• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Perilaku Konsumen

2.2.2 Tahap-tahap dalam proses pembelian

Proses pembelian terdiri dari tahap-tahap yang dimulai dengan pengenalan kebutuhan dan keinginan serta tidak berhenti setelah pembelian dilakukan. Adapun langkah-langkah konsumen dalam melakukan proses pembelian, yaitu :

Gambar 2.1

Proses Pengambilan Pembeli

Perilaku setelah  pembelian  Pengenalan  kebutuhan  Pencarian  informasi  Pengevaluas ian alternatif  Keputusan  pembelian 

Sumber : Kotler dan Armstrong, (2001 : 222) Tahap-tahap Proses Pembelian

1. Pengenalan Masalah atau Kebutuhan.

Tahap pertama proses pembelian dimana konsumen mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pemasar perlu mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasikan rangsangan yang paling sering membangkitkan

minat akan suatu kategori produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen. 2. Pencarian Informasi

Tahap proses pembelian dimana konsumen tergerak untuk mencari info tambahan, konsumen mungkin sekedar mengingatkan perhatian atau mungkin pula menari info secara aktif.

3. Pengevaluasian Alternatif

Tahap proses pembelian dimana konsumen menggunakan info untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. 4. Keputusan Pembelian

Tahap proses dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk.

5. Perilaku setelah Pembelian

Tahap proses pembelian konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada keputusan ketidakpuasan mereka.

2.3 Keputusan Pembelian

2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Rismiati dan Suratno (2003 : 220) keputusan pembelian adalah setelah konsumen menentukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan memunculkan keputusan untuk membeli.

Menurut Kotler (2007 : 240) keputusan membeli adalah tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian konsumen bisa mengambil lima subkeputusan : merek, deller, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk sehari-hari keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.

Dari pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan pembelian adalah keputusan membeli konsumen pada umumnya yaitu membeli merek yang paling disukai.

2.3.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku konsumen

Menurut J.Setiadi Nugroho (2003;11) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh beberpa faktor, antara lain :

1. Faktor – faktor kebudayaan

a. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor tertentu yng paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk – makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.

b. Sub budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub – budaya yang lebih kecil, yang memberikan indentifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.

c. Kelas sosial

Kelas social adalah kelompok – kelompok yang relatife homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hierarki dan keanggotaanya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2. Faktor – faktor sosial

a. Kelompok referensi

Kelompok Referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang memepunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

b. Keluarga

Kita dapat memebedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Yang pertama adalah keluarga orientasi, yang merupakan orang tua seseorang dan yang kedua adalah keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup dan anak – anak. Seorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.

c. Peran dan Status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selam hidupna keluarga, klub, organisasi,. Posisi seseorang dalm setiap kelompok dapat diindentifikasikan dalam peran dan status.

3. Faktor – faktor pribadi

a. Umur dan tahapan dalam siklus hidup

Konsumsi seseorang juga di bentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengindentifikasikan tahapan – tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang – orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi pada saat mereka menjalani hidupnya.

b. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengindentifikasikan kelompok – kelompok pekerja yang memiliki di atas rata – rata terhadap produk dan jasa tertentu.

c. Keadaan ekonomi

Yang dimaksud keadaan ekonomi seseorang adalah dari pendapatan ang dapat dibelanakan, tabungan dan harta, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.

d. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah poal hidup di dunia yang di ekspresikan oleh kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas social seseorang.

e. Kepribadian dan konsep Diri

Kepribadian adalah kharakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang memandang responnya terhadap lingkungan yang relative konsisten.

4. Faktor –faktor Psikologis

a. Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu. Sedangkan kebutuhan – kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu.

b. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

c. Proses balajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

d. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang memiliki seseorang terhadap sesuatu.

2.3.3 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang dilakukan oleh para pembeli didasari oleh bermacam-macam faktor. Keputusan pembelian konsumen berdasarkan tahap-tahap pembelian. Menurut Kotler (2003 : 220) Keputusan pembelian adalah tahap dari proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen benar- benar membeli. Pada umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai.

Menurut Rismiati dan Suratno (2003 : 220) keputusan pembelian adalah setelah konsumen menentukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan memunculkan keputusan untuk membeli.

Menurut Kotler (2007 : 240) keputusan membeli adalah tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dari ketiga pendapat para ahli di atas maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa keputusan pembelian adalah keputusan membeli konsumen pada umumnya yaitu membeli merek yang paling disukai.

2.3.4 Faktor-faktor Keputusan Pembelian

Perilaku konsumen mempunyai hubungan yang sangat erat dengan keputusan konsumen dalam membeli atau tidak terhadap suatu produk. Menurut Stanton (2001 : 165) Keputusan pembelian terhadap suatu produk yang telah ditawarkan perusahaan terletak pada serangkaian tindakan keputusan yang menyangkut sebagai berikut :

1. Merek adalah nama, istilah, simbol atau disain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur yang dirancang untuk identifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan penjual.

2. Harga adalah nilai yang disebutkan dalam rupiah dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat ukur

3. Model adalah setiap corak populer yang diterima dan dibeli oleh konsumen.

4. Diskon/potongan adalah hasil pengurangan dari harga dasar suatu harga tercatat atau harga daftar.

2.3.5 Tipe-tipe Pengambilan Keputusan Konsumen

Menurut Swastha (2000 : 117) tipe-tipe pengambilan keputusan konsumen yaitu :

Ketika konsumen tidak memiliki kreteria untuk mengevaluasi sebuah kategori produk atau meek tertentu pada kategori tersebut atau tidak membatasi jumlah merek yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah yang mudah dievaluasi, maka proses pengambilan keputusan konsumen bisa disebut sebagai pemecahan masalah yang diperluas. Konsumen membutuhkan informasi yang banyak untuk menetapkan kreteria dalam menilai merek tertentu. Konsumen juga membutuhkan informasi yang cukup mengenai masing-masing merek yang akan dipertimbangkan.

2. Pemecahan masalah yang terbatas

Konsumen telah memiliki kreteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut. Namun konsumen belum memiliki preferensi tentang merek tersebut. Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk bisa membedakan antara berbagai merek tertentu. Konsumen menyederhanakan proses pengambilan keputusan.

3. Pemecahan masalah rutin

Konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan dibeli konsumen. Konsumen juga telah memiliki standart untuk mengevaluasi merek. Konsumen seringkali hanya mereview apa yang telah diketahui konsumen. Konsumen hanya membutuhkan informasi yang sedikit.

2.3.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Menurut Kotler (2002 : 153) Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli sebagai berikut :

Gambar 2.2

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Rangsangan Rangsangan Karakteristik Proses Keputusan Keputusan Pemasaran Lain Pembeli Pembeli Pembeli Produk Ekonomi Budaya -Pengenalam -Pilihan Harga Teknologi Sosial masalah produk Promosi Politik Pribadi - Pencarian -Pilihan Merek

Lokasi Budaya Psikologi Informasi -Pilihan

- Evaluasi penyalur

- Keputusan -Waktu

Perilaku Pembelian

- Pasca Pembelian -Jumlah

membeli

Model keputusan membeli menurut Kotler (2002 : 153) adalah : 1. Produk adalah kebutuhan dan keinginan suatu barang, meliputi model

produk, harga produk, mutu produk, dan sebagainya. 2. Harga adalah biaya bagi pembeli.

3. Lokasi adalah tempat dimana penjual menawarkan produknya kepada konsumen.

4. Merek adalah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan, karena adanya brand memberikan identitas dari produk yang dijual perusahaan.

5. Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

2.4 Produk

2.4.1 Pengertian Produk

Menurut Kotler (2000 : 394) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan dipasar, untuk memuaskan kebuthan dan keinganan konsumen produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, orang, event, tempat, kepemilikan organisasi, informasi dan ide.

Menurut Alma (2003 : 139) produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik perusahaan, nama baik toko yang menjual dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.

Dari pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa produk adalah suatu proses produksi yang berupa barang atau jasa yang dapat ditawarkan kepada pasar.

2.4.2 Strategi Produk

Produk merupakan salah satu komponen bauran pemasaran yang sangat penting. Strategi produk merupakan strategi yang pertama kali dilaksanakan oleh suatu perusahaan berkaitan dengan penyediaan barang yang sesuai dengan keinginan konsumen. Menurut Tjiptono (2005 : 109),

menyatakan bahwa strategi produk berhubngan dengan Positioning yang merupakan sebuah strategi yang berusaha menciptakan differensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merk atau produk yang lebih unggul dibandingkan produk pesaing. Sedangkan kunci utama keberhasilan Positioning terletak pada persepsi yang diciptakan.

2.4.3 Penggolongan Produk

Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia maupun organisasi. Menurut Rismiati dan Surantno (2001 : 199) produk digolongkan menurut beberapa sudut pandang sebagai berikut :

1. Menurut Wujud a. Produk berwujud (barang)

Barang dikatakan berwujud karena secara fisik produk bisa dilihat dengan mata atau dapat diraba wujudnya sebagai alat pemuas kebutuhan.

b. Produk tidak berwujud (jasa)

Jasa yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa dikatakan sebagai produk yang tidak berwujud karena secara fisik jasa tersebut tidak bisa dilihat atau diraba. Contohnya bengkel sepeda motor, salon kecantikan, jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan lain sebagainya.

a. Produk tahan lama

Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Contohnya alat perlengkapan rumah tangga seperti TV, mebel dan sebagainya.

b. Produk tidak tahan lama

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dapat dikonsumsi hanya satu atau beberapa kali saja dan akan cepat habis. contohnya makanan, parfum dan sebagainya.

3. Menurut tujuan pemakaian a. Barang konsumsi

Barang konsumsi adalah barang-barang yang dibelli dengan tujuan untuk dipakai sendiri dan bukan untuk dijual maupun diproses lagi. Jadi pembeli barang konsumsi adalah konsumen akhir. Barang ini dikelompokkan menjadi empat macam, Yaitu :

1) Barang kebutuhan sehari-hari (konvinien)

Barang konvinien adalah barang yang pada umumnya dipakai sering kali dan mudah dicari, dimana konsumen dapat membeli di sembarang tempat. Misalnya : sabun, permen, rokok, roti, dan sebagainya.

2) Barang shopping

Barang shopping adalah barang yang dalam proses memilih dan membelinya harus membandingkan kesesuaina harga, mutu, dan model. Dalam membelinya, konsumen terlebih dahulu harus

mencari dan butuh waktu yang lama untuk memutuskan pilihanya.

3) Barang khusus

Barang khusus adalah barang yang mempunyai ciri khas atau merk tertentu dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja. Misalnya : perhiasan, barang antik, mobil mewah, dan sebagainya.

4) Barang yang tidak dicari

Konsumen dapat mengetahui atau tidak mengetahui produk ini, namun pada umumnya konsumen tidak beminat untuk membelinya.

Misalnya : asuransi jiwa, kamus ensiklopedi, dan sebagainya. b. Barang industri

Barang industri adalah barang-barang yang dibeli denngan tujuan untuk diproses kembali bagi kepentingan industri. Barang ini bisa dipakai secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi. Barang industri dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, antara lain :

1) Bahan dan suku cadang

Adalah barang-barang yang selurunya digunakan ntuk membuat barang jadi. Misalnya benang untuk membuat tekstil, onderdil mobil, dan sebagainya.

2) Barang modal

Adalah barang-barang yang sebagai masuk ke hasil barang jadi akhir. Misalnya bangunan, mesin computer, peralatan kantor, dan sebagainya.

3) Perbekalan dan pelayanan

Kedua jenis ini sama sekali tidak masuk ke barang jadi akhir. Misalnya barang perbekalan adalah pensil, minyak pelumas, batu bara. Sedangkan jasa pelayanan terdapat jasa perawatan dan perbaikan dan konsultan manajemen.

2.4.4 Kualitas Produk

Suatu produk dikatakan bekualitas jika memenuhi kebutuhan pembeli. Kualitas ditentukan oleh konsumen dan pengalaman mereka terhadap produk. Menurut Kotler dan Amstrong (2001 : 257) kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya seperti keawetan, kemudahan, dipergunakan dan diperbaiki serta atribut- atribut lain yang bernilai.

Menurut American society for quality control yang dikutip oleh Lupiyoadi (2001 : 144) kualitas produk adalah keseluruhan ciri-ciri dan spesifikasi. Terdapat tiga orientasi yang seharusnya konsisten suatu dengan lainnya, yaitu persepsi konsumen, produk dan proses.

Hubungan antara kualitas dan keuntungan jangka panjang yang terlihat dalam dua hal, yaitu :

a) Faktor keuntungan eksternal yang diperoleh dari kepuasan konsumen. Keuntungan eksternal yang dimaksud dapat diimplikasikan dalam suatu produksi suatu produk yaitu dimana kualitas produk yang diberikan oleh perusahaan dapat menciptakan suatu persepsi positif dari para kosumen terhadap perusahaan dan menghasilkan suatu kepuasan serta loyalitas.

b) Faktor keuntungan internal yang diperoleh dari adanya perbaikan efisiensi produk. Keuntungan internal yang dimaksud tampak bersamaan diperolehnya keuntungan eksternal. Dimana fokus perusahaan pada kualitas dapat membawa nilai positif internal perusahaan dalam proses peningkatan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu produk tergantung pada kemampuan produk tersebut dapat memberikan kepuasan sesuai dengan kepuasan sesuai dngan kebutuhan memenuhi harapan konsumen sehingga konsumen menjadi loyal terhadap produk tersebut.

Tingkatan yang menentukan kualitas produk secara keseluruhan dikemukakan oleh tjiptono (2002 : 96-97) ada lima tingkatan produk, yaitu

1. Produk utama atau inti (core benefit)

manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling besar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).

3. Produk harapan (expected product)

produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal dan disepakati untuk dibeli.

4. Produk pelengkap (augmented product)

berbagai atribut yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

5. Produk potensial

segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.

2.4.5 Kemasan Produk

Menurut Kotler (2005 : 106) kemasan adalah proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk. Dengan wadah diharapkan dapat terhindar dari pengotoran, penyusutan, kerusakan, penguapan atau berbagai macam penurunan mutu dan kualitas lain sulit untuk meniru atau memalsukan prosuk.

Menurut Alma (2000 : 116) tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi :

1. Sebagai pelindung isi (protection)

misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar atau isi 2. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunannya (operating)

misalnya sebagai alat pemegang supaya tidak tumpah. 3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable)

misalnya untuk diisi kembali atau untuk wadah lain 4. Memberi daya tarik (promotion)

misalnya aspek artistik warna, bentuk maupun desainya 5. Sebagai identitas produk

misalnya berkesan kokoh atau awet, lembut dan mewah 6. Distribusi (shipping)

misalnya mudah disusun, dihitung, ditangani 7. Informasi (labeling)

misalnya menyangkut isi, pemakaian da kualitas

8. Sebagai cermin inovasi produk berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang.

2.4.6 Klasifikasi Produk

Menurut Tjiptono (2004 : 98) Klasifikasi produk dapat dibedakan ke dalam dua kelompok utama yaitu :

1. Barang (goods)

a. Barang tidak tahan lama ( non durable goods)

Barang berwujud yang secara normal biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.

b. Barang tahan lama (durable goods)

Barang berwujud yang biasanya secara normal dapat bertahan lama sehingga dapat digunakan dalam banyak pemakaian.

contoh : pakaian, celana, televisi. 2. Jasa (service)

Suatu aktifitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa merupakan benda yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis.

contoh : Biro travel, lembaga pendidikan. 2.4.7 Atribut produk.

Menurut Tjiptono (2004 : 103) Atribut produk adalah unsur-unsurr produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi :

1. Merek

merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberi identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing

2. Kemasan

pengemasan (Packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk.

3. Pemberian label (labeling)

pemberian label berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjualan. Sebuah label bisa merupakan bagaian dari kemasan atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan pada produk.

4. Jaminan (garansi)

jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa kegiatan pemasaran haruslah mempertimbangkan aspek keindahan, aspek ekonomis dan aspek

praktis. Ditinjau dari aspek ekonomis pembungkus tidak boleh menimbulkan biaya ekstra yang berlebihan, karena dapat mengakibatkan adaya peningkatan harga jual produk yang terlalu tinggi. Dari segi keindahan pengemasan harus memberi kesan menarik atau dapat mesusgesti pembeli agar bersedia melakukan pembelian.

2.5 Harga

2.5.1 Pengertian Harga

Dalam menetapkan harga perusahaan harus benar-benar memperhatikan produk yang dihasilkan, karena jika produk tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen maka konsumen merasa

enggan untuk membeli produk tersebut. Apabila saat melakukan pembelian dihadapkan pada barang atau produk yang sejenis maka untuk menentukan barang atau produk yang paling baik kualitasnya konsumen sering menjadikan harga sebagai indikator kualitas, karena konsumen cenderung beranggapan bahwa harga yang lebih tinggi kualitasnya juga baik.

Menurut Tjiptono (2005 : 147) harga merupakan nilai pertukaran atas manfaat produk (bagi konsumen maupun produsen) yang umumnya dinyatakan dalam suatu moneter.

Menurut Kotler (2004 : 439) harga adalah sejumlah uang dibebankan atas suatu produk atau jasa dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memliki atau menggunakan produk. Berdasarkan pendapat diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa harga sangat penting bagi perusahaan untuk melengkapi strategi pemasaran karena bagi konsumen salah satu faktor yang berpengaruh dalam membeli suatu barang.

2.5.2 Strategi Penetapan Harga Bauran Poduk

Ada lima situasi penetapan harga bauran produk antara lain 1. Penetapan harga lini produk

2. Menetapkan perbedaan harga antara berbagai produk dalam lini produk berdasarkan pada perbedaan biaya antara produk, penilaian pelanggan atas sifat-sifat yang berbeda dan harga pesaing.

3. Penetapan harga produk terikat

Menetapkan harga produk pilihan atau tambahan yang dijual bersama dengan produk utama.

4. Penetapan harga produk sampingan

Menetapkan harga produk untuk sampingan agar harga produk utama agar dapat lebih bersaing.

5. Penetapan harga paket produk

Menggabungkan beberapa paket produk dan penawaran paket dengan lebih murah.

2.5.3 Strategi Penyesuaian harga

Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka dengan memperhitungkan berbagai macam pelanggan dan situasi yang berubah. Ada tujuh strategi penyesuaian harga yaitu :

1. Penetapan harga diskon dan pengurangan harga

Mengurangi harga untuk menghargai pelanggan yang memberikan respon seperti membayar lebih awal atau mempromosikan prosuk. 2. Penetapan harga tersegmentasi

Menyesuaikan harga supaya ada perbedaan untuk pelanggan produk alokasi.

3. Penetapan harga psikologi

Pendekatan penetapan harga yang mempertimbangkan psikologi harga dan bukan hanya ekonomi harga dipakai untuk menyatakan suatu menganai produk.

4. Penetapan harga promosi

Perusahaan sementara mengurangi harga untuk menarik penjualan jangka pendek.

5. Penetapan harga berdasarkan nilai

Menyesuaikan harga untuk menawarkan kombinasi yang tepat dari mutu dan pelayanan dengan harga yang wajar.

6. Penetapan harga geografik

Menyesuaikan harga untuk mempertimbangkan lokasi geografik pelanggan.

7. Penetapan harga internasional

Menyesuaikan harga untuk pasar internasional. 2.5.4 Tujuan-tujuan Penetapan harga

Menurut Tjiptono (2004 : 152) Tujuan-tujuan penetapan harga yaitu :

1. Tujuan berorientasi pada laba

Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi laba.

2. Tujuan berorientasi pada volume

Perusahaan menetapkan harga berdasarkan tujuan berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objective. Harga yang ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan.

3. Tujuan berorienatsi pada citra

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk

Dokumen terkait