• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan Pasca Produksi Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 32-41)

Setelah melakukan produksi, di paska produksi ini akan dilakukan beberapa tahap, yaitu melakukan pemeriksaan materi. Di tahap ini akan diperiksanya hasil shooting dengan memperhatilan kualitas gambar dan suara serta pemilihan komposisi gambar. Kemudian menyiapkan kemasan produksi, pada tahap ini akan membuat outline editing, menyiapkan ilustrasi yang diperlukan, membuat catatan dan lain-lain. Selain itu produser juga mengontrol pelaksanaan editing sekaligus melaksanakan review kembali bersama orang-orang terkait, revisi apabila terjadi kesalahan cerita, dan jika sudah siap semua akan dipersiapkan untuk peluncuran tayangan programnya.

Seperti yang diutarakan oleh Produser Pelaksana Sinetron Tukang Bubur Naik Haji, Dani Sapawie.

103 Ibid

“Setelah syuting, otomatis dari lapangan akan dikirim ke editing. Waktu di awal-awal episode kita masih sama-sama ke QC, tapi sekarang hanya orang editing saja yang ke QC. Kalau memang gak ada adegan spesial ya biasanya kita running saja, tapi kalau ada adegan spesial, misalnya adegan perkelahian, nah itu biasanya kita cek dulu, jangan sampai ada yang loss.”104

Merangkum hasil penelitian ini, maka strategi yang dilakukan tim programming maupun bagian akuisisi dalam penayangan program sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series, yaitu menggunakan strategi Head to Head dengan program sejenisnya atau program kompetitornya yaitu sinetron Ustad Fotokopi yang tayang di SCTV. Kemudian RCTI juga mempunyai strategi-strategi tersendiri dalam mensukseskan sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series. Strategi ini dilakukan ketika rating sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series sedang turun, yaitu dengan melakukan twist-twist baru, mengungkapkan kerahasiaan, menambah karakter baru, dan sebagainya.

Selain itu RCTI tidak mengubah jam tayang, artinya sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series tetap berada pada jam prime time.

104 Ibid

4. 5 Pembahasan

4. 5. 1 Diagram Produksi Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series

Gambar 1.

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview) secara langsung dengan narasumber yang telah penulis tentukan.

Wawancara di lakukan secara bertahap di Gedung Annex RCTI, tepatnya di ruangan PR&D (Program Research & Development) dengan mewawancarai Program Analyst RCTI yaitu Yeyen Sundari. Setelah itu, penulis mewawancarai Filriady Kusmara selaku Manager Local Programming Acquisition RCTI. Kemudian, penulis mewawancarai Line Producer atau Produser Pelaksana Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series, Dani Sapawie di kantor Sinemart, di Plaza Kedoya. Ditambah dengan mempelajari buku-buku, mengumpulkan dokumen-dokumen perusahaan, membaca literature dari berbagai macam buku, serta membuka situs-situs internet yang berkaitan, maka penulis dapat menjelaskan secara terperinci permasalahan yang menjadi objek penelitian dan menerangkan secara keseluruhan strategi produksi sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI dalam meraih rating tertinggi.

Setiap stasiun penyiaran pasti mempunyai program yang menjadi andalan dan unggulannya. Termasuk stasiun televisi RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) ini juga mempunyai program-program unggulan. Stasiun televisi RCTI identik dengan program sinetronnya. RCTI bekerjasama dengan Sinemart Pictures dalam memproduksi program sinetron yang mempunyai kualitas dan mutu yang baik. Sinetron yang sangat menjadi unggulan di RCTI yang tayang pada waktu prime time dimana semua anggota keluarga

berkumpul pada waktu tersebut. Dan sinetron yang menjadi unggulan di RCTI ini adalah sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series.

Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series dibintangi artis-artis terkenal yaitu Mat Solar, Uci Bing Slamet, Nani Wijaya, Latief Sitepu, El Manik, Shinta Muin, Citra Kirana, Andi Arsyil, Aditya Herpavi, Dorman Borisman, dan lainnya.Sinetron ini bercerita tentang kisah kehidupan seorang tukang bubur yang bernama Sulam (Mat Solar). Ia adalah seorang lelaki yang sederhana, tekun, dan ikhlas. Bersama istri yang sangat dicintainya, Rodiah (Uci Bing Slamet), dan Emak (Nani Wijaya), Sulam berusaha mengembangkan usahanya. Karena ketaqwaannya kepada Allah SWT, ia kemudian menjadi kaya raya dan dapat mewujudkan impiannya, yaitu naik haji. Haji Sulam merupakan sosok yang patut menjadi panutan.

Meski seringkali difitnah dan dizalimi oleh tetangga yang iri dengan kesuksesannya, Haji Muhidin (Latief Sitepu) dan Hajjah Maimunah (Shinta Muin), namun Haji Sulam selalu sabar dan kerap berbesar hati menasehati keluarganya agar tidak terprovokasi, serta selalu bersikap baik terhadap keluarga Haji Muhidin.

Penulis melihat bahwa program tayangan sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series memiliki beberapa kelebihan yang menjadi daya tarik tersendiri. Pertama, jalan ceritanya yang menarik dan dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia dan menciptakan “sense of belonging” atau rasa memiliki yang kuat sehingga tidak membuat penonton bosan. Kedua,

pemain-pemain yang terlibat dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series ini merupakan pemain-pemain yang sedang naik daun dan berkompeten dibidangnya sehingga penonton juga tidak ingin meninggalkan sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series. Ketiga, sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series ini memiliki karakter-karakter penokohan yang kuat, sehingga para penonton tidak merasa jenuh dengan sentralitas satu tokoh saja seperti sinetron lain pada umumnya.

Dalam memproduksi sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series, produser sebelumya melakukan penjualan program ke stasiun televisi.

Produser mempresentasikan programnya yang disaksikan oleh manajer akuisisi, sales and marketing, program analyst, manager programming dari stasiun televisi RCTI. Ada beberapa pertimbangan mengapa sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di akuisisi. Pertama, karena konsep ceritanya oke, pemainnya, performance, secara image dan kualitas juga diperhatikan. Dan yang paling penting apakah bisa komersil, karena suatu program dilihat dari aspek image dan aspek komersil.

Dalam tahapa pra produksi, peran produser sangatlah penting, produser mempersiapkan dana untuk proses pembuatan sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series. Keuangan dalam pembuatan sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series ini harus dibuat anggaran perencanaan. Karena setiap biaya yang keluar harus tidak ada yang berlebih atau keluar dari apa yang sudah dianggarkan, kemudian ikut dalam menentukan konsep cerita, terlibat dalam

pembuatan skenario, pencarian lokasi yang akan digunakan dalam produksi sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series. Dalam proses produksi, peran produser juga sangat penting. Biasanya produser turun langsung ke lokasi untuk memberikan pengarahan dan mengawasi kru yang sedang bertugas, agar tidak ada yang melakukan kesalahan pada saat proses syuting berlangsung.

Dalam tahap produksi ini pasti ada kendala-kendala yang dihadapi. Salah satunya faktor pemain. Hal di luar teknis seperti sisi manusiawi, seperti menjaga dan mengarahkan para pemain yang tadinya bukan apa-apa menjadi seorang bintang. Hal tersebut merupakan tugas tersendiri bagi para produser.

Pada tahap pasca produksi produser juga terlibat, walaupun hanya mengawasi jalannya proses editing. Selain itu, produser juga kembali mempreview adegan-adegan yang diambil pada saat proses syuting berjalan.

Dengan selesainya packaging dari sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series, sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series siap ditayangkan di televisi. Dengan harapan sinetron ini akan sukses, menarik pemirsa yang banyak, pengiklan banyak berdatangan sehingga menciptakan rating yang tinggi.

Bicara soal rating, rating adalah peringkat program yang berupa data statistik yang diperoleh dari banyak penonton yang menonton sebuah program acara. Rating diperoleh dari perusahaan lembaga rating yaitu Nielsen Audience Measurement. Setiap stasiun penyiaran berlangganan data rating dan share.

Hal ini untuk mengetahui apakah setiap program yang tayang masih disukai oleh pemirsanya atau ditinggalkan oleh pemirsanya.

Dalam stasiun televisi, khususnya RCTI, yang mengelola data rating dan share ada pada divisi Program Research and Development (PR&D). Di dalam PR&D terdapat 2 (dua) bagian yaitu program analyst section dan data analyst section. Dan yang mengelola data rating dan share adalah program analyst section. Program analyst section ini mempunyai tugas yaitu menganalisa program-program yang ada di RCTI maupun yang menjadi kompetitornya melalui MBM (Minute by Minute) yang dikerjakan dengan menggunakan video recorder dan menganalisa kontennya per tiap menit dan dimasukkan kedalam komputer. MBM ini berfungsi untuk evaluasi tiap program yang sudah dianalisa, dan untuk memasukkan data rating dan share per tiap menitnya.

Evaluasi yang dilakukan oleh program analyst ini seperti melakukan diskusi internal dengan memberi masukkan kepada program analyst section head dan manajer akuisisi atas program yang mengalami penurunan rating dan share. Setelah itu akan didiskusikan bersama dengan produser yang bersangkutan dalam hal ini produser dari sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series untuk mencari solusi yang baik apakah sinetron ini dilanjutkan atau diganti dengan sinetron yang baru.

Awal kemunculan sinteron Tukang Bubur Naik Haji The Series ini bisa dikatakan berhasil. Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series mampu

mengikat hati pemirsanya sehingga pada awal-awal episode sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series meraih rating tertinggi. Rating tertinggi yang di dapat sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series adalah 7,7 dengan share 29,9, hal tersebut merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa dalam sebuah sinetron. Namun di pertengahan penayangannya, terdapat sinetron baru yang menjadi kompetitor dari sintron Tukang Bubur Naik Haji The Series ini, yaitu sinetron Ustad Fotokopi yang ditayangkan di SCTV. Namun hal tersebut tidak mengganggu stabilitas rating yang di dapat sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series. Rating terendah yang didapat oleh sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series adalah 3,8 dengan share 16,9.

Setiap program tayangan pasti mempunyai strategi dalam mensukseskan program tersebut. Strategi adalah sebuah rencana yang disusun demi tercapainya suatu tujuan. Produser Pelaksana sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series, Dani Sapawie ini juga mempunyai strategi demi keberhasilan programnya. Seperti dibuat cerita yang menarik dengan menonjolkan karakter-karakter yang kuat, dimana di dalamnya terdapat banyak konflik, dan lain-lain.

Strategi tersebut diciptakan ketika rating dari sinteron Tukang Bubur Naik Haji The Series mengalami penurunan.

Sebuah strategi awalnya dibuat atas hasil diskusi dari pihak dari stasiun televisi dengan pihak production house, dalam hal ini RCTI dengan Sinemart.

Mengapa RCTI juga menentukan strategi dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series? Karena RCTI memegang data-data rating dan share yang

keluar tiap harinya. Dan RCTI juga bertanggung jawab atas keberhasilan program tersebut. Jadi RCTI juga harus menentukan strategi-strategi apa yang akan digunakan dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series. Ketika sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series mengalami penurunan rating dan share, maka strategi yang digunakan adalah membuat twist-twist baru, memasukkan karakter atau konflik baru, memperbanyak bagian yang disukai pemirsa, dan lain sebagainya. Hal ini diharapkan dapat menaikkan kembali rating dan share sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series.

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 32-41)

Dokumen terkait