna mengetahui karakteristik data pokok yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan. Deskripsi data pokok yang dilampirkan adalah perbandingan mean empirik dan mean hipotetik penelitian, serta distribusi skor perolehan
berdasarkan kategori tertentu. Mean empirik diperoleh berdasarkan respon yang diberikan oleh subjek, sedangkan mean hipotetik diperoleh berdasarkan respon yang mungkin siberikan subjek untuk jawaban yang diberikan pada skala. Dalam penelitian ini, skala yang diberikan adalah skala kontrol diri dan skala penyesalan pasca pembelian.
a. Deskripsi Data Variabel Kontrol Diri
Setelah uji reliabilitas, terdapat 23 item yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dapat dianalisis dengan rentang nilai 1 – 5.
Dengan rentang nilai ini, maka total skor minimum yang diperoleh adalah 23, sedangkan total maksimum adalah 115. Sementara berdasarkan data hasil di lapangan diperoleh skor minimum 56 dan skor maksimum 105. Perbandingan nilai empirik dan hipotetik untuk skala kontrol diri dapat diketahui dari tabel berikut.
Tabel 15.
Deskripsi Skor Hipotetik Data Kontrol Diri Skor Hipotetik
Min Maks Mean SD
23 115 69 15.3
Tabel 16.
Deskripsi Skor Empirik Data Kontrol Diri Skor Empirik
Min Maks Mean SD
30 105 76.12 12.416
Berdasarkan tabel 15 dan tabel 16 di atas, didapatkan hasil mean hipotetik untuk variabel kontrol diri sebesar 69 dengan standar deviasi 15.3 dan mean empirik adalah 76.12 dengan standar deviasi sebesar 12.416. Terdapat dari perbandingan antara mean hipotetik dan mean empirik, yaitu dapat dilihat bahwa lebih besar mean empirik daripada mean hipotetik dengan selisih sebesar 7.12. Jika dilihat dari skor mean
empirik dan dibandingkan dengan hasil kategorisasi, maka dapat dikatakan bahwa tingkat kontrol diri subjek dalam penelitian ini tergolong sedang.
b. Kategorisasi Data Variabel Kontrol Diri
Data dikelompokkan dalam tingkatan-tingkatan untuk kemudian disusun menurut norma tertentu. Data dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu rendah, sedang, dan tinggi dengan rumus (Azwar, 2013):
Rendah : x < (μ-σ)
Sedang : (μ- σ) ≤ x < (μ+ σ) Tinggi : x ≥ (μ+ σ)
Besar skor mean hipotetik kontrol diri adalah 69 dan standar deviasi 15.3, sehingga diperoleh kategorisasi data kontrol diri beserta presentase dapat diihat pada tabel berikut.
Tabel 17.
Kategorisasi Data Kontrol Diri
Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Presentase
Kontrol Diri
x < 54 Rendah 28 8.1%
54 ≤ x ≤ 84 Sedang 246 71.3%
x ≥ 84 Tinggi 71 20.6%
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar subjek memiliki kontrol diri yang berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 246 orang (71.3%), sedangkan sisanya memiliki kontrol diri yang berada pada kategori rendah, yaitu 28 orang (8.1%) dan kategori tinggi, yaitu sebanyak 71 orang (20.6%). Berdasarkan tabel 16, skor empirik menunjukkan hasil mean empirik untuk variabel kontrol diri didapat sebesar 76.12, hal ini dapat diartikan bahwa rata-rata kontrol diri yang dimiliki oleh sampel penelitian berada pada kategori sedang.
c. Deskripsi Data Variabel Penyesalan Pasca Pembelian
Setelah uji reliabilitas, terdapat 15 item yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dapat dianalisis dengan rentang nilai 1 – 5.
Dengan rentang nilai ini, maka total skor minimum yang diperoleh adalah 15, sedangkan total maksimum adalah 75. Sementara berdasarkan
data hasil di lapangan diperoleh skor minimum 20 dan skor maksimum 75. Perbandingan nilai empirik dan hipotetik untuk skala kontrol diri dapat diketahui dari tabel berikut.
Tabel 18.
Deskripsi Skor Hipotetik Data Penyesalan Pasca Pembelian Skor Hipotetik
Min Maks Mean SD
15 75 45 10
Tabel 19.
Deskripsi Skor Empirik Data Penyesalan Pasca Pembelian Skor Empirik
Min Maks Mean SD
20 75 46.38 9.142
Berdasarkan tabel 18 dan tabel 19 di atas, didapatkan hasil mean hipotetik untuk variabel penyesalan pasca pembelian sebesar 45 dengan standar deviasi 10 dan mean empirik adalah 46.38 dengan standar deviasi sebesar 9.142. Terdapat dari perbandingan antara mean hipotetik dan mean empirik, yaitu dapat dilihat bahwa lebih besar mean empirik
daripada mean hipotetik dengan selisih sebesar 1.38. Jika dilihat dari skor mean empirik dan dibandingkan dengan hasil kategorisasi, maka dapat dikatakan bahwa tingkat penyesalan pasca pembelian subjek dalam penelitian ini tergolong sedang.
d. Kategorisasi Data Variabel Penyesalan Pasca Pembelian
Data dikelompokkan dalam tingkatan-tingkatan untuk kemudian disusun menurut norma tertentu. Data dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu rendah, sedang, dan tinggi dengan rumus (Azwar, 2013):
Rendah : x < (μ-σ)
Sedang : (μ- σ) ≤ x < (μ+ σ) Tinggi : x ≥ (μ+ σ)
Besar skor mean hipotetik penyesalan pasca pembelian adalah 45 dan standar deviasi 10, sehingga diperoleh kategorisasi data penyesalan pasca pembelian beserta presentase dapat diihat pada tabel berikut.
Tabel 20.
Kategorisasi Data Penyesalan Pasca Pembelian
Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Presentase Penyesalan
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar subjek memiliki penyesalan pasca pembelian yang berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 258 orang (74.8%), sedangkan sisanya memiliki penyesalan pasca pembelian yang berada pada kategori rendah, yaitu sebanyak 29 orang (8.4%) dan kategori tinggi, yaitu sebanyak 58 orang (16.8%). Berdasarkan tabel 19, skor empirik menunjukkan hasil mean
empirik untuk variabel penyesalan pasca pembelian didapat sebesar 46.38, hal ini dapat diartikan bahwa rata-rata penyesalan pasca pembelian yang dimiliki oleh sampel penelitian berada pada kategori sedang.
Setelah mengetahui pengkategorisasian kedua variabel penelitian, hasilnya dapat dimasukkan dalam tabel penyebaran variabel dalam bentuk matriks kategorisasi yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 21.
Matriks Kategorisasi Skor Hipotetik Variabel Kontrol Diri dengan Penyesalan Pasca Pembelian
Matriks di atas menunjukkan bahwa hubungan variabel yang memiliki presentase terbesar terlihat pada frekuensi mahasiswa yang memiliki skor kontrol diri sedang dan skor penyesalan pasca pembelian sedang sebanyak 211 orang (61.1%). Frekuensi mahasiswa yang memiliki skor kontrol diri sedang dan skor penyesalan pasca pembelian
skor kontrol diri sedang dan skor penyesalan pasca pembelian rendah sebanyak 12 orang (3.5%). Frekuensi mahasiswa yang memiliki skor kontrol diri tinggi dan skor penyesalan pasca pembelian sedang sebanyak 47 orang (13.6%). Frekuensi mahasiswa yang memiliki skor kontrol diri tinggi dan skor penyesalan pasca pembelian rendah sebanyak 17 orang (5%). Frekuensi mahasiswa yang memiliki skor kontrol diri tinggi dan skor penyesalan pasca pembelian tinggi sebanyak 7 orang (2%).
Frekuensi mahasiswa yang memiliki skor kontrol diri rendah dan skor penyesalan pasca pembelian tinggi sebanyak 28 orang (8.1%).
Sementara frekuensi mahasiswa yang memiliki skor kontrol diri rendah dan skor penyesalan pasca pembelian rendah, serta frekuensi mahasiswa yang memiliki skor kontrol diri rendah dan skor penyesalan pasca pembelian sedang tidak ada (0%).
D. PEMBAHASAN
Hasil penelitian antara kontrol diri dengan penyesalan pasca pembelian pada mahasiswa yang membeli produk online menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kontrol diri dengan penyesalan pasca pembelian. Pengaruh ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara kontrol diri dengan penyesalan pasca pembelian, dimana kontrol diri memiliki peran dalam kemunculan penyesalan pasca pembelian.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Diba (2014) yang dimana disimpulkan bahwa kontrol diri yang buruk akan menghasilkan perilaku pembelian yang impulsif, yang dimana pembelian impulsif ini ditandai dengan kecenderungan membeli barang secara spontan atau tiba-tiba dan pembelian yang tidak dipikirkan dengan sungguh-sungguh, dan pada akhirnya dapat berakhir dengan penyesalan. Terjadi penyesalan karena pembelian secara impulsif ini diikuti dengan adanya konflik pikiran dan dorongan emosional, yang ditunjukkan dengan pembelian yang dilakukan dengan mengabaikan konsekuensi negatif, yang dimana salah satu yang dapat meminimalisir pembelian impulsif ini adalah dengan adanya kontrol diri.
Kontrol diri yang rendah terhadap pembelian dapat mengakibatkan dampak yang kurang baik, seperti memiliki niat untuk brand switching (Bui, Krishen, & Bates, 2011), menyesal dengan produk yang didapatkan (Iskandar
& Zulkarnain, 2013), membeli secara kompulsif (Sari, 2016), melakukan pembelian bersifat hedonis (Kivetz & Simonson, 2002), Tertierina, 2017).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016) bahwa kontrol diri sangat penting dalam melakukan pembelian, agar konsumen dapat mengurangi
perasaan menyesal karena dapat meminimalisir dampak negatif jangka panjang dari compulsive buying, seperti kebangkrutan, hutang yang menumpuk, keretakan rumah tangga, dsb.
Ada beberapa alasan yang mengakibatkan mahasiswa cenderung mengalami penyesalan. Pertama, sifat mahasiswa yang mudah tergiur oleh tawaran-tawaran menarik (Wagner, 2009; Tertierina, 2017), seperti diskon, harga murah, promo, dsb. Sehingga, mahasiswa akan sangat mudah tergiur dengan tawaran ini dan cenderung tidak mampu atau sulit mengendalikan diri mereka untuk menghindarinya dan tetap fokus pada rencana belanja kebutuhan yang sebenarnya (Tertierina, 2017).
Kedua, mahasiswa adalah target potensial dalam pemasaran produk, sehingga mahasiswa sering kali dihadapkan pada kondisi „abu-abu‟ antara kebutuhan dan keinginan dalam proses pemenuhan kebutuhan. Oleh karena itu, mahasiswa memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan pembelian yang tidak terencana dan dan membayar lebih banyak dari anggaran belanja (Tertierina, 2017).
Berdasarkan kategorisasi data, terdapat kontrol diri pada kategori rendah sebanyak 28 orang (8.1%). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak mampu mengontrol dirinya dengan baik, sehingga kurang mampu mengarahkan dirinya ke arah konsekuensi yang positif. Terdapat kontrol diri pada kategori sedang sebanyak 246 orang (71.3%). Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki kontrol diri sedang, sehingga hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa cukup mampu mengontrol dirinya dengan baik, sehingga cukup mampu mengarahkan dirinya ke arah
konsekuensi yang positif. Terdapat 71 orang (20.6%) memiliki kontrol diri pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa mampu membaca situasi diri dan lingkungannya, serta mampu untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi. Kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan untuk menarik perhatian, keinginan untuk mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konform dengan orang lain, menutup perasaannya (Roosianti, 1994; Zulkarnain, 2002). Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya (Hurlock, 1990; Zulkarnain, 2002).
Menurut konsep ilmiah, pengendalian emosi berarti mengarahkan energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial. Memang konsep ilmiah menitikberatkan pada pengendalian, tetapi tidak sama artinya dengan penekanan. Mengontrol emosi berarti mendekati suatu situasi dengan menggunakan sikap yang rasional untuk merespon situasi tersebut dan mencegah munculnya reaksi yang berlebihan (Elfida, 1995; Zulkarnain, 2002).
Perbandingan mean empirik dengan mean hipotetik variabel kontrol diri menunjukkan mean empirik lebih besar dibandingkan dengan mean hipotetik (76.12 > 69), yang berarti secara umum kontrol diri subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata kontrol diri populasi pada umumnya. Sama seperti kontrol diri, perbandingan mean empirik dengan mean hipotetik variabel penyesalan pasca pembelian menunjukkan mean empirik lebih besar dibandingkan dengan mean hipotetik (46.38 > 45), yang berarti secara umum
penyesalan pasca pembelian subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata penyesalan pasca pembelian populasi pada umumnya.
Tingkat penyesalan pasca pembelian pada kategori rendah sebanyak 29 orang (8.4%).Tingkat penyesalan pasca pembelian pada kategori sedang sebanyak 258 orang (74.8%). Ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki penyesalan pasca pembelian sedang, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak melakukan pertimbangan yang cukup atau terlalu banyak melakukan pertimbangan, sehingga kurang mampu memaksimalkan pembeliannya karena terlalu banyak informasi. Tingkat penyesalan pada kategori tinggi sebanyak 58 orang (16.8%). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiki ekspektasi yang tidak sesuai dengan kenyataan produk yang didapatkan dan merasa bahwa pilihannya salah. Hal ini perlu dipertimbangkan, walau bukan menjadi hal yang prioritas dalam hidup.
Dalam penelitian ini didapatkan besarnya pengaruh kontrol diri terhadap penyesalan pasca pembelian sebesar 7%. Artinya, kontrol diri memberikan sumbangan efektif sebesar 7% dalam membentuk penyesalan pasca pembelian, sedangkan sisanya 93% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Hal ini senada dengan hasil penelitian yang didapatkan dari tabel matriks kategorisasi. Berdasarkan hasil matriks kategorisasi dalam penelitian, menunjukkan bahwa kebanyakan mahasiswa yang mengalami memiliki kontrol diri pada kategori sedang dengan tingkat penyesalan pasca pembelian pada kategori pada kategori sedang, yaitu sebanyak 211 orang (61.1%). Pada matriks kategorisasi, terdapat 47 orang (13.6%) mahasiswa yang memiliki kontrol diri pada kategori tinggi dengan tingkat penyesalan pasca pembelian
pada kategori sedang. Terdapat 28 orang (8.1%) mahasiswa yang memiliki kontrol diri pada kategori rendah dengan tingkat penyesalan pasca pembelian pada kategori tinggi. Terdapat 23 orang (6.7%) mahasiswa yang memiliki kontrol diri pada kategori sedang dengan tingkat penyesalan pasca pembelian
pada kategori sedang. Terdapat 28 orang (8.1%) mahasiswa yang memiliki kontrol diri pada kategori rendah dengan tingkat penyesalan pasca pembelian pada kategori tinggi. Terdapat 23 orang (6.7%) mahasiswa yang memiliki kontrol diri pada kategori sedang dengan tingkat penyesalan pasca pembelian