• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI

3.5 Tahapan Penelitian

3.5.1 Pemanenan menggunakan metode RIL

1. Survei penentuan lokasi penelitian (petak tebang dan plot pengamatan) pada peta areal kerja yang masuk ke dalam RKT PT. Ratah Timber tahun 2010 dan 2011.

a.Plot yang diambil mewakili kelerengan yang berbeda, kerapatan tegakan yang berbeda dan intensitas pemanenan yang berbeda.

2)Kerapatan tegakan berkisar antara 28 pohon/ha sampai 64 pohon/ha 3)Intensitas pemaenan berkisar antara 2 pohon/ha sampai 9 poho/ha.

b.Batas petak penelitian ditetapkan berada dekat dengan jalan angkutan sehingga memudahkan akses ke lokasi penelitian.

c.Titik sudut batas masing-masing plot direncanakan lengkap dengan koordinat GPS.

2. Pembuatan plot pengamatan di lapangan.

a.Penentuan lokasi sudut batas plot dengan GPS.

b.Penandaan plot pengamatan di lapangan menggunakan patok yang terbuat dari kayu pada tiap sudut sisi plot sebagai tanda batas.

c.Pembatasan plot dengan memberi tanda berupa cat berwarna kuning pada pohon berdiameter 3 sampai 10 cm.

d.Pada setiap plot pengamatan dilakukan pengecekan pohon yang masih berdiri dan tunggak untuk memeriksa kebenaran data LHC perusahaan. e.Pada plot menggunakan metode pemanenan RIL tidak dilakukan pengukuran

topografi karena telah tersedia peta rencana pemanenan yang mencakup peta kontur.

3. Pembuatan jalur-jalur rintisan, pengecekan pohon yang masih berdiri dan tunggak dan survei kemiringan lapangan (topografi) pada plot pengamatan. Pada tahap ini diperlukan sebuah tim untuk pengukuran di lapangan, yaitu 1 orang perintis dan penentu azimut (compassman); 1 orang penarik tali untuk menandai setiap titik untuk ukuran tali dan untuk mengecek akurasi dari arah azimuth yang telah dibuat oleh compassman; 2 orang pemeriksa pohon yang masih berdiri dan tunggak, 2 orang untuk menentukan kemiringan lapangan serta pencatatannya dan memberi label pada pohon. Pengenal jenis harus berkoordinasi dengan pemberi label di lapangan.

4. Perencanaan pemanenan kayu menggunakan metode RIL pada peta sebaran pohon dan peta kontur skala 1 : 2000.

Perencanaan pemanenan kayu menggunakan metode RIL meliputi perencanaaan jaringan jalan sarad dan arah rebah pohon di atas peta kontur yang di dalamnya terdapat peta sebaran pohon.

a. Membuat sketsa trase sarad pada peta pohon dengan memperhatikan konfigurasi lapangan, penyebaran pohon dan topografi lapangan

b. Menetapkan tim survei trase sarad yang melaksanakan pembuatan lintasan/rintisan trase sarad.

5. Pelaksaan pemanenan kayu di petak penelitian pemanenan kayu a. Penandaan rencana jalan sarad di lapangan

1) Memplotkan hasil sketsa trase sarad di atas peta ke lapangan. Rencana jalan sarad di atas peta dipindahkan ke lapangan dengan menggunakan peta rencana pemanenan kayu, kompas, klinometer dan pita meter. 2) Membuat rintisan dan penandaan dengan pita merah di lapangan sesuai

dengan rencana yang telah dibuat. Hasilnya berupa penandaan dengan pita merah yang diikatkan atau diselipkan pada pohon yang akan dilewati jaringan jalan sarad.

b. Penandaan arah rebah

Arah rebah ditentukan agar memudahkan penyaradan dan tidak memotong jalan sarad. Arah rebah dibuat dengan sudut 45° sampai 60° terhadap sumbu jalan sarad. Arah rebah juga diusahakan tidak merusak tegakan tinggal dan arah rebah dikondisikan dengan topografi lapangan. c. Penebangan

1) Perebahan pohon dilakukan sesuai dengan arah rebah yang telah direncanakan. Penebangan dimulai dari pohon yang dekat dari TPn. 2) Persiapan penebangan difokuskan pada keselamatan kerja dan

efisiensi penebangan.

3) Tinggi tunggak diusahakan seminimum mungkin.

4) Pemotongan tajuk dan pembagian batang mengikuti prosedur yang berlaku sehingga dapat memaksimalkan volume dan nilai kayu yang dipanen.

d. Penyaradan

1) Sebelum memulai penyaradan, operator bulldozer mengkonstruksi jalan sarad.

3) Bulldozer sedapat mungkin tetap berada di atas jalan sarad dan tetap menggunakan jalan sarad yang telah dibuat.

4) Sedapat mungkin mengoptimalkan penggunaan winch (bulldozer

dilengkapi winch tidak kurang dari 30 m)

5) Kayu-kayu yang paling jauh dari TPn disarad terlebih dahulu. 6. Pengukuran kerusakan tegakan tinggal akibat penebagan.

7. Pengukuran panjang dan lebar jalan sarad yang telah dibuat pada proses penyaradan.

Bagan alir pemanenan kayu menggunakan metode RIL seperti disajikan pada gambar 1.

Penentuan lokasi penelitian (petak tebang dan plot pengamatan)

Pembuatan plot di lapangan

Pembuatan jalur pengukuran topografi

Pengecekan tunggak dan pohon berdiri pada plot

Penandaan jalan sarad di lapangan

Penebangan dan penyaradan

Pengamatan dan pencatatan kerusakan tegakan dan keterbukaan lahan akibat kegiatan pemanenan

3.5.2 Pemanenan menggunakan metode CL

1. Survei penentuan lokasi penelitian (petak tebang dan plot pengamatan) pada peta areal kerja yang masuk ke dalam RKT PT. Ratah Timber tahun 2010. a. Plot yang diambil mewakili kelerengan yang berbeda, kerapatan tegakan

yang berbeda dan intensitas penebangan yang berbeda. 1)Kelerengan lahan berkisar antara 18,54 % sampai 69,02%

2)Kerapatan tegakan berkisar antara 26 pohon/ha sampai 47 pohon/ha 3)Intensitas pemaenan berkisar antara 2 pohon/ha sampai 9 poho/ha.

b. Petak penelitian ditetapkan terdapat di pinggir jalan angkutan sehingga memudahkan akses ke lokasi penelitian.

c. Titik sudut batas masing-masing plot direncanakan lengkap dengan koordinat GPS.

2. Pembuatan plot pengamatan di lapangan.

a. Menentukan lokasi sudut batas plot dengan GPS.

b. Mematok tiap sudut sisi plot dengan patok kayu sebagai tanda batas plot pengamatan di lapangan.

c. Membatasi plot dengan memberi tanda berupa cat berwarna kuning pada pohon berdiameter 3 sampai 10 cm.

d. Memeriksa kembali pohon yang masih berdiri dan tunggak pada setiap plot pengamatan untuk memeriksa kebenaran data LHC perusahaan.

e. Mengukur kelerengan lahan pada plot menggunakan metode pemanenan CL untuk menghasilkan peta kontur yang berguna dalam penentuan besarnya kelerengan lahan pada masing-masing plot.

3. Pembuatan plot pengamatan di lapangan.

Pada tahap ini diperlukan sebuah tim untuk pengukuran di lapangan, yaitu 1 orang perintis dan penentu azimut (compassman); 1 orang penarik tali untuk menandai setiap titik untuk ukuran tali dan untuk mengecek akurasi dari arah azimuth yang telah dibuat oleh compassman; 2 orang pemeriksa pohon yang masih berdiri dan tunggak, 2 orang untuk menentukan kemiringan lapangan serta pencatatannya dan memberi label pada pohon. Pengenal jenis harus berkoordinasi dengan pemberi label di lapangan.

5. Pengukuran panjang dan lebar jalan sarad.

Bagan alir pemanenan kayu menggunaka metode CL seperti disajikan pada gambar 2.

Penentuan lokasi penelitian (petak tebang dan plot pengamatan)

Pembuatan plot di lapangan

Pembuatan jalur pengukuran topografi

Pengecekan tunggak dan pohon berdiri pada plot

Pengamatan dan pencatatan kerusakan tegakan dan keterbukaan lahan akibat kegiatan pemanenan

Gambar 2 Bagan Alir Pemanenan Kayu menggunakan Metode CL.

Dokumen terkait