• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap, meliputi: 1) persiapan, 2) pengumpulan data, 3) analisis data dan 4) perencanaan lanskap. Merupakan modifikasi dari tahapan perencanaan preservasi laskap sejarah menurut Haris dan Dines (1988). Secara singkat, deskripsi tahapan penelitian dijelaskan oleh Tabel 5.

Tabel 5. Deskripsi Tahapan Penelitian

Persiapan Pengumpulan Data dan

Informasi Analisis Data

Perencanaan Lanskap Usulan Penelitian Perijinan 1. Aspek Kesejarahan Birnbaum (1994): Peta Kesejarahan Kondisi Fisik

Keller dan Keller (1989): Sirkulasi, land use,

bangunan, tata hijau 2. Aspek Legal dan

Pembangunan Kota Rencana Pembangunan Rencana Pelestarian

Kawasan 3. Aspek Pendapat

Masyarakat dan Ahli Aspek Fisik Aspek Legal

1. Analisis Signifikansi Kesejarahan Harris dan Dines (1988):

Uniqueness Typicality Keller dan Keller (1989): Penilaian Keaslian dan Identifikasi Perubahan 2. Rencana Ruang Pelestarian Konsep Pelestarian Konsep Lanskap Kawasan Pelestarian Rencana Lanskap 1) Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap pembuatan usulan penelitian dan pengurusan perijinan. Pembuatan usulan penelitian bertujuan merumuskan permasalahan dan tujuan penelitian. Pada tahap ini juga dilakukan pengumpulan data sekunder melalui studi pustaka.

2) Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data primer dan sekunder seperti pada Tabel 3. Data sekunder didapatkan dari instansi-instansi terkait, meliputi Bappeda, Disparbud dan Kampoeng Bogor. Data yang digunakan mempunyai deskripsi pemanfaatan dan fungsi, yaitu:

a. Aspek Kesejarahan

Data sejarah kawasan berdasarkan peta lama Buitenzorg dan informasi kesejarahan, akan digunakan untuk menyusun peta dasar dan mendeskripsikan data kesejarahan sesuai dengan Tabel 4. Informasi sejarah kawasan didapatkan

dan studi pustaka dan melalui wawancara terhadap nararumber baik masyarakat lama yang mengetahui sejarah dan perubahan kawasan, maupun dari instansi terkait. Peta dasar berfungsi untuk selanjutnya digunakan untuk analisis spasial

uniqueness, typicality, dan keaslian lanskap sejarah yang dibagi dalam unit

lanskap berupa zonasi. b. Aspek Pembangunan Kota

Data meliputi Rencana Tata Ruang, terutama Kecamatan Bogor Tengah yang dimana secara administratif, kawasan Taman Kencana berada di dalamnya. Serta kebijakan perundangan yang berkaitan dengan pelestarian kawasan. Pada Rencana Tata Ruang dapat diketahui pembentukan ruang yang direncanakan oleh pemerintah kota dalam waktu ke mendatang.

c. Aspek Pendapat Masyarakat dan Ahli

Persepsi masyarakat meliputi pendapat dan keinginan masyarakat yang diperoleh melalui wawancara. Wawancara dilakukan secara purposif terhadap narasumber yang diharapkan dapat mewakili pendapat dan keinginan masyarakat, meliputi pihak: pemerintah, LSM, masyarakat lama, dan ahli. Selanjutnya, aspek pendapat masyarakat ini dianalisis secara deskriptif.

3) Tahap Analisis

Tahap analisis meliputi tahap penilaian terhadap signifikansi kesejarahan serta analisis spasial yang menghasilkan zona signifikansi kesejarahan.

a. Analisis Nilai Signifikansi Kesejarahan

Menurut Harris dan Dinnes (1988) derajat kekhasan dan keunikan pada lanskap dapat dinilai menurut kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria tersebut disusun untuk menilai signifikansi kesejarahan oleh tiga orang responden (Tabel 6) yang telah tinggal di dalam kawasan selama paling sedikit 45 tahun, sehingga dianggap mengetahui mengenai sejarah dan perkembangan kawasan Taman Kencana.

Tabel 6 Responden Penilai

No Responden Usia Keterangan Alamat

1 Ibu Dewi Pandji 63 th Masyarakat Lama (Jurnalis) Jl. Taman

Malabar 2 Ibu Prof. Dr. Sri Setyati

Harjadi

72 th Masyarakat Lama (Dosen)

Jl. Cikuray

3 Bp. Sobara S. 78 th Masyarakat Lama (Ketua RW) Jl. Tangkuban

Parahu

Penilaian kekhasan dan keunikan berdasarkan kriteria seperti tertera pada Tabel 7 dan Tabel 8. Penilaian keaslian lanskap sejarah menggunakan kriteria pada Tabel 9. Analisis nilai signifikansi historis dilakukan dengan skoring 1 sampai 4, dimana skor tinggi menunjukkan derajat uniqueness, typicality dan keaslian tinggi.

Segmentasi penilaian dibagi menjadi tiga zona, berdasarkan kemiripan elemen pembentuk lanskap dan pemanfaatan lahan, yang dibagi berdasarkan batas fisik dan batas alami, yaitu jalan-jalan utama dan sungai. Peta zonasi untuk analisis penilai signifikansi kesejarahan dapat dilihat pada Gambar 5. Batas-batas zona adalah sebagai berikut:

Zona I dibatasi oleh sungai Ciliwung, jalan Salak, dan jalan Jalak Harupat, merupakan bagian dari wilayah Kelurahan Sempur. Merupakan kawasan permukiman dengan kepadatan sedang dan cenderung menjadi padat.

Zona II dibatasi jalan Salak dan Pajajaran, merupakan bagian dari wilayah Kelurahan Babakan. Merupakan area permukiman tipe kolonial dengan kepadatan rendah. Area perdagangan jasa berkembang terutama di ruas jalan Pangrango, Salak dan Pajajaran.

Zona III dibatasi jalan Ciremai, Salak, Pajajaran, merupakan wilayah yang sebagian besar masih berupa permukiman dengan tipe kolonial dengan kepadatan rendah, dan area perdagangan jasa berkembang pada ruas jalan Pajajaran.

b. Rencana Ruang Pelestarian

Setelah mendapatkan penilaian terhadap signifikansi kesejarahan, didapatkan zonasi nilai kesejarahan. Hasil analisis merupakan zonasi rencana ruang yang

selanjutnya digunakan pada tahap perencanaan lanskap. Pada Zona tersebut ditentukan tindakan pelestarian yang sesuai.

4) Tahap Perencanaan Lanskap

Pada tahap ini, dilakukan formulasi konsep pelestarian yang akan dilakukan, selanjutnya digunakan dalam pengembangan terhadap konsep perencanaan lanskap. Hasil analisis yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya, selanjutnya sesuai konsep perencanaan dikembangkan rencana lanskap berupa site plan, gambar potongan hingga gambar ilustrasi.

Tabel 7. Kriteria Penilaian Keunikan (Uniqueness) Lanskap Sejarah Kawasan Taman Kencana

No Kriteria Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1

1 Asosiasi Kesejarahan

• Memiliki hubungan

kesejarahan yang sangat kuat. • Mempertahankan konsep

arsitektur indis.

• Mempertahankan konsep permukiman bangsa Eropa.

• Memiliki hubungan kesejarahan yang kuat. • Mempertahankan konsep

arsitektur indis.

• Mempertahankan konsep permukiman bangsa Eropa.

• Memiliki hubungan kesejarahan yang kurang kuat.

• Mempertahankan konsep arsitektur indis.

• Mempertahankan konsep permukiman bangsa Eropa.

• Tidak memiliki hubungan kesejarahan yang kuat.

• Tidak mempertahankan konsep arsitektur indis. • Tidak mempertahankan konsep permukiman bangsa Eropa. 2 Keragaman yang Berbeda dari Kebiasaan

• Karakter elemen pembentuk kawasan sangat berbeda dari yang lain dan bernilai sejarah sangat kuat.

• Jumlahnya banyak.

• Karakter, struktur, dan elemen berbeda dari yang lain dan nilai sejarah kuat. • Jumlahnya cukup banyak.

• Karakter, struktur, dan elemen cukup berbeda dari yang lain dan nilai sejarah kurang kuat.

• Jumlahnya sedikit.

• Karakter, struktur, dan elemen dan nilai sejarah tidak berbeda dari yang lain.

3 Integritas

• Karakter elemen pembentuk kawasan sangat menyatu dengan lingkungan sekitarnya. • Karakter elemen pembentuk kawasan menyatu dengan lingkungan sekitarnya.

• Karakter elemen pembentuk kawasan kurang menyatu dengan lingkungan sekitarnya.

• Karakter elemen pembentuk kawasan tidak menyatu dan harmonis dengan lingkungan sekitarnya. Keterangan Skor:

4 = Sangat unik, 3 = unik, 2 = kurang unik, 1 = tidak unik Sumber: Modifikasi Harris dan Dines (1988)

Tabel 8. Kriteria Penilaian Tipikal (Typicality) Lanskap Sejarah Kawasan Taman Kencana

No Kriteria Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1

1 Tipe Struktur

• Konsep arsitektur indis sangat dipertahankan. • Memiliki ciri struktur dan

karakter elemen yang tidak berubah dari konsep awal.

• Konsep arsitektur indis dipertahankan

• Memiliki ciri struktur, karakter elemen yang sedikit berubah dari konsep awal

• Konsep arsitektur indis cukup dipertahankan

• Memiliki ciri struktur, karakter, elemen yang berubah dari konsep awal

• Tidak mempertahankan konsep arsitektur indis • Memiliki ciri struktur, karakter, elemen yang berubah total dari konsep awal

2 Fitur-fitur Ornamental

• Memiliki karakter elemen pembentuk kawasan yang sangat khas.

• Memiliki nilai sejarah sangat tinggi.

• Memiliki karakter elemen pembentuk kawasan yang khas.

• Memiliki nilai sejarah tinggi.

• Memiliki karakter elemen pembentuk kawasan kurang khas.

• Nilai sejarah kurang.

• Tidak memiliki karakter elemen pembentuk kawasan yang khas. • Tidak Memiliki nilai

sejarah.

3 Kualitas Estetika

• Kawasan memiliki karakter sebagai public amenity yang sangat tinggi. • Penataan elemen sangat

harmonis.

• Kawasan memiliki karakter sebagai public amenity yang tinggi.

• Penataan elemen harmonis.

• Kawasan kurang memiliki karakter sebagai public

amenity.

• Penataan elemen kurang harmonis.

• Kawasan tidak memiliki karakter sebagai public

amenity.

• Penataan elemen tidak harmonis.

4 Hubungan Spasial • Kawasan memiliki pola spasial sangat khas.

• Kawasan memiliki pola spasial khas.

• Kawasan memiliki pola spasial kurang khas.

• Kawasan tidak memiliki pola spasial yang khas.

Keterangan Skor:

4 = Sangat tipikal, 3 = tipikal, 2 = kurang tipikal, 1 = tidak tipikal Sumber: Modifikasi Harris dan Dines (1988) dan Godchild (1991)

Tabel 9. Kriteria Penilaian Keaslian Lanskap Kawasan Taman Kencana

No Kriteria Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1

1 Pola Distrik

• Karakter elemen dan fungsi kawasan seperti kondisi awal. • Pola penataan elemen

lanskap dan bangunan tidak berubah.

• Penggunaan lahan tidak berubah.

• Karakter elemen dan fungsi kawasan mengalami perubahan.

• Pola penataan elemen lanskap dan bangunan sedikit berubah.

• Penggunaan lahan sedikit berubah.

• Karakter elemen dan fungsi kawasan mengalami perubahan.

• Pola penataan elemen lanskap dan bangunan cukup berubah.

• Penggunaan lahan cukup berubah.

• Karakter elemen dan fungsi kawasan mengalami perubahan total dari kondisi awal. • Pola penataan elemen

lanskap dan bangunan berubah dari kondisi awal.

• Penggunaan lahan berubah.

2 Ruang Terbuka • Karakter dan fungsi ruang terbuka seperti kondisi awal.

• Karakter dan fungsi ruang terbuka sedikit berubah kondisi awal.

• Karakter dan fungsi ruang terbuka cukup berubah kondisi awal.

• Karakter dan fungsi ruang terbuka berubah total dari kondisi awal.

3 Jalur Hijau

• Memiliki jalur hijau dengan karakter dan fungsi elemen seperti kondisi awal.

• Memiliki jalur hijau dengan karakter dan fungsi elemen sedikit berubah.

• Memiliki jalur hijau dengan karakter dan fungsi elemen cukup berubah.

• Memiliki jalur hijau dengan karakter dan fungsi elemen berubah total dari kondisi awal.

Keterangan Skor:

4 = Asli, 3 = Kurang Asli, 2 = Cukup Asli, 1 = Tidak Asli Sumber: Modifikasi Harris dan Dines (1988) dan Godchild (1991)

G am ba r 5 . P et a Z ona si P en il ai an S ig n ifi ka ns i K es ej ara ha n

Dokumen terkait