• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 .4 Fungsi Alat musik Arab dalam masyarakat Aceh

TINJAUAN PUSTAKA

7. Taktok Trieng

Taktok Trieng juga sejenis alat pukul yang terbuat dari bambu.Alat ini dijumpai di daerah kabupaten Pidie, Aceh Besar dan beberapa kabupaten lainnya. Taktok Trieng dikenal ada 2 jenis :

Yang dipergunakan di Meunasah (langgar-langgar), dibalai-balai pertemuan dan ditempat-tempat lain yang dipandang wajar untuk diletakkan alat ini. Jenis yang dipergunakan disawah-sawah berfungsi untuk mengusir burung ataupun serangga lain yang mengancam tanaman padi. Jenis ini biasanya diletakkan ditengah sawah dan dihubungkan dengan tali sampai ke dangau (gubuk tempat menunggu padi di sawah).

8. Bereguh

Bereguh nama sejenis alat tiup terbuat dari tanduk kerbau. Bereguh pada masa silam dijumpai didaerah Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara dan terdapat juga dibeberapa tempat di Aceh.Bereguh mempunyai nada yang terbatas, banyakanya nada yang yang dapat dihasilkan Bereguh tergantung dari teknik meniupnya.Fungsi dari Bereguh hanya sebagai alat komunikasi terutama apabila berada dihutan/berjauhan tempat antara seorang dengan orang lainnya. Sekarang ini

Perkataan Canang dapat diartikan dalam beberapa pengertian.Dari beberapa alat kesenian tradisional Aceh, Canang secara sepintas lalu ditafsirkan sebagai alat musik yang dipukul, terbuat dari kuningan menyerupai gong.Hampir semua daerah di Aceh terdapat alat musik Canang dan memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda-beda.Fungsi Canang secara umum sebagai penggiring tarian-tarian tradisional serta Canang juga sebagai hiburan bagi anak-anak gadis yang sedang berkumpul.Biasanya dimainkan setelah menyelesaikan pekerjaan disawah.

10. Celempong

Celempong adalah alat kesenian tradisional yang terdapat di daerah Kabupaten Tamiang. Alat ini terdiri dari beberapa potongan kayu dan cara memainkannya disusun diantara kedua kaki pemainnya.Celempong dimainkan oleh kaum wanita terutama gadis-gadis, tapi sekarang hanya orang tua (wanita) saja yang dapat memainkannnya dengan sempurna. Celempong juga digunakan sebagai iringan tari Inai.Diperkirakan Celempong ini telah berusia lebih dari 100 tahun berada di daerah Tamiang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Shabri A ( 2004: 4) Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) adalah sebuah Daerah Istimewa yang terletak di Pulau Sumatra dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia, Ibukota Provinsi NAD adalah Banda Aceh. Provinsi NAD yang terletak diantara Selat Malaka dan Samudera Hindia, sangat strategis baik dari sudut ekonomi, politik, maupun geografis.sehingga menjadi jalur perniagaan internasional yang paling sibuk di kawasan Asia Tenggara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kebudayaan berasal dari kata budaya. Budaya berasal dari kata budhayah. Jika diurai kata ini berasal dari kata budi atau akal, kemudian diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan budi atau akal manusia . Budaya berarti pikiran, atau akal budi, sedangkan kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti kepercayaan, kesenian, adat, dan lain-lain. Dalam bahasa arab kata “kebudayaan” itu disebut denganﺔﻓﺎﻘﺜﻟﺍ / aṡ-ṡaqāfatun/Selain kataﺔﻓﺎﻘﺛ/ ṡaqafatun / dalam bahasa arab yang diartikan dengan kebudayaan terdapat juga kata ﺪﻤﺘﻟﺍ / at-tamaddun / danﺓﺭﺎﻀﺤﻟﺍ/ al-ḥaḍāratun /kemudian dalam bahasa inggris disebut “culture”. (Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa,2008:243).

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat ( E.B Taylor, 1871:1).

Menurut djojodiguno (1958) budaya adalah daya dari budi, yang berupa cipta, rasa, dan karsa. Cipta : Ilmu pengetahuan, yang bersumber dari pengalaman

lahir dan batin. Karsa: Norma– norma keagamaan/kepercayaan, yang bersumber dari (lahir) dan (mati)”. Rasa: Norma keindahan yang menghasilkan kesenian, yang bersumber dari keindahan dan menolak keburukan atau kejelekan. Jadi, kebudayaan adalah hasil dari buah budi (gagasan) manusia yang berupa cipta, rasa dan karsa baik yang kongkrit ataupun abstrak yang bertujuan untuk mencapai kesempurnaan hidup. Yang dalam pengaplikasianya di lakukan dengan pola – pola perilaku, bahasa, organisasi sosial, religi, seni, dan lainnya yang telah menjadi kebiasaan yang turun temurun dari leluhur.

Banyak ahli yang telah memaparkan tentang definisi kebudayaan.Setiap dari mereka cenderung mempunyai vesri masing-masing. Untuk itu, peneliti hanya memaparkan sebagian pendapat dari para ahli, diantaranya:

Kata “ kebudayaan” berasal dari (bahasa sasekerta) buddhayah yang merupakan bentuk jamak kata”buddhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal dan budi, adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayan, berasal dari kata Latin colere ( mengolah atau mengajak) yaitu sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk

mengolah dan mengubah alam ( koentjaraningrat,1965:77-78).

A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti yang seluas-luasnya.Malinowski juga menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai system kehidupan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas ( A.L.Kroeber-C. Kluckhohn, dan Malinowski dalam Widyosiswoyo,2004:31).

Menurut Antropolog C. Kluckhohn (1953:507-523) ada 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universal dalam sebuah karya yang berjudul Universal Categories of Culture yaitu:

1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian,perumahan,alat-alat rumah tangga,senjata,alat-alat produksi,transportasi,dan sebagainya). 2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi

(pertanian,peternakan,system produksi,system distribusi, dan sebagainya) 3. Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan,organisasi politik,sistem

hukum,sistem perkawinan). 4. Bahasa ( lisan maupun tulisan) 5. Religi

6. Sistem pengetahuan.

7. Kesenian ( seni rupa, seni suara, seni gerak, alat-alat musik dan sebagainya).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008 musik memiliki pengertian sebagai berikut:

1. Ilmu atau seni penyusunan nada atau suara dalam urutan,kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan

2. Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama,lagu dan keharmonisan(terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian itu atau yang disebut dengan alat musik).

Koentjaraningrat mengatakan bahwa kesenian merupakan salah satu bagian dari tujuh unsur kebudayaan universal (1996:80-81), sebagai bagian dari tujuh unsur kebudayaan, kesenian memiliki peranan yang menentukan dalam suatu

bentuk kebudayaan, salah satunya adalah upacara keagamaan, dalam upacara keagamaan terdapat unsur menyanyi nyanyian suci dan memainkan drama (Koentjaraningrat,1980:393), dipandang dari sudut cara kesenian sebagai ekspresi hasrat manusia akan keindahan itu dinikmati, maka ada dua lapangan besar,yaitu :

(1) seni rupa, atau kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan mata,

(2) seni suara, atau kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan telinga (Koentjaraningrat, 1980:395-396), dalam hal ini kesenian dimunculkan salah satunya dalam bentuk alat musik.

Menurut Koentjaraningrat bagi masyarakat Indonesia, pada umumnya kebudayaan adalah “kesenian”, yang bila dirumuskan, bunyinya sebagai berikut : Kebudayaan (dalam arti kesenian) adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis, dan indah, sehingga ia dapat dinikmati dengan pancainderanya (yaitu penglihat, pengecap, perasa, dan pendengar) (1999:19).Musik merupakan bagian dari kesenian. Kesenian merupakan salah satuunsur kebudayaan (Koentjaraningrat,1986:203-204).

Peneliti memilih judul penggunaan istilah Bahasa Arab pada alat musik masyarakat Aceh bahwasannya alat musik merupakan bagian dari salah satu unsur kebudayaan yakni Kesenian. Kesenian terdiri dari seni rupa, seni relief, seni lukis, seni rias, seni vokal, seni musik, seni bangunan, seni kesusatraan, dan seni drama (Koentjaraningrat, 2009:298). Peneliti memilih salah satu unsur dari kesenian yakni seni musik, bahwasannya seni musik memerlukan alat musik. Dengan beberapa pertimbangan yang sesuai dengan uraian di atas, maka perlu diadakan penelitian terhadap alat musik Arab yang merupakan bagian dari kebudayaan, dan istilah kebudayaan perlu diketahui secara ilmiah. Adapun istilah Bahasa Arab dalam alat musik Aceh di Museum Banda Aceh perlu diteliti secara ilmiah sebagai usaha pelestarian budaya.

1.2 Perumusan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok bahasan, maka diperlukan adanya rumusan masalah yang meliputi:

1. Apa saja peninggalan alat musik Arab di Museum Banda Aceh nanggroe Aceh Darussalam?

2. Apa saja istilah alat musik yang digunakan dalam alat musik Arab dalam kesenian masyarakat Aceh di Museum Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam?

3. Bagaimanakah fungsi alat musik Arab pada masyarakat Aceh di Museum Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa saja peninggalan alat musik Arab di Museum Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam.

2. Untuk mengetahui istilah alat musik dalam bahasa Arab yang di gunakan kesenian masyarakat Aceh di Museum Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam.

3. Untuk mengetahui fungsi alat musik Arab pada masyarakat Aceh di Museum Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

(Secara Teoritis) :

1. Menambah pengetahuan peneliti maupun pembaca mengenai alat-alat musik Arab yang terdapat di Museum Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam . 2. Pengembangan ilmu bahasa Arab yang terdapat dalam istilah bahasa Arab

pada alat musik yang di gunakan oleh masyarakat Aceh.

3. Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya dan dapat menjadi referensi pengetahuan khususnya di bidang kesenian Arab. 4. Turut menambah literature tentang wujud kebudayaan yang ada di Indonesia

khusunya dalam kesenian alat musik Arab yang terdapat di Museum Banda Aceh bagi Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya USU.

(Secara praktis) :

1. Mengembangkan kesenian dan pariwisata di Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam.

2. Memelihara dan melestarikan alat musik Arab di dalam Museum Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam.

1.5 Metode Penelitian

Menurut Arikunto (2006:163) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan Sugiyono (2010: 2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) . Dalam penelitian ini , peneliti akan mengambil data yang akurat dari lokasi penelitian melalui metode observasi (pengamatan), dimana observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik. Observasi ini disebut terstruktur,dimana observasi ini telah di rancang secara sistematis, tentang apa yang akan di amati kapan dan dimana tempatnya. Interview (wawancara) digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus di teliti, dan mendokumentasikan dari lokasi penelitian tersebut. Teknik yang dipakai peneliti melalui wawancara secara tatap muka (face to face) (Sugiyono:2010:137-138).

Adapun tahap penelitian yang dilakukan peneliti sebagai berikut :

Dokumen terkait