• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembang Tentang

4.3 Tampilan Aplikasi Pembelajaran Klasifikasi Tumbuhan

4.3.12 Tampilan Menu Tentang

Gambar 4.11 Menu Pengembang Aplikasi

4.3.12 Tampilan Menu Tentang

Terdapat menu Tentang dimana menu ini berisi tentang dasar dan petunjuk penggunaan dari aplikasi pembelajaran klasifikasi tumbuhan. Tampilan menu Tentang dapat dilihat pada gambar 4.12.

. Gambar 4.12 Menu Tentang

5.1 KESIMPULAN

Setelah menyelesaikan perancangan aplikasi pembelajaran klasifikasi tumbuhan, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem ini dapat digunakan dalam informasi mengenai klasifikasi tumbuhan berdasarkan anatomi tumbuhan.

2. Sistem ini dapat membantu orang tua dan pengajar (guru) dalam mengajarkan anak-anaknya mengenai klasifikasi tumbuhan dengan mudah.

3. Sistem ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

4. Sistem ini dapat dioperasikan saat offline (tanpa menggunakan internet) sehingga hemat biaya.

5.2 SARAN

Adapun beberapa saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Penulis mengharapkan sistem ini dapat dikembangkan menjadi sebuah sistem yang dapat membantu orang tua dan guru dalam mendidik anak-anaknya.

2. Sistem ini diharapkan dapat menjadi sebuah sistem yang bersifat online agar setiap masyarakat yang membutuhkan sistem ini dapat mengunduh sistem ini.

Sistem ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk pengembangan sistem ini kedepannya.

Arifianto, Teguh. 2011. Membuat Interface Aplikasi Android Lebih Keren dengan LWUIT. Yogyakarta: Andi.

Mulyadi. 2010. Membuat Aplikasi untuk Android. Yogyakarta : Multimedia Center Publishing.

Safaat, Nazrudin H. 2012. Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android Edisi Revisi. Bandung : Informatika.

Siregar, Ivan Michael, dkk. 2010. Mengembangkan Aplikasi Enterprise Berbasis Android. Yogyakarta: Gava Media.

Sutopo, Ariesto Hadi, Fajar Masya. 2017. Pemrograman Beroroentasi Objek dengan Java. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nugroho, Adi. 2011. Perancangan dan Implementasi Sistem Basis Data.

Yogyakarta:Penerbit Andi.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2014. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

1. SplashScreen.java

public class SplashScreen extends AppCompatActivity { private static int TampilSplash = 2000;

@Override

protected void onCreate(Bundle savedInstanceState) { super.onCreate(savedInstanceState);

requestWindowFeature(Window.FEATURE_NO_TITLE);

getWindow().setFlags(WindowManager.LayoutParams.FLAG_FULLSCREEN, WindowManager.LayoutParams.FLAG_FULLSCREEN);

setContentView(R.layout.activity_splash_screen);

}

@Override

protected void onCreate(Bundle savedInstanceState) { super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_home);

Button btnlogin1 = (Button) findViewById(R.id.btnlogin);

Button btnkeluar1 = (Button) findViewById(R.id.btn_keluar);

btnlogin1.setOnClickListener(new View.OnClickListener() { @Override

btnkeluar1.setOnClickListener(new View.OnClickListener(){

@Override

public class MainActivity extends AppCompatActivity { Button btn;

Button btn1;

Button tentang;

@Override

protected void onCreate(Bundle savedInstanceState) { super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_main);

Button btn = (Button) findViewById(R.id.btnmorfologi);

Button btn1 = (Button) findViewById(R.id.btnklasifikasi);

Button tentang = (Button) findViewById(R.id.btntentangaplikasi) ;

btn.setOnClickListener(new View.OnClickListener(){

startActivity(i);

} });

btn1.setOnClickListener(new View.OnClickListener() { @Override

tentang.setOnClickListener(new View.OnClickListener() { @Override

public class Morfologi extends AppCompatActivity { @Override

protected void onCreate(Bundle savedInstanceState) { super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_morfologi);

}

public class Klasifikasi extends AppCompatActivity {

Button btnpaku;

@Override

protected void onCreate(Bundle savedInstanceState) { super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_klasifikasi);

Button btnbelah = (Button) findViewById(R.id.btnbelah);

Button btntalus = (Button) findViewById(R.id.btntalus);

Button btnlumut = (Button) findViewById(R.id.btnlumut);

Button btnpaku = (Button) findViewById(R.id.btnpaku);

btnbelah.setOnClickListener(new View.OnClickListener(){

@Override

btntalus.setOnClickListener(new View.OnClickListener(){

@Override

btnlumut.setOnClickListener(new View.OnClickListener(){

@Override

btnpaku.setOnClickListener(new View.OnClickListener(){

@Override

import android.widget.Button;

public class Tentang extends AppCompatActivity { Button pengembang;

Button petunjuk;

@Override

protected void onCreate(Bundle savedInstanceState) { super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_tentang);

Button pengembang = (Button) findViewById(R.id.btnpengembang);

Button petunjuk = (Button) findViewById(R.id.btninfo);

pengembang.setOnClickListener(new View.OnClickListener() { @Override

petunjuk.setOnClickListener(new View.OnClickListener() { @Override

android:layout_width="match_parent"

android:layout_height="wrap_content"

android:layout_marginTop="170dp"

android:gravity="center">

</LinearLayout>

android:layout_centerHorizontal="true"

android:layout_marginBottom="150dp"/>

</RelativeLayout>

android:layout_width="match_parent"

android:layout_height="600dp"

android:layout_marginTop="90dp"

android:gravity="center"

android:orientation="vertical">

<TextView

android:gravity="center"

android:textStyle="bold" />

</LinearLayout>

android:layout_width="match_parent"

android:layout_height="500dp"

android:layout_marginTop="-200dp"

android:src="@drawable/pita"/>

<TextView

android:id="@+id/textView2"

android:layout_width="wrap_content"

android:layout_height="50dp"

android:text="MORFOLOGI TUMBUHAN"

android:textColor="@color/black"

android:textSize="21dp"

android:textStyle="bold"

android:gravity="center"

android:layout_marginTop="10dp"

android:layout_marginLeft="58dp"/>

<ScrollView

android:id="@+id/scroll"

android:layout_width="match_parent"

android:layout_height="620dp"

android:layout_marginTop="95dp"

android:layout_marginBottom="20dp"

android:layout_alignParentLeft="true"

android:layout_alignParentStart="true">

<LinearLayout

android:layout_width="match_parent"

android:layout_height="match_parent"

android:orientation="vertical"

android:background="#ffefd5">

<TextView

android:id="@+id/textView8"

android:layout_width="match_parent"

android:background="#f0fff0"

android:text=" PENGERTIAN MORFOLOGI

======================================

Morfologi tumbuhan yaitu ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa latin morphus yang berarti wujud atau bentuk, logos yang berarti ilmu.

Morfologi tumbuhan berbeda dengan anatomi tumbuhan yang secara khusus mempelajari struktur internal tumbuhan pada tingkat mikroskopis. "

android:textColor="@color/black"

Morfologi tumbuhan diperkenalkan pertama kali oleh ilmuwan Jerman yaitu Johann Wolfgang Von Goethe pada tahun 1790.

Sejarah perkembangan morfologi tumbuhan berpusat di Jerman, selain Goethe tokoh lain yang paling berpengaruh yaitu: Wilhelm Hofmeister, Karl von Goebel, Walter Zimmerman dan Wilhelm Troll.

Metode yang digunakan oleh Goethe adalah morfologi komparatif atau tipologi yang berpandangan bahwa meskipun organ pada tumbuhan berbunga menunjukan keragaman,terdapat sebuah rancangan dasar yang disebut Bauplan yang mendasari keragaman bentuk tubuh tumbuhan tersebut."

tersebut berkaitan dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya. Disaat yang bersamaan tumbuhan harus mengambil sumber daya dari tanah dan udara. Air dan mineral dari tanah, sedangkan udara adalah tempat tersedianya CO2 dan sinar matahari yang tidak dapat menembus tanah. Oleh karena itu, tumbuhan memiliki sistem akar yang berada di permukaan tanah. Setiap sistem saling membutuhkan satu sama lain. Kingdom plantae merupakan mahkluk hidup yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun. Para ahli membagi tumbuhan menjadi 2 kelompok, yaitu: tumbuhan non vaskuler (tumbuhan tak berpembuluh) dan tumbuhan vaskuler (tumbuhan berpembuluh). Pembuluh merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel yang dihubungkan satu sama lain yang berfungsi mengangkut air dan zat-zat hara keseluruh tubuh tumbuhan. Jenis tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan non vaskuler ini adalah tumbuhan lumut (Bryophyta). Tumbuhan vaskuler artinya tumbuhan yang sudah memiliki pembuluh. Ada 2 pembuluh inti dalam tumbuhan yaitu, xylem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis). Xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun, dan terdiri dari sel-sel mati. Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil dari fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan, terdiri dari sel-sel hidup. Jenis tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan vaskuler ini adalah Tumbuhan Paku (Pteridophyta) dan Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)."

android:layout_width="match_parent"

android:layout_height="600dp"

android:layout_marginTop="90dp"

android:gravity="center"

android:orientation="vertical">

<ImageView

android:id="@+id/imageViewlogo2"

android:layout_width="75dp"

android:id="@+id/textView2"

android:drawableRight="@drawable/ic_library_books_blackk_24dp"

/>

android:drawableRight="@drawable/ic_library_books_blackk_24dp"/>

<Button

android:drawableRight="@drawable/ic_library_books_blackk_24dp"/>

<Button

</LinearLayout>

android:layout_width="match_parent"

android:layout_height="500dp"

android:layout_marginTop="-200dp"

android:src="@drawable/pita"

/>

<TextView

android:id="@+id/textView2"

android:layout_width="wrap_content"

android:layout_height="50dp"

android:text="SCHIZOPHYTA"

android:textColor="@color/black"

android:textSize="21dp"

android:textStyle="bold"

android:gravity="center"

android:layout_marginTop="10dp"

android:layout_marginLeft="105dp"/>

<ScrollView

android:id="@+id/scroll"

android:layout_width="match_parent"

android:layout_height="620dp"

android:layout_marginTop="95dp"

android:layout_marginBottom="20dp"

android:layout_alignParentLeft="true"

android:layout_alignParentStart="true">

<LinearLayout

android:textStyle="bold"

Schizophyta atau tumbuhan belah merupakan kelompok yang mempunyai ciri khusus yaitu berkembang biak dengan membelah diri. Schizophyta berasal dari bahasa Yunani 'scizein' artinya membelah dan 'Phyton' adalah tumbuhan. Tumbuhan belah dianggap sebagai kelompok tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik yang paling rendah sehingga dari

segi evolusi merupakan kelompok tumbuhan yang paling tua dan paling primitif.

" satusel, 2. Protoplas belum terdeferensiasi dengan jelas sehingga inti sel dan plastidanya belum jelas.

" android:textColor="@color/black"

android:layout_width="match_parent"

Schizophyta (tumbuhan belah) mengalami perkembangbiakan dengan cara membelah diri. "

Schizophyta (tumbuhan belah) dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu:

1. Bakteri (Bacteria atau Schizomycetes)

2. Alga Biru, Ganggang Belah atau Ganggang Lendir (Cyanophyceae, Schizophyceae dan Myxophyceae).”

uniseluler (bersel satu), Tidak berklorofil (meskipun ada beberapa jenis bakteri yang memiliki pigmen seperti klorofil sehingga mampu berfotosintesis), Hidupnya bersifat autotrof, Reproduksi dengan cara membelah diri (dengan pembelahan Amitosis), Habitat bakteri hidup dimana-mana / kosmopolit (tanah, air, udara, mahluk hidup), Satuan ukuran bakteri adalah mikron (10 - 3µ).

"

Alga biru atau ganggang belah atau ganggang lendir adalah ganggang bersel tunggal atau berbentuk benang dengan struktur tubuh yang masih sederhana. Warna biru-kehijauan, autotrof. Inti dan kromotofora tidak ditemukan. Dinding sel mengandung pektin, hemiselulosa, dan selulosa yang kadang-kadang berupa lendir, oleh sebab itu ganggang ini juga disebut ganggang lendir, Karena sebagian dinding lendir ini berlekatan dengan plasma, meskipun tidak selalu demikian, ini terbukti dari percobaan-percobaan plasmolisis.

<RelativeLayout xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android"

android:layout_width="match_parent"

android:layout_height="500dp"

android:layout_marginTop="-200dp"

android:src="@drawable/pita"/>

<TextView

android:id="@+id/textView2"

android:layout_width="wrap_content"

android:layout_height="50dp"

android:text="THALLOPHYTA"

android:textColor="@color/black"

android:textSize="21dp"

android:textStyle="bold"

android:gravity="center"

android:layout_marginTop="10dp"

android:layout_marginLeft="105dp"/>

<ScrollView

android:id="@+id/scroll"

android:layout_width="match_parent"

android:layout_height="620dp"

android:layout_marginTop="95dp"

android:layout_marginBottom="20dp"

android:layout_alignParentLeft="true"

android:layout_alignParentStart="true">

<LinearLayout

android:background="@drawable/talus3edt"/>

Thallophyta merupakan jenis tumbuhan dengan ciri utama tubuh yang berbentuk talus. Yang disebut talus ialah tubuh tumbuhan yang belum dapat dibedakan dalam 3 bagian utamanya, yang disebut akar, batang dan daun. Tubuh tumbuhan yang telah dapat dibedakan dalam ke 3 bagian tersebut dinamakan kormus. Tumbuhan berkormus disebut Cormophyta. "

Thallophyta (Tumbuhan Talus) memiliki ciri utama tubuh yang berbentuk talus.

Tubuh yang berupa talus itu mempunyai struktur dan bentuk dengan variasi yang sangat besar, dari yang terdiri dari satu sel berbentuk bulat sampai yang terdiri atas banyak sel dengan bentuk yang kadang-kadang telah mirip dengan kormusnya tumbuhan tingkat tinggi. Sel yang menyusun tubuh telah memperlihatkan diferensiasi yang jelas, dalam protoplasnya tampak nyata satu inti atau lebih dan plastida dengan bentuk yang beraneka ragam. "

android:textColor="@color/black"

secara generatif terjadi melalui peleburan gamet-gamet yang terbentuk dalam organ-organ yang disebut gametangium. Divisi Thallophyta memiliki ciri khas yang sama, yaitu: bahwa baik sporangium maupun gametangiumnya hanya terdiri atas sebuah sel saja. Jadi organ-organ tersebut belum mempunyai dinding yang terdiri atas lapisan sel-sel steril, dindingnya hanyalah dinding sel yang merupakan organ tersebut. "

Berdasarkan ciri-ciri utama yang menyangkut cara hidupnya, divisi Thallophyta dibedakan menjadi 3 anak divisi, yaitu:

1. Ganggang (Algae) 2. Cendawan atau Jamur (Fungi) 3. Lumut Kerak ( Lichenes)."

android:textColor="@color/black"

Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik di air tawar maupun air laut (yaitu menempati habitat yang lembab atau basah). Jenis-jenis ganggang yang hidup bebas di air, terutama yang tubuhnya bersel tunggal dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun plankton, tepatnya fitoplankton. Yang

isokon bila sama panjangnya, heterokon bila panjangnya tidak sama. Flagel yang menurut arah gerak terdapat dibagian belakang disebut flagel yang opistokon.

Anak divisi ganggang dibedakan dalam 7 kelas, yaitu: Flagellata, Diatomeae (ganggang kersik), Chlorophyceae (ganggang hijau), Conjugatae (ganggang gandar), Charophyceae (ganggang karang), Phaeophyceae (ganggang pirang), Rhodophyceae (ganggang merah)."

android:textColor="@color/black"

android:textSize="16sp"/>

Fungi atau jamur merupakan organisme eukariotik yang heterotrof. Heterotrof yaitu organisme yang tidak mampu membuat makanannya sendiri. Fungi termasuk kedalam organisme heterotrof absortif dimana fungi mengambil makanan dari lingkungan sekitar dengan cara mengabsorbsinya. Dulu, fungi diklasifikasikan sebagai tanaman. Akan tetapi, karena fungi memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan dari tanaman seperti dinding sel yang mengandung zat kitin sehingga para ahli mengklasifikasikan fungi ke dalam kingdom nya sendiri yaitu Kingdom Fungi. Fungi (cendawan) tidak mempunyai kromatofora, oleh sebab itu umumnya tidak berwarna, tetapi pada jamur yang tinggi tingkatannya terdapat bermacam-macam zat warna, terutama dalam badan buahnya. Zat-zat warna itu umumnya terdiri atas senyawa aromatik yang tidak mengandung N. Bagian tubuh yang

vegetatif terdiri atas benang-benang halus yang dinamakan hifa, yang seluruhnya merupakan miselium. Benang-benang itu ada yang bersekat-sekat ada yang tidak.

"

android:textColor="@color/black"

android:textSize="16sp"/>

<LinearLayout

<Button

Lumut kerak atau lichens merupakan bentuk simbiosis mutualisme (saling menguntungkan) antara jamur dan ganggang (alga). Jamur yang bersimbiosis disebut mikobion, biasanya dari jenis Ascomycota dan Basidiomycota, sedangkan ganggang yang bersimbiosis disebut fikobion biasanya dari jenis Cyanobacteria (alga hijau biru) yang uniseluler dan Chlorophyta (alga hijau) yang

multiseluler.

Lumut kerak merupakan gabungan miselium jamur yang di dalamnya terjalin sel-sel alga dan keduanya saling bersimbiosis mutualisme.

"

android:layout_marginTop="-200dp"

android:src="@drawable/pita"/>

<TextView

android:id="@+id/textView2"

android:layout_width="wrap_content"

android:layout_height="50dp"

android:text="INFORMASI"

android:textColor="@color/black"

android:textSize="21dp"

android:textStyle="bold"

android:gravity="center"

android:layout_marginTop="10dp"

android:layout_marginLeft="120dp"/>

<ScrollView

android:id="@+id/scroll"

android:layout_width="match_parent"

android:layout_height="620dp"

android:layout_marginTop="95dp"

android:layout_marginBottom="10dp"

android:layout_alignParentLeft="true"

android:layout_alignParentStart="true">

<LinearLayout

android:id="@+id/textViewpengembang"

android:layout_width="wrap_content"

android:layout_height="40dp"

android:text="PENGEMBANG"

android:textColor="@color/black"

android:layout_marginLeft="-80dp"

android:textSize="15sp"

android:textStyle="bold" />

<Button

android:id="@+id/btninfo"

android:layout_width="95dp"

android:layout_height="85dp"

android:layout_marginTop="-120dp"

android:layout_marginLeft="80dp"

android:background="@drawable/tandatrans" />

<TextView

android:id="@+id/textViewpetunjuk"

android:layout_width="wrap_content"

android:layout_height="40dp"

android:text="TENTANG"

android:textColor="@color/black"

android:layout_marginLeft="80dp"

android:textSize="15sp"

android:textStyle="bold" />

</LinearLayout>

</LinearLayout>

</ScrollView>

</RelativeLayout>

Dokumen terkait