• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Dalam dokumen TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TA (Halaman 25-36)

Menurut Muslihatun (2010), tanda bahaya bayi baru lahir meliputi : a. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

1) Pengertian

Menurut Prawirohardjo (2006), pengertian BBLR yaitu :

a) BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram).

b) BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang kehamilan.

c) BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 (sampai dengan 2499 gram).

2) Klasifikasi BBLR menurut umur kehamilan: a) Prematur Murni

Prematur murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan.

b) Dismaturitas

Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, hal ini karena mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.

3) Klasifikasi BBLR menurut berat lahir

Menurut Maryunani dan Nurhayati (2009), klasifikasi menurut berat lahir, yaitu :

a) Berat bayi lahir rendah (BBLR) : Berat badan < 2500 gram b) Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) : Berat badan

1000-1500 gram

c) Berat Bayi Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) : Berat Badan < 1000 gram

4) Tanda-Tanda BBLR

Menurut Maryunani dan Nurhayati (2009), menyatakan bahwa tanda-tanda BBLR yaitu:

a) Berat Badan <2500 gr, PB <45 cm

b) Lingkar kepala < 33 cm, lingkaran dada < 30 cm c) Letak kuping menurun

d) Pembesaran dari satu atau dua ginjal

e) Masalah dalam pemberian makan ( reflek menelan dan menghisap berkurang)

f) Suhu tidak stabil (kulit tipis dan transparan). 5) Penanganan BBLR

menurut Mochtar (2008), penanganan BBLR, meliputi : a) Mempertahankan suhu dengan ketat

b) Mencegah infeksi dengan ketat c) Pengawasan nutrisi/ASI d) Penimbangan ketat b. Asfiksia

1) Pengertian

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2007).

2) Klasifikasi asfiksia

Menurut Mochtar (2008), klasifikasi asfiksia yaitu: a) Asfiksia Pallida (putih)

Warna kulit pucat, tonus otot sudah berkurang, reaksi rangsangan negative, bunyi jantung tak teratur, prognosis jelek.

b) Asfiksia Livida (Biru)

Warna kulit kebiru-biruan, tonus otot masih baik, reaksi rangsangan positif, bunyi jantung masih teratur, prognosis lebih baik.

3) Gejala dan tanda-tanda asfiksia

Menurut Hasan R (2005), gejala dan tanda akfiksia yaitu: a) Tidak bernafas atau bernafas megap-megap

b) Warna kulit kebiruan c) Penurunan kesadaran

4) Faktor-faktor penyebab terjadinya asfiksia

Menurut Mochtar (2008), faktor-faktor penyebab terjadinya asfiksia:

a) Faktor ibu

(1) Preeklampsia dan eklampsia

(2) Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta) (3) Partus lama atau partus macet

(4) Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)

(5) Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan) b) Faktor Tali Pusat

(1) Lilitan tali pusat (2) Tali pusat pendek (3) Simpul tali pusat (4) Prolapsus tali pusat

(1) Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)

(2) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)

(3) Kelainan bawaan kongenital

(4) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan) 5) Penanganan Asfiksia

Menurut Dep.Kes.RI (2002), Penanganan Asfiksia, meliputi: a) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan

hangat.

b) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.

c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.

d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.

e) Alat penghisap mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat f) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung

g) Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)

h) Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.

c. Sindrom gangguan pernafasan 1) Pengertian

Sindrom gangguan pernafasan merupakan kumpulan gejala yang terdiri atas bradikardi, adanya tarikan dinding dada kedalam, sianosis dan adanya rintihan pada saat bernafas.

2) Gejala gangguan pernafasan

Menurut Kosim (2005), Gejala gangguan pernafasan, yaitu: a) Nafas bayi berhenti lebih 20 detik

b) Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir) c) Frekuensi nafas bayi kurang 30 kali/menit

d) Frekuensi nafas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan tanda tambahan gangguan nafas

3) Penanganan

Menurut Kosim (2005), penanganan gangguan pernafasan, meliputi: a) Pemberian oksigen

Terapi ventilasi: bertujuan untuk mencegah hipoventilasi dan hipoksia, dimulai dari peningkatan konsentrasi oksigen sampai penggunaan tekanan jalan nafas positif kontinu dan ventilasi mekanik penuh serta penggunaan intubasi.

b) Uji gas darah untuk memantau kadar oksigen dan karbondioksida.

d. Hipotermi 1) Pengertian

Hipotermi yaitu suhu tubuh bayi dibawah 360C serta kadua tangan dan kaki teraba dingin, sedang suhu normal adalah 36,50C – 37,50C (Muslihatun, 2010).

2) Gejala hipotermi

Menurut Muslihatun (2010), gejala hipotermi meliputi: a) Tidak mau menyusu

b) Lesu dan mengantuk c) Tubuh teraba dingin d) Tangisan lemah

e) Bibir dan kuku kebiruan 3) Penyebab hipotermi

Menurut Saifuddin (2006), Penyebab hipotermi yaitu kehilangan panas tubuh bayi baru lahir dapat disebabkan karena lingkungan, udara yang terlalu dingin, pakaian yang basah, dan sebagainya. Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir :

a) Radiasi yaitu dari objek ke panas bayi, misalnya bayi ditimbang tanpa alas.

b) Evaporasi yaitu penguapan cairan yang melekat pada kulit, misalnya pada air ketuban yang melekat ditubuh bayi dan tidak cepat dikeringkan.

c) Konduksi yaitu sesuatu yang melekat ditubuh bayi misalnya pakaian bayi yang basah tidak langsung diganti

d) Konveksi yaitu penguapan dari tubuh ke udar contohnya angin disekitar tubuh bayi.

4) Penanganan hipotermi

Menurut Saifuddin (2006), penanganan hipotermi, meliputi :

a) Segera menghangatkan bayi di dalam incubator atu penyinaran lampu

b) Menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu dan bayi

c) Hangatkan dengan selimut atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu, lakukan berulang,sampai tubuh bayi hangat d) Selalu menjaga kehangatan bayi,pakaikan topi

e) Beri ASI sesering mungkun,

f) Pantau terus suhu tubuh bayi setiap jam sampai normal. e. Tetanus Neonatorum

1) Pengertian

Tetanus neonatorum merupakan kejang yang sering dijumpai pada bayi baru lahir yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan oleh infeksi selama masa neonatal (Ilmu kesehatan anak, 2002).

2) Penyebab Tetanus

Penyebab tetanus adalah clostridium tetani yang bersifat anaerob. Infeksinya melalui luka pada tali pusat. Ini dapat terjadi karena tindakan pemotongan tali pusat yang kurang steril (Hidayat, 2008). 3) Gejala

Menurut Muslihatun (2010), gejala penyakit tetanus neonaturum antara lain:

a) Bayi tidak mau menetek secara tiba-tiba, padahal sebelumnya biasa.

b) Suhu tubuh naik hingga 390C.

c) Mulut mecucu seperti mulut ikan, ini adalah gejala khas d) Timbul kejang

e) Kaku kuduk

f) Masa inkubasi penyakit ini adalah antara 5-14 hari g) Trismus, kesukaran membuka mulut

h) Kesukaran menelan i) Bayi gelisah 4) Penanganan

Menurut Hidayat (2009), penanganan penyakit tetanus neonatorum, meliputi :

1) Untuk mengatasi gangguan fungsi pernafasan, maka internvensi yang dapat dilakukan adalah atur posisi bayi dengan kepala ekstensi, berikan oksigen 1 -2 liter/menit dan apabila terjadi kejang tinggikan kebutuhan oksigen sampai 4 liter/menit setelah kejang hilang turunkan. Lakukan pengisapan lender dan pasangkan spatula lidah untuk mencegah lidah jatuh ke belakang.

2) Perawatan saat kejang untuk mencegah lidah tergigit, anoksia, jatuh, lidah jatuh ke belakang, sehingga menutupi napas dan mencegah kejang ualng dengan cara sebagai berikut:

a) Baringkan anak dengan posisi telentang serta kepala dimiringkan dan ekstensi

b) Pasang spatel dengan dibungkus kain kassa c) Berikan oksigen

d) Lakukan kompres

e) Lakukan observasi tanda vital dan sifat kejang. 3) Pemantauan tanda vital, dehidrasi dan kekurangan nutrisi. f. Ikterus

1) Pengertian

Ikterus merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar bilirubin di dalam jaringan ekstravaskular sehingga konjungtiva, kulit dan mukosa akan berwarna kuning (Hidayat, 2009)..

2) Gejala

Menurut Hasan (2005), gejala hipebilirubin, yaitu: a) Kulit tubuh tampak kuning

b) Bayi tidak mau menghisap c) Mata berputar

d) Gerakan tidak menentu e) Tonus otot meninggi f) Leher kaku

3) Penyebab ikterus

Menurut Surasmi (2003), penyebab ikterus, yaitu: a) Peningkatan kadar billirubin

b) Gangguan Fungsi hati c) Gangguan ekskresi 4) Penanganan ikterus

Menurut Surasmi (2003), penanganan ikterus yaitu: a) Penyinaran (fototerapi)

b) Transfusi pengganti jika diperlukan c) Terapi obat jika diperlukan

Dalam dokumen TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TA (Halaman 25-36)

Dokumen terkait