BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.9. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan data dilakukan secara langsung pada operator pembongkaran bale untuk mengetahui kondisi kerja, langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
1. Metode survei dengan kuesioner adalah teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responen untuk dijawab. Rangkaian pertanyaan tersebut berisi pertanyaan berkenaan terhadap masalah yang akan diteliti pada proses penelitian. Kuisioner yang dilakukan untuk mengetahui keluhan subyektif operator dengan menggunakan Standard Nordic Questionaire (SNQ)
2. Melakukan wawancara secara langsung kepada pimpinan perusahaan dan para pekerja untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menunjang penyelesaian masalah.
3. Data gerakan-gerakan kerja yaitu gerakan-gerakan actual yang dilakukan operator.
4. Data dimensi tubuh operator pada posisi berdiri yang diperlukan yaitu tinggi badan tegak, tinggi bahu berdiri, tinggi siku berdiri, tinggi pinggang berdiri, panjang lengan bawah, jangkauan tangan kedepan. Data ini diukur dengan menggunakan meteran dan berguna untuk redesign material box.
5. Dimensi material box diukur dengan menggunakan meteran.
6. Pengukuran denyut jantung untuk mengetahui peningkatan denyut jantung dan tingkat konsumsi energi operator dalam melakukan pekerjaan
7. Data waktu operasi diukur menggunakan stopwatch, untuk mendapatkan waktu dan output standar pada stasiun pembongkaran bale.
4.9.2. Tahap Pengolahan Data Pengolahan data terdiri dari:
1. Data dimensi tubuh manusia selanjutnya akan dianalisis statistik yang diperlukan dalam pengolahan data adalah uji keseragaman data antropometri, uji kecukupan data antropometri. Kemudian dihitung percentile untuk masing-masing dimensi tubuh yang diperlukan untuk perancangan ulang material box.
2. Data denyut jantung operator pada saat sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan untuk mengetahui Physiological performance(konsumsi energy) secara tidak langsung dan langkah-langkah perhitungan denyut jantung operator.
3. Data-data subyektif yang berkaitan dengan perasaan atau kondisi tubuh operator pada saat bekerja di stasiun pembongkaran bale dan diolah untuk mengetahui kondisi nyata yang dirasakan operator selama bekerja.
4. Data waktu operasi diolah untuk mendapatkan waktu dan output standard pada stasiun kerja pembongkaran bale. Serangkaian analisis statistik yang diperlukan adalah uji statistik yaitu uji keseragaman data, uji kecukupan data data dan langkah-langkah perhitungan penentuan waktu standar dan output standar yaitu:
a. Waktu Normal b. Waktu Standar
4.10 Analisis Pemecahan Masalah a. Analisis gerakan kerja
Hasil pengolahan data dapat diketahui gerakan yang tidak efektif sehingga gerakan terebut dapat dihilangkan setelah melakukan perancangan ulang pada material box.
b. Analisis physiological performance
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui konsumsi energy secara tidak langsung . Hasil perhitungan denyut jantung dikonversikan ke energy.
c. Analisis Subyektivitas
Analisis ini digunakan untuk mengetahui keluhan dan rasa sakit yang dirasakan operator, kemudian dibandingkan dengan setelah redesign.
d. Analisis Waktu standar
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui target yang ditetapkan perusahaan sesuai dengan output standar yang seharusnya dilakukan oleh operator, sebagai perbandingan setelah dilakukan perancangan ulang. Mengetahui tingkat produktivitas operator sebelum dan setelah dilakukan perancangan ulang.
4.11 Perancangan Ulang(Redesign)
Hasil dari analisis diketahui hal-hal yang tidak ergonomis, maka dilakukan perancangan ulang untuk mendapatkan kesesuaian antara dimensi tubuh operator dengan dimensi material box yang tidak ergonomis melalui data-data antropometri operator.
4.13 Tahap Kesimpulan dan Saran
Tahap terakhir yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan yang berisi butir-butir penting dalam penelitian. Kesimpulan merupakan rumusan dari tahap analisis sebelumnya. Saran-saran yang diberikan berguna untuk perbaikan hasil penelitian dan pemberian saran kepada perusahaan untuk mengimplementasikan hasil penelitian.
Blok diagram prosedur dapat dilihat pada Gambar 4.2.
PERUMUSAN MASALAH
Menurunnya produktivitas kerja karena tidak memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi gerakan.
PENETAPAN TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan sistemkerja yang ekonomis melalui redesign untuk meningkatkan produktivitas.
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA AKTUAL 1. Gerakan Kerja
2. Waktu operasi.
3. Standart Nordic Questionnaire (SNQ) untuk mengetahui subyaktifitas.
4. Denyut Jantung untuk mengetahui physiological performance.
DATA PRIMER 1. Wawancara 2. SNQ 3. Gerakan kerja 4. Antropometri operator 5. Data denyut jantung operator 6. Waktu operasi
DATA SEKUNDER 1. Sejarah perusahaan 2. Struktur organisasi 3. Proses produksi yang ada di
perusahaan
3. Denyut Jantung untuk mengetahui physiological performance 4. Standart Nordic Questionnaire (SNQ)
ANALISIS SETELAH REDESIGN
1. Gerakan kerja 4. Subyektifitas 2. Waktu standar
3. physiological performance
BAB 5
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah operator pada stasiun balling press khususnya pada pembongkaran bale. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 6 orang operator. Material box yang digunakan pada PT. Aceh Rubber Industry ini adalah bersifat manual dan dilakukan secara berulang-ulang (repetitive).
Aktivitas balling press yang dilakukan secara manual dan repetitif (berulang-ulang) adalah tidak eekonomis dan cenderung mengakibatkan operator sering absen bekerja karena sakit. Aktivitas berulang-ulang ditandai dengan pembongkaran bale dalam satu hari hingga 38 trolly. Gerakan operator pada stasiun tersebut melakukan enam gerakan Therblig yang dilakukan diantaranya yaitu memilih, mengarahkan, menjangkau, mengangkat, membawa dengan beban dan melepaskan. Gerakan-gerakan ini mengakibatkan pemborosan waktu kerja.
Operator bekerja dengan posisi kerja berdiri hingga sampai membungkuk 450, aktivitas ini dilakukan pada 28 cetakan bale (material box) dengan berat beban satu bale mencapai ±17 kg, dan frekuensi pembongkaran 38 cetakan/hari. Keadaan ini membuat operator mengeluh mengalami kelelahan bahkan merasakan nyeri dan sakit pada bagian punggung, lengan, leher, perut dan pergelangan tangan. Keluhan operator ini diidentifikasikan sebagai posis kerja dalam keadaan berdiri yang tidak ekonomis. Proses pembongkaran bale dapat dilihat pada Gambar 5. 1. Di bawah:
66
5.1. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil Standard Nordic Questionnaire (SNQ) untuk mengetahui keluhan yang dialami operator. Data gerakan kerja untuk mengetahui elemen –elemen kerja serta waktu yang dibutuhkan untuk tiap elemen kerja, data denyut jantung operator diolah untuk mengetahui physiological performance yang dikeluarkan operator dalam malakukan aktivitas, data dimensi material box serta data antropometri dimensi tubuh operator sebagai dasar dalam perancangan ulang material box.
5.1.1. Data Gerakan Kerja
Gerakan operator pada stasiun pembongkaran bale terdiri dari enam gerakan Therblig yang dilakukan diantaranya yaitu memilih, mengarahkan, menjangkau, mengangkat, membawa dengan beban dan melepaskan. Hasil perhitungan waktu yang dilakukan pada proses pembongkaran bale ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk pembongkaran satu bale. Rangkaian gerakan pada proses pembongkaran bale
Gambar 5.1. Proses Pembongkaran Bale
dilakukan untuk pembongkaran satu bale dan dapat dilihat paada Tabel 5.1. Gambar dari serangkaian gerakan pada proses pembongkaran bale dapat dilihat pada Gambar 5.2. dibawah.
No Langkah Gerakan Lambang
1 Memilih box mana yang akan dibongkar Memilih SI
2 Mengarahkan alat pengungkit ke box yang dipilih
Mengarahkan P
3 Menjangkau bale yang sudah dibongkar. Menjangkau TE
4 Memegang bale untuk dibawa ke meja penimbangan.
Memegang G
5 Membawa bale ke penimbangan Membawa dengan beban TL
6 Melepaskan bale di meja penimbangan Melepaskan RL
Berdasarkan hasil pengamatan, rangkaian gerakan(Tabel 5.1.) masih terdapat gerakan yang tidak efektif. Gerakan tidak efektif terdiri dari tiga gerakan yaitu memilih, mengarahkan dan menjangkau. Gerakan tidak efektif ini menyebabkan terjadinya pmborosan waktu kerja.
Tabel 5.1. Rangkaian Gerakan Kerja Pada Proses Pembongkaran Bale
1. Gerakan Memilih 2. Gerakan Mengarahkan
5.1.2. Data Waktu Operasi
Hasil perhitungan waktu yang dilakukan pada bagian produksi ini merupakan waktu yang dibutuhkan dalam proses pembongkaran bale untuk per satu material box. Penelitian diambil dalam 60 siklus, langkah-langkah dalam menentukan waktu standar adalah sebagai berikut: memilih dan mengambil operator secara acak untuk diteliti dan diamati waktu yang dipergunakannya untuk menyelesaikan satu unit
3. Gerakan Menjangkau 4. Gerakan Memegang
5. Gerakan Membawa 6. Gerakan Melepaskan Gambar 5.2. Gerakan-gerakan pada Proses Pembongkaran Bale
pekerjaan, dimana operator yang diambil sebagai sampel adalah operator 1. Operator yang bekerjanya sesuai dengan waktu rata-rata, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat dalam menyelesaikan pekerjaannya. Waktu gerakan-gerakan yang sudah ada pada proses pembongkaran bale dapat dilihat. Waktu rata-rata setiap gerakan dapat dilihat pada Tabel 5.2 dibawah.
Elemen
Siklus
Elemen Kerja(Menit)
Memilih Mengarahkan Menjangkau Memegang Membawa dengan Beban
Tabel 5.2. Waktu Operasi setiap Gerakan
Elemen
Siklus Elemen Kerja(Menit)
Memilih Mengarahkan Menjangkau Memegang Membawa dengan Beban
Pada penelitian ini parameter yang digunakan untuk mengetahui physiologis performance operator adalah besarnya pengeluaran energi saat bekerja. Pengeluaran energi tersebut diukur secara tidak langsung, yaitu dengan melakukan pengukuran denyut jantung. Denyut jantung operator saat bekerja ini dikonversikan dulu menjadi konsumsi oksigen karena konsumsi oksigen merupakan faktor dari proses metabolisme yang dapat dianggap berhubungan langsung dengan konsumsi energi.
Pengukuran denyut jantung dilakukan terhadap 6 orang operator dan alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran denyut jantung ini adalah pulse meter.
Penelitian dilakukan untuk mengukur denyut nadi selama 3 hari. yaitu:
1. Pengukuran pertama pada pukul 11.00 WIB.
2. Pengukuran kedua pada pukul 13.30 WIB.
3. Pengukuran ketiga pada pukul 15.30 WIB.
Tabel 5.2. Lanjutan Waktu Operasi setiap Gerakan
4. Pengukuran keempat pada pukul 17.00 WIB.
Data denyut jantung operator pada stasiun pembongkaran bale dapat dilihat pada Tabel 5.3. di bawah ini:
Operator Denyut Jantung (Pulse/Menit)
11.00 13.30 15.30 17.00
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Op-1 69 82 69 89 92 102 103 106 135 136 157 115 Op-2 75 90 79 90 129 96 120 143 109 142 150 125 Op-3 78 98 92 82 136 101 110 150 132 137 152 134 Op-4 72 94 97 82 101 116 100 134 128 137 145 124 Op-5 81 95 120 103 120 91 135 148 124 158 163 115 Op-6 72 96 101 99 145 108 129 156 120 149 168 121
5.1.4. Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ)
Penilaian Standard Nordic Questionnaire (SNQ) dibuat untuk mengetahui keluhan subyektif yang dialami operator selama melaksanakan aktivitas pembongkaran bale. Standard Nordic Questionnaire (SNQ) dibuat dan disebarkan untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan pekerja akibat pekerjaannya.
Standard Nordic Questionnaire (SNQ) bersifar subjektif, karena keluhan rasa sakit yang dirasakan berbeda setiap operator tergantung pada kondisi fisik masing-masing.
Pengumpulan data Standard Nordic Questionnaire (SNQ) diberikan kepada 6 orang Tabel 5.3. Data Denyut Jantung
Sumber: Hasil Pengolahan
operator. Setiap operator yang mengisi kuesioner Standard Nordic Questionnaire (SNQ)tersebut memiliki beban dan waktu kerja yang sama. Pengambilan SNQ hanya dilakukan sebanyak satu kali. Data yang digunakan merupakan data primer yang dihasilkan melalui pengisian Standard Nordic Questionnaire (SNQ). Data tersebut direkapitulasi dengan melakukan pembobotan untuk mengetahui tingkat keluhan operator pada tiap bagian tubuh dengan masing-masing kategori rasa sakit, sehingga dapat diketahui bagian tubuh mana yang paling merasa sakit.
Rekapitulasi bobot SNQ dapat dilihat pada Tabel 5.4. Nilai bobot dan kategori rasa sakit yang dirasakan saat bekerja adalah sebagai berikut:
a. Tidak sakit : 0
Bagian tubuh operator yang tidak terasa nyeri sedikitpun karena kontraksi otot yang terjadi berjalan normal, biasanya hal ini terjadi jika bagian tubuh
tidak langsung bersentuhan dengan benda kerja.
b. Agak sakit : 1
Bagian tubuh operator mulai terasa nyeri, namun rasa nyeri yang timbul tidak membuat operator jenuh atau cepat lelah.
c. Sakit : 2
Bagian tubuh operator merasakan nyeri yang cukup hebat dan keadaan ini membuat operator mulai jenuh dan cepat lelah.
d. Sangat Sakit : 3
Bagian tubuh operator merasakan nyeri yang sangat luar biasa disertai dengan ketegangan (kontraksi otot yang sangat hebat) sehingga membuat operator merasakan jenuh dan kelelahan yang cukup besar.
Operator No. Dimensi Tubuh
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 2 2 3 3 3 3 2 1 0 0 0 0 3 3 3 3 3 3 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
2 3 3 3 3 2 2 3 2 0 0 0 0 3 3 3 3 3 3 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0
3 3 3 2 2 3 3 3 3 0 0 0 0 3 2 3 3 2 2 2 2 0 0 1 1 2 2 0 0
4 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 0 0 2 2 3 3 3 3 2 2 0 0 1 1 2 2 0 0
5 2 2 3 3 3 3 3 3 0 0 0 0 2 2 3 3 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0
6 3 3 3 3 3 3 2 2 0 0 0 0 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 2 1 1 0 0 0
Keterangan No. Dimensi Tubuh
0 : Leher Bagian Atas 10 : Siku Kiri 20 : Lutut Kiri 1 : Leher Bagian Bawah 11 : Siku Kanan 21 : Lutut Kanan 2 : Bahu Kiri 12 : Lengan Bawah Kiri 22 : Betis Kiri 3 : Bahu Kanan 13 : Lengan Bawah Kanan 23 : Betis Kanan
4 : Lengan Atas Kiri 14 : Pergelangan Tangan Kiri 24 : Pergelangan Kaki Kiri 5 : Pinggang 15 : Pergelangan Tangan Kanan 25 : Pergelangan Kaki Kanan 6 : Lengan Atas Kanan 16 : Tangan Kiri 26 : Kaki Kiri
7 : Punggung 17 : Tangan Kanan 27 : kaki Kanan 8 : Bokong 18 : Paha Kiri
9 : Pantat 19 : Paha Kanan
Tabel 5.4. Data Standard Nordic Questionnaire(SNQ).
74
5.2. Pengolahan Data Aktual
5.2.1. Perhitungan Data Waktu Operasi
Data waktu operasi digunakan untuk mencari waktu standar dan output standar.
Pada tahapan ini diasumsikan waktu yang didapat sesuai dengan keadaan sehari-hari dengan jumlah tenaga kerja tetap. Pengukuran waktu operasi pada kondisi awal(sebelum redesign) dilakukan dengan menggunakan metode stop watch time studi dengan pertimbangan bahwa pekerjaan berlangsung lama dan berulang-ulang.
Penelitian diambil dalam 60 siklus, langkah-langkah dalam menentukan waktu standar adalah sebagai berikut:
a. Memilih dan mengambil karyawan secara acak untuk diteliti dan diamati waktu yang dipergunakannya untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan, dimana operator yang diambila sebagai sampel adalah operator 1( operator yang bekerjnyaa sesuai dengan waktu rata-rata, tidaka terlalu cepat dan tidak terlalu lambat dalam menyelesaikan pekerjaannya, baru setelah itu dihitung waktu rata-rata.
Sebelum diolah menjadi waktu standard, data-data dilakukan uji statistik meliputi uji keseragaman data dan uji kecukupan data yaitu:
1. Uji Keseragaman Data
Peta kontrol dibuat untuk menghitung rata-rata, batas control atas dan batas control bawah dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Contoh uji keseragaman data untuk elemen kerja menjangkau yaitu:
Diketahui:
= 0,0003 dan n = 60
Maka:
0,10 Menit
Hasil uji keseragaman data dibuat dalam bentuk peta control. Adapun peta control uji keseragaman data untuk elemen kerja menjangkau dapat dilihat pada Gambar 5.3. di bawah:
Kesimpulan:
Pada Gambar 5.3. dapat dilihat bahwa tidak ada data yang keluar dari batas kontrol maka data dikatakan seragam. Rekapitulasi perhitungan uji keseragaman data dapat dilihat pada Tabel 5.5. di bawah:
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58
Menit
Siklus
X
BKA BKB
Gambar 5.3. Peta Kontrol untuk Elemen Kerja Menjangkau
2. Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data berguna untuk menganalisa jumlah pengukuran data yang diambil mempresentasikan populasinya. Pada uji kecukupan data dalam penelitian ini penulis menggunakan tingkat kepercayaan 95% sehingga memiliki derajat ketelitian (s) sebesar 0,05 dan memiliki tingkat keyakinan (k) sebesar 2. Maka didapatkan nilai k/s nya sama dengan 40. Perhitungan dicontohkan untuk data elemen kerja memilih yaitu:
Diketahui:
∑X2 = 0,34 Maka:
N’ = 14,43 < N = 60
No Elemen Kerja N BKA BKB Keterangan
1 Memilih 60 0,07 0,09 0,05 Seragam
2 Mengarahkan 60 2,72 2,27 2,67 Seragam
3 Menjangkau 60 0,07 0,10 0,05 Seragam
4 Memegang 60 0,04 0,06 0,03 Seragam
5 Membawa dengan Beban 60 0,23 0,40 0,05 Seragam
6 Melepaskan 60 0,10 0,13 0,06 Seragam
Tabel 5.5. Rekapitulasi Perhitungan Uji Keseragaman Data .
Kesimpulan:
Berdasarkan perhtungan data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan perulangan perancangan(redesign). Rekapitulasi uji kecukupan data dapat dilihat pada Tabel 5.6. berikut:
No Elemen Kerja N N’ Keterangan
1 Memilih 60 17,85 Cukup
2 Mengarahkan 60 12,37 Cukup
3 Menjangkau 60 14,43 Cukup
4 Memegang 60 14,61 Cukup
5 Membawa dengan Beban 60 58,49 Cukup
6 Melepaskan 60 53,34 Cukup
3. Penentuan Rating performance
Penelitian ini menggunakan rating performance dengan metode westing house, ada empat factor dalam yang mempengaruhi performance manusia dalam bekerja yaitu keterampilan(skill), kondisi kerja(working condition), usaha(effort), konsistensi(consistency). Berdasarkan penentuan tersebut, maka untuk kondisi kerja operasi yang ada dapat dihitung sebagai berikut:
a. Keterampilan = Good (C2) = +0,03 b. Usaha = Excelent (B2) = +0,05 c. Konsistensi = Good (C) = +0,01 d. Kondisi kerja = Fair(E) = -0,03 Total +0,06
Jadi Rating Performance = 1 + 0,06 = 1,06
Tabel 5.6. Rekapitulasi Perhitungan Uji Kecukupan Data untuk Waktu Kerja
4. Penentuan Kelonggaran(Allowance) Kelonggaran ditetapkan digunakan untuk:
a) Kelonggaran waktu untuk kebutuhan personal(Personal allowance) b) Kelonggaran waktu untuk melepaskan lelah(Fatique allowance) c) Kelonggaran waktu karena kelambatan-kelambatan(Delay allowance).
Sebelum kelonggaran ditentukan, perlu diketahui dengan jelas kondisi kerja yang ada yaitu:
a) Operator bekerja dengan posisi berdiri.
b) Aktivitas kerja dilakukan dengan ruangan terbuka dan kondisi suhu yang panas.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan diatas, maka kelonggaran yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 5.7. dibawah adalah:
No Jenis Kelonggaran Kelonggaran(%)
1. Tenaga yang dikeluarkan: Sedang 8
2. Sikap kerja: Posisi berdiri diatas kedua kaki 1
3. Gerakan kerja: Normal 0
4. Kelelahan mata: Pandangan yang hamper terus-menerus 6
5. Keadaan suhu ditempat kerja: Normal 4
6. Keadaan lingkungan yang baik: Sangat bising 4
7. Kebutuhan pribadi: Pria 2
8. Hambatan yang tak tehindarkan 5
Total Kelonggaran 30
5. Perhitungan waktu dan output standar
Tabel 5.7. Kelonggaran(Allowance) Sebelum Perancangan ulang(Redesign)
Sumber: Data Pengolahan
Perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui waktu dan output standar dilakukan contoh perhitungan dilakukan untuk elemen kerja menjangkau yaitu:
Diketahui:
Rekapitulasi untuk waktu standar, waktu normal dan output standar dapat dilihat pada Tabel 5.8. dibawah:
No Elemen Kerja N Waktu
Tabel 5.8. Rekapirulasi Waktu Standar, Waktu Normal Dan Output Standar
Sumber: Hasil Pengolahan
5.2.2. Perhitungan Denyut Jantung untuk Mengetahui Physiological Performance
Pengambilan dan pengukuran denyut antung dilakukan untuk mengetahui physiological performance pada saat pekerja melakukan pekerjaannya yaitu:
1. Pengukuran pertama pada pukul 11.00 WIB.
2. Pengukuran kedua pada pukul 13.30 WIB.
3. Pengukuran ketiga pada pukul 15.30 WIB.
4. Pengukuran keempat pada pukul 17.00 WIB.
Rata-rata hasil perhitungan denyut jantung dapat dilihat pada Tabel 5.9.
dibawah:
Operator Umur (Tahun)
Denyut Jantung (Pulse/Menit)
11.00 13.30 15.30 17.00
Op-1 25 73 94 115 136 105
Op-2 23 81 105 124 139 112
Op-3 25 89 106 131 141 117
Op-4 24 88 100 121 135 111
Op-5 20 99 105 136 145 121
Op-6 21 90 117 135 146 122
Metode konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung.
Adapun contoh perhitungan energy(Y) untuk operator 1 adalah sebagai berikut:
Diketahui :
Tabel 5.9. Perhitungan Denyut Jantung
Sumber: Data Pengolahan
= 1,80411 – 0,0229038 (105) + 4,71733 x 10-4(105) Y = 4,60 kkal/menit.
Y = 276.00 kkal/jam. → Kategori Sedang.
Dengan cara yang sama dapat dilihat pada rekapitulasi data denyut jantung pada Tabel 5.10. di bawah:
Operator Denyut Jantung
Rata-rata 323.83 Sedang
Hasil rekapitulasi denyut jantung dapat dilihat pada Gambar 5.4. dibawah:
Dari tabel dan gambar diatas, konsumsi energy ada yang berkatergori berat tapi apabila dirata-ratakan masih dalam katergori sedang.
0.00 Tabel 5.10. Rekapitulasi Perhitungan Konsumsi Energy
Gambar 5.4. Rekapitulasi Denyut Jantung
5.2.3. Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ)
Standard Nordic Questionnaire (SNQ) bersifar subjektif, karena keluhan rasa sakit yang dirasakan berbeda setiap operator tergantung pada kondisi fisik masing-masing. Data hasil Standard Nordic Questionnaire (SNQ) diolah kedalam bentuk persentase dan histogram. Persentase keluhan dan Histogram persentase keluhan dapat dilihat pada Tabel 5.11. dan Gambar 5.5.
berikut:
Operator No. Dimensi Tubuh Persentase
keluhan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 2 2 3 3 3 3 2 1 0 0 0 0 3 3 3 3 3 3 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 11
2 3 3 3 3 2 2 3 2 0 0 0 0 3 3 3 3 3 3 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 13
3 3 3 2 2 3 3 3 3 0 0 0 0 3 2 3 3 2 2 2 2 0 0 1 1 2 2 0 0 13
4 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 0 0 2 2 3 3 3 3 2 2 0 0 1 1 2 2 0 0 14
5 2 2 3 3 3 3 3 3 0 0 0 0 2 2 3 3 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 12
6 3 3 3 3 3 3 2 2 0 0 0 0 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 2 1 1 0 0 0 14
Rata-rata 13
Hasil tabel diatas terdapat persentase keluhan untuk tiap operator dengan rata-rata 13 % keluhan.
Tabel 5.11. Rekapitulasi SNQ
Sumber: Hasil Pengolahan
5.3. Perancangan Ulang(Redesign) 5.3.1. Data Material Box
1. Data Spesifikasi Material Box
Material box pada PT Aceh Rubber Industry bersifat manual yang berada pada trolly dan berjumlah 28 material box yang dibagi dua sisi. Gambar trolly dan material box serta spesifikasinya dalam(cm) ditampilkam pada Gambar 5.6. dibawah.
Ukuran Trolly(tempat material box) yaitu:
a. Panjang trolly = 523 cm b. Lebar trolly = 145 cm c. Tinggi kaki trolly = 55 cm d. Tinggi trolly dari lantai =106 cm
13%
13%
12% 14%
14%
11%
Persentase Keluhan
1 2 3 4 5 6
Gambar 5.5. Grafik persentasi data SNQ
e. Tinggi material box = 51 cm f. Panjang material box = 67 cm g. Lebar material box = 38 cm
5.3.2. Data Antropometri Operator
Data antropometri merupakan data hasil pengukuran dimensi tubuh manusia.
Dimensi tubuh yang diukur dalam penelitian adalah dimensi tubuh yang diperlukan untuk melakukan rancangan ulang(redesign) ukuran geometris dari fasilitas kerja.
Data antropometri operator yang diukur dan diperlukan dengan posisi berdiri dalam penelitian, didasarkan pada perancangan ulang material box menurut Penero dan Zelnik(2003) yaitu:
1. Tinggi bahu berdiri(TBB) digunakan sebagai penentu ukuran tinggi material box dari lantai.
2. Tinggi siku berdiri(TSB) digunakan sebagai penentu letak pengungkit pada material box.
3. Tinggi pinggang berdiri(TPB) digunakan sebagai penentu ukuran tinggi dasar pada material box.
4. Tinggi lutut berdiri(TLB) digunakan sebagai penentu tinggi dasar material box dari lantai.
5. Jangkauan tangan kedepan(JTD) digunakan sebagai penentu lebar trolly
Penelitian diambil dari operator yang bekerja pada stasiun pembongkaran bale.
Data-data antropometri tersebut adalah data pengukuran antropometri dalam posisi berdiri, karena operator bekerja dalam posisi berdiri. Pengukuran dilakukan oleh 6 orang operator di PT. Aceh Rubber Industry yang bertugas melakukan pembongkaran bale. Pengukuran dimensi tubuh terkait untuk meredesign material box. Data antropometri yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel 5.12. berikut:
Operator Umur (Tahun)
Ukuran Tubuh(Cm)
TBB TSB TPB TLB JTD
Op- 1 25 142 100 95.0 29.8 97.1
Op- 2 23 138 100.15 97.0 28.5 95
Op- 3 19 140 98 96.0 29.4 96
Op- 4 25 140 100.2 99.0 28.48 98
Op- 5 19 142 99.9 96.0 28 95
Op- 6 25 142 97 96.0 29.9 98
Keterangan:
1. Tinggi Badan Tegak(TBT) 2. Tinggi Bahu Berdiri(TBB) 3. Tinggi Siku Berdiri(TSB) 4. Tinggi Pinggang Berdiri(TPB) 5. Tinggi Lutut Berdiri(TLB)
6. Jangkauan Tangan Ke Depan (JTD) 5.3.3. Perhitungan Antropometri 1. Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data digunakan untuk mengetahui apakah data-data yang diperoleh telah berada dalam keadaan terkendali atau belum. Perhitungan keseraagaman data dengan mengambil satu sampel data antropometri tinggi bahu
Tabel 5.12. Data Antropometri yang diperlukan
Sumber: Data pengumpulan
95% dan tingkat ketelitian 5%.
Contoh perhitungan pada data antropometi untuk sampel TBB dapat dilihat paa Tabel 5.13. di bawah:
Operator X(cm) X2(cm) (X – )2
Op -1 142 20164 1,78
Op - 2 138 19044 7,11
Op - 3 140 19600 0,44
Op - 4 140 19600 0,44
Op - 5 142 20164 1,78
Op - 6 142 20164 1,78
∑X= 844 ∑X2= 118736 ∑(X – )2 = 13,33
Diketahui:
= 844/6 = 140,67 SD
= ( ) =
1,33 cm Maka:BKA = + 2( ) BKB = + 2( ) BKA = 141,67 + (2x 4,13) BKB = 141,67 – (2 x 4,13)
= 143,33 cm = 138,00
Hasil uji keseragaman data dibuat dalam peta control, adapun peta control uji keseragaman data untuk elemen kerja memilih dapat dilihat pada Gambar 5.7. di bawah:
Tabel 5.13 Data Antropometri untuk sampel TBB
Kesimpulan:
Pada Gambar 5.9. dapat dilihat bahwa tidak ada data yang keluar dari batas kontrol maka data dikatakan seragam. Rekapitulasi perhitungan uji keseragaman data dapat dilihat pada Tabel 5.14. dibawah.
No Data BKA(cm) BKB(cm) N Kesimpulan
1. TBB 143,33 140,67 138,00 5 Data seragam
2. TSB 101,07 99,21 97,35 5 Data seragam
3. TPB 98,40 96,50 94,60 5 Data seragam
4. TLB 29,34 29,01 28,39 5 Data seragam
5. JTD 98,44 96,52 94,60 5 Data seragam
135 136 137 138 139 140 141 142 143 144
1 2 3 4 5 6
Cm
Operator
Data Antropometri untuk Sampel TBB
X BKA BKB
Tabel 5.14. Rekapitulasi Perhitungan Uji Keseragaman Data . Gambar 5.7. Grafik data antropometri untuk sampel TBB
2. Uji Kecukupan Data
Pada uji kecukupan data dalam penelitian ini penulis menggunakan tingkat kepercayaan 95% sehingga memiliki derajat ketelitian (s) sebesar 0,05 dan memiliki tingkat keyakinan (k) sebesar 2. Maka didapatkan nilai k/s nya sama dengan 40.
Perhitungan dicontohkan untuk data dimensi tinggi bahu berdiri(TBB), dengan diketahui: ∑ X = 844 dan ∑ X2 = 118736maka diperoleh:
No X(cm) X2
1 142 20164
2 138 19044
3 140 19600
4 140 19600
5 142 20164
6 142 20164
∑ 844 118736
N’ = 3,59 < N data = 6
Tabel 5.15. Perhitungan Uji Kecukupan Data Untuk Sampel Data Antropometri Tinggi Bahu Berdiri (TBB)
Kesimpulan:
Berdasarkan perhitungan data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan perancangan ulang(redesign). Rekapitulasi uji kecukupan data dapat dilihat pada Tabel 5.16. berikut:
No. Data ∑ X
(cm)
(∑ X)2 (cm)
∑( X2) (cm)
N’ N Kesimpulan
1 TBB 844 712336,00 118736,00 3,59 5 Data cukup
2. TSB 595,25 354322,56 59063,07 3,52 5 Data cukup
3. TPB 579 335241,00 55883,00 3,88 5 Data cukup
4. TLB 174,08 30303,85 5053,77 4,65 5 Data cukup
4. TLB 174,08 30303,85 5053,77 4,65 5 Data cukup