• Tidak ada hasil yang ditemukan

ؿازي ررضلا Artinya: ‚Bahaya harus dihilangkan‛ 158

E. Tahapan Penting Dalam Melakukan Pembinaan

Dalam melakukan pembinaan ada tahapan yang harus dilakukan yaitu: 1. Perencanaan

Perencanaan adalah kegiatan awal dari sebuah program pembinaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang optimal. Pada hakikatnya perencanaan adalah pemilihan berbagai opsi orientasi, siasat, taktik, prosedur, dan program-program. ‚Proses perencanaan dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang mengintarinya dan mengandung sifat optimisme didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan‛190 Dengan demikian inti perencanaan adalah pemilihan jalan yang akan ditempuh dan ini merupakan prinsip utama perencanaan.

Penting dan perlunya perencanaan itu sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:191

a. Perencanaan dapat meniadakan ketidakpastian masa datang dan dapat menanggulangi perubahan-perubahan karena dengan rencana segala sesuatu yang tidak pasti pada waktu yang akan datang telah diusahakan untuk diterjemahkan ke dalam situasi sekarang sehingga orang telah bersiap sedia terhadap kemungkinan perubahan yang timbul.

b. Dengan perencanaan telah digariskan tujuan sehingga kegiatan dapat difokuskan.

c. Rencana merupakan dasar bagi pengawasan. Tanpa rencana tidak mungkin dilakukan pengawasan hasil kegiatan karena tidak ada

190 Nur, Muhammad, Cut Zahri Harun, Sakdiah Ibrahim, ‛Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada Sdn Dayah Guci Kabupaten Pidie‛ dalam jurnal Administrasi Pendidikan (Februari 2016): h. 100.

191 Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2015), h. 27.

dasar pembandingnya. Dengan rencana dapat diketahui apakah hasil telah melebihi atau kurang dari yang direncanakan.

d. Rencana dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat rencana berikutnya secara riil karena dapat disadari seberapa besar kelebihan dan kekurangannya.

e. Selain itu perlu diingat bahwa perencanaan harus fleksibel artinya rencana dapat berubah arah tanpa biaya ekstra di dalam rangka mencapa tujuan. Dengan demikian perencanaan harus mengandug arti untuk ditinjau kembali dan direvisi untuk memenuhi persyaratan yang diminta oleh situasi yang dihadapi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan ialah:192

a. Hasil yang ingin dicapai b. Orang yang akan melakukan c. Waktu dan skala prioritas d. Dana atau modal

Perencanaan dibuat berdasarkan data yang terperinci dan angka yang kongkret, pengetahuan yang lengkap tentang realitas di lapangan, lalu memahami prioritas program dan sejauh mana kepentingannya.

Fungsi perencanaan (planning):193 : a. Menetapkan tujuan dan target bisnis

b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut

c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan

d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis.

Al-Quran telah menyebutkan sebuah contoh dari perencanaan yang memakan waktu selama lima belas tahun, sebagaimana yang dilakukan Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam yang meliputi peningkatan

192 Zarkasi, Taqiuddin, ‚Implementasi Penjaminan Mutu Sumber Daya Manusia Pendidikan Tinggi‛, dalam Jurnal Manajemen Pendidikan Islam STAI Darul Kamal, Vol. 1 No. 1 (Juni 2017): h. 8.

193 Syafrida Hafni Sahir, dkk, Gagasan Manajemen, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), h. 19.

produktivitas, penyimpanan dan pendistribusian bahan makanan dalam menghadapi krisis kelaparan dan kekeringan yang terjadi di Mesir dan sekitarnya.

Dalam al-quran juga diterangkan surat Al-Haysr ayat:

                   

Artinya: ‚Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan‛194

Q.S Al-Hasry:18)

Ayat ini memberi pesan kepada orang-orang yang beriman untuk memikirkan masa depan. Dalam bahasa manajemen, pemikiran masa depan yang dituangkan dalam konsep dan sistematis ini disebut perencanaan (planning). ‚Perencanaan ini menjadi sangat penting karena berfungsi sebagai pengarah bagi kegiatan, target-target, dan hasil-hasilnya di masa depan sehingga apapun kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan tertib195

2. Pelaksanaan Pembinaan

Setelah perencanaan pembinaan selesai dirumuskan sesuai dengan kaidah dalam perencanaan dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai

194 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Tafsir Al-Quran, 1971), h. 919

195 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya: Erlangga, 2007), h. 30.

maka tahap selanjutnya adalah pelaksanaan pembinaan. Dalam pelaksanaan pembinaan ini harus dilakukan secara berkesinambungan untuk mewujudkan mitra-mitra binaan yang tangguh serta mandiri dan pada akhirnya dapat berkembang serta juga bisa menjadi pembina bagi mitra-mitra yang lain.

Dalam pelaksanaan pembinaan juga terdapat banyak faktor yang bersifat mendukung dan bersifat menghambat. Di antara faktor pendukung dan penghambat sebagaimana yang dikutip oleh Rina Irawati yaitu:

‚Faktor pendukung meliputi ketersediaan dana, jalinan kerja sama dengan instansi lain dan ketersediaan sarana dan prasarana. Sedangkan faktor penghambat meliputi keterbatasan sumber daya manusia, ketidakmampuan pengusaha mengembalikan pinjaman, keterbatasan jumlah pegawai dan keterbatasan informasi.‛196

Dalam HPAI Pelaksanaan pembinaan dilakukan dengan cara Home Sharing dua kali dalam sepekan. Satu kali home sharing dengan mitra dan satu kali home sharing kepada mentor. Home sharing adalah media atau wadah yang paling tepat, paling mudah, paling murah dan paling cepat dalam membangun kekuatan team, karakter diri, nilai-nilai luhur dalam budaya kerja, serta menularkan semangat dengan cara yang sederhana tapi dengan dampak yang luar biasa.

Home sharing adalah media atau wadah‛menggoreng‛ cita-cita menjadi aksi-aksi nyata, dibangun dari dorongan motivasi dalam energi saling berbagi. Home sharing juga merupakan sarana evaluasi, koreksi,

196 Irawati, Rina, ‚Pengaruh Pelatihan Dan Pembinaan Terhadap Pengembangan Usaha Kecil‛, dalam Jurnal jibeka, Vol. 12 No. 1 (Oktober 2018): h. 76.

sekaligus ruang utama dalam menyusun strategi bisnis termasuk strategi komunikasi pemasaran yang meliput:197

a. Produk (kualitas, ciri dan desain produk)

b. Penetapan harga (harga terjangkau, kompetitif dan diskon) c. Tempat (ruangan SPO Strategis, kenyamanan)

d. Promosi (personal branding, bazaar dan katalog 3. Evaluasi Pembinaan

Tahap evaluasi merupakan salah satu tahap yang penting agar dapat diketahui keberhasilan suatu proses pembinaan. Islam juga memandang pentingnya evaluasi yang dalam bahasa Hadits hitunglah dirimu sekalian sebelum kamu sekalian dihitung

Dalam sebuah Hadits Rasul bersabda:

لبق ﻚغارفك ؾرقف لبق ؾانغك ﻚمقس لبق ﻚتحصك ﻚمرى لبق ﻚبابش سخم لبق اسخم منتغا

ﻚتوم لبق ﻚتايحك ﻚلغش

Artinya: Jagalah lima hal sebelum datang lima hal. Masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kaya sebelum miskinmu, hidup sebelum matimu. [HR.Ibnu Hajar).198

Peringatan nabi melalui hadits ini, mengingatkan kita untuk senantiasa menggunakan waktu dan kesempatan dengan baik, supaya apa yang dilakukan selalu menjadi investasi kebaikan. Selalu menghitung-hitung apa yang telah dilakukan untuk kepentingan kebahagian hidup maupun dunia dan akhirat. Jika makna hadits ini

197 Lihat Rohana, R, Agustini, IA Ratna Mulyani, ‚Strategi Komunikasi Pemasaran Multi Level Marketing Oriflamme Terhadap Kepercayaan Distributor Sebagai Mitra Usaha‛, dalam Jurnal communicatio, Vol. 1 No. 2 (Oktober 2015): h. 85.

198 Syihabuddin Ibnu Hajar al Atsqolani, Fath Al Bari, juz V, (Maktabah Syamilah), h. 400.

ditarik dalam konteks manajemen, sangat jelas bahwa evaluasi harus selalu dilakukan setiap waktu supaya dalam tahap implementasi tidak terjadi tumpang tindih program yang dapat menyebabkan kerancuan dari program yang direncanakan. Di samping hadits ini, terdapat hadits yang selaras juga secara makna.

Melalui hadits ini, mengesankan akan pentingnya melakukan intropeksi, perenungan, evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan untuk keberlanjutan dari rencana selanjutnya. ‚Jika ditarik dalam konteks evaluasi perencanaan, maka jika tujuan telah ditetapkan, program telah dirumuskan, tahap selanjutnya adalah mengevaluasi target-target tersebut, apakah telah sesuai dengan ketersediaan sumber daya atau masih jauh dari kemampuan lembaga atau institusi.