• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menggali Informas

F. Praktik Meditasi Pandangan Terang

1. Tahap Persiapan

Pengetahuan dasar sebelum kita melaksanakan meditasi pandangan terang adalah mampu memahami bahwa batin dan jasmani berproses tidak kekal (anicca), tidak memuaskan (dukkha), dan tanpa aku (anatta). Dalam melaksanakan Vipassanadukkha mudah sekali dilihat kemunculannya seperti mengantuk, rasa capek, pusing, dan kaki kesemutan. Kemudian bentuk-bentuk pikiran timbul seperti ingat rumah, pelajaran, teman, dan hobi keseharian. Proses silih berganti timbul dan lenyapnya objek-objek itu dalam tubuh dan batin itu disebut anicca. Sedangkan anatta adalah tidak ada aku yang kekal. Jasmani dan batin selalu berproses menuju kelapukan, ketidakkekalan serta tidak ada inti dalam setiap unsur.

Tiga syarat yang harus dipatuhi oleh peserta didik dalam melaksanakan meditasi pandangan terang;

1. Ia harus berdiam di tempat pelatihan di bawah bimbingan seorang guru

(Upanissaya)

2. Ia harus menjaga ketajaman enam inderanya sehingga berada dalam keadaan baik (Arakkha)

3. Ia harus menjaga pikirannya supaya terkonsentrasi pada empat macam perenungan (Upanibhandha)

Kegiatan yang harus dihindari oleh para peserta didik:

1. Menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan (kammaramata)

2. Banyak tidur sehingga mengendurkan usaha (niddaramata)

3. Banyak bicara, mengobrol dengan teman-teman sehingga kurang menyadari gerak-gerik jasmani dan pikiran (bhassaramata)

4. Merasa senang dengan orang banyak dan bukan dalam kesunyian

(samganikaramata)

5. Tidak mengendalikan dengan baik enam pintu indria (aguttadvarata)

6. Makan berlebihan, kurang bisa mengurangi makan sehingga menimbulkan kantuk dan kemalasan (bhojane amattanutta)

7. Gagal untuk menyadari kegiatan pikiran sewaktu pikiran sedang berada di dalam satu gagasan serta tidak banyak bicara dan sedikit tidur

(yathavimuttam cittam na paccavekkhanti)

2. Praktik Meditasi Pandangan Terang

a. Praktik meditasi pandangan terang yang diawali dengan samatha bhavana (Samattha yanika)

Seorang yang akan melaksanakan meditasi pandangan terang dan telah memenuhi syarat dan persiapan pergi ke tempat pelatihan meditasi. Di tempat latihan akan mendapatkan bimbingan dan petunjuk dari guru meditasi. Tahap awal meditasi pandangan terang yang didahului dengan meditasi samatha

akan mengambil objek anapanasati (meditasi pernafasan) sebagai kaya

nupassana (perhatian terhadap tubuh).

1) Sikap duduk

berada dalam posisi tegak dan seimbang. Sedangkan yang baru permulaan berlatih dapat mengambil sikap duduk setengah padmasana yaitu satu kaki disilangkan di bawah yang lain.

2) Mengendurkan ketegangan

Setelah memilih sikap duduk yang rileks secara mental kita mencoba mengurutkan dari atas atau kepala terus ke bawah sampai ujung kaki untuk mengendurkan ketegangan otot-otot yang ada misalnya otot kening, otot leher, dan otot punggung. Bila nafas terasa tertahan tariklah nafas dalam-dalam dan hembuskan nafas perlahan-lahan sehingga akan terasa lebih santai dan otot mengendur. Usaha mengendurkan ketegangan dapat dilakukan beberapa kali dan merupakan suatu usaha pertama dalam meditasi untuk mengalihkan perhatian kita yang biasanya tertuju keluar jasmani menjadi ke dalam diri sendiri.

3). Bernafas dengan wajar

Berlatih meditasi pernafasan bukanlah bertujuan untuk mengatur nafas menjadi panjang ataupun menahan nafas kita selama mungkin untuk memperoleh kekuatan. Semua usaha untuk mengatur nafas sebetulnya tidak membantu untuk mencapai ketenangan yang sesungguhnya. Bernafas tidak perlu diatur-atur sebaliknya bernafas dengan wajar sehingga tubuh ini mempunyai mekanisme yang akan membuat nafas menjadi teratur. Tahapan- tahapan melaksanakan meditasi dengan objek pernafasan adalah sebagai berikut:

a) Tahap pertama: menghitung nafas

Menghitung nafas ditujukan kepada seseorang yang baru pertama kali berlatih meditasi, untuk mengarahkan pikiran yang biasanya berkelana kian kemari kepada hitungan nafas. Dalam meditasi ini dilakukan pernafasan melalui hidung, dengan memperhatikan sentuhan nafas di ujung hidung. Setiap kali nafas masuk dihitung “satu” nafas masuk berikutnya “dua” dan seterusnya sampai “sepuluh”. Setelah itu kembali mulai dari satu.

b) Tahap kedua: mengikuti nafas

Mengikuti nafas berarti memperhatikan pada saat nafas mulai menyentuh ujung hidung, kemudian diteruskan sampai pada ujung akhir sampai dari proses menarik nafas. Pada saat itu harus dikenali bahwa nafas yang masuk berangsur-angsur menjadi berhenti. Kemudian

dimulai proses mengeluarkan nafas, sentuhan di ujung hidung sebagai awal dan kemudian mengeluarkan apa yang berangsur-angsur makin perlahan kemudian berhenti untuk memulai menarik nafas.

Mengikuti nafas maksudnya adalah mengikuti nafas dengan penuh perhatian. Ketika meditator menarik nafas panjang, mengetahui bahwa ia menarik nafas panjang; ketika menarik nafas pendek, mengetahui bahwa ia menarik nafas pendek.

Setelah berlatih “mengikuti nafas” dengan tekun maka kita dapat memusatkan perhatian kita sepenuhnya pada nafas dan akan timbul ketenangan yang belum pernah kita alami sebelumnya disertai kegembiraan. Pikiran tidak berkeliaran kemana-mana maka jasmani kitapun mulai menjadi tenang, selaras dan terasa menyenangkan. Nafas kita makin lama semakin halus dan panjang dan hasilnya perasaan letihpun lenyap sebaliknya jasmanipun terasa segar menyenangkan. c) Tahap ketiga: memperhatikan

sentuhan nafas

Nafas yang semakin lama makin tenang dan halus sehingga tidak terasa lagi. Beberapa orang mengalami hal ini akan terkejut karena mengira bahwa dirinya tidak bernafas lagi. Sesungguhnya nafas masih tetap ada tetapi karena sedemikian halusnya maka seolah-olah lenyap.

Yang diumpamakan dengan sapi adalah nafas kita, yang akan selalu dijumpai di tempatnya yaitu di ujung hidung. Dengan menyadari bahwa nafas akan selalu ada sepanjang kehidupan kita, hanya karena sangat halus sehingga

Perumpamaan Gergaji

Bila kita menggergaji sepotong kayu, balok misalnya maka sambil menggerakkan gergaji maju mundur untuk memotong, perhatian kita dipusatkan pada titik sentuhan mata gergaji dengan balok yang akan kita potong. Kita tidak memperhatikan mata gergaji yang telah menyentuh dan bergerak menjauhi titik sentuh. Kita tidak memperhatikan mata gergaji yang belum mengenai titik sentuh, yang diperhatikan hanyalah titik sentuhnya saja. Mata gergaji adalah perumpamaan dari napas yang masuk dan napas yang keluar, sedangkan ujung hidung diumpamakan sebagai titik sentuh antara mata gergaji

dengan saksama memperhatikan sentuhan nafas yang mulai terasa lagi. Betapapun halusnya nafas itu, tetap akan terasa di ujung hidung. Jika masih belum terasa berarti perhatian dan pemusatan pikiran yang diberikan masih kurang kuat.

d) Tahap keempat: menenangkan nafas

Dengan melanjutkan perhatian pada keseluruhan nafas (awal, pertengahan, dan akhir) dari setiap proses menarik dan mengeluarkan nafas tanpa terputus-putus akan nyata bagi kita bahwa proses nafas bergetar atau bergelombang dengan kasar. Demikian pula proses mental yang mengikutinya juga menjadi bergetar dan bergelombang sesuai dengan nafas yang diamati, maka akan

timbul harapan pada diri kita untuk berusaha agar pernafasan dan proses mental yang mengikuti menjadi lebih tenang.

Dengan memperhatikan faktor-faktor batin yang menyertai perhatian kita pada sentuhan di ujung hidung, kita mengetahui ada perasaan tenang yang menyertai perhatian kita. Ketenangan ini dikembangkan dengan tetap mempertahankan perhatian pada sentuhan nafas di ujung hidung. Dengan tekun usaha ini dilanjutkan sehingga lama kelamaan nafas kitapun menjadi halus, sehingga batin menjadi tenang dan perhatian pada sentuhan nafas di ujung hidung terus berkesinambungan. Usaha yang kita lakukan ini disebut sebagai menenangkan nafas.

Perumpamaan Sapi

Seorang petani yang sedang kelelahan membajak

sawahnya, beristirahat melepas lelah di bawah pohon yang rindang, sapinya dibiarkan makan rumput di dekatnya. Karena terlalu lelah, ia segera tertidur dengan nyenyak. Menjelang sore hari ia terbangun dan tidak melihat sapinya. Ia melihat di sekeliling dan sapinya tetap tidak terlihat, maka ia lalu bangkit dan pergi ke tepi sungai yang biasa ia memberi minum dan memandikan sapinya. Disana petani mendapati sapinya sedang minum.

Mari Bertanya ?

Buatlah dua pertanyaan untuk memahami materi praktik meditasi pandangan terang yang diawali dengan samatha bhavana.

1. ___________________________________________________? 2. ___________________________________________________?

Menggali Informasi

Jawablah pertanyaan dengan mencari informasi dari berbagai sumber (buku teks, internet dan pengalaman masa lalu).

1. ___________________________________________________? 2. ___________________________________________________?

Mari Presentasi

Presentasikan jawabanmu di depan kelas. Peserta didik yang lain dapat memberikan masukan dan tanggapan.

Praktik Meditasi

Peserta didik di bawah bimbingan guru mempraktikkan meditasi dengan mengambil