• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Tanaman Pokok di Lahan Rehabilitasi Desa Wonoasri

3. Tanaman Pokok di Blok Curah Malang

Tanaman pokok di Blok Curah Malang 24 jenis. Pada blok ini nangka (Artocapus integra Merr.) juga menjadi tanaman yang paling banyak ditanam, berjumlah 1.733. Petai (Parkia speciosa Hassk.) merupakan tanaman kedua yang banyak ditemui di Blok Curah Malang. Sebesar 18,55% dari jumlah tanaman pokok di blok ini merupakan tanaman petai (Parkia speciosa Hassk.). Jenis-jenis tanaman pokok lainnya tidak mencapai separuh dari jumlah tanaman petai (Parkia speciosa Hassk.). Tanaman yang paling kecil jumlahnya adalah alpukat (Persea Americana Mill.) dan jeruk (Citrus sp.). Tanaman jeruk (Citrus sp.) ditemukan di Kelompok Tani Curah Malang I dan tanaman alpukat (Persea Americana Mill.) di Kelompok Tani Buruh Tani (Lampiran 3).

Jenis tanaman di Blok Curah Malang yang tertinggi kerapatannya adalah nangka (Artocapus integra Merr.), petai (Parkia speciosa Hassk.), dan asam

(Tamarindus indica Linn.) (tabel 7). Setiap 1 hektar lahan terdapat 63 tanaman nangka (Artocapus integra Merr.), 34 tanaman petai (Parkia speciosa Hassk.), dan 16 tanaman kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.). Sedangkan jenis tanaman dengan kerapatan terendah adalah jeruk (Citrus sp.).

Tabel 7 Tanaman pokok di Blok Curah Malang (27,53 ha)

No Jenis tanaman pokok Jumlah Kerapatan

(jumlah tanaman/ha)

1 Nangka (Artocapus integra Merr.) 1733 63 2 Petai (Parkia speciosa Hassk.) 934 34 3 Asam (Tamarindus indica Linn.) 439 16 4 Kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr) 432 16 5 Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) 350 12 6 Mangga (Mangifera indica Linn.) 192 7

7 Duwet (Eugenia sp,) 183 7

8 Jambu mete (Anacardium accidentale Linn.) 183 7 9 Kluwih (Artocarpus comunis Forst.) 166 6 10 Flamboyan (Delonix regia Raf.) 99 4 11 Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild.) 96 3 12 Knitu (Chrysophyllum cainito Linn.) 75 3 13 Jambu air (Syzygium aqueum Alston.) 48 2 14 Pinang (Areca catechu Linn.) 33 2 15 Sirsak (Annona muricata Linn.) 30 1 16 Trembesi (Samanea saman (Jacq.) Merr.) 11 0.40 17 Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Foskerg) 9 0.33 18 Pakem (Pangium edule Reinw.) 7 0.25 19 Durian (Durio zibethinus Merr.) 6 0.22 20 Kedondong(Spondias dulcis Linn.) 2 0.07 21 Melinjo (Gnetum gnemon Linn.) 2 0.07 22 Jengkol (Pithecolobium labatum Jack.) 2 0.07 23 Alpukat (Persea Americana Mill.) 1 0.04

24 Jeruk (Citrus sp.) 1 0.04

Jumlah 5034

-Sumber: Data dasar tahun 2006 yang dikumpulkan dari Kantor Resort Wonoasri

Blok Pletes dan Curah Malang memiliki jumlah jenis tanaman pokok yang sama. Sedangkan dalam hal jumlah tanaman pokok, Blok Bonangan tertinggi dibandingkan dengan kedua blok lainnya. Padahal luas rata-rata lahan garapan masyarakat di Blok Bonangan lebih kecil dari Blok Curah Malang yang memiliki rata-rata luas lahan garapan terbesar (Lampiran 4). Bahkan Blok Pletes dengan rata-rata luas lahan garapan terkecil memiliki jumlah tanaman pokok yang lebih besar dibandingkan jumlah tanaman di Blok Curah Malang.

Secara keseluruhan dari 3 blok lahan rehabilitasi, tanaman pokok yang ada di Desa Wonoasri disajikan pada Tabel 8. Ada 27 jenis tanaman pokok yang

tumbuh di sana. Nangka (Artocapus integra Merr.), petai (Parkia speciosa Hassk.), kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) merupakan tanaman yang banyak ditemui di lahan rehabilitasi. Sebesar 73% tanaman pokok di Desa Wonoasri didominasi oleh ketiga jenis tanaman tersebut.

Tanaman pokok yang paling banyak ditemukan adalah nangka (Artocapus integra Merr.). Jenis ini berjumlah 12.772 tanaman atau 35% dari jumlah keseluruhan tanaman pokok. Jumlah petai (Parkia speciosa Hassk.) sebesar 8.042 pohon dan kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) 5.684 pohon. Sedangkan kosambi (Schleichera oleasa Merr.) dan jeruk (Citrus sp.) paling sedikit ditemukan. Satu tanaman kosambi di Blok Pletes (Lampiran 1) dan satu tanaman jeruk (Citrus sp.) di Blok Bonangan, Desa Wonoasri (Lampiran 2).

Tabel 8 Tanaman pokok di lahan rehabilitasi Resort Wonoasri (126,74 ha)

No Jenis tanaman pokok Jumlah

1 Nangka (Artocapus integra Merr.) 12772 2 Petai (Parkia speciosa Hassk) 8042 3 Kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr) 5684

4 Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) 3199 5 Asam (Tamarindus indica Linn.) 2042 6 Mangga (Mangifera indica Linn.) 1206 7 Kluwih (Artocarpus communis Forst) 844 8 Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild.) 754

9 Duwet (Eugenia sp.) 747

10 Pinang (Areca catechu Linn.) 316 11 Jambu mete (Anacardium accidentale Linn.) 212

12 Flamboyan (Delonix regia Raf.) 99 13 Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Foskerg) 81

14 Knitu (Chrysophyllum cainito Linn.) 78 15 Jambu air (Syzygium aqueum Alston) 71 16 Trembesi (Samanea saman (Jacq) Merr.) 64

17 Kepuh (Sterculia foetida Linn.) 41 18 Pakem (Pangium edule reinw.) 38 19 Melinjo (Gnetum gnemon Linn.) 34 20 Sirsak (Annona muricata Linn.) 30 21 Durian (Durio zibethinus Merr.) 24 22 Sapen (Pometia tomentosa Blumei) 20 23 Alpukat (Persea Americana Mill) 7 24 Kedondong (Spondias dulcis Linn.) 5 25 Jengkol (Pithecellobium jiringa Jack) 2

26 Jeruk (Citrus sp.) 1

27 Kosambi (Schleichera oleasa Merr.) 1

Jumlah 36414 Sumber: Data dasar tahun 2006 yang dikumpulkan dari Kantor

Resort Wonoasri

Nangka (Artocapus integra Merr.) merupakan tanaman yang paling banyak ditanam oleh masyarakat. Di setiap lahan anggota kelompok tani ditanami oleh jenis ini. Tanaman ini dipilih oleh masyarakat karena harga bibit yang murah, mudah didapatkan dan dibudidayakan dengan swadaya masyarakat. Selain itu, nangka (Artocapus integra Merr.) juga mudah berbuah dan dapat dipanen sepanjang tahun. Daunnya pun dapat dijadikan sebagai pakan ternak. Selain nangka (Artocapus integra Merr.), kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.), mengkudu (Morinda citrifolia Linn.), dan asam (Tamarindus indica Linn.) juga merupakan tanaman yang ditanam di setiap lokasi lahan rehabilitasi. Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) dan asam (Tamarindus indica Linn.) banyak ditanam karena dapat menghasilkan di segala musim dan budidaya yang mudah dilakukan. Sedangkan kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.), selain karena memang tanaman asli Meru Betiri, harga jual bijinya relatif mahal.

Dari jumlah tiap jenis tanaman pokok tersebut, diketahui kerapatan tanaman tiap satuan luas. Kerapatan yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu. Sebagai contoh tanaman kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.). Menurut penelitian Subastian (2007), jarak terdekat antar pohon kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) di TNMB adalah 25 m, bahkan jarak terjauh mencapai lebih dari 500 m. Jumlah kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) yang sesuai dengan kondisi di TNMB adalah 16 pohon setiap 1 ha. Keadaan ini sesuai untuk Blok Curah Malang. Gambar di bawah ini menunjukkan kondisi kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) di lahan rehabilitasi.

kedawung nangka

Gambar 3 Kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) di lahan rehabilitasi

Rata-rata proyeksi tajuk setiap pohon di TNMB mencapai 20 m. Jarak antar kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) untuk dapat hidup dan terhindar dari persaingan dengan jenis yang sama 50 m x 50 m atau 2 kali jarak terdekat antar kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.). Kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) bersifat intoleran, yaitu anakannya memerlukan cahaya penuh untuk dapat tumbuh pada ruang lantai hutan yang terbuka (Zuhud 2007).

Jarak 5 m x 5 m sangatlah kurang bagi pertumbuhan kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.). Apalagi dengan jarak tanam kurang dari itu. Gambar 3 memperlihatkan kondisi kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.) di lahan rehabilitasi. Selain kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.), beberapa jenis tanaman lain juga memerlukan jarak tanam yang cukup.

Tabel 9 menyajikan jarak tanam budidaya beberapa tanaman pokok. Untuk beberapa jenis tanaman pokok, jarak tanam 5 m x 5 m di lahan rehabilitasi tidak sesuai dengan jarak tanam budidaya tanaman pokok.

Tabel 9 Jarak Tanam Budidaya Beberapa Tanaman Pokok di Lahan Rehabilitasi Resort Wonoasri

No Tanaman pokok Jarak tanam (m2) Sumber

1 Alpukat (Persea Americana Mill.)

10 x 10, 10 x 12, (6-12) x (6-12) Tohir 1981; Sastrahidajat 1991; Whiley 1997 2 Durian (Durio zibethinus

Merr.) 14 x 14, (13-15) m x (13-15) m Tohir 1981 3 Mangga (Mangifera indica Linn.) (12-14) x (12-14), 12) x (6-12), (12-8) x (12-8) Tohir 1981; Gruezo 1997 4 Knitu (Chrysophyllum cainito Linn.) 12 x 12 Tohir 1981

5 Duwet (Eugenia sp.) 12 x 12 Tohir 1981

6 Jambu mete

(Anacardium accidentale Linn.)

(7-10) x (7-10) Sastrahidajat 1991

7 Sirsak (Annona muricata Linn.) 5 x 5, 3 x 4, 4 x 6 Sastrahidajat 1991; Koesriharti 1997 8 Nangka (Artocapus integra Merr.) (13-15) m x (13-15) m (13-15) x (13-15), 12) m x (8-12) m Sastrahidajat 1991; Soepadmo 1997 9 Asam (Tamarindus indica Linn.)

(8-10) x (8-10) Verheij dan Coronel (editor) 1997

10 Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Foskerg)

(6-12) x (6-12) Rajendran 1997 11 Jambu air (Syzygium

aqueum Alston)

(5-7) x (5-7) Verheij dan Coronel (editor) 1997

12 Melinjo (Gnetum gnemon Linn.)

5 x 5 Verheij dan Sukendar 1997

Nangka (Artocapus integra Merr.) merupakan tanaman yang terbanyak di setiap blok. Apabila digunakan jarak tanam 8 – 12 m, jumlah pohon nangka (Artocapus integra Merr.) yang seharusnya ada untuk setiap hektarnya adalah antara 156 – 69 pohon. Kerapatan tanaman nangka (Artocapus integra Merr.) sesuai dengan kerapatan untuk jarak tanam budi dayanya. Tetapi jarak tanam di lapangan (5 m x 5 m) tidaklah sesuai dengan jarak tanam untuk budi daya.

Jarak tanam tanaman pokok yang sesuai dengan jarak tanam budidayanya adalah jambu air (Syzygium aqueum Alston), sirsak (Annona muricata Linn.), dan sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Foskerg). Sedangkan jarak tanam nangka (Artocapus integra Merr.), asam (Tamarindus indica Linn.), alpukat (Persea Americana Mill.), durian (Durio zibethinus Merr.), mangga (Mangifera indica Linn.), knitu (Chrysophyllum cainito Linn.), duwet (Eugenia sp.), jambu mete (Anacardium accidentale Linn.), sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Foskerg) di lahan rehabilitasi tidak sesuai dengan jarak tanam budi daya jenis-jenis tersebut. Tetapi perlu diperhatikan bahwa belum seluruh luas lahan rehabilitasi

tertanami. Hal ini yang mengakibatkan kerapatan tanaman di lahan rehabilitasi tampak sesuai dengan jumlah tanaman untuk setiap hektarnya. Oleh karena itu, dengan jarak tanam 5 m x 5 m seharusnya dilakukan kegiatan penjarangan, terutama untuk 3 jenis tanaman pokok yang berada diurutan teratas dalam jumlah, seperti kedawung (Parkia timoriana D.C. Merr.), nangka (Artocapus integra Merr.), dan asam (Tamarindus indica Linn.).

Selain penjarangan, kegiatan pengayaan jenis juga diperlukan di lahan rehabilitasi TNMB, terutama untuk jenis asli TNMB. Beberapa tanaman yang memerlukan pengayaan adalah jambu mete (Anacardium accidentale Linn.), kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild), durian (Durio zibethinus Merr.), dan pinang (Areca catechu Linn.). Pinang (Areca catechu Linn.) dipilih karena semua bagian tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan. Jambu mete (Anacardium accidentale Linn.), kemiri (Aleurites moluccana (L.) Wild), dan durian (Durio zibethinus Merr.) karena hasil buah dan biji yang memiliki nilai jual tinggi.

Dokumen terkait