BAB 4 : HASIL PENELITIAN
B. Deskripsi dan Analisa Data
2. Tahap-Tahap Pengembangan Sumber Daya Guru 55
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengembangan sumber daya guru di Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa, diantaranya:
a. Perencanaan
Dalam upaya pengembangan sumber daya guru yang dilakukan di Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa, hal yang pertama dilakukan adalah perencanaan. Adapun perencanaan tersebut terbagi menjadi beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya:
(1) Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan
Identifikasi kebutuhan pengembangan adalah proses yang berkelanjutan dalam pengumpulan data untuk menentukan apa kebutuhan pengembangan sehingga pengembangan dapat dikembangkan untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Melakukan identifikasi kebutuhan merupakan dasar keberhasilan
8
Wawancara dengan Nani Zuhairiyah, guru MA. Miftaahul Huda pada 11 Maret 2014 pukul 11.00 WIB di ruang guru MA Miftaahul Huda.
program pengembangan. Seringkali, organisasi akan mengembangkan dan melaksanakan program pengembangan tanpa terlebih dahulu melakukan identifikasi kebutuhan. Organisasi-organisasi ini akan menjalankan risiko pengembangan yang tidak efektif. Sebuah identifikasi kebutuhan pelatihan digunakan untuk menentukan apakah pengembangan merupakan solusi yang tepat untuk masalah di tempat kerja.
Untuk menyusun program pengembangan, sebagian organisasi merasa sudah mendapatkan data dan informasi yang “cukup” dari hasil penilaian kinerja. Karena pada intinya tujuan pengembangan tidak hanya untuk kepentingan individu atau karyawan yang bersangkutan, proses identifikasi kebutuhan pengembangan selayaknya juga mencakup analisis organisasi dan analisis pekerjaan.
Penilaian kinerja merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan untuk melaksanakan identifikasi kebutuhan pengembangan. Fokus dari person analysis dalam hal ini adalah para guru. Dalam konteks identifikasi kebutuhan pengembangan, tujuan dari person analysis adalah untuk menjawab pertanyaan siapa yang membutuhkan pengembangan dan pengembangan apa yang dibutuhkannya.
Melalui penilaian kinerja dapat diketahui kinerja seorang guru pada suatu periode tertentu. Dari penilaian kinerja juga dapat diketahui kemampuan, kekuatan dan kelemahan guru melaksanakan pekerjaan. Jika hasil penilaian kinerja menunjukkan baik, maka secara umum guru dianggap mampu melaksanakan pekerjaan, mencapai sasaran dan target-target yang menjadi tanggung jawabnya. Jika hasil penilaian kinerja menunjukkan buruk atau di bawah rata-rata, maka guru
dianggap tidak mampu melaksanakan pekerjaan, mencapai sasaran dan target-target yang menjadi tanggung jawabnya.
Penilaian kinerja harus menghasilkan data tentang kekuatan dan kelemahan guru. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental apa saja yang masih harus diperbaiki. Atau jika sudah baik, pengetahuan, keterampilan dan sikap mental apa saja yang perlu dipertahankan dana ditingkatkan. Berdasarkan hasil penilaian kinerja dapat diketahui siapa saja yang masih harus dilatih dan jenis-jenis pengetahuan, keterampilan dan sikap mental apa saja yang harus dilatih.
Di dalam mengidentifikasi kebutuhan pengembangan para guru Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa, kepala sekolah meminta para guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan yang perlu mereka kembangkan. Selain para guru mengidentifikasi kebutuhan mereka masing-masing, kepala sekolah, LPSDM Bina Insani, pihak yaysan, dan perwakilan komite sekolah juga melakukan penilaian kinerja mereka. Kemudian, hasil dari identifikasi kebutuhan yang telah dilakukan oleh para guru dan hasil penilaian kinerja yang telah dilakukan oleh kepala sekolah, LPSDM Bina Insani, pihak yayasan, dan perwakilan komite sekolah dimusyawarahkan dalam rapat awal tahun ajaran. “Kami selalu mengevalusi setiap kinerja guru dalam setiap rapat akhir tahun dari hasil evaluasi itu dapat diketahui kebutuhan pelatihan, dan juga sekolah meminta para guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan yang perlu mereka kembangkan, bisasanya kami melakukan kegiatan pelatihan untuk pengembangkan kreatifitas serta tata cara mengajar guru kepada siswa di kelas, serta untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.”9
9
(2) Menetapkan sasaran dan tujuan pengembangan
Penilaian kebutuhan akan pengembangan menghasilkan tujuan. Tujuan ini harus menyatakan perilaku yang diinginkan dan kondisi perilaku itu terjadi, dan digunakan sebagai standar untuk dapat mengukur pelaksanaan pekerjaan individu dan program. Tujuan memberikan sasaran khusus kepada pelatih dan peserta pelatihan yang dapat dipergunakan untuk menilai sukses mereka. Berbagai sasaran yang ingin dicapai dari suatu kegiatan pengembangan, baik yang bersifat teknikal maupun behavioral. Bagi penyelenggara, penentuan sasaran ini memiliki arti penting sebagai: (1) tolok ukur kelak untuk menentukan berhasil tidaknya program pelatihan; (2) bahan dalam usaha menentukan langkah selanjutnya, seperti menentukan isi program dan metode pengembangan yang sesuai.
.
Sasaran dari adanya kegiatan pengembangan ini adalah peningkatan kompetensi semua guru dan karyawan yang berada di lingkungan Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa. Dan tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan etos kerja dan profesionalisme seluruh tenaga pendidikan yang mandiri dan berkualitas. Target yang diharapkan adalah terbangunnya kinerja yang baik dan bermutu pada seluruh manajemen Madrasah. “Dalam pelatihan tersebut para guru diminta tidak hanya memberikan materi dari guru ke murid akan tetapi harus menguasai metode pengajaran yang lebih variatif. Untuk itu Biasanya tidak semua guru yang pandai dalam menguasai metode pengajaran, maka untuk itu program pengembangan diperlukan untuk peningkatan kompetensi guru”.10
10
Sedangkan bagi peserta penentuan sasaran bermanfaat dalam persiapan dan usaha apa yang seyogyanya mereka lakukan agar dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari kegiatan pengembangan yang diikutinya
(3) Menetapkan metode pelatihan
Setelah dilakukan perancangan pengembangan, maka proses berikutnya adalah pelaksanaan pengembangan. Dalam melaksanakan pengembangan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian atas metode-metode yang akan digunakan dalam proses pelaksanaan pengembangan. Tindakan ini dilakukan untuk memastikan bahwa metode yang digunakan sesuai dengan kebutuhan pelatihan.
Pada dasarnya banyak metode yang dapat digunakan dalam pengembangan sumber daya manusia, namun demikian penggunaannya harus disesuaikan dengan jenis program pengembangan yang diselengarakan. Satu metode mungkin baik untuk satu jenis program, akan tetapi belum tentu baik untuk program yang lainnya.
Dalam prakteknya, terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk memilih metode yang tepat sebagai instrumen pelatihan. Berbagai faktor perlu diperhatikan agar hasil dari pengembangan yang dilakukan efektif, antara lain sifat pengembangan, identifikasi peserta pengembangan, kemampuan pelatih atau tutor, lokasi, biaya, waktu, dan lamanya pelaksanaan pengembangan.
Pelaksanaan pengembangan harus di dasarkan pada metode-metode yang telah ditetapkan dalam progam pengembangan
organisasi. Program pengembangan ditetapkan oleh penanggung jawab pengembangan, dalam hal ini kepala sekolah. Dalam program pengembangan telah di tetapkan, sasaran, proses, waktu, dan metode pelaksanaannya. Supaya lebih baik, program ini hendaknya disusun oleh manajer kepala sekolah dan atau suatu tim serta mendapat saran, ide, maupun kritik bersifat konstruktif.
Adapun metode yang dilakukan dalam upaya pengembangan yang diselenggarakan oleh Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa adalah, training methods dan classroom methods. “Adapun metode yang dilakukan dalam upaya pelatihan/pengembangan ini dapat bergantung pada jenis pelatihan yang ada misalnya pelatihan yang diterapkan di outdoor maka akan berbeda dengan pelatihan yang dilakukan di indoor akan tetapi pelatihan yang ada biasanya dilakukan di dalam kelas kami biasanya menggunakan training methods atau classroom methods”.11
Dalam hal pengembangan keterampilan dan sikap guru melalui pendidikan dan latihan (diklat), biasanya usaha tersebut dilaksanakan dengan menerapkan teknik-teknik pengembangan. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam menjalankan pengembangan sumber daya manusia. Teknik-teknik ini dirancang untuk dapat meningkatkan prestasi kerja, mengurangi absensi, dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja.
b. Pelaksanaan
Setelah melalui proses perencanaan, barulah dilakukan proses pelaksanaan dari upaya pengembangan itu sendiri. Pelaksanaan
11
Wawancara dengan LPSDM Wawancara dengan Abdul Jaelani, tutor LPSDMBina Insai pada 10 Maret 2014 pukul 14.00 WIB di ruang guru MA Miftaahul Huda
pengembangan merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Kepala sekolah yang tidak mempedulikan kegiatan pengembangan bagi para gurunya akan menerima resiko yang dapat membahayakan kegiatan operasional sekolah. Hal ini dapat dilihat bahwa perkembangan teknologi yang semakin melejit dewasa ini dapat mengakibatkan terjadinya perubahan yang semakin dahsyat pada berbagai aspek yang dialami oleh sekolah.
Pengembangan sumber daya guru merupakan suatu proses memperbaiki keterampilan kerja para guru untuk pencapaian tujuan pendidikan madrasah itu sendiri. Pengetahuan dan keterampilan guru semestinya berkembang setiap saat sesuai dengan perkembangan zaman. Pelaksanaan pengembangan dilakukan selain untuk penigkatan kompetensi, namun juga untuk memperbaiki kinerja guru agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Terkadang guru memiliki keterbatasan (waktu, ekonomi, dan kemampuan) untuk meningkatkan kompetensinya sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, lembaga pendidikan tempat guru bekerja harus menjembatani keterbatasan guru tersebut dengan menyediakan pengembangan.
Proses atau langkah-langkah pelaksanaan pengembangan dilakukan oleh Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa sebagai berikut:
(1) Sasaran
Setiap pengembangan harus terlebih dahulu di tetapkan secara jelas sasaran yang ingin dicapai. Hal ini dilakukan agar upaya pengembangan yang dilakukan tepat sasaran dan lebih efektif dan efisien.
Berbagai sasaran yang ingin dicapai dari suatu kegiatan pengembangan, baik yang bersifat teknikal maupun behavioral. Bagi penyelenggara, penentuan sasaran ini memiliki arti penting sebagai: (1) tolok ukur kelak untuk menentukan berhasil tidaknya program pelatihan; (2) bahan dalam usaha menentukan langkah selanjutnya, seperti menentukan isi program dan metode pengembangan yang sesuai.
Sedangkan bagi peserta penentuan sasaran bermanfaat dalam persiapan dan usaha apa yang seyogyanya mereka lakukan agar dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari kegiatan pengembangan yang diikutinya.
Dalam pelaksanaan pengembangan yang dilakukan di Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa ini, seperti yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya bahwa, sasaran dari upaya pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan kompetensi para guru Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa.
(2) Kurikulum
Kurikulum pelatihan adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan pelatihan yang ditata dalam bentuk rencana proses pelatihan dengan penekanan pada penggunaan berbagai metode pelatihan sesuai dengan tujuan pelatihan sehingga setelah pelatihan peserta memperoleh peningkatan kompetensi yang dibutuhkan.
Kurikulum dirancang berbasis kompetensi yang harus dicapai dan diuraikan dalam:
b) Metode penyampaian (pembelajaran) c) Proses pembelajaran setiap materi d) Proporsi dan alokasi waktu
Salah satu hal paling penting dalam penyusunan kurikulum adalah materi pelatihan atau pengembangan. Materi pengembangan sangat menentukan dalam memperoleh keberhasilan dalam proses pelaksanaan pengembangan. Materi pengembangan harus sesuai dengan tingkat satuan pendidikan guru. Kepala sekolah dan lembaga pelatihan sumber daya manusia terkait bekerja sama untuk membuat materi pengembangan yang dapat disampaikan oleh pelatih atau tutor agar mudah dipahami oleh para peserta pengembangan. Materi pengembangan dapat dibuat berdasarkan kebutuhannya, misalnya dari materi yang sudah ada atau dari pengalaman pelatih. Pelatih atau tutor menyampaikan materi latihan sesuai dengan kemampuan para peserta pengembangan. Dalam sebuah sekolah, terdapat keberagaman latar belakang dan tingkat pendidikan. Materi pengembangan agak sulit akan disampaikan kepada peserta yagn memiliki tingkat pendidikan relatif tinggi, sebaliknya materi yang tidak terlalu sulit diberikan kepada para anggota yang berpendidikan lebih rendah. Begitu pula untuk materi pelatihan dengan latar belakang sama.
“Untuk kurikulum kami sesuaikan dengan aturan pemerintah yang berlaku, sedangkan mulok biasanya kami sesuaikan dengan kebutuhan yang ada.”12 Desain kurikulum yang digunakan dalam pelaksanaan pengembangan sumber daya guru Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa sesuai dengan aturan pemerintah dan disesuaikan dengan kebutuhan massa.
12
(3) Sarana
Dalam pelaksanaan pelatihan atau upaya pengembangan, kualitas dan kenyamanan fisik dan ketersediaan alat bantu pembelajaran yang sesuai sangat diperlukan demi kelancaran proses pelaksanaan. Selain hal tersebut, ada juga hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan, hal tersebut yang pertama adalah tempat terlaksananya kegiatan pengembangan. Pelaksanaan kegiatan pengembangan sebaiknya melibatkan beragam tempat. Hal ini dilakukan karena suasana kelas yang baru dan berbeda akan menambah semangat dan motivasi peserta dalam mengikuti kegiatan pengembangan yang dilaksanakan oleh sekolah. Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan media belajar, sarana dan prasarana yang pendukung lain untuk kegiatan pengembangan, seperti kursi, meja belajar, laptop, infocus, modul, dan lain sebagainya.
Pelaksanaan dari upaya pengembangan yang dilakukan oleh Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa berada di lingkungan madrasah itu sendiri dan dilengkapi dengan fasilitas media pembelajaran umum (multimedia). “Yaa. untuk berbicara fasilitas biasanya pihak sekolah memberikan fasilitas media pembelajaran umum (multimedia)”.13Para peserta kerap merasa bosan karena pelaksanaan pengembangan lebih sering dilakukan di lingkungan sekolah. Namun, hal ini dilakukan bukan karena pihak pelaksana pengembangan tidak ingin mencoba untuk melaksanakan upaya pengembangan di luar lingkungan sekolah, akan tetapi hal ini terkendala dalam masalah finansial.
(4) Peserta
13
Kegiatan pengembangan akan berhasil jika para peserta pengembangan siap untuk mengikutinya. Para peserta latihan yang siap berarti mereka memiliki keterampilan-keterampialn dasar yang diperlukan, ada motivasi dan efektivitas diri. Beberapa persyaratan yang mereka miliki adalah kemampuan mental dan fisik dalam mengikuti proses pelaksanaan pengembangan. Agar pelaksanaan pengembangan dapat berjalan dengan efektif, mereka harus memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Hal penting lain untuk diperhatikan dalam kegiatan pengembangan adalah efektivitas diri. Keberhasilan dalam kegiatan pengembangan perlu dilihat bagaimana kesiapan para peserta kegiatan pengembangan berkeinginan untuk berhasil mempelajari seluruh isi program pengembangan dengan baik. Para peserta pengembangan seringkali gagal dalam mengikuti kegiatan pengembangan karena kurangnya kepercayaan diri untuk berinovasi.
Para peserta yang mengikuti pengembangan sumber daya guru di Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa meliputi semua guru yang terlibat dalam lingkungan Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa “Adapun peserta pelatihan itu bergantung kepada kebijakan dari kepala sekolah tentunya seluruh guru–guru dari sekolah MA. Miftaahul Hudaa sebagai penyelengara pelatihan karena lokasi pelatihan berada di dalam sekolah karena bentuk kerjasama yang ada hanya dalam satu sekolah”.14
(5) Pelatih/trainer
Kemampuan pelatih sangat besar pengaruhnya dalam tercapainya keberhasilan upaya pengembangan. Seorang pelatih
14
dituntut untuk menguasai materi pelatihan semaksimal mungkin agar para peserta latihan dapat menguasai materi yang disampaikan oleh pelatih. Berbagai metode yang tepat harus dipilih untuk memudahkan pemahaman materi yang disampaikan. Kesalahan dalam memilih metode yang digunakan akan membingungkan para peserta latihan.
Melatih banyak orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda merupakan suatu tantangan dalam suatu organisasi. Berbagai perbedaan dalam organisasi, misalnya budaya, latar belakang dan tingkat pendidikan, usia, status sosial, dan lain sebagainya, menunjukkan berbagai karakteristik anggota organisasi yang berbeda pula. Hal ini menuntut bahwa seorang pelatih harus memiliki berbagai pengetahuan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Dalam upaya pengembangan yang dilakukan di Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa, sekolah ini menggandeng mitra jejaring dari Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (LPSDM) Bina Insani. Sampai dengan saat ini, Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa hanya melakukan kerjasama dengan LPSDM Bina Insani, hal ini dikarenakan butuh biaya yang tidak sedikit untuk melakukan kerjasama dengan mitra jejaring lain. “Adapun penentuan trainer/pelatih itu kami memiliki trainer yang cukup profesional lulusan dari salah satu universitas di Jepang dari LPSDM Bina Insani sedangkan untuk materi yang diberikan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan yang ada”.15
Proses pelatihan merupakan suatu kegiatan memberikan suatu pengalaman baru bagi peserta pelatihan melalui berbagai
aktivitas-15
aktivitas dengan suatu kondisi pembelajaran yang interaktif, dinamis, dengan pendekatan-pendekatan yang menungkinkan peserta dapat terlibat secara aktif, mengaktualisasikan diri dan pengalaman. Sehingga dengan sendirinya proses pembelajaran di dalam pelatihan tidak seperti halnya guru mengajar di depan kelas seperti yang terjadi di sekolah-sekolah.
Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa biasanya melakukan upaya pengembangan di awal tahun ajaran. Hal ini merupakan tindak lanjut dari identifikasi kebutuhan dari pelatihan/pengembangan itu sendiri setelah dilakukan rapat awal tahun ajaran “Biasanya progam pelaksanaan pengembangan dilakukan di awal tahun ajaran baru tepatnya di pertengahan tahun di bulan Juli adapun jika tidak memungkinkan jadwalnya dapat disesuaikan”.16
c. Evaluasi
Hal penting yang tidak boleh dilewatkan oleh pelaksana kegiatan pengembangan adalah evaluasi dan tindak lanjut atas program-program yang dilaksanakan, mengukur sejauh mana kefektifan program telah dicapai. Tahap ini merupakan tahap yang penting karena akan menunjukkan sejauh manfaat yang didapatkan oleh organisasi melalui program-program tersebut.
Proses evaluasi sama pentingnya dengan proses perencanaan, selain untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan program pengembangan, proses evaluasi juga bertujuan untuk mengukur kinerja para peserta program pengembangan setelah mengikuti pelaksanaan pengembangan.
16
Evaluasi berguna untuk mengetahui seberapa besar tujuan pengembangan tercapai, dan mengetahui kekurangannya untuk perbaikan di masa datang. Melalui hasil evaluasi juga pelaksana dapat menetukan tindakan yang perlu dilakukan selanjutnya pada peserta pengembangan setelah mengikuti program pengembangan.
Pada dasarnya, evaluasi atas suatu program pengembangan harus meliputi beberapa aspek aspek, yaitu (1) tanggapan peserta atas program yang dijalankan, (2) sejauh mana peserta telah mempelajari dan menguasai materi yang diberikan, (3) kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan baru yang telah diperoleh dan (4) apakah tujuan program pengembangan yang dicanangkan telah tercapai.
Evaluasi suatu program dengan menanyakan kepada peserta merupakan suatu pendekatan yang relatif murah dan merupakan respon serta saran yang segera dalam peningkatan program pengembangan selanjutnya. Namun demikian evaluasi dengan cara ini terkadang lebih didasarkan kepada pendapat peserta dibandingkan dengan fakta, karena terkadang pertanyaan yang diajukan sebetulnya tidak dapat dijawab dengan segera. Misalnya jenis pertanyaan yang menanyakan mengenai manfaat prorgam pengembangan dalam pekerjaan yang tentu saja tidak dapat dijawab sebelum peserta kembali ke tempat tugas masing-masing dan mengimplementasikan pengetahuan yang didapatkan.
Evaluasi atas materi yang didapat selama mengikuti program pengembangan dengan jalan melakukan pretest – posttest yaitu suatu metode penggunaan test yang sama yang diberikan sebelum dan sesudah program pengambangan. Perbandingan hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai gambaran sejauh maan materi telah dipahami oleh
peserta. Cara lain yang dapat dilakukan adalah control group design, yaitu dengan cara menguji kelompok sumber daya manusia yang mengikuti program pengembangan dan kelompok sumber daya manusia yang tidak mengikuti program pengembangan. Hasil yang didapat dari kedua kelompok dapat dijadikan gambaran sejauh mana materi dapat dipahami.
Evaluasi atas kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dapat dilihat/diamati dari perilaku sumber daya manusia yang telah mengikuti program ketika ia kembali ke tempat kerja. Jika seseorang mengikuti program pelatihan mengenai pendelegasian wewenang akan tetapi ketika kembali ke tempat kerjanya ia tetap dengan pola lama yang telah ia ikuti selama bertahun-tahun tanpa delegasi wewenang, dapat dikatakan yang bersangkutan gagal memahami isi seminar sehingga organisasi tidak mendapat kontribusi apapun.
Evaluasi atas tujuan program pengembangan dapat dilihat dari kinerja organisasi. Misalnya suatu program pelatihan bertujuan untuk meminimalisir tingkat kesalahan dalam pengerjaan suatu produk. Jika setelah pelatihan berakhir dan diimplementasikan dalam pekerjaan ternyata tingkat kerusakan tetap sama, dapat dikatakan program tersebut kurang memberikan dampak yang berarti pada organisasi. Selain itu mungkin saja suatu aspek meningkat setelah pegawai mengikuti program pelatihan akan tetapi aspek lain justru mengalami penurunan.
Untuk mengetahui keberhasilan pelatihan kerja yang telah diselenggarakan, maka perlu dilakukan proses evaluasi secara menyeluruh terhadap para peserta pengembangan. Proses evaluasi program harus dilakukan secara matang oleh setiap pelaksana program
agar mereka mengetahui titik lemah dan kuat suatu program, dan mereka dapat memberikan umpan balik yang tepat bagi para peserta program. Hasil evaluasi merupakan masukan penting bagi penyempurnaan program pelatihan. Adapun tim evaluasi Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa berasal dari tim internal dan eksternal sekolah. Tim internal terdiri dari kepala sekolah dan komite sekolah yang dilaksanakan pada rapat akhir tahun ajaran. “Proses evaluasi yang kami lakukan biasanya kami melakukan pada setiap akhir dari kegiatan pelatihan yang kemudian hasil dari evaluasi diserahkan kepada kepala sekolah yang nantinya dimusyawarahkan dalam rapat akhir tahun yang di hadiri oleh kepala yayasan kepala sekolah dan guru Di dalam rapat tersebut kami melakukan evaluasi kinerja bersama.17
”Hasil dari evaluasi ini berupa rangkuman monitoring yang dilakukan di tiap bulan. Sedangkan tim evaluasi eksternal berasal dari Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (LPSDM) Bina Insani. Setelah diadakan evaluasi yang dilaksanakan pada akhir tahun ajaran, guru yang memiliki kinerja terbaik akan mendapatkanreward atau penghargaan dari kepala sekolah.
3. Manfaat Pengembangan Sumber Daya Guru
Banyak sekali manfaat yang dirasakan oleh para guru Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa dalam upaya pengembangan yang dilakukan oleh sekolah, diantaranya:
a. Menambah wawasan guru dalam hal keterampilan mengajar, seperti membuat silabus, RPP, program tahunan, program semester, kriteria ketuntasan minimal, dan program pembelajaran yang lain. “Kegiatan ini bagus sekali karena selain dapat menambah wawasan para guru, kegiatan