• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAHAP RESOLUSI

3. TAHAP RESOLUSI

Pada saat terjadi deadlock, Public Relations sebagai mediator antara tim manajemen dengan serikat pekerja, berusaha meredam dan menenangkan karyawan dan mebantu memprogres hasil perundingan perjanjian kerja bersama yang sebelumnya kepada manajemen sehingga serikat pekerja dapat

menerima jawaban dari hasil usulan mereka secepatnya, dengan menyurati Direksi agar segera memberikan keputusan dan menindaklanjuti terkait perjanjian kerja bersama guna menghindarkan keresahan dikalangan pekerja serta menimbulkan gejolak yang dapat mengganggu kegiatan manajerial dan operasional perusahaan. Kemudian dari jawaban Direksi tersebut Public

Relations menginformasikan dengan mengirimkan memo kepada serikat

pekerja sebagai bahan pertimbangan bagi serikat pekerja untuk perundingan selanjutnya. Pada perundingan selanjutnya kedua belah pihak saling mengajukan pendapat dan berdiskusi secara langsung untuk menindaklanjuti persoalan sebelumnya yang belum ada titik temunya, Public Relations biasanya bertindak sebagai pendengar, pemberi informasi dan data-data pembanding sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

setelah ada kata sepakat dari kedua belah pihak, barulah Public

Relations membuat draft berkas kerjasama yang akan disampaikan kepada

kedua belah pihak dan akan ditanda tangani oleh masing-masing tim perunding. Hasil final dari draft tersebut akan dirancang dalam bentuk buku panduan perjanjian kerja bersama oleh Public Relations yang nantinya akan dibagikan kepada seluruh karyawan PT Pelabuhan Indonesia II.

Terkait dengan tahapan proses perjanjian kerja bersama di atas, dan berdasarkan hasil yang diperoleh selama peneliti melakukan penelitian mengenai peran Public Relations dalam perjanjian kerja bersama antara manajemen dengan serikat pekerja PT Pelabuhan Indonesia II, secara umum Humas PT Pelindo II

telah berperan dalam proses perundingan tersebut, sesuai teori yang dicetuskan oleh Cutlip, Scott M., Allen H. Center., dan Glen M. Broom yaitu empat peran PR97: Communication Technician, Expert Prescriber, Comunication facilitator,

Problem Solving Facilitator, dan berikut adalah pembahasannya:

4.3.2 Communication Technician (Teknisi Komunikasi)

Dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber, dapat diketahui peran

Public Relations PT Pelindo II sebagai teknisi komunikasi dalam pelaksanaan

perjanjian kerja bersama adalah memberikan data-data yang diperlukan dalam perjanjian kerja bersama, kemudian menginformasikan hasil dari perundingan atau kebijakan-kebijakan baru tersebut kepada karyawan melalui pembuatan buku pedoman perjanjian kerja bersama.

Agar karyawan lebih memahami kebijakan-kebijakan tersebut, Public

Relations melakukan program sosialisasi melalui temu karyawan, karena langkah

seperti ini dianggap lebih efektif untuk menyampaikan informasi secara langsung kepada karyawan. Hal tersebut dilakukan mengingat kurangnya minat baca karyawan untuk mencermati satu persatu dari isi buku panduan tersebut.

Dalam mengkomunikasikan hasil dari perjanjian kerja bersama merupakan bagian dari teori Scott, Cutlip, and Broom yang terdapat pada Bab II yang menjelaskan bahwa peran Public Relations sebagai teknisi komunikasi hanya pada tataran teknis pelayanan komunikasi. Semua keputusan mengenai upaya dan langkah yang akan diambil ditentukan oleh pihak manajemen dimana praktisi

Public Relations hanya diberi tugas untuk mengkomunikasikan keputusan yang

telah diambil tersebut.

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa Public Relations PT Pelindo II dilibatkan dalam pelaksanaan perjanjian kerja bersama dan merupakan pihak yang bertugas untuk menjelaskan kebijakan baru dan keputusan manajemen tersebut kepada karyawan, artinya secara teknik komunikasi Public Relations bertanggung jawab dalam mengkomunikasikan informasi baik secara lisan maupun tulisan kepada seluruh karyawan di PT Pelindo II. Public Relations mengumpulkan data-data, mensortir informasi, membuat undangan rapat perundingan, membuat dan membagikan buku panduan daftar acara rapat, membuat notulen rapat yang nantinya akan didistribusikan melalui media internal dan eksternal perusahaan. Kemudian Public Relations juga mempersiapkan segala akomodasi dan transportasi yang diperlukan oleh peserta rapat.

4.3.3 Expert Prescriber

Peran Public Relations sebagai teknisi ahli dalam perjanjian kerja bersama diambil alih oleh tim perundingan perjanjian kerja bersama yang terdiri dari Tim manajemen dan tim serikat pekerja. Merekalah yang terjun langsung dalam menangani masalah dan mengambil tanggung jawab penuh terhadap hasil kesepakatan perjanjian kerja bersama. Public Relations PT Pelindo II hanya membuat laporan hasil penerimaan aspirasi karyawan, kemudian Public Relations mempelajari tentang keinginan karyawan dan aspirasi karyawan, kemudian Public

Relations memberikan nasehat dan sumbang saran untuk menanggapi apa yang

seharusnya dilakukan manajemen kepada karyawan.

Selain itu tim perundingan tetap membutuhkan bantuan dan peran Public

Relations dalam memberikan pengarahan bagaimana cara mengkomunikasikan

materi-materi terkait perundingan tersebut. Meskipun yang mempunyai wewenang dalam pelaksanaan perundingan tersebut adalah para tim perunding. Humas juga memberikan masukan-masukan kepada tim perunding jika adanya hambatan dalam pelaksanaan perjanjian kerja bersama tersebut. Masukan-masukan itu juga dilihat berdasarkan kacamata Public Relations, seperti memberikan masukan bagaimana pelaksanaan perjanjian berjalan efektif, jika masukan dari Public Relations diterima oleh tim perunding, maka Public

Relations menjalankannya sesuai dengan penanggung jawab perundingan yaitu

tim perunding. Jadi peran Public Relations hanya sebagai penyusun dan penyempurna pelaksanaan perjanjian kerja bersama saja.

4.3.4 Communication Fasilitator

Peran Public Relations sebagai fasilitator komunikasi memberikan pengaruh yang penting terhadap keefektifan penyebaran informasi terkait hasil dari perjanjian kerja bersama. Divisi Public Relations mempunyai tugas untuk memfasilitasi kebutuhan seluruh rangkaian proses pelaksanaan perjanjian kerja bersama dari awal hingga akhir perundingan.

Dalam menjalankan tugasnya Public Relations PT. Pelindo II bertugas untuk menyampaikan informasi-informasi korporat secara terbuka atau

transparan, penuh dengan akuntabilitas, dan melaksanakan tanggung jawab sebagai divisi yang mengelola dan menginformasikan segala informasi-informasi korporat secara mandiri, dan sesuai dengan prinsip kewajaran.

Peran Public Relations PT Pelindo II sebagai Communication Fasilitator ada kesamaan dengan teori Scott M.Cutlip, allen H. Center, Allen H, and Broom, Glen. M, dalam buku Effective Public Relations sebagai Communication

Fasilitator sebagai jembatan komunikasi yang sudah penulis jabarkan di Bab II.

Dalam hal ini peran praktisi Public Relations adalah sebagai mediator yang menyediakan informasi yang dibutuhkan baik kepada manajemen dan publiknya agar mereka dapat membuat keputusan yang dibutuhkan berdasarkan kepentingan bersama. Kemudian memfasilitasi serikat pekerja dalam menyampaikan aspirasi kepada manajemen, mengatur jadwal dan waktu perundingan yang tepat untuk melakukan perundingan.

4.3.5 Problem Solving Facilitator

Sebagai fasilitator komunikasi dalam perjanjian kerja bersama, Public

Relations PT pelindo II hanya berperan pada saat terjadinya deadlock

perundingan. Public Relations melakukan inisiatif di tengah kebuntuan perundingan dengan mengusulkan untuk melakukan penundaan dengan maksud mencairkan suasana panas dan memberikan waktu agar kedua belah pihak melakukan kajian kembali atas perbedaan pendapat dalam tuntutan tersebut, sehingga diharapkan pada pertemuan selanjutnya sudah memperoleh hasil yang memuaskan keduanya.

Disamping itu suasana deadlock juga menjalar ke luar proses perundingan karena dipicu oleh adanya informasi yang simpang siur seperti adanya info bahwa tim manajemen tidak kooperatif dalam perundingan dan terkesan tidak setuju sama sekali atas tuntuan tersebut. Untuk meredakan kesimpangsiuran tersebut maka Public Relations mengundang karyawan guna menjelaskan keadaan yang sebenarnya agar suasana kembali normal. Karena tugas Public Relations bertanggung jawab menciptakan hubungan yang harmonis baik lingkungan internal dan eksternal perusahaan.

Dokumen terkait