• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAHAPAN PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF

Program pengembangan MPA di Kabupaten Berau ini adalah melanjutkan upaya yang telah dimulai pada tahun 2014 yang dikembangkan Pemerintah guna mengurangi kemiskinan masyarakat di wilayah pesisir. Dengan mengadopsi pendekatan Analisis Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management Analysis), maka langkah-langkah yang ditempuh dalam mengembangkan MPA di lokasi kegiatan, mencakup 4 tahapan, yaitu (1) menghimpun pengetahuan tentang mata pencaharian alternatif; (2) mengembangkan pengetahuan tentang mata pencaharian alternatif; dan (3) menyebarkan pengetahuan tentang mata pencaharian alternatif, dan (4) memanfaatkan pengetahuan tentang mata pencaharian alternatif. Secara ringkas tahapan pengembangan MPA mengikuti pendekatan manajemen pengetahuan disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1

Tahapan Pengembangan MPA Berdasarkan Tahapan Pendekatan Manajemen Pengetahuan

Tahapan Pengembangan MPA yang dilakukan adalah:

A. Menghimpun pengetahuan tentang mata pencaharian alternatif

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menghimpun informasi yang relevan dengan MPA di lokasi kegiatan. Informasi yang dihimpun juga mencakup kemampuan SDM termasuk di dalamnya keberadaan kelompok usaha.

1. Menghimpun informasi MPA yang telah dikembangkan masyarakat di Kecamatan Pulau Derawan dan Maratua. MPA yang telah dikembangkan terdiri dari:

a. Pengolahan hasil perikanan, seperti pembuatan teri, pembuatan kerupuk, amplang, abon ikan, bakso ikan.

b. Pengembangan ekowisata bahari, khususnya wisata selam c. Pengembangan kerajinan wisata bahari berupa cenderamata.

d. Pengembangan wisata bahari

2. Mengumpulkan informasi potensi sumberdaya alam dan ekonomi, serta permasalahan-permasalahan lingkungan yang ada.

3. Mengidentifikasi potensi pasar untuk produk-produk yang dihasilkan dari kegiatan pengembangan MPA.

4

4. Mengumpulkan informasi Kelompok Usaha eksisting yang ada di Kecamatan Pulau Derawan dan Maratua. Saat ini terdapat 38 kelompok yang mengembangkan 4 jenis MPA.

5. Kajian kemiskinan dan peran gender. Kajian kemiskinan dilakukan untuk mengatahui tingkat kemiskinan saat ini, yang sekaligus dijadikan baseline unutk mengetahui pencapaian keberhasilan MPA mengurangi kemiskinan pada masa yang akan datang

6. Profiling kelompok usaha. Kajian profil kelompok dimaksudkan untuk mengetahui potensi dan latar belakang setiap kelompok.

B. Mengembangkan pengetahuan mata pencaharian alternatif

Pada tahap ini dilakukan analisis dan pengembangan lebih lanjut terhadap informasi yang telah diperoleh, baik menyangkut MPA eksisting maupun terkait aspek SDM dan kelompok usaha eksisting.

1. Analisis potensi dan MPA eksisting. Dari analisis kesesuaian antara potensi sumberdaya alam di lokasi kegiatan dengan MPA yang telah dikembangkan masyarakat, diketahui terdapat beberapa jenis MPA yang bisa dikembangkan dan memiliki prospek pasar (permintaan) yang lebih baik. Prospek tersebut ditinjau dari ketersediaan sumberdaya alam dan potensi pasar serta kemampuan masyarakat mengelolanya. Dari 4 MPA eksisting di masyarakat, direkomendasikan MPA yang dikembangkan menjadi 5 jenis MPA, yaitu:

a. Pengolahan hasil perikanan, yang terdiri dari pengolahan terasi, pengolahan ikan asin, kerupuk, amplang, abon ikan.

b. Pengembangan ekowisata pantai.

c. Jasa rental alat selam dan snorkling penunjang ekowisata d. Souvenir pemanfaatkan sumberdaya pesisir.

2. Analisis kelayakan usaha setiap MPA

Analisis kelayakan usaha dan rencana bisnis termasuk di dalamnya analisis pendapatan ini meliputi keuntungan usaha, revenue cost ratio (R/C), tingkat pengembalian investasi (payback period) dan analisis titik impas (BEP) dan analisis kriteria investasi (cashflow)

3. Menyusun indikator keberhasilan dan keberlanjutan MPA. Indikator keberhasilan dan keberlanjutan disusun untuk menilai apakah program MPA mencapai hasil dan tujuan yang dicanangkan. Demikian juga, apakah konsep keberlanjutan (sustainbale livelihood) tercapai.

4. Penyusunan Kriteria Pemilihan Kelompok. Kriteria pemilihan kelompok disusun untuk menjadi panduan dalam pemilihan kelompok yang nantinya akan menjadi penerima bantuan. Kriteria pemilihan kelompok usaha dilakukan karena keterbatasan sumberdaya bantuan, sementara peminat banyak, sehingga perlu melakukan seleksi.

Kriteria pemilihan kelompok usaha juga diperlukan untuk akuntabilitas program yang mampu memberi jaminan pencapaian tujuan. Parameter utama sebagai kriteria pemilihan kelompok adalah aspek tenaga kerja, aspek teknologi, aspek produksi/bahan baku dan aspek pemasaran dan sosial.

5. Pembentukan institusi keuangan/ skema penyaluran bantuan

Pada tahap implementasi berupa penyaluran bantuan diperlukan lembaga yang akan menyalurkan bantuan kepada kelompok usaha. Lembaga ini bisa melekat pada fungsi lembaga-lembaga yang sudah ada ataupun lembaga yang dibentuk kemudian.

6. Mengembangkan potensi kemitraan bisnis

Untuk membantu kelancaran dan keberhasilan program pengembangan MPA, perlu dikembangkan kemitraan bisnis yang dapat memfasilitasi kelompok usaha dalam mengembangkan usaha. Pihak-pihak yang memiliki kompetensi dalam membantu pengembangan MPA dapat dijadikan mitra usaha.

C. Menyebarkan pengetahuan tentang mata pencaharian alternatif Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan MPA

Untuk meningkatkan kemampuan anggota kelompok dalam menjalankan usahanya, dilakukan pelatihan-pelatihan teknis sesuai dengan MPA yang dikembangkan.

2. Pelatihan Penyusunan Proposal

Agar setiap kelompok dapat mengusulkan rencana kerja dan rencana anggaran operasional usaha pengembangan MPA, maka setiap kelompok diberi pelatihan penyusunan Proposal Kegiatan.

3. Pelatihan Pengelolaan Keuangan

Pelatihan manajemen keuangan diberikan kepada setiap anggota kelompok agar mereka memiliki kemampuan mengelola keuangan. Sering kali terjadi usaha kelompok mengalami kegagalan karena kegagalan dalam mengelola keuangan mereka.

4. Pelatihan manajemen kelompok/ organisasi

Pelatihan manajemen kelompok/organisasi dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan kepada anggota kelompok dalam mengelola usaha mereka. Potensi konflik yang sering muncul dalam kelompok dapat dihindari jika kelompok memiliki kemampuan mengelola usaha atau kelompok mereka.

D. Memanfaatkan pengetahuan tentang mata pencaharian alternatif 1. Pengajuan dan penilaian proposal

Faktor utama dalam dalam keberhasilan kelompok mendapatkan bantuan adalah kemampuan mereka menyusunan proposal dan rencana kerja atau usaha. Oleh karena itu, setiap kelompok perlu diberi porsi yang lebih besar dalam pelatihan penyusunan proposal, agar proposal usaha yang mereka usulkan dapat diterima oleh pemberi bantuan/hibah.

2. Penyaluran bantuan/hibah

Setelah ditetapkan Kelompok Usaha penerima bantuan, maka selanjutnya bantuan kelompok akan disalurkan. Skema bantuan serta tanggungjawab penerima bantuan akan disepakati antara pemberi bantuan (donatur).

3. Pendampingan teknis

Pendampingan teknis diberikan untuk membantu Kelompok Usaha menjalankan usahanya pada tahap awal. Diharapkan dengan pendampingan teknis, kendala teknis yang muncul dapat ditangani dengan baik, sehingga tidak mengganggu kelancaran usaha.

4. Monitoring dan evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memberikan umpan balik untuk perbaikan program. Melalui kegiatan monitoring dan evaluasi dapat digali pembelajaran dari pelaksanaan kegiatan.

6

6. PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN MPA PROGRAM DSAL JFPR 9160

Dokumen terkait