• Tidak ada hasil yang ditemukan

DS 35.487 - -Liabilitas pajak tangguhan

24. TAMBAHAN MODAL DISETOR - NETO

Rincian tambahan modal disetor-neto pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

2015 2014

Agio saham 27.917.365 27.917.365

Agio saham atas transaksi waran 1.955.723 - Biaya penerbitan saham dalam rangka

penawaran umum terbatas I (1.297.912) (1.297.912) Biaya penerbitan saham dalam rangka

penawaran umum saham perdana (294.745) (294.745) Selisih nilai transaksi entitas sepengendali (3.208.692) (3.208.692)

Neto 25.071.739 23.116.016

Perusahaan mengelola permodalan dengan menggunakan rasio pengungkit, yang dihitung melalui pembagian antara hutang neto dengan jumlah modal. Kebijakan Perusahaan adalah menjaga rasio pengungkit dalam kisaran yang umum dalam industri sejenis dengan tujuan untuk mengamankan pendanaan terhadap biaya yang rasional.

Pada tahun 2014, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) melalui penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Biaya-biaya saham yang terkait langsung dengan penerbitan efek ekuitas Perusahaan dalam PUT I adalah sebesar $AS294.745.

Saldo agio saham berasal dari selisih antara hasil penerimaan dari penawaran umum perdana saham atas 500.000.000 lembar saham kepada masyarakat pada harga Rp 600 per saham dengan nilai nominalnya (Rp 100 per saham) sebesar $AS 27.917.365. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum tersebut adalah sebesar $AS 1.297.912.

Saldo selisih nilai kombinasi bisnis entitas sepengendali sebesar $AS 3.208.692 merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai buku aset neto SMR, entitas anak, diperoleh melalui transaksi tanggal 17 Desember 2010 ketika Perusahaan melakukan penyertaan saham sebesar 94.700.000 saham sehingga menjadikan Perusahaan memiliki 99,68% kepemilikan saham di SMR. Kepemilikan mayoritas SMR sebelumnya dimiliki oleh PT Alam Abadi Resources, pemegang saham Perusahaan, dengan 70% kepemilikan saham. Kombinasi bisnis entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metodepooling-of-interests. Pada tanggal 19 Desember 2014, Perusahaan telah melepas kepemilikan sahamnya atas SMR.

Agio saham atas transaksi waran pada tahun 2015 merupakan selisih antara nilai nominal saham dengan harga pelaksanaan waran yang ditebus sebesar Rp. 24.927.569.100 atau ekuivalen dengan US$ 1.955.723 (Lihat Catatan no. 23).

25. PENDAPATAN

Rincian pendapatan adalah sebagai berikut:

2015 2014

(Enam bulan) (Enam bulan) Penjualan mangan

Lokal-pihak ketiga

PT. Century Metalindo - 384.873 PT. Jassmass - 39.249 PT. Global Anugrah Sentosa - 27.384

Sub jumlah - 451.506

Pendapatan jasa

Jasa penambangan 17.805.656 -Penyewaan alat berat 640.833

-Sub jumlah 18.446.489 -Jumlah 18.446.489 451.506 26. BEBAN POKOK PENJUALAN

Rincian atas beban produksi adalah sebagai berikut:

2015 2014 2015 2014

(Enam bulan) (Enam bulan) Penyusutan 9.057.933 566.811 Gaji, upah dan tunjangan lain 3.449.847 325.518 Pemeliharaan dan perbaikan 2.837.444 23.319 Penambangan 1.443.273 -Asuransi 318.507 -Bahan bakar 280.739 66.463 Biaya kantor 262.811

-Sewa 257.929

-Penggalian dan pengerukan - 51.615 Pengangkutan bahan galian - 33.671 Biaya iuran produksi - 14.779 Biaya pengembangan masyarakat - 11.607 Pembersihan dan pengukuran - 5.351 Pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup - 975 Penyisihan (pemulihan) atas penurunan

nilai persediaan 14.624 (96.218) Lain-lain 278.458 1.245 Total biaya overhead 18.201.567 1.005.136 Barang jadi:

Awal periode - 128.247 Akhir periode - (14.894)

Beban pokok penjualan 18.201.567 1.118.489

Tidak terdapat pembelian dari dan/atau pembayaran kepada satu pemasok yang melebihi 10% dari total penjualan konsolidasian untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014.

Akun ini terdiri dari :

2015 2014

(Enam bulan) (Enam bulan) Amortisasi hubungan terkait pelanggan 2.195.132 -Gaji, upah, bonus dan kesejahteraan karyawan 1.072.404 391.970

Penyusutan 813.548 187.532

Pajak & Perijinan 108.064 43.218

Sewa 100.505 4.656

Pemeliharaan dan perbaikan 84.114 20.684 Jasa profesional 71.108 1.218 Rumah tangga kantor 40.781 29.356 Listrik dan komunikasi 29.536 14.087 Transportasi dan Perjalanan dinas 19.458 35.086

Asuransi 4.172 20.294

Sumbangan dan representasi - 15.118

Lain-lain 61.589 26.679

Total 4.600.411 789.899 28. PENDAPATAN (BEBAN) USAHA LAINNYA

Akun ini terdiri dari :

2015 2014 2015 2014

(Enam bulan) (Enam bulan)

Penghapusan aset tetap (495.301)

-Laba (rugi) selisih kurs (486.288) (2.022) Laba (rugi) penjualan aset tetap (6.937) 23.049 Amortisasi keuntungan transaksi jual

dan sewa kembali - 595 Lain-lain - neto (193.312) 344

Jumlah (1.181.838) 21.966 29. RUGI PER SAHAM

Rincian rugi per saham adalah sebagai berikut:

2015 2014

(Enam bulan) (Enam bulan) Rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan

kepada pemilik entitas induk (5.454.820) (1.343.101) Rata-rata tertimbang saham yang beredar 12.374.964.926 1.500.000.000

30. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

2015 2014 (30 Juni) (31 Desember)

Piutang lain-lain - pihak yang berelasi (Lihat Catatan No. 8) Rupiah

PT. Tandikek Asri Lestari 13.603.895

-PT. Synergi Infrastruktur Indonesia 5.453.409

-Jumlah 19.057.304

-Persentase terhadap jumlah aset konsolidasian 9,15% -Uang muka pihak berelasi

Rupiah

PT. TTS Makmur Resources - 217.042

Jumlah - 217.042

Persentase terhadap jumlah aset konsolidasian - 0,10% Piutang lain-lain kepada PT. Tandikek Asri Lestari meruapakan piutang atas penjualan investasi AKAR, entitas anak berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 4 dan 5 tanggal 3 Maret 2015 oleh Harra Mieltuani Lubis, SH, Notaris di Tangerang dimana AKAR, entitas anak menjual investasinya di PT. Synergi Infrastruktur Indonesia (Lihat Catatan No. 10).

Piutang kepada PT. Synergy Infrastruktur Indonesia (SII) merupakan piutang AKAR dengan saldo sebesar Rp. 72.704.838.300 atau setara

31. MANAJEMEN TERHADAP RISIKO KEUANGAN

a. Risiko kredit

b. Risiko pasar

Risiko mata uang

Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan yang untuk saat ini cenderung terbatas. Untuk mengurangi risiko ini, Kelompok Usaha berusaha untuk memastikan pendapatan jasa dilakukan dengan menyeleksi pelanggan pelanggan yang memiliki kondisi keuangan yang kuat serta reputasi yang baik. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih.

Kelompok Usaha juga menghadapi risiko kredit yang berasal dari penempatan dana di bank dalam bentuk rekening lancar dan kas yang dibatasi penggunaanya. Untuk mengatasi risiko ini, Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya hanya di bank-bank yang mempunyai reputasi yang baik.

Kas dan bank dan piutang usaha telah jatuh tempo namun tidak mengalami penurunan. Perusahaan telah menempatkan kas dalam lembaga keuangan yang teratur dan terkemuka. Piutang usaha Perusahaan terkonsentrasi ke satu pelanggan, yaitu PT Berau Coal. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat risiko kredit yang signifikan terkait dengan konsentrasi pelanggan ini karena PT Berau Coal dianggap sebagai pihak yang layak kredit dengan eksposur minimal atas kerugian penurunan nilai.

Kelompok Usaha melakukan transaksi bisnis dalam beberapa mata uang asing dan karena itu terkena risiko mata uang asing. Kelompok Usaha tidak memiliki kebijakan mata uang asing lindung nilai. Namun manajemen memonitor eksposur mata uang asing dan akan mempertimbangkan lindung nilai risiko mata uang asing yang signifikan harus diperlukan.

Piutang kepada PT. Synergy Infrastruktur Indonesia (SII) merupakan piutang AKAR dengan saldo sebesar Rp. 72.704.838.300 atau setara dengan $US 5.453.408 pada tanggal 30 Juni 2015.

Kelompok Usaha memiliki beberapa eksposur risiko terkait instrumen keuangan yang dimilikinya dalam bentuk risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar.

Kebijakan manajemen terhadap risiko keuangan dimaksudkan untuk meminimalisir potensi dan dampak keuangan merugikan yang mungkin timbul dari risikorisiko tersebut

Berikut ini adalah ikhtisar tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Kelompok Usaha:

Risiko kredit adalah risiko di mana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi liabilitasnya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan

c. Risiko likuiditas

Dokumen terkait