• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap-Tahap Pendirian Bangunan § Peletakan tiang raja diatur oleh pembatu

Dalam dokumen ProdukHukum PekerjaanUmum (Halaman 52-56)

DI DANAU SENTAN

C. Material Bangunan

2. Tahap-Tahap Pendirian Bangunan § Peletakan tiang raja diatur oleh pembatu

kepala suku.

§

Dilakukan secara gotong royong dengan masyarakat setempat dibantu dengan keluarga dari daerah lain, ada seorang tukang bangunan yang tahu teknik membangun rumah.

§

Pemilik rumah menyiapkan makanan daging babi, umbi-umbian dan papeda sebagai makanan pokok dalam pekerjaan rumah.

§

Dalam mendirikan rumah, para rokhabia tidak ada menyanyi dan menari

§

Kalau statusnya rumah warga masyarakat biasa maka, waktu yang dibutuhkan dalam mendirikan rumah tidak dapat ditentukan tergantung terdianya bahan bangunan.

B. Struktrur

Struktur utama : Tiang raja/utama berasal dari kayu balok dan coak tempat kedudukan ring balk dan dipaku atau dipen dengan bambu. Kayu tiang utama diproduksi dipasaran.

C. Material Bangunan

§

Kayu Tiang - Kayu besi, batu tela

§

Kayu penyangga lantai (Hu/hukulu, huhi, ransi)- kayu besi, plat besi, penyanggah kap rumah (Hu nare & peak lali)- kayu besi, kayu matoa

Perubahan bentuk rumah juga sesuai dengan pendapat Tipple yaitu bahwa perubahan bentuk rumah yang terjadi pada bentuk rumah suku Sentani terjadi secara internal atau secara eksternal, ditunjukkan dengan k e p e r u b a h a n d e n g a n c a r a pengembangan, pengurangan dan p e r b a i k a n s e l u r u h r u m a h (pembangunan kembali) dilakukan untuk memperbaiki rumah kondisi rumah dengan teknologi modern perumahan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Habraken (1978) perubahan fisik bangunan perumahan dengan bagian-bagian rumah yang mengalami perubahan antara lain : 1.Dinding luar, pintu, jendela dan

lemen pada fasade akibat pengaruh “modernisasi” maupun kebutuhan privasi hal ini ditunjukkan dengan penggunaan penggunaan material dinding, jendela, pintu, lantai dengan teknologi terbaru. (dinding papan, jendela nako, pintu panil).

2.Fungsi dan besaran ruang serta tata letak ruang akibat kebutuhan untuk usaha maupun kebutuhan privasi. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan sistem rumah komunal menjadi sistem rumah individual.

3.Kepadatan atau koefisien dasar bangunan akibat perkembangan keluarga maupun kebutuhan ekonomi.

4.Bahan/material bangunan akibat pengaruh modernisasi.

Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan penggunaan material bangunan pada rumah masyarakat akibat pengaruh modernisasi yaitu penggunaan material bangunan yang kuat tahan terhadap cuaca dan iklim (atap : seng, papan, batu tela, kayu besi, dan penggunaan cat-cat bangunan sebagai pengindah rumah dan penguat bahan bangunan).

Proses Pengadaan Rumah Masyarakat Suku Sentani Pola pengadaan rumah oleh masyarakat suku Sentani di danau Sentani dilihat dari teori Silas (1993) dalam teori proses pengaadan rumah dan pola penggalang sumber daya, maka pola pengadaan rumah dan penggalangan sumber daya masyarakat suku sentani adalah pola tradisional dan pola masyarakat.

rn al Pe ndi di ka n Pr ofe sio na l Gambar 02

Rumah adat desa Ifale (Suebu) dan simbol/lambang Yumache Walaghau bentuk dasar buaya melambangkan “tidur tenang buaya menjagamu” dan simbol/lambang tifa”Wachu” pada kolom utama rumah sebagai lambang kesakralan rumah adat.

Sumber : Dokumentasi kampung Hobong

Tabel 01

Penghasilan * Berapa Kali Melakukan Perbaikan Crosstabulation Count

Hasil chi-square test menunujukkan angka 0,003>0,05 pada kolom (asymp.sig) dan baris (pearson chi- square) berarti ada hubungan antara penghasilan dengan pemilihan material rumah. Perumahan masyarakat suku Sentani mengalami perkembangan siiring dengan peningkatan ekonomi penghuninya ditunjukan dari hasil chi square hubungan antara penghasilan dengan perbaikan rumah dan pemilihan meterial rumah.

Dari Uraian diatas perubahan bentuk rumah, proses membangun rumah dan perubahan lingkungan sosial, ekonomi dan budaya terlihat bahwa, jika rumah tradisional suku Sentani didanau Sentani berubah dari sistem rumah komunal menjadi sistem rumah individual, maka bentuk Hal ini dibuktikan sesuai dengan tabel

01 dan 02 crosstabs hubungan penghasilan dengan berapa kali melakukan perbaikan rumah. Hasil chi-square test menunujukkan angka 0,001>0,05 pada kolom (asymp.sig) dan baris (pearson chi-square) berarti ada hubungan antara penghasilan dengan perbaikan rumah.

Peningkatan penghasilan atau ekonomi masyarakat juga berpengaruh dalam pemilhan dan penggunaan bahan bangunan. Dalam tabel 03 hubungan antara pengahasilan dan material bangunan (dinding rumah).

Tabel 02 Chi-Square Tests

a 13 cells (72.2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .06.

Tabel 03

Penghasilan * Material Dinding Rumah Crosstabulation

Count Tabel 04 Chi-Square Tests r u m a h , p e n g g u n a a n ruang, dan l i n g k u n g a n m a s y a r a k a t t r a d i s i o n a l berubah dapat terbukti. rn al Pe ndi di ka n Pr ofe sio na l

G. KESIMPULAN

Hasil analisa menunjukkan permukiman dan perumahan suku Sentani didanau Sentani adanya perubahan bentuk rumah dan fungsi rumah yang membawa perubahan bentuk rumah yang semakin baik berdasarkan aspek-aspek kesehatan rumah, dan penggunaan teknologi perumahan modern. Perubahan rumah tersebut juga dipengaruhi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang merubah pola hidup masyarakat dari cara hidup komunal menjadi individual. Perubahan pola hidup untuk meningkatkan eksistensi hidup agar dapat bersaing dalam dalam kehidupan bermasyarakat.

H. REKOMENDASI

Rekomendasi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keberlanjutan hidup mereka di permukiman dan perumahan kampung Hobong :

§

Menjadikan permukiman kampung Hobong sebagai permukiman tradisional yang menjaga tradisi tradisional (adat), dan menjadikannya permukiman modern yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana perumahan.

§

Menjaga tradisi yang dilakukan secara turun temurun dengan menyesuaikan kondisi yang baik di rumah maupun dilingkungan rumah mereka.

§

Menjaga sarana dan prasarana ligkungan yang ada, karena daya dukung lingkungan yang terjaga akan menjamin proses kelangsungan hidup (Sustainable living).

I. DAFTAR PUSTAKA

Agenda 21 Indonesia,(1997) Strategi Nasional Untuk Pembangunan Berkelanjutan Crowe N (1977). Nature and the Idea of a Man Made World : An Investigation Into the Evolutionary Roots of Form and Order in the Build Environment. The MIT Press. Cambridge. Massachussets.

Data Penduduk Kampung Hobong, Kecamatan Sentani tahun 2005.

Habraken, J.N. (1983), Transformation of Site, Awaater Press. Massachusetts, USA.

Silas Johan, “Housing Beyond Home, The Aspect of Resources and Sustainnability”, Pidato pegukuhan Jabatan Guru Besar FTSP-ITS, Surabaya.

Johan Silas, (1985), Perumahan dan Permukiman (Buku 1 dan 2), Jurusan Arsitektur, FTSP-ITS, Surabaya.

John F.C. Tuner (1972), “Housing as a verb in Freedom to Build”, eds. Tuner J.F.C. Ficter R, The Maemilan Company.

Maleong, Lexy J. (1997), Metodelogi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosnakarya, Bandung.

Rapoport Amos (1969), House Form and Culture, Englewood cliffs, Prentice Hall, New York.

Rapoport, Amost, 1977 : Human Aspect of Urban Form. Pergamon Press.

Tipple, A.G (1992), Self Help Transformation to Low-Cost Housing- Initial Impression of Cause, Context and Value, Third World Planning , review, Vol 14, No.2, PP-167-192.

U n d a n g - U n d a n g R e p u b l i k Indonesia, Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya-DPU.

Waterson, Roxana, (1993), The Living House, Oxford University Press, Oxford New York

*)Dosen pada Fakultas Teknik Universitas Cendrawasih di Jayapura. rn al Pe ndi di ka n Pr ofe sio na l

PUSAT PEMBINAAN KEAHLIAN DAN TEKNIK KONSTRUKSI

Dalam dokumen ProdukHukum PekerjaanUmum (Halaman 52-56)

Dokumen terkait