• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sisa Anggaran 66,631,310,820.18 120,620,259,880.72 83,341,641,877.23 200,359,339,246.93 81,188,642,653.00 383,408,065,957.00 342,701,006,669.67 233,371,086,853.77 235,782,998,286.15

Efisiensi 24.76% 20.63% 22.27% 15.65% 23.67% 31.59% 26.51% 31.03% 21.44%

Tahun

Anggaran

Jumlah Paket

Dilelang

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% 24.76% 20.63% 22.27% 15.65% 23.67% 31.59% 26.51% 31.03% 21.44% Efisien s i L elan g Tahu n An g garan Ef is ie ns i

Dari data diatas terlihat jumlah paket yang di lelang setiap tahun mengalami pasang surut, namun anggaran yang dikeluarkan begitu besar jumlahnya sehingga dengan adanya e-procument itu anggaran yang begitu besar

bisa di tekan sedemikian rupa, sehingga dapat menghemat sekaligus menerima keuntungan yang signifikan. Dari data rekap tersebut dapat disimpulkan rata – rata setiap tahunnya menghemat anggaran hingga 20% - 25%. Dengan sisa anggaran yang cukup besar tersebut dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk pekerjaan/lokasi pembangunan baru.

Dan perlu disadari bahwa reaksi ketika penggunaan sistem informasi dalam pemerintahan dalam hal ini e-government tentunya akan menghasilkan

sebuah layanan publik yang akan menghemat waktu karena semuanya dibantu oleh teknologi yaitu e-government dalam hal ini adalah e-procurement. Seperti

yang dikemukakan oleh ibu ika, beliau menyatakan bahwa :

“karena berbasis elektronik, dengan tahapan proses yang sudah terjadwal diawal dengan difasilitasi oleh aplikasi sehingga pelelangan/eproc dapat selesai lebih cepat dibandingkan manual” (wawancara, 8 april 2013)

Pernyataan yang senada juga diungkapkan oleh salah satu rekanan pak agus, beliau mengatakan :

“kalo eproc ga’ usah bingung-bingung disitu sudah ada schedule-nya mbak.pokokschedule-nya semua proses pelelangan, jadi gak pake telat-telatan.” (wawancara, 17 april 2013)

Kemudian penulis juga menanyakan kepada salah satu rekanan pak wiyono, dia menyatakan:

“sekarang penawaran lelang tidak perlu lewat pos,karna semua prosesnya langsung menggunakan internet” (wawancara, 15 april 2013)

Dari penjelasan diatas oleh beberapa informan yang secara umum mengatakan bahwa proses pengadaan barang/jasa melalui internet lebih mempersingkat waktu baik dari pihak rekanan sendiri maupun dari pihak pemerintah Kota Surabaya yang melaksanakan pekerjaan tersebut, rekanan atau perusahan hanya perlu log in terlebih dulu dan kemudian secara bebas bisa mengakses proses pengadaan barang/jasa yang sedang di perlukan, dengan system kerja yang sistematis akan banyak menghemat waktu rekanan yang sangat sibuk tanpa mengurangi kesibukan yang lain. Rekanan bisa melihat informasi dan jadwal secara berkala tanpa perlu repot – repot pergi ketempat tujuannya seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.7 J adwal Tahap Lelang

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya

e-procurement bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin, tanpa mengurangi

kesibukan yang lain juga bisa mengatur jadwal dan schedule seperti tampak pada gambar di atas yang menerangkan tentang jadwal dalam tahapan lelang.

Jadi dari semua data sekunder dan data primer tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini penghematan biaya yang diperoleh dan penghematan waktu dapat diketahui bahwa pemerintah Kota Surabaya melalui e-procurement ini patut

diakui berhasil dalam menekan anggaran atau melakukan penghematan ini dinilai cukup efisien.

4.3 Pembahasan

Setelah mendapatkan beberapa temuan di lapangan baik melalui observasi maupun wawancara, maka penulis selaku peneliti akan memberikan analisa datasebagai berikut :

Dalam hal ini e-procurement yang pada dasarnya merupakan bagian dari

e-government sebagai bentuk sebuah pelayanan publikdalam efektifitas proses

pelelangan dan Efisiensi dalam penghematan biaya dan waktu dipembahasan berikut.

4.3.1 Efektifitas E-Procurement Dalam Pelelangan Pengadaan Barang/J asa

Salah satu fungsi dan keuntungan menggunakan teknologi informasi dalam proses pemerintahan dalam hal ini e-government. Menurut Rogers Okut

Uma dan Larry Caffrey, E-government didefinisikan sebagai sarana yang

pemerintah guna memberikan kemudahan dalam melayani publik. Kemudahan yang dimaksudkan tersebut dapat berupa kemudahan dalam mengakses seluruh informasi yang ada pada proses pengadaan barang dan jasa dan kemudahan dalam menggunakan portal e-procurement sendiri. Dalam menggunakan portal

e-procurement untuk mengetahui informasi lelang dan mengikuti lelang dikatakan

cukup mudah. Hal ini di sebabkan semua informasi dan alur jika ingin mengikuti lelang ada didalam portal e-procurement sehingga masyarakat yang ingin

mengikuti pangadaan barang dan jasa pemerintah Surabaya dengan mudah melakukannya.

E-procurement merupakan suatu proses pengadaan yang mengacu pada

penggunaan internet sebagi sarana informasi dan komunikasi (Croom dan Jones, 2007). Dalam sistem e-procurement ini semua informasi yang menyangkut tender

pengadaan barang/jasa telah ditampilkan dengan cukup lengkap. Masyarakat dalam hal ini para rekanan yang berminat terhadap paket pekerjaan yang ditawarkan cukup dengan mudah mendapat informasinya setiap saat tanpa harus datang sendiri ke dinas-dinas yang mengadakan pengadaan barang/jasa. Dunia maya ini diyakini mempengaruhi kehidupan manusia, menghapus jarak, ruang, budaya, dan menjadi jembatan sosial masyarakat tanpa batas ruang dan waktu. (Turnip Kaiman, 2003 : 66) Maksud dari hal tersebut yaitu dengan adanya sistem yang berbasis internet tersebut semua informasi yang menyangkut paket pekerjaan yang ditawarkan, syarat pekerjaan, pengumuman pemenang semua sudah

ter-upload dengan rinci dalam portal e-procurement sehingga memudahkan bagi

yang ada serta dapat terjangkau di seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.

Selain ketersediaan informasi yang tidak terbatasi oleh waktu,

e-procurement sebagai bagian dari e-government memungkinkan melakukan

pelayanannya tanpa harus lagi terkekang oleh ruang sehingga pergerakan informasi tidak hanya pada sekeliling ruang aparatur saja. Kondisi ini dapat diartikan bahwa informasi idealnya dapat diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat baik itu berjarak dekat atau jauh. Kenyataan ini memang jauh berbeda dengan sebelum munculnya e-procurement dimana semua informasi lelang

pengadaan barang/jasa pemerintahan di Kota Surabaya hanya ditampilkan pada beberapa media massa seperti koran dan radio dan ini yang bisa dibilang sangat sempit sekali ruang publikasi dan informasi tersebut di ditunjukkan. Ini berbeda ketika muncul e-procurement dimana semua informasi lelang ditampilkan dengan

lengkap setiap waktu. Sehingga dari sistem tersebut kelebihannya diharapkan dapat memberikan sistem kontrol yang kuat terhadap pelaksanaan lelang pengadaan barang/jasa di lingkungan Kota Surabaya. Pemberian informasi dan akses yang luas dapat juga diartikan bahwa semua informasi yang dikelola oleh instansi pemerintah tidak lagi terbentur dengan sekat-sekat birokrasi yang ada. Akses informasi idealnya harus menyebar kesemua arah sehingga nantinya arus pemberian informasi tidak hanya diketahui oleh beberapa kalangan masyarakat saja namun informasi telah menyeluruh lapisan masyarakat tanpa adanya tembok birokrasi yang menghalangi. Dimana E-Procurement adalah proses pembelian

barang dan jasa yang diperlukan bagi kebutuhan operasional organisasi secara elektronik (Oliviera dkk, 2001: 43).

Berdasarkan temuan peneliti di Bagian Bina Program Pemerintah Kota Surabaya, dapat diketahui bahwa di Bagian Bina Program Pemerintah Kota Surabaya telah sesuai dengan teori menurut Sondang P. Siagian (2001 : 24) Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan jumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankan. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa sistem e-procurement memang dirasakan cukup efektif dalam proses pelelangan

dibandingkan sebelum memakai sistem e-procurement karena dimana dalam

menggunakan portal e-procurement telah menampilkan data detail paket

pekerjaan yang dilelang, meliputi nama paket pekerjaan, nilai anggaran/pagu, nilai HPS/OE, sistem pengadaan, metode penawaran, sumber dana, tahapan lelang dan persyaratan kualifikasi dari paket pekerjaan yang bersangkutan sehingga dapat dilihat oleh public tanpa terbatasi terbatasi oleh waktu dan ruang serta dirasa cukup mudah dalam mengakses seluruh informasi yang ada pada proses pengadaan barang dan jasa dan kemudahan dalam menggunakan portal

e-procurement sendiri.

4.3.2 Efisiensi E-Procurement Dalam Pelelangan Pengadaan Barang / J asa

Penghematan biaya dalam penyelenggaran pemerintahan memang sangat diperlukan dan menjadi salah satu prioritas tertentu bagi instansi pemerintahan khususnya bagi negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Dalam setiap penyelenggaraan negara, masalah anggaran menjadi sebuah permasalahan

tersendiri dan diperlukan adanya sebuah mekanisme pengaturan anggaran yang baik sehingga nantinya akan menguntungkan negara dan masyarakat luas. Apabila sebaliknya negara dalam penyelenggarannya tidak bisa mengatur anggaran dengan baik maka yang terjadi negara yang dirugikan dan masyarakat yang menjadi korban.

Penggunaan e-government yang didasarkan pada penguasaan teknologi

informasi dalam hal ini pelayanan e-procurement yang dilakukan oleh pemerintah

Kota Surabaya harus dikaitkan dengan penghematan anggaran yang nantinya akan dipadukan dengan keuntungan yang ada, apakah hal tersebut akan membantu bentuk pelayanan kepada publik atau malah sebaliknya merugikan publik secara umum.

Serta dalam teknologi informasi tentu e-government dituntut untuk lebih

bisa cepat dalam hal pelayanan sehingga akan mempersingkat waktu dan menghemat waktu pelayanan yang biasanya cenderung lama dikarenakan menggunakan teknologi manual. E-procurement sebagai bagian dari

e-government sudah dapat dikatakan cukup dalam proses lelang pengadaan

barang/jasa pemerintahan menghemat waktu. Sebelum menggunakan

e-procurement banyak kalangan yang menyebutkan jika proses pelelangan sangat

membutuhkan waktu yang panjang sehingga banyak pekerjaan yang ada justru menumpuk dan bergeser dari jadwal yang telah ditentukan. Melalui

e-procurement bagi rekanan menganggapnya cukup cepat dan menghemat waktu.

Dimana misi akhir dari penerapan E-Procurement ini adalah bagaimana proses

memanfaatkan teknologi informasi agar tidak banyak membuang buang waktu dan biaya (Indrajit dkk, 2002: 151).

Dengan memanfaatkan teknologi seperti yang dilakukan dalam

e-procurement telah dapat menghemat waktu dimana semua pekerjaan pengadaan

barang/jasa dilingkungan pemerintah Kota Surabaya diberi batasan waktu disetiap langkah lelang pengadaan barang/jasa dan dimungkinkan jadwal tersebut terkontrol sehingga batas waktu penyelesaian pelelangan barang/jasa tidak lagi molor atau berlarut-larut.

Efisiensi berarti tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu dengan tidak membuang – buang waktu, tenaga dan biaya. (Zahnd, 2006 : 200-201) Berdasarkan pendapat tersebut efisiensi menekankankan pada ketepatan mengenai sumber daya yaitu mencakup anggaran, waktu, tenaga, alat dan cara supaya dalam pelaksanaannya tepat waktu .

Berdasarkan temuan peneliti di Bagian Bina Program Pemerintah Kota Surabaya, Dapat diketahui bahwa di Bagian Bina Program Pemerintah Kota Surabaya telah sesuai dengan teori Zahnd, 2006 : 200-201 yaitu efisiensi menekankankan pada ketepatan mengenai sumber daya yaitu mencakup anggaran, waktu, tenaga, alat dan cara supaya dalam pelaksanaannya tepat waktu . Dalam hal ini penghematan biaya yang dipadukan dengan keuntungan yang diperoleh dan penghematan waktu dapat diketahui bahwa pemerintah Kota Surabaya melalui e-procurement ini patut diakui berhasil dan dinilai cukup efisien dimana

kemampuan sistem informasi ini bisa menekan anggaran sehingga akan memberikan sebuah layanan online yang dapat menghemat biaya dengan

memadukan pada keuntungan yang diperolehnya sehingga dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk pekerjaan/lokasi pembangunan baru. Serta dapat mempersingkat waktu dan menghemat waktu dalam penggunaan system ini.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian efektifitas dan efisiensi e-procurement dalam

proses pelelangan pengadaan barang dan jasa pemerintahan di pemerintah Kota Surabaya penulis dapat mengambil sebuah kesimpulan.

1. Efektifitas E-Procurement Dalam Pelelangan Pengadaan Barang/Jasa yaitu

Sistem E – Procurement di Pemerintah Kota Surabaya dapat dikatakan cukup efektif dalam proses pelelangan dibandingkan sebelum memakai sistem e-procurement karena dimana dalam menggunakan portal

e-procurement telah menampilkan data detail paket pekerjaan yang

dilelang, meliputi nama paket pekerjaan, nilai anggaran/pagu, nilai HPS/OE, sistem pengadaan, metode penawaran, sumber dana, tahapan lelang dan persyaratan kualifikasi dari paket pekerjaan yang bersangkutan sehingga dapat dilihat oleh public tanpa terbatasi terbatasi oleh waktu dan ruang serta dirasa cukup mudah dalam mengakses seluruh informasi yang ada pada proses pengadaan barang dan jasa dan kemudahan dalam menggunakan portal e-procurement sendiri.

2. Efisiensi E-Procurement Dalam Pelelangan Pengadaan Barang/Jasa yaitu

dan dinilai cukup efisien karena kemampuan sistem informasi ini bisa menekan anggaran sehingga akan memberikan sebuah layanan online yang

dapat menghemat biaya dengan memadukan pada keuntungan yang diperolehnya sehingga dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk pekerjaan/lokasi pembangunan baru. Serta dapat mempersingkat waktu dan menghemat waktu dalam penggunaan sistem ini.

5.2 Sar an

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka penulis dapat menyampaikan beberapa saran yang berhubungan dengan Efektifitas dan Efisiensi

e-procurement dalam proses pelelangan pengadaan barang dan jasa pemerintahan

di Pemerintah Kota Surabaya sebagai berikut :

1. Pemerintah Kota surabaya dalam melaksanakan E-procurement dalam proses pelelangan pengadaan barang / jasa untuk tetap menjaga konsistensinya.

Indonesia

Keppres Nomor 50 tahun 2000 tentang Kerangka Kebijakan Pengembangan dan Pendayagunaan Teknologi Telematika di Indonesia

Inpres Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasionala Pengembangan E- Government

Perpres Nomor 70 tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Moleong, Lexy. 2000. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Miles, Mathew J., dan A. Michael Huberman . 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku

Sumber Tentang MetodeBaru, Jakarta. UI Press

Indrajit ,Richardus Eko. 2002. Electronic Government,. Yogyakarta. Andi press Turnip, Kaiman. 2003. Birokrasi Masa Depan dengan Penggunaan Tehnologi

Informasi. Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik, volume 7, no 1:Mei.

Program Pasca Sarjana, UGM.

Wigrantoro, Mas RS. 2003. e-government sebagai suatu investasi: mengukur resiko

http://www.depkominfo.go.id /download.html.05

Harjdono, Budi. e-government:antara konsep,tantangan dan harapan, http://gerbang.jabar.go.id/ kabkarawang/index.php?index=15&idartikel=2

Windyastuti. 2001. Dinamika Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah. Lembaga Penelitian Universitas Airlangga

Wigrantoro, Mas RS, Elektronic government dan pencegahan korupsi, http:www.kompas.com/ kompas-cetak/0505/16/tekno/1752900.htm

Wigrantoro, Mas RS. 2003. Pemanfaatan TI dalam penerapan Good Government di

Indonesia.

http://www.depkominfo.go.id/download.html.

Ucok, Ritonga. Pemerintah akan jalankan e-procurement

http://www.tempo.co.id/hg/ekbis/ 2003/12/02/brk,20031202-40,id.html Sonhaji, Agus Imam. Posisi strategis pengadaan barang/jasa

http://www.surabaya-eproc.or.id /artikel.html http://lpse.surabaya.go.id http://lpse.surabaya.go.id

Dokumen terkait