• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian ini disajikan tahapan-tahapan penelitian diantaranya sebagai berikut:

1) Tahap persiapan, meliputi:

a) Menyusun rencana penelitian b) Menentukan obyek penelitian c) Mengajukan judul kepada jurusan

d) Konsultasi proposal kepada Dosen pembimbing e) Menyusun metode penelitian

f) Mengurus surat perizinan

g) Menyiapakan perlengkapan penelitian 2 Tahap pelaksanaan di lapangan, meliputi:

a) Memahami latar belakang b) Memasuki lapangan penelitian c) Mengumpulkan data

d) Menganalisis data

e) Menyempurnakan data yang belum lengkap

48

3 Tahap penyelesaian penelitian, meliputi:

a) Menganalisis data yang diperoleh b) Mengurus perizinan selesai penelitian c) Menyajikan data dalam bentuk laporan d) Konsultasi kepada Dosen pembimbing

Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang penelitian dengan maksud untuk mengambarkan obyek penelitian secara global, dimana obyek yang penulis amati adalah “Jual Beli Air Sungai Untuk Irigasi Sawah Harga Perluas Sawah Di Dusun Krajan B Desa Gambirono Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember” untuk obyek lebih jelas akan diuraikan hal-hal sebagai berikut:

1. Profil Wilayah

Desa Gambirono, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, yang mana desa ini merupakan desa yang penduduknya banyak bercocok tanam karena mayoritas penduduknya bakerja disektor pertanian, disamping itu pula didesa Gambirono mempunyai sebuah pabrik plywood yang berdiri pada tahun 2006, sehingga banyak pemuda yang bekerja dibidang industri. desa Gambirono juga sangat potensial untuk perindustrian. Kebudayaan yang masih eksis ada saat ini adalah JANGER.

Batas wilayah Desa Gambirono :69

– sebelah utara : Desa Curah kalong Kecamatan Bangsalsari – sebelah timur : Desa Bangsalsari Kecamatan Bangsalsari – sebelah selatan : Desa Paleran Kecamatan Umbulsari

69Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Profil Desa Gambirono, (Gambirono : Pemerintah Daerah Jember, 2015), 5

50

– sebelah barat : Desa Klatakan Kecamatan Tanggul.

luas wilayah Desa Gambirono : 946,5 ha. terdiri dari : – pemukiman 145 ha

– pertanian/persawahan 549 ha – ladang/tegalam 209,271 ha – perkebunan 17 ha

– hutan 1 ha

– bangunan perkantoran 12.729 ha – lapangan olah raga 2 ha

– perikanan darat 0.5 ha.

– rawa 8 ha.

– lain-lain 3 ha.

Desa Gambirono terdiri dari 3 dusun dan terdiri dari 27 RW, 67 RT.

– Dusun Gambirono Krajan A terdiri dari 13 RW. 34 RT – Dusun Gambirono Krajan B terdiri dari 7 RW, 15 RT – Dusun Curahcabe terdiri dari 7 RW.18 RT

2. Keadaan Geografis Dan Sruktur Pemerintahan a. Letak Geografis

Sebagaimana wilayah Indonesia yang beriklim tropis. Maka demikian juga dengan Desa Gambirono Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember yang terdiri dari dua musim yaitu musim panas dan musim hujan.

b. Sruktur Organisasi Pemerintah Desa Gambirono

Adapun struktur organisasi pemerintah desa sebagai berikut : STRUKTUR ORGANISASI

PEMERINTAH DESA GAMBIRONO

KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER

KEPALA DESA ABDUL ROCHIM

SEKERTARIS DESA SLAMET SAHIRU S.Sos

KAUR PEMERINTAHAN

KAUR UMUM KAUR EKBANG

KAUR PAMONG

TANI

KAUR KEAMANAN

KAUR KEUANGAN KAUR KESRA

KASUN KRAJAN B KASUN CURAH CABE KASUN KRAJAN A

52

c. Keadaan Demografi

Mengenai keadaan demografi Desa Gambirono Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember merupakan Desa yang cukup padat penduduknya.

Jumlah penduduk Desa Gambirono : 13.466 jiwa terdiri dari : – Laki-laki : 6.717 jiwa

– Perempuan : 6.749

Jumlah Kepala Keluarga : 3.819 KK

Di lihat dari bentuk aktivitas yang ada dalam masyarakat Desa Gambirono, maka dapat diketahui beberapa bentuk mata pencariannya, untuk lebih jelasnya dapat diketahui pada tabel berikut ini :70

Tabel 1.1

Data Jenis Pekerjaan penduduk Desa Gambirono 2015

No. Jenis Pekerjaan Keterangan

1. Petani 1832 orang

2. Buruh tani 1778 orang

3. Pengrajin 32 orang

4. Pedagang 30 orang

5. Karyawan swasta 907 orang

70Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Profil Desa Gambirono, (Gambirono : Pemerintah Daerah Jember, 2015), 9

6. Peagawai Negeri Sipil (PNS) 14 orang

7. Pengusaha kecil 11 orang

8. Perawat swasta 20 orang

9. Dosen Swasta 3 orang

Dari tabel di atas dapat terlihat jelas bahwa masyarakat Desa Gambirono dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagian besar berusaha dalam bidang pertanian, buruh tani, pedagang dan lain-lain. Ada juga yang menjadi pegawai negeri.

Lapangan pekerjaan sebagai petani masih mendominasi mata pencarian penduduk Desa Gambirono. Hal ini berkaitan dengan kondisi fisik wilayah yang luas dan dapat dimanfaatkan untuk kondisi pertanian.

Selain karena pekerjaan yang turun temurun juga tanah yang digunakan sebagai salah satu faktor mencari nafkah bagi penduduknya. Walaupun tidak semua masyarakat Desa Gambirono mempunyai tanah, namun kemungkinan yang lain membantu menggarap sawah yang ada. Tetapi sebagai petani kebutuhan hidupnya sehari-hari kadang kekurangan dan untuk menutupi kekuranganya itu mereka bekerja sebagai buruh dan juga ada yang bekerja keluar kota.

54

d. Keadaan pendidikan

Tabel 1.2

Data Lembaga Pendidikan Desa Gambirono Tahun 201571

No. Lembaga Pendidikan Keterangan

1. PAUD 4 (dua)

2. Sekolah Dasar (SD) 3 (dua)

3. Madrasah Ibtidaiyyah (MI) 1 (satu)

4. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 (satu) 5. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) 3 (tiga)

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Gambirono dapat dikatakan baik. Karena masyarakat sadar, bahwa pendidikan itu sangat penting untuk pembangunan masyarakat seutuhnya meskipun kebanyakan dari mereka adalah petani.

e. Keadaan Sosial

Desa Gambirono kendati sedikit hidrogen, tetapi mayoritas dihuni oleh masyarakat etnis madura yang sosial ekonominya secara umum dapat dikatakan rendah namun keadaan ekonomi masyarakat ditunjang oleh sektor pertanian dan adanya gudang tembakau sehingga sebagian masyarakat yang tidak bertani bisa bekerja di gudang tembakau atau pabrik playwood untuk mengurangi pengangguran.

71Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Profil Desa Gambirono, (Gambirono : Pemerintah Daerah Jember, 2015), 11

f. Jalur Transportasi

Kondisi jalan di Desa Gambirono terdiri dari : Jalan Lingkungan : 50% pavin dan Aspal Jalan mengarah ke Selatan Desa : 50% Aspal Jalan mengarah ke Utara Desa : 5% Aspal Jalan mengarah ke Timur Desa : 70% Aspal Jalan mengarah ke Barat Desa : 70 % Pedel g. Tempat ibadah

Tabel 1.3

Kondisi Tempat Ibadah Penduduk Desa Gambirono Tahun 201572

No. Nama Tempat Ibadah Keterangan

1. Masjid 5

2. Musholla 25

3. Gereja

-4. Wihara

-6. Pura

-Masyarakat di Desa Gambirono mayoritas beragama islam dan ada sebagian yang beragama kristen meskipun demikian masyarakat di Desa Gambirono kerukunan tetap terjaga dan saling bersikap toleran kepada orang yang beragama kristen.

72Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Profil Desa Gambirono, (Gambirono : Pemerintah Daerah Jember, 2015), 13

56

h. Keadaan Ekonomi Desa Gambirono

Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa Gambirono Rp.

500.000 per bulan. Secara umum mata pencaharian masyarakat Desa Gambirono adalah petani, pedagang, buruh tani dan swasta.

Berdasarkan data yang ada, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 1823 orang, yang bekerja disektor Buruh Tani berjumlah 1778 orang, yang bekerja di sektor swasta berjumlah 907 orang. Dan di sektor perdagangan berjumlah 30 orang.

A. Penyajian Data dan Analisis

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Jual Beli Air Sungai Untuk Irigasi Sawah Di Dusun Krajan B Desa Gambirono Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember.

Dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh peneleti dengan penjual dan pembeli, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat di Desa Gambirono melakukan praktik jual beli air sungai untuk irigasi sawahnya sebagai berikut.

Seperti halnya wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu pembeli air sungai:

Adapun faktor yang menyebabkan jual beli air sungai untuk irigasi dengan harga perluas sawah adalah karena faktor kebutuhan dan faktor ekonomi, dimana petani pada musim kemarau sawahnya mulai mengering/gersang dan air sangat sulit di dapat, karena lokasi sungai besar dengan sawah lumayan jauh dan juga keterbatasan alat untuk mengalirkan

air. Sehingga saya sebagai petani memutuskan untuk melakukan praktik jual beli tersebut.73

Menurut bapak Sulton selaku penjual air sungai yang notabene pemilik diesel mengatakan:

Melihat kondisi kebutuhan petani mengenai air untuk irigasi semakin sulit di musim kemarau dan bagi saya keuntungannya sekedar untuk memenuhi kebutuhan ekonomi karena mencari pekerjaan juga semakin sulit, maka saya memutuskan untuk menjual air sungai untuk memperoleh keuntungan serta dapat membantu para petani untuk mengairi tanaman yang ditanam oleh petani supaya tidak layu atau bahkan tidak sampai mati. Saya menjual air sungai tersebut dengan cara membendung aliran sungai, setelah air sungai diperkirakan cukup memadai dalam bendungan kemudian saya alirkan air sungai itu melaui diesel saya ke sawah petani yang membelinya.

Dengan adanya jual beli air sungai untuk irigasi dengan harga perluas sawah tersebut. Maka kebutuhan petani dapat terpenuhi. Bagi pembeli yang menanam kacang tanah yaitu pembeli bisa memperoleh air lebih banyak karena daya serapnya lebih lama dari pada petani yang menanam jagung karena sawah yang ditanami jagung tersebut sudah diberi jalannya air atau kalau dalam bahasa maduranya itu digolot sehingga proses pengairannya itu lebih cepat .74

Menurut bapak Susandi selaku pembeli mengatakan:

Meskipun lumayan mahal harganya. Transaksi ini tetap saya lakukan demi memenuhi kebutuhan tanaman jagung saya supaya tanaman saya tidak layu atau bahkan tidak sampai mati. Dan tidak ada cara lain lagi kecuali melakukan transaksi tersebut, dikarenakan saya tidak punya uang untuk membeli diesel sendiri. Sedangkan hasil pertaniannya ini dek digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga kami.75

Dari hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa transaksi jual beli air sungai untuk irigasi dengan harga perluas sawah dilakukan karena kebutuhan ekonomi yang mendesak dan kebutuhan petani mengenai air, karena air irigasi yang biasanya dialirkan ke sawah-sawah petani sudah tidak ada lagi alias kering pada saat musim kemarau dan petani kesulitan

73Asnan, Wawancara, Gambirono, 09 Juni 2016

74Sulton, Wawancara, Gambirono, 13 Juni 2016

75Susandi, Wawancara, Gambirono, 13 Juni 2016

58

untuk mendapatkan air irigasi sehingga petani melakukan praktik jual beli air sungai untuk irigasi sawahnya supaya tamanannya tidak mati. Sedangkan hasil pertaniannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau sebagai sumber kehidupannya.

2. Praktik Jual Beli Air Sungai Untuk Irigasi Sawah Di Dusun Krajan B Desa Gambirono Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember

Desa Gambirono merupakan desa yang subur dan baik dijadikan lahan pertanian, walaupun pertanianya menggunakan sistem hujan.

Mayoritas penduduk Desa Gambirono mata pencarianya adalah sebagai petani, dan pertanian merupakan sumber kehidupan bagi mereka. Jika musim kemarau tiba maka petani mulai membutuhkan air untuk mengairi tanamannya. Maka terjadilah praktik Jual Beli Air Sungai Untuk Irigasi Sawah Harga Perluas Sawah Di Dusun Krajan B Desa Gambirono Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember

Sebagaimana yang dikatakan bapak Sulton (penjual) sebagai berikut:

Untuk kebutuhan sawah pada musim kemarau, masyarakat Desa Gambirorno terutama di Dusun Krajan B, dalam mengairi sawahnya mereka melakukan praktik jual beli air sungai untuk irigasi sawah dengan harga perluas sawah. Proses pengairannya yaitu saya (penjual) mengambil air dari sungai besar dengan menggunakan diesel saya (penjual) dan menyalurkannya ke sawah petani melalui pipa untuk di jual kepada pihak yang membutuhkan air untuk tanamannya. Proses pengairannya dilakukan pada siang hari supaya mudah dalam memantau air yang dialirkan ke sawah petani soalnya tanaman yang ditanam petani disaat musim kemarau yaitu beragam, ada yang menanam jagung, kacang ijo dan kacang tanah. tetapi rata-rata petani yang membeli air kepada saya hanya petani yang menanam jangung dan kacang tanah. Karena tanaman jagung dan kacang tanah apabila kekurangan air maka tanaman tersebut akan mudah layu dan

menyebabkan hasil panennya kurang optimal lalu dapat merugikan para petani .76

Menurut bapak Arif (petani jagung) sebagai pembeli, umumnya masyarakat Dusun Krajan B dalam praktik jual beli air sungai untuk irigasi dengan harga perluas sawah menggunakan diesel sebagai alat untuk menyalurkan air dari sungai/bendungan ke sawahnya. proses pengairannya itu tidak ditentukan jangka waktunya oleh penjual dan debit airnyapun tidak ditakar karena menurut penjual apabila tanahnya sudah kelihatan basahnya merata maka proses pengairannya sudah selesai. Dan beliau (penjual) segera ingin pindah lagi ke pembeli yang lainnya.77

Sedangkan menurut bapak Rudi (petani kacang tanah) berkata:

Kalau proses pengaliran air ke sawah saya yang luasnya ¼ bahu itu dek, memerlukan jangka waktu yang cukup lama masalahnya penyerapan airnya. Karena sebelum ditanami kacang tanah sawah saya itu di traktor telebih dahulu untuk memudahkan proses penanaman kacang. Sehingga tanahnya apabila diari proses penyerapannya membutuhkan waktu yang lama . Dan dalam proses pengairannya itu penjual hanya menggunakan perkiraan saja. Seandainya jika ditentukan dengan jelas jangka waktunya kan lebih enak dek.78

Berdasarkan hasil observasi proses pengairan yang dilakukan oleh penjual yaitu air yang dijual oleh bapak sulton berasal dari air sungai yang mengalir kemudian dibendung lalu dialirkan ke sawah petani menggunakan dieselnya atau pompa air. Proses tersebut dilakukan pada siang hari untuk mempermudah bapak Sulton dalam memantau aliran airnya. Aliran air yang didapatkan petani berbeda antara petani jagung dengan petani kacang tanah padahal luas sawahnya sama yaitu ¼ bahu dan harganya juga sama yaitu Rp. 250.000. Perbedaan kuantitas air tersebut dipengaruhi oleh daya serap tanah yang mana tanah yang di tanami jagung digolot sedangkan tanah yang ditanami kacang ditraktor sehingga proses penyerapan airnya berbeda.

76Sulton, Wawancara, Gambirono, 04 Juni 2016

77Arif, Wawancara, Gambirono, 06 Juni 2016

78Rudi, Wawancara, Gambirono, 08 Juni 2016

60

Proses pengairannya yang dilakukan bapak Sulton hanya melalui perkiraan saja, jika menurut bapak Sulton tanah yang diairi basahnya sudah merata maka bapak Sulton mengakhiri proses pengairannya.

Proses pelaksanaan jual beli air sungai untuk irigasi dengan harga perluas sawah Di Dusun Krajan B Desa Gambirono ini melalui beberapa tahap yaitu :

a. Cara menghubungi pembeli .

Bagi pihak penjual dalam melakukan akad jual beli air sungai untuk irigasi dengan harga perluas sawah biasanya dilakukan di sawah atau di rumahnya. Akad yang digunakan kedua belah pihak yaitu akad jual beli.

Sebagaimana yang dikatakan si penjual:

Untuk menghubungi pembeli, saya tidak mengumumkan secara terbuka tetapi dari mulut ke mulut, dari petani satu ke petani yang lainya.

Karena biasanya petani sering singgah di gubuk untuk beristirahat, sehingga berita masalah jual beli air sungai untuk irigasi dengan harga perluas sawah cepat tersebar. Kemudian pembeli yang berminat akan mendatangi saya.

Pembeli yang akan membeli air sungai untuk irigasi dengan harga perluas biasanya langsung menemui saya di rumah. Akad yang digunakan yaitu akad jual beli.79

b. Cara menetapkan harga dan pembayaranya.

Setelah terjadi pembicaraan antara kedua belah pihak maka terjadilah penetapan harga. Disini yang menetapkan harga adalah penjual, yang pembayarannya ditentukan oleh penjual.

Sebagaimana dikatakan oleh pembeli:

Dalam menetapkan harga penjual bermusyawarah dulu dengan petani yang ingin membeli air tersebut. Setelah terjadi kesepakatan harga maka

79Sulton, Wawancara, Gambirono, 14 Juni 2016

penjual menetapkan harga dengan ketentuan per1/4 bahu dari luas sawah harganya Rp.250.000 sedangkan petani hanya menerima beres dari proses pengairan tersebut. Proses pembayarannya dapat dilakukan sebelum atau sesudah air disalurkan kesawahnya pihak pembeli. dan biasanya dalam pembayaran ini dibayar secara tunai.80

c. Ketentuan penyaluran air sungai untuk irigasi.

Ketentuannya penyaluran air sungai untuk irigasi dengan harga perluas sawah antara penjual dan pembeli antara lain :

1) Pembeli menggunakan diesel si penjual dalam mengalirkan air dari sungai/bendungan ke sawahnya.

2) Si pembeli tidak boleh langsung mengambil air atau mengalirkan air dari sungai/bendungan ke sawahnya tanpa sepengetahuan penjual terlebih dahulu.

3) Apabila diesel yang digunakan penjual tiba-tiba rusak atau kehabisan solar pada saat proses pengambilan air, sehingga pengambilan air berhenti. Maka itu menjadi tanggung jawab penjual.81

Akad jual beli ini dilakukan oleh orang dewasa atau anak yang sudah berusia 15 tahun keatas. Dan demi sahnya jual beli ini juga di adakan Ijab Qabul.

d. Cara melakukan ijab qabul.

Dari data penulis berhasil memperoleh cara melakukan Ijab dan Qabul yang dilakukan oleh penjual dan pembeli air sungai untuk irigasi dengan harga perluas sawah Di Dusun Krajan B Desa Gambirono Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Ijab sendiri merupakan pernyataan dari pihak pembeli, sedangkan qabul adalah pernyataan dari penjual.

Ijab qabul terhadap transaksi ini dilakukan secara lisan di antara kedua belah pihak. Dalam melakukan Ijab Qabul, baik pembeli maupun penjual

80Ruham, Wawancara, Gambirono, 18 Juni 2016

81Husen, Wawancara, Gambirono, 20 Juni 2016

62

(air sungai untuk irigasi dengan harga perluas sawah) penjual dan pembeli mengucapkan lafadz Ijab Qabul sebagaimana perkataan “Saya beli air untuk irigasi dengan syarat-syarat yang telah di tentukan”. Kemudian disusul ungkapan qabul dari pihak penjual yang berbunyi “saya jual air yang kamu beli”.82

Berdasarkan hasil peneliti melalui observasi dan wawancara, dalam melakukan transaksi jual beli air sungai untuk irigasi sungai. Menurut penjual cara menghubungi pembeli, penjual tidak mengumumkan secara terbuka tetapi melalui mulut ke mulut alias melalui kabar petani ke petani yang lain.

Pembeli yang akan membeli air sungai untuk irigasi dengan harga perluas sawah biasanya langsung menemui penjual di rumahnya. Transaksi tersebut dilakukan di sawah petani atau di rumahnya pihak penjual melalui akad jual beli yang mana harganya ditentukan oleh pihak penjual. Dalam menetapkan harga penjual bermusyawarah dulu dengan petani yang ingin membeli air tersebut. Setelah terjadi kesepakatan harga maka penjual menetapkan harga dengan ketentuan per1/4 bahu dari luas sawah harganya Rp.250.000 sedangkan petani tersebut hanya menerima beres dari proses pengairan sawahnya tanpa mengetahui ukuran atau takaran air yang dialirkan oleh penjual ke ladangnya. Bagi penjual dalam mengairi sawahnya para petani hanya menggunakan perkiraan saja, jika tanah yang dialiri air sudah kelihatan merata maka si penjual mengakhiri pengairannya tersebut.

82Rohman, Wawancara, Gambirono, 21 Juni 2016

3. Pandangan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Air Sungai Untuk Irigasi Sawah Di Dusun Krajan B Desa Gambirono Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember.

Dalam Islam air merupakan benda umum, siapa saja boleh mengambil, memanfaatkan atau untuk di sendirikan. Tak ada sorangpun yang berwenang, lebih utama dari yang lainnya, air tidak boleh dijual dan dibeli selama masih berada pada tempat aslinya. Rasulullah SAW bersabda:

menurut yang diriwayatkan Abu Daud:

ِِّﱯَﻋْﺮﱠﺸﻟا ٍﺪْﻳَز ِﻦْﺑ َنﺎﱠﺒِﺣ ْﻦَﻋ ، َنﺎَﻤْﺜُﻋ ُﻦْﺑ ُﺰﻳِﺮَﺣ ﺎَﻧَﺮَـﺒْﺧَأ ، ﱡﻲِﺌُﻟْﺆﱡﻠﻟا ِﺪْﻌَْﳉا ُﻦْﺑ ﱡﻲِﻠَﻋ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ

، ْﻦَﻋ

ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ،َنﺎَﻤْﺜُﻋ ُﻦْﺑ ُﺰﻳِﺮَﺣ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ، َﺲُﻧﻮُﻳ ُﻦْﺑ ﻰَﺴﻴِﻋ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ،ٌدﱠﺪَﺴُﻣ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ،ح ٍنْﺮَـﻗ ْﻦِﻣ ٍﻞُﺟَر َﻊَﻣ ُتْوَﺰَﻏ َلﺎَﻗ ِِّﱯﱠﻨﻟا ِبﺎَﺤْﺻَأ ْﻦِﻣ َﻦﻳِﺮ ِﺟﺎَﻬُﻤْﻟا ِﻦِﻣ ٍﻞُﺟَر ْﻦَﻋ ،ٍّﻲِﻠَﻋ ُﻆْﻔَﻟ اَﺬَﻫَو، ٍشاَﺪِﺧ ﻮُﺑَأ ِِّﱯﱠﻨﻟا ﻩوار) ِرﺎَﻨﻟاَو ،ِءﺎَﻤْﻟاو ،ِءَﻼَﻜْﻟا ِﰱ : ٍثَﻼَﺛ ِﰱ ُءﺎَﻛَﺮُﺷ َنْﻮُﻤِﻠْﺴُﻤْﻟا" لﻮُﻘَـﻳ ُﻪُﻌَْﲰَأ،ﺎًﺛ َﻼَﺛ

(دوادﻮﺑا

Artinya :Telah menceritakan kepada kami Ali bin Al ja’dan Al Lu’lui telah mengabarkan kepada kami Hariz bin Utsman dari Hibban bin Zaid Asy Syar’i dari seorang laki-laki Qarn. (dalam jalur lain disebutkan) telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Isa bin Yunus telah menceritakan kepada kami Hariz bin Utsman telah menceritakan kepada kami Abu Khidasy dan ini adalah lafazh Ali, dari seorang laki-laki Muhajirin sahabat Nabi saw, ia berkata,” Aku pernah berperang bersama Nabi saw tiga kali, aku mendengar beliau bersabda:”

Orang-orang muslim bersekutu dalam tiga perkara yaitu rumput, air dan api.” ( Riwayat Abu Daud).”83

Dari hadis di atas timbul suatu ketentuan bahwa setiap orang berkumpul dalam tiga hal, yakni, air, rumput dan api. Tidak ada seorangpun

83Sulaiman bin Asyats al -Sijistani, Shahih Abi Daud, (Riyad: Maktaba Ma’arif , 2000 Jilid 2), 368.

64

boleh mencegahnya karena ketiga-tiganya adalah milik umum, dipergunakan oleh seluruh manusia. Adapun jika seseorang mengambil dan mengumpulkannya dan telah menjadi miliknya, dalam keadaan seperti ini boleh menjualnya. Demikian pulahalnya jika seseorang menggali sumur ditanah miliknya atau membuat alat untuk mengambil air.

Di dalam sejarah termaktub, bahwa pada waktu Nabi saw., datang di Madinah ada sebuah sumur yang dikenal dengan Sumur Rumah milik orang Yahudi. Si pemilik menjual airnya kepada manusia, dan Nabi mengakui hal ini, baik kepada si penjual maupun si pembeli dalam hal ini kaum muslimin.

Dengan demikian, jual beli air dalam kaitan ini tak ubahnya menjualbelikan kayu sesudah dikumpulkan. Sebelum dikumpulkan, kayu menjadi milik bersama, jika telah dikumpulkan dan menjadi milik seseorang tertentu, maka sah menjualnya. Rasulullah saw. Bersabda:

ْﺄَﻳ ْنََﻷ َﺬُﺧ ُﺪَﺣَأ َﻴَـﻓ ًﻼْﺒَﺣ ْﻢُﻛ ْﺤ

ِﺒَﻴَـﻓ ٍﺐَﻄَﺣ ْﻦِﻣ ًﺔَﻣْﺰُﺣ َﺐِﻄَﺘ ْـﻴ

ْـﻴَﺧ ﺎَﻬَﻌ َسﺎﱠﻨﻟا َل َﺄْﺴَﻳ ْنَأ ْﻦِﻣ ٌﺮ

ُﻩْﻮُﻌَـﻨَﻣ ْوَأ ُﻩْﻮَﻄْﻋَأ

Artinya: “Hendaknya seseorang kamu mengambil tambang dan mencari kayu, kemudian ia menjualnya, itu lebih baik daripada ia meminta kepada manusia apakah ia memberinya atau menolaknya”.

Jika air hukumnya boleh dijual, maka juga ada alat untuk menakar air buat konsumen seperti pompa penakar air. Menakar dengan alat ini dibenarkan. Jika tidak ada peralatan untuk menakarnya, maka kembali kepada adat kebiasaan.84

84Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Jilid12, 83-84.

C. Pembahasan Temuan

Berdasarkan hasil peneliti yang menggunakan wawancara dan observasi kepada pihak penjual dan pembeli dalam Praktik Jual Beli Air Sungai Untuk Irigasi Sawah Harga Perluas Sawah Di Dusun Krajan B Desa Gambirono Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jual Beli Air Sungai Untuk Irigasi Sawah Harga Perluas Sawah Di Dusun Krajan B Desa Gambirono Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember.

Menurut hasil penelitian faktor yang menyebabkan jual beli air sungai untuk irigasi dengan harga perluas sawah adalah karena faktor kebutuhan ekonomi yang mendesak dan kebutuhan petani mengenai air, karena air irigasi yang biasanya dialirkan ke sawah-sawah petani sudah tidak ada lagi alias kering pada saat musim kemarau dan petani kesulitan untuk mendapatkan air irigasi sehingga petani melakukan praktik jual beli air sungai untuk irigasi sawahnya supaya tamanannya tidak mati. Sedangkan hasil pertaniannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau sebagai sumber kehidupannya.

Adanya kebutuhan hidup manusia merupakan sesuatu yang sangat mudah dibuktikan karena hal tersebut dapat diindra dan dirasakan secara langsung dalam diri kita kita sering merasa lapar, butuh istirahat dan tidur.

Manusia dari segi fitrahnya. Diciptakan dengan berbagai tuntutan dan kebutuhan. Kita memiliki kebutuhan untuk berfikir. Tumbuh dan berkembang besar. Kesemuanya itu merupakan fitrah yang dimiliki oleh

66

semua manusia tanpa terkecuali. Manusia tidak mungkin menghilangkannya atau menghindar dari realitas seperti itu.85

Jika hasil penelitian di atas dikaitkan dengan teori kebutuhan maka menurut teori kebutuhan, kebutuhan penjual dan pembeli termasuk dalam kategori kebutuhan primer atau dharuri yang mana kebutuhan tingkat

“primer” adalah sesuatu yang harus ada untuk keberadaan manusia atau tidak sempurna kehidupan manusia tanpa terpenuhinya kebutuhan tersebut.

Kebutuhan yang bersifat primer ini dalam Ushul Fiqh disebut tingkat dharuri ada lima hal yang harus ada pada manusia sebagai ciri atau kelengkapan kehidupan manusia. Secara berurutan, peringkatnya adalah:

agama, jiwa, akal, harta dan keturunan (harga diri). Kelima hal ini disebut

“dharuriyat yang lima”.

Kelima dharuriyat tersebut adalah hal yang mutlak harus ada pada manusia. Karena Allah menyuruh untuk melakukan segala upaya bagi keberadaan dan kesempurnaannya. Segala perbuatan yang dapat mewujudkan atau mengekalkan lima unsur pokok itu adalah baik, dan karenanya harus dikerjakan. Sedangkan segala perbuatan yang merusak atau mengurangi nilai lima unsur pokok itu adalah buruk, dan karenanya harus dijauhi.

Salah satu tujuan dharuriyat yang lima yaitu Untuk mempertahankan hidup, manusia memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti makan, minum, dan pakaian. Untuk itu diperlukan harta

85Sholahuddin, Asas-asas Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), 12-13.

Dokumen terkait