• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan Pengembangan Persampahan5.4.5

kabupaten telah dilakukan dengan pengangkutan sampah dari kota ke lokasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) dilakukan sebagian dengan menggunakan dump truck, amroll truck dengan kapasitas angkut 5-6 ton dan sebagian lainnya dengan menggunakan kendaraan yang lebih kecil.

Pada tahun 2013 TPA Terlangu baru akan mengalami rehabilitasi Infrastruktur jalan dengan bantuan dana APBN melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Selatan, pelaksanaan rehabilitasi ini rencananya akan dilaksanakan selama 4 (Empat) tahun berturut-turut. Dengan rehabilitasi ini diharapkan nantinya TPA Terlangu yang semula menerapkan system open dumping yaitu sistem penimbunan sampah menjadi control landfill yaitu sistem open dumping yang diperbaiki atau ditingkatkan yang merupakan peralihan antara tehnik open dumping dan sanitary landfill, pada cara ini penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan setelah TPA penuh dengan timbunan sampah yang dipadatkan atau setelah mencapai tahap/periode tertentu, jadi penutupan dengan tanah tidak dilakukan setiap hari tetapi dengan periode waktu yang lebih panjang. Seiring peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi saat ini pengelolaan sampah sebagian besar kota masih menimbulkan permasalahan yang sulit dikendalikan.

Kabupaten Banyuasin yang terdiri dari 19 kecamatan (304 desa/kelurahan) dengan luas 11.832.99 Ha, dengan jumlah penduduk 906.736 jiwa berpotensi setiap harinya

menambah jumlah (volume) sampah seiring dengan perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Diperkirakan setiap orang menghasilkan sampah (langsung maupun tidak langsung) minimal sekitar 0 ,4 Kg perharinya. Jika penduduk Banyuasin berjumlah 906.736 jiwa berarti produksi sampahnya perhari sekitar 362.694,4 kg atau sekitar 368.570 ton/ hari. Dapat dibayangkan jika sampah sebanyak itu tidak mampu dikelola secara arif dan bijaksana tentu akan menimbulkan banyak masalah terutama pencemaran terhadap lingkungan.

Akses pelayanan persampahan oleh DKKP Kabupaten Banyuasinbaru mencapai 10 % dari jumlah penduduk. Khusus untuk kota Pangkalan Balai sebagai ibu kota kabupaten Pangkalan Balai dan sekitarnya terlayani 25 % dari jumlah penduduk perkotaan.

Perharinya timbulan sampah di Pang Balai mencapai 37 Ton dan yang mampu terangkut ke TPA Terlangu hanya sebanyak 10 Ton/hari

Permasalahan umum yang dihadapi Kabupaten Banyuasin dalam pengelolaan sampah antara lain ;

Belum cukup tersedianya TPA yang memenuhi syarat da n fasilitas pendukungnya

secara memadai

Kebiasaan buang sampah sembarangan

Rendahnya kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan sampah

dilingkungannya

Timbulan sampah yang menumpuk yang diakibatkan teerbatasnya sarana prasarana

angkutan.

Usulan dan prioritas program pengelolaan persampahan dalam rangka percepatan peningkatan akses dan sarana prasarana persampahan, yaitu sebagai berikut:

Dibangunnya TPA dengan system sanitary landfill atau controlled landfill; 

Didorong untuk upaya pengurangan sampah dengan penerapan konsep 3 R

(Re-

duce, re-use dan re-cycling);

Pengadaan sarana prasarana persampahan; 

Penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat tentang pengelolaan persampahan; 

Diadakan bimbingan teknis pengomposan untuk mengurangi volume sampah ke TPA 

dan dapat digunakan sebagai pupuk oleh petani.

Sarana dan prasarana kebersihan yang tersedia saat ini di DKKP Kabup aten Banyuasin dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini

Tabel 5.2 : Sarana dan prasarana kebersihan yang tersedia di DKKP Banyuasin, 2012

P er at ur a n d a n k e bij ak a n p e n g el ol a a n

persampahan di Kabupaten Banyuasin, dituangkan dalam ;

N

Noo JJeenniiss JJuummllaahh KKoonnddiissii

1 TPA Terlangu 1 Unit Berfungsi

2 Dump Truck 15 Unit 2 Unit Rusak Ringan

3 Amroll Truck 1 Unit Rusak Berat

4 Mobil L 300 1 Unit Berfungsi

5 Motor Gerobak Sampah 8 Unit Berfungsi

6 Gerobak Sampah Roda 2 20 Unit Berfungsi

7 Tong Sampah 456 Unit Sebagian Besar Hilang

8 Pengepul Sampah 2 lembaga Berfungsi

9 Gerobak Roda 2 30 Unit Sebagian Rusak

Ringan

Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Retribusi 1.

Kebersihan.

Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin No. 22 Tahun 2012 Tentang pembag ian 2.

kerja pengumpulan/pengankutan sampah.

Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin No. 33 Tahun 2008 tentang kebersihan, 3.

keindahan ,kesehatan lingkungan.

Bidang Kebersihan melaksanakan pengurangan sampah (3R) dan penanganan sampah (antara lain pemilahan dan pengangkutan, pengomposan dll) dari sumber sampah

sampai dengan pembuangan di TPA. Sedangkan UPT TPA melaksanakan pengurangan sampah (3R) dan penanganan sampah ( pemilahan dan pengangkutan, pengomposan, dll).

Pelayanan pengelolaan sampah tersebut mencakup beberapa Kecamatan dimana pelayanan pengelolaan sampah dilakukan mulai dari pengambilan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) sampai pengangkutan ke TPA. Sedangkan dari sumber sampah ke TPS, pengelolaan dilakukan oleh masing-masing petugas dari penghasil, seperti RT, RW, sekolah, kantor, dll. Untuk mempermudah dalam pengelolaannya, sebaiknya sampah dipisah menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Kegiatan ini dapat dilakukan ketika proses pengumpulan sampah dari sumbernya ,dimana sampah organik dan anorganik ditempatkan pada wadah yang berbeda karena nantinya sampah akan diolah sendiri-sendiri sesuai jenis sampahnya. Sampah organik yang jumlahnya sangat besar dapat dimanfaatkan dan diolah diantaranya dibuat kompos/pupuk.

Lembaga utama yang menangani sub-sektor persampahan adalah Seksi Persampahan Kabupaten Banyuasin. Pelibatan masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sampah belum optimal.

Fungsi pengelolaan persampahan yang belum ditangani oleh seluruh pihak adalah: Penyediaan sarana daur ulang sampah

1.

Pengelolaan daur ulang sampah 2.

Monitoring dan evaluasi terhadap dampak praktik pengelolaan sampah yang 3.

berjalan di Kabupaten Banyuasin.

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Banyuasin yang diarahkan untuk pengelolaan sampah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 17 Tahun 2012 dan Peraturan

Daerah No.22 Tahun 2012 Pelayanan Persampahan/Kebersihan.

Perda Penyelenggaraan Kebersihan yang berlaku saat ini sudah memuat sejumlah point positif yang memungkinkan terjadinya kerjasama yang efektif antara Badan Linngkungan Hidup Kebersihan dan pertamanan sebagai lembaga penanggungjawab layanan persampahan dengan Kelurahan. Namun demikian pola pengelolaan sampah yang tertuang di dalamnya belum selaras dengan ketentuan pengelolaan sampah, Kondisi penegakan hukum / aturan masih belum optimal.

Koordinasi antar SKPD, dan juga antara SK PD dengan masyarakat dan swasta dalam tahap perencanaan, implementasi maupun monev pengelolaan sampah belum optimal dan masih menemui beberapa kendala. Masalah utama:

Belum terbentuknya pemahaman yang baik tentang potensi masalah lingkungan

yang besar bagi Kabupaten Banyuasinsebagai akibat dari over kapasitas TPA . Belum optimalnya sosialisasi tentang hasil monitoring dan evaluasi terhadap praktik

pengelolaan lingkungan di Kabupaten Banyuasinterkait hal pengelolaan sampah yang sudah dijalankan selama ini.

Kesadaran masyarakat masih belum terbangun secara optimal untuk turut serta

mengusulkan rencana program pengelolaan sampah dalam daftar usulan kegiatan prioritas yang dihasilkan pada proses musrenbang kelurahan dan kecamatan.

Permasalahan persampahan di tingkat masyarakat:

Kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat masih kurang 1.

Prilaku masyarakat Kabupaten Banyuasinmembuang sampah di sungai atau badan 2.

saluran masih banyak terlihat

Kesadaran masyarakat untuk membayar retribusi kebersihan masih rendah 3.

Terdapat beberapa masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan persampahan 4.

Pada saat ini rumah tangga yang berasal dari permukiman yang berada diluar jalan 5.

protokol belum ditangani secara baik, dan masih ditangani secara individual.

Permasalahan persampahan di tingkat pemerintah:

Minimnya sistem perencanaan persampahan termasuk data base persampahan 1.

Pihak Pemerintah Kabupaten Banyuasinmelalui Badan Lingkungan Hidup 2.

kebersihan dan pertamanan Kabupaten Banyuasinmengalami kesulitan menempatkan TPS (baik permanen maupun kontainer)

Pemerintah Kabupaten Banyuasinbelum memiliki TPA sanitary landfil 3.

Permasalahan persampahan ditingkat swasta:

Peran swasta masih terbatas pada pemanfaatan sampah yang masih dapat dijual kembali bukan secara langsung mendaur ulang sampah tersebut.

Ada 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu; 1). Tata guna lahan/klasifikasi wilayah : komersial/ Central of Business Development (CBD), pemukiman, fasilitas umum, terminal, dsb; 2). Kepadatan penduduk. Berdasarkan kriteria penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan

persampahan Kabupaten Banyuasin terdapat 3 zona dengan penjelasan sebagai berikut:

Zona 1, merupakan area yang cukup padat, ada kawasan bisnis dan tempat umum

yang harus terlayani secara penuh 100 % (Full coverage) dalam jangka waktu pendek dengan sistem layanan langsung dari sumber ke TPA. Terdapat 3 Kecamatan dalam zona ini yaitu Kecamatan Banyuasin III dan Betung Rantau Bayur Di dalam peta diberi warna hijau.

Zona 2, merupakan area yang harus terlayani dengan sistem tidak langsung yaitu

dari rumah tangga ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) setidaknya Minimal 70 %

cakupan layanan harus diatasi dalam jangka menengah ( 5 tahun) ke depan. Terdapat Kecamatan dalam zona ini yaitu : Tanjung Lago, Talang Kelapa, Banyuasin II, Dalam peta diberi warna kuning.

Zona 3, merupakan area yang tidak terlalu padat penduduknya serta tidak terdapat

tempat-tempat umum, CBD, pasar, tujuan wisata maupun tempat umum lainnya, area ini dilayani secara lokal baik individual maupun komunal, dalam jangka pendek sampai panjang. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah penyuluhan kepada

masyarakat untuk dapat mengelola sampah dengan baik sesuai dengan syarat kesehatan serta konsep 3 R. Terdapat 13 Kecamatan dalam zona ini yaitu Dalam peta diberi warna Oranye.

Berdasarkan zonasi persampahan dengan memperhatikan RPJMD Kabupaten

Banyuasin dan kemampuan daerah di dalam Grand Strategy indikator sasaran seluruh sentra ekonomi memiliki sarana listrik, air bersih, akses transportasi yang lancar ,irigasi, sanitasi, persampahan dan drainase yang handal di Dinas Pekerjaan Umum untuk persampahan adalah sebagai berikut

Tabel 5.3 : Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten/Kota

N

Noo SSiisstteemm CCaakkuuppaann llaayyaannaann

eksisting* (%) CCaakkuuppaann llaayyaannaann** ((%%)) JJaannggkkaa pendek JJaannggkkaa menengah JJaannggkkaa ppaannjjaanngg (a) (b) (c) (d) (e) (f) A

A PPeennaannggaannaann llaannggssuunngg ((ddiirreecctt)) 1

Dst B

B PPeennaannggaannaann ttiiddaakk llaannggssuunngg (iinnddiirreecctt)) 1 Dst C C PPeennaannggaannaann bbeerrbbaassiiss masyarakat 1

Catatan: Masih dalam proses pendataan

Tahapan Pengembangan Drainase

Dokumen terkait