• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.5 Indeks Pembangunan Manusia

2.1.5.2 Tahapan Penghitungan IPM dan Penentuan Status

Tahapan penghitungan IPM yaitu: Tahap pertama penghitungan IPM adalah menghitung indeks masing-masing komponen IPM (e0

Indek = (Xi) = (Xi - Xmin)/(Xmaks-Xmin

, Pengetahuan dan Standard Hidup Layak) dengan hubungan matematis sebagai berikut :

Xi = Indikator Komponen IPM ke – i (i = 1,2,3) Xmin = Nilai minimum Xi

Xmaks = Nilai Maksimum Xi

Persamaan diatas akan menghasilkan nilai 0 < Xi < 1, untuk mempermudah cara membaca skala dinyatakan dalam 100 persen sehingga interval nilai menjadi 0 < Xi <

Tahapan kedua penghitungan IPM adalah menghitung rata-rata sederharan dari masing-masing indeks Xi dengan hubungan matematis

100

IPM = 1/3 Xi = 1/3 (X (1) + X (2) + X (3)) dimana :

X(1) = Indeks Angka Harapan Hidup

X(2) = 2/3 (Indeks Melek Huruf) + 1/3 (Indeks Rata-rata lama sekolah) X(3) = Indeks Konsumsi per Kapita yang disesuaikan

Tabel 2.1. Nilai Maksimum dan Minimum Indikator Komponen IPM Indikator Nilai Maksimum Nilai Minimum Keterangan (1) (2) (3) (4) Angka Harapan Hidup 85 25 Sesuai standar global (UNDP) Angka Melek Huruf 100 0 Sesuai standar global (UNDP)

Rata-rata lama sekolah 15 0 Sesuai standar global (UNDP) Konsumsi per kapita yang disesuaikan (Rp.000) 859,3 421,6 UNDP menggunakan GDP per kapita riil yang disesuaikan

Sumber : Biro Pusat Statistik 200

Untuk melihat perkembangan tingkatan status IPM dikabupaten/kota, dibedakan 4 kriteria dimana status menengah dipecah menjadi dua seperti dibawah ini:

1. Rendah dengan nilai IPM kurang dari 50

2. Menengah Bawah dengan nilai IPM berada diantara 50 sampai kurang dari 66

3. Menengah Atas dengan nilai IPM berada antara 66 sampai kurang dari 80

4. Tinggi dengan nilai IPM lebih atau sama dengan 80

Jika status pembangunan manusia masih berada pada kriteria rendah hal ini berarti kinerja pembangunan manusia daerah tersebut masih memerlukan perhatian khusus untuk mengejar ketinggalannya. Begitu juga jika status pembangunan manusia masih berada pada kriteria menengah hal ini berarti pembangunan manusia masih perlu ditingkatkan. Jika daerah tersebut mempunyai status pembangunan manusia tinggi hal ini berarti kinerja pembangunan manusia daerah tersebut sudah baik/optimal maka perlu dipertahankan supaya kualiatas sumber daya manusia tersebut lebih produktif sehingga memiliki produktivitas yang tinggi.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini diantaranya. Hadi Sofyan (2008) meneliti pengaruh Pendapatan Asli Daerah ( PAD ), Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum ( DAU) berpengaruh signifikan terhadap terhadap Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ).

Andrea (2009) meneliti DAU berpengaruh positif terhadap belanja modal, Belanja Modal berpengaruh terhadap Kualitas Pembangunan Manusia.

Brata (2004), dalam penelitiannya tentang “Hubungan Timbal-Balik Antara Pembangunan Manusia dan Kinerja Ekonomi Kabupaten/kota di Indonesia. Dengan menggunakan metode regressi berganda, beliau menemukan variabel pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan memberikan pengaruh positif terhadap pembangunan manusia. Semakin besar alokasi pengeluaran bidang pendidikan dan kesehatan semakin baik pula IPM dicapai. Variabel investasi swasta berpengaruh negatif terhadap IPM. Hal ini dimungkinkan karena karakteristik investasi swasta tidak dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembangunan manusia. Variabel IG berpengaruh positif terhadap IPM, artinya semakin merata distribusi pendapatan semakin baik pula pembangunan manusia. Variabel lagIG menunjukkan pengaruh negatif yang berarti pada jangka panjang akan semakin sulit meningkatkan kualitas SDM melalui distribusi pendapatan.

Hendrik (2009) dalam penelitiannya : Analisis Pengaruh Kapasitas Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi. Model yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model ekonometrika dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil estimasi menunjukan bahwa Hasil estimasi menunjukan bahwa nilai (R2) sebesar 0,954 menunjukkan bahwa

variabel independen yaitu Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak (BH), Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan PDRBt-1 mampu menjelaskan variasi perkembangan PDRB sebesar 95,4%, sedangkan sisanya sebesar 4,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi. Berdasarkan uji t-statistik (hitung) diketahui bahwa ada 3 variabel yang mempengaruhi secara signifikan terhadap PDRB di Kabupaten Dairi, ketiga variabel tersebut yaitu PDRBt-1 prob sebesar 0,0001 < 0,05, kemudian Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak pada prob 0,042 < o,o5, dan PAD sebesar 0,074 < 0,10. Sedangkan variabel Dana Alokasi Umum (DAU) tidak signifikan mempengaruhi PDRB di kabupaten Dairi.Berdasarkan Uji Asumsi Klasik bahwa model terlepas dari masalah linieritas, multikolinearitas dan autokorelasi.Berdasarkan nilai F-statistik (hitung)

sebesar 119,20 yang signifikan pada tingkat keyakinan 95% (α = 5%) bila

dibandingkan dengan angka F tabel = 3,94, ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama (serempak) yaitu variabel Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak (BH), Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan PDRBt-1 mampu mempengaruhi secara signifikan variabel PDRB di Kabupaten Dairi.

Maiharyanti ( 2010), dalam penelitiannya tentang “ Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Dan Belanja Modal sebagai Variabel Intervening Pada Pemerintah Kabupaten dan Kota di Nanggroe Aceh Darussalam “ Secara simultan DAU, DAK,

PAD berpengaruh signifikan terhadap belanja modal, hasil koefisien jalur DAU tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Belanja Modal sedangkan PAD berpengaruh secara parsial, Belanja Modal berpengaruh secara parsial terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Model alisis data yang digunakan adalah Path analisis model Trimming.

Beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini :

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu Nama Peneliti /Tahun Judul Penelitian Variabel yang digunakan Metode Analisis

Data Hasil Penelitian

Hadi Sofyan

(2008)

Pengaruh PAD, Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, DAU terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM ) Kabupaten / Kota Propinsi Jawa Timur Tahun 2000 – 2004

PAD, Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, DAU, IPM

Metode Analisis Data Panel, Model Estimasi Random Effect Model.

PAD, Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, DAU berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Fhino Andrea (2009)

Hubungan Antara Dana Alokasi Umum, Belanja Modal Dan Kualitas Pembangunan Manusia DAU, Belanja Modal, Indeks Pembangunan Manusia Teknik Analisis Statistik Inferensia, Dengan Menggunakan Regresi Sederhana (Si l R i) DAU berpengaruh positif terhadap belanja Modal, Belanja Modal berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan M i Brata (2004) Hubungan Timbal-Balik Antara Pembangunan Manusia dan Kinerja Ekonomi Kabupaten/kota di Indonesia Variabel independen pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan. Variabel dependen Indeks Pembangunan

Regresi Berganda Variabe Pengeluaran Pemerintah bidang Pendidikan dan Kesehatan berpengaruh positif terhadap IPM . Yon Hendrik ( 2009 ) Analisis Pengaruh Kapasitas Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Dairi Variael independen : Bagi hasil Pajak dan Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, PDRBt-1. Variabel dependen PDRB Model ekonometrika dengan metode Ordinary Least Square (OLS) Secara bersama-sama (serempak) yaitu variabel Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak (BH), Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan PDRBt-1 mampu mempengaruhi secara signifikan variabel PDRB di Kabupaten Dairi Eva Maiharya nti ( 2010 ) Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Dan Belanja Modal sebagai Variabel Intervening Pada Pemerintah Kabupaten / Kota di Aceh Nanggroe Darussalam Variabel Independen : Pendapatan Daerah ( PAD,DAU,DAK) Variabel Intervening Belanja Modal. Variabel Dependen Indeks Pembangunan Manusia.

Metode analisis data Path analisis, model Triming

Secara simultan Pendapatan Daerah berbengaruh terhadap Belanja Modal, Secara parsial DAU tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal sedangkan PAD berpengaruh secara parsial, Belanja Modal berpengaruh terhadap Indeks Pembanguan Manusia.

Dokumen terkait