TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR
DI RSUD KOTA SURAKARTA
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
PEBRI NUR INDRASTI NIM. BO9 079
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR
DI RSUD KOTA SURAKARTA
TAHUN 2012
Disusun Oleh :
PEBRI NUR INDRASTI NIM : BO9 079
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal, Juli 2012
Pembimbing
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR
DI RSUD KOTA SURAKARTA
TAHUN 2012
Disusun Oleh :
PEBRI NUR INDRASTI NIM : BO9 079
Telah dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Pada tanggal Juli 2012
Penguji I Penguji II
(Retno Wulandari, S.ST) (Anis Nurhidayati, S.ST., M.Kes)
NIK. 200985034 NIK. 200685025
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Ka.Prodi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta”.
Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan
STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagaipihak,
Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Eni Rumiyati, S.ST, selaku Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.
4. Direktur RSUD Kota Surakarta yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen dan Staff Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
Karya Tulis Imiah
ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.Surakarta, Juli 2012
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Pebri Nur Indrasti B09.079
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR
DI RSUD KOTA SURAKARTA TAHUN 2012
xiii + 47 halaman + 14 lampiran + 3 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir merupakan suatu gejala yang dapat mengancam kesehatan bayi baru lahir, bahkan dapat menyebabkan kematian. Orang tua seharusnya mengetahui tanda bahaya terhadap bayi baru lahir yaitu bayi tidak mau menyusu atau muntah, kejang, lemah, sesak nafas, rewel, pusar kemerahan, demam, suhu tubuh dingin, mata bernanah, diare, bayi kuning. Mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sejak dini, bayi akan lebih cepat mendapat pertolongan sehingga dapat mencegah kematian. Namun apabila terlambat dalam pengenalan dari tanda bahaya tersebut, bayi bisa meninggal. Hasil study pendahuluan yang dilakukan di RSUD kota Surakarta pada ibu nifas sebanyak 10 orang, 7 orang diantaranya belum mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir, 3 diantaranya sudah mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di RSUD Kota Surakarta tahun 2012.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitiandeskriptif kuantitatif Penelitian ini dilakukan di RSUD Kota Surakarta pada tanggal 7 – 21 Juni 2012. Populasi dalam penelitian ini 30 ibu nifas 2 haripost partum. Sampel yang diambil adalah 30 responden dengan tekniksampling jenuh. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Variabel penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir
Hasil Penelitian : Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 5 responden (16,7%), pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (60%) dan pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (23,3%).
Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota mayoritas pengetahuan cukup yaitu sebanyak 18 responden (60%)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Tak ada rahasia untuk menggapai sukses, sukses itu dapat terjadi karena persiapan Kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan
Reputasimu bukan karena pangkat, tetapi bagaimana kamu bersikap dan menempatkan diri di lingkunganmu
Kesalahan terbesar yang dibuat manusia dalam kehidupannya adalah terus-menerus mempunyai rasa takut bahwa mereka
akan membuat kesalahan
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahan kepada : 1. Bapak dan Ibu, terima kasih atas do’a dan cinta,
kasih dan sayang tanpamu diriku bukanlah apa-apa. 2. Kakakku terima kasih semangat dan motivasinya 3. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2009/2010
“Tetap Semangat” karena kita baru melewati anak tangga yang pertama tuk menuju cita-cita.
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Pebri Nur Indrasti Tempat / Tanggal Lahir : Sragen,18 Februari 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gilis Rt 07, Katelan, Tangen, Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD N Katelan I Sragen tahun 2003 2. SMP N 1 Tangen Sragen tahun 2006 3. SMA N 1 Tangen Sragen tahun 2009
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
CURICULUM VITAE... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Keaslian Studi Kasus ... 4
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 8
1. Pengetahuan ... 8
3. Bayi Baru Lahir ... 17
4. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir ... 19
B. Kerangka Teori ... 30
C. Kerangka Konsep ... 31
BAB III. METODOLOGI LAPORAN KASUS A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
C. Populasi dan Sampel dan Teknik Sampling ... 33
D. Instrumen Penelitian ... 33
E. Teknik Pengumpulan Data ... 36
F. Variabel Penelitian ... 36
G. Definisi Operasional ... 37
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 37
I. Etika Penelitian ... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ... 42
B. Hasil Penelitian ... 42
C. Pembahasan ... 43
D. Keterbatasan Penelitian ... 44
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel. 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan... 34 Tabel 3.2 Definisi Operasional ... 37 Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Data Awal Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan
Lampiran 4. Permohonan ijin Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan dari Lahan Uji Validitas Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan menjadi Responden Lampiran 9. Lembar Kesediaan Menjadi Responden Lampiran 10. Koesioner Penelitian
Lampiran 11. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 12. Data Hasil Penelitian
Lampiran 13. Distribusi Frekuensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini tejadi setelah seseorang melakukan suatu pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan tejadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, penciuman, rasa, raba, dan pengecapan. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2005).
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung 2 aspek positif dan aspek negatif. Ke-2 aspek inilah yang akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek di ketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tesebut.
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2005), tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif terdiri dari 6 tingkatan :
1) Tahu (Know)
oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan menguraikan mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2) Memahami(Comprehension)
Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat di interpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi dapat di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya. Dalam konteks atau kondisi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Sintesis adalah suatu kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada misal : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang telah ada, misal: dapat menafsirkan tanda bahaya nifas.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2005), cara memperoleh pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat di kelompokkan menjadi 2, yaitu :
1) Cara Tradisional atau Non-Ilmiah
Cara tadisional untuk memperoleh pengetahuan, antara lain meliputi: a) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
lakukan dengan menggunakan kemungkinan memecahkan masalah, apabila tidak berhasil di coba kemungkinan yang lain sampai masalah terselesaikan.
b) Cara Kekuasaan atau Otoriter
Sumber pengetahuan tersebut berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tesebut dapat diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi otoritas pemerintahan, otoritas pemerintahan agama maupun ahli ilmu pengetahuan. Dimana prinsip ini orang lain berpendapat yang di kemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa menguji dulu atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris atau penalaran sendiri.
c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi dapat di gunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini di lakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang di peroleh dalam memecahkan permasalahan yang di hadapi pada masa yang lalu, bila gagal dengan cara tersebut ia tidak akan mengulangi cara itu dan berusaha untuk mencari cara lain sehingga dapat berhasil memecahkannya.
Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum di sebut induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus.
2) Cara Modern atau Ilmiah
Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah yang di sebut metode penelitian ilmiah. Kemudian metode berpikir induktif yang di kembangkan oleh B.Bacon di lanjutkan oleh Van Dalen bahwa dalam memperoleh kesimpulan di lakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang di amati.
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :
1) Pendidikan.
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut .
2) Mass media / informasi
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4) Lingkungan
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
Menurut Arikunto (2006), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya.
Menurut Nursalam (2009), tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir dapat dikategorikan sebagai berikut : 1) Baik : bila jawaban benar 76 – 100%
2) Cukup : bila jawaban benar 56 – 75% 3) Kurang : bila jawaban benar < 56%
2. Nifas
a. Pengertian
Nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu (Prawirohardjo, 2005).
b. Periode Masa Nifas
Menurut Mansjoer (2002), nifas di bagi dalam 3 periode :
2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.
3. Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
1) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Arief, 2009).
2) Bayi baru lahir adalah bayi dari dari lahir sampai usia 4 minggu. lahirnya biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Donna L.Wong, 2003).
3) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005)
b. Ciri-ciri bayi baru lahir
Menurut Arief (2009), ciri-ciri bayi baru lahir meliputi :
1) Berat Badan 2500-4000 gram
2) Panjang badan 48-52 cm
3) Lingkar dada 30-38 cm
4) Lingkar kepala 33-35 cm
5) Frekuensi jantung 120-160 kali/menit
6) Pernafasan 40-60 kali/menit
7) Kulit kemerahan dan jaringan sub kutan cukup
8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya sudah
sempurna
9) Kuku agak panjang dan lemas
10) Genetalia : perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
& laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.
11) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12) Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13) Reflek graps atau menggenggam sudah baik
14) Eliiminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
4. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Menurut Muslihatun (2010), tanda bahaya bayi baru lahir meliputi : a. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
1) Pengertian
Menurut Prawirohardjo (2006), pengertian BBLR yaitu :
a) BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram).
b) BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang kehamilan.
c) BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 (sampai dengan 2499 gram).
2) Klasifikasi BBLR menurut umur kehamilan: a) Prematur Murni
Prematur murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan.
b) Dismaturitas
3) Klasifikasi BBLR menurut berat lahir
Menurut Maryunani dan Nurhayati (2009), klasifikasi menurut
berat lahir, yaitu :
a) Berat bayi lahir rendah (BBLR) : Berat badan < 2500 gram
b) Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) : Berat badan
1000-1500 gram
c) Berat Bayi Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) : Berat
Badan < 1000 gram
4) Tanda-Tanda BBLR
Menurut Maryunani dan Nurhayati (2009), menyatakan bahwa
tanda-tanda BBLR yaitu:
a) Berat Badan <2500 gr, PB <45 cm
b) Lingkar kepala < 33 cm, lingkaran dada < 30 cm
c) Letak kuping menurun
d) Pembesaran dari satu atau dua ginjal
e) Masalah dalam pemberian makan ( reflek menelan dan
menghisap berkurang)
f) Suhu tidak stabil (kulit tipis dan transparan).
5) Penanganan BBLR
menurut Mochtar (2008), penanganan BBLR, meliputi :
b) Mencegah infeksi dengan ketat
c) Pengawasan nutrisi/ASI
d) Penimbangan ketat
b. Asfiksia
1) Pengertian
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat
bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat
janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat
dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan
kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang
mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan
(Asuhan Persalinan Normal, 2007).
2) Klasifikasi asfiksia
Menurut Mochtar (2008), klasifikasi asfiksia yaitu:
a) Asfiksia Pallida (putih)
Warna kulit pucat, tonus otot sudah berkurang, reaksi
rangsangan negative, bunyi jantung tak teratur, prognosis
jelek.
b) Asfiksia Livida (Biru)
Warna kulit kebiru-biruan, tonus otot masih baik, reaksi
rangsangan positif, bunyi jantung masih teratur, prognosis
3) Gejala dan tanda-tanda asfiksia
Menurut Hasan R (2005), gejala dan tanda akfiksia yaitu: a) Tidak bernafas atau bernafas megap-megap
b) Warna kulit kebiruan c) Penurunan kesadaran
4) Faktor-faktor penyebab terjadinya asfiksia
Menurut Mochtar (2008), faktor-faktor penyebab terjadinya asfiksia:
a) Faktor ibu
(1) Preeklampsia dan eklampsia
(2) Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta) (3) Partus lama atau partus macet
(4) Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
(5) Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan) b) Faktor Tali Pusat
(1) Lilitan tali pusat (2) Tali pusat pendek (3) Simpul tali pusat (4) Prolapsus tali pusat
(1) Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
(2) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
(3) Kelainan bawaan kongenital
(4) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan) 5) Penanganan Asfiksia
Menurut Dep.Kes.RI (2002), Penanganan Asfiksia, meliputi: a) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan
hangat.
b) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
e) Alat penghisap mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat f) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
g) Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
c. Sindrom gangguan pernafasan 1) Pengertian
Sindrom gangguan pernafasan merupakan kumpulan gejala yang terdiri atas bradikardi, adanya tarikan dinding dada kedalam, sianosis dan adanya rintihan pada saat bernafas.
2) Gejala gangguan pernafasan
Menurut Kosim (2005), Gejala gangguan pernafasan, yaitu: a) Nafas bayi berhenti lebih 20 detik
b) Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir) c) Frekuensi nafas bayi kurang 30 kali/menit
d) Frekuensi nafas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan tanda tambahan gangguan nafas
3) Penanganan
Menurut Kosim (2005), penanganan gangguan pernafasan, meliputi: a) Pemberian oksigen
Terapi ventilasi: bertujuan untuk mencegah hipoventilasi dan hipoksia, dimulai dari peningkatan konsentrasi oksigen sampai penggunaan tekanan jalan nafas positif kontinu dan ventilasi mekanik penuh serta penggunaan intubasi.
b) Uji gas darah untuk memantau kadar oksigen dan karbondioksida.
Hipotermi yaitu suhu tubuh bayi dibawah 360C serta kadua tangan dan kaki teraba dingin, sedang suhu normal adalah 36,50C – 37,50C (Muslihatun, 2010).
2) Gejala hipotermi
Menurut Muslihatun (2010), gejala hipotermi meliputi: a) Tidak mau menyusu
b) Lesu dan mengantuk c) Tubuh teraba dingin d) Tangisan lemah
e) Bibir dan kuku kebiruan 3) Penyebab hipotermi
Menurut Saifuddin (2006), Penyebab hipotermi yaitu kehilangan panas tubuh bayi baru lahir dapat disebabkan karena lingkungan, udara yang terlalu dingin, pakaian yang basah, dan sebagainya. Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir :
a) Radiasi yaitu dari objek ke panas bayi, misalnya bayi ditimbang tanpa alas.
b) Evaporasi yaitu penguapan cairan yang melekat pada kulit, misalnya pada air ketuban yang melekat ditubuh bayi dan tidak cepat dikeringkan.
d) Konveksi yaitu penguapan dari tubuh ke udar contohnya angin disekitar tubuh bayi.
4) Penanganan hipotermi
Menurut Saifuddin (2006), penanganan hipotermi, meliputi :
a) Segera menghangatkan bayi di dalam incubator atu penyinaran lampu
b) Menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu dan bayi
c) Hangatkan dengan selimut atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu, lakukan berulang,sampai tubuh bayi hangat d) Selalu menjaga kehangatan bayi,pakaikan topi
e) Beri ASI sesering mungkun,
f) Pantau terus suhu tubuh bayi setiap jam sampai normal. e. Tetanus Neonatorum
1) Pengertian
Tetanus neonatorum merupakan kejang yang sering dijumpai pada bayi baru lahir yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan oleh infeksi selama masa neonatal (Ilmu kesehatan anak, 2002).
2) Penyebab Tetanus
Menurut Muslihatun (2010), gejala penyakit tetanus neonaturum antara lain:
a) Bayi tidak mau menetek secara tiba-tiba, padahal sebelumnya biasa.
b) Suhu tubuh naik hingga 390C.
c) Mulut mecucu seperti mulut ikan, ini adalah gejala khas d) Timbul kejang
e) Kaku kuduk
f) Masa inkubasi penyakit ini adalah antara 5-14 hari g) Trismus, kesukaran membuka mulut
h) Kesukaran menelan i) Bayi gelisah 4) Penanganan
Menurut Hidayat (2009), penanganan penyakit tetanus neonatorum, meliputi :
2) Perawatan saat kejang untuk mencegah lidah tergigit, anoksia, jatuh, lidah jatuh ke belakang, sehingga menutupi napas dan mencegah kejang ualng dengan cara sebagai berikut:
a) Baringkan anak dengan posisi telentang serta kepala dimiringkan dan ekstensi
b) Pasang spatel dengan dibungkus kain kassa c) Berikan oksigen
d) Lakukan kompres
e) Lakukan observasi tanda vital dan sifat kejang. 3) Pemantauan tanda vital, dehidrasi dan kekurangan nutrisi. f. Ikterus
1) Pengertian
Ikterus merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar bilirubin di dalam jaringan ekstravaskular sehingga konjungtiva, kulit dan mukosa akan berwarna kuning (Hidayat, 2009)..
2) Gejala
Menurut Hasan (2005), gejala hipebilirubin, yaitu: a) Kulit tubuh tampak kuning
b) Bayi tidak mau menghisap c) Mata berputar
3) Penyebab ikterus
Menurut Surasmi (2003), penyebab ikterus, yaitu: a) Peningkatan kadar billirubin
b) Gangguan Fungsi hati c) Gangguan ekskresi 4) Penanganan ikterus
Menurut Surasmi (2003), penanganan ikterus yaitu: a) Penyinaran (fototerapi)
B. Kerangka Teori
Sumber: Notoatmodjo (2010) dimodifikasi Gambar 2.1. Kerangka Teori Tingkat pengetahuan
ibu nifas
Tanda Bahaya bayi baru lahir: 1. Berat badan lahir rendah
(BBLR) 2. Asfiksia
3. Sindrom gawat nafas 4. Tetanus neonatorum 5. Hipotermi
6. Ikterus Faktor yang mempengaruhi
Pengetahuan: 1. Pendidikan
2. Mass media / informasi 3. Sosial budaya dan ekonomi 4. Lingkungan
C. Kerangka konsep
Keterangan :
= Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Pengetahuan ibu nifas
tentang tanda bahaya BBL
Baik
Cukup
Kurang
Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan:
1. Pendidikan
2. Mass media / informasi 3. Sosial budaya dan ekonomi 4. Lingkungan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan fenomena yang ditemukan dan hasil penelitian disajikan apa adanya (Sugiyono, 2007). Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan meggambarkan suatu fenomena dengan berbentuk angka-angka (Hidayat, 2007).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di RSUD Kota Surakarta.
2. Waktu penelitian
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan olehpeneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Alimul, 2007 ). Populasi yang diteliti adalah ibu nifas 2 hari post partum
di RSUD Kota Surakarta tanggal 7 – 21 Juni 2012 yaitu 30 ibu nifas.
2. Sampel dan teknik pengambilan sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005).
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas 2 haripost partum sebanyak
30 responden. Menurut Arikunto (2006), jika populasi kurang dari 100
maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100,
maka dapat diambil 10 – 15% atau 20-25%. Tehnik pengambilansampling
adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari
populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan
populasi yang ada (Alimul, 2007). Dalam penelitian ini tekniksampling
dengan menggunakansampling jenuhyaitu teknik penentuan sampel bila
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh
responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal
yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2006). Dalam
penelitian ini menggunakan alternatif jawaban “benar” dan “salah”, kriteria
pertanyaan positif dan negatif. Dimana pernyataan dengan kriteria positif skor
1 untuk benar dan skor 0 bila jawaban salah dan kriteria negatif dengan skor 1
untuk jawaban salah dan skor 0 untuk jawaban benar.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Variabel Sub Variabel Pertanyaan Jumlah Soal
2. Asfiksia 5,6,8,10,11, 7,9 7
3. Sindrom gawat nafas 12,13,14,15 4 4. Hipotermi 16,18,19,20 17,21 6 5. Tetanus Neonatorum 22,24,25 23 4
6. Ikterus 26,28 27 5
Jumlah 28
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian.
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan komputerisasi
dengan bantuan program SPSS for window dengan nilai taraf signifikan
5%, rumusproduct moment, yaitu :
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasiproduct moment
x : Skor pertanyaan y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Pertanyaan dinyatakan valid jika nilai rhitung> rtabel. Setelah dilakukan Uji
validitas di RS Panti Waluyo Surakarta dengan 30 responden didapatkan nomor 16 dan 23 tidak valid dikarenakan nilai koefisien korelasi product moment < rtabel (0,361), untuk selanjutnya nomor yang tidak valid tidak
digunakan dalam penelitian. 2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006).
Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha Chronbach dengan bantuan program SPSS for window adalah sebagai berikut :
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ?$s$b2 = Jumlah varian butir
svt2 = Varians total
Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60)
(Ghozali, 2005). Berdasarkan uji reliabilitas didapatkan nilai alpha cronbach’ssebesar 0,877 > 0,60, sehingga pernyataan dikatakan reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada Ibu nifas di RSUD Kota Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2006). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2006). Data sekunder didapatkan dari data ibu nifas di RSUD Kota Surakarta.
F. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
G. Definisi Operasional
tentang tanda
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Sebelum melaksanakan analisa data beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data tidak mendapat kendala. Menurut Suyanto dan Salamah (2009), tahapan tersebut terdiri dari :
a. Cleaning
Tahapan ini dilakukan pada saat mengumpulkan atau ketika memeriksa lembar observasi dari responden. Periksa kembali apakah ada jawaban responden yang ganda atau belum dijawab.
b. Coding
Tahapan memberikan kode pada jawaban responden terdiri dari : 1) Memberi kode identitas responden untuk menjaga kerahasiaan
identitas responden dan mempermudah proses penelusuran biodata responden.
2) Menentapkan kode untuk skoring jawaban responden atau hasil observasi yang telah dilakukan.
c. Skoring
Tahap dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban sehingga setiap jawaban responden dapat diberikan skor.
Memasukkan data yang telah diskor ke dalam komputer seperti ke dalam program SPSS (Statistical Product and Service Solution). 2. Analisis Data
Analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005).
Adapun rumus untuk memperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo (2009) adalah :
Skor yang diperoleh responden
Skor Prosentase = ––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh
Menurut Nursalam (2009), untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir, maka digunakan perhitungan sebagai berikut :
1) Baik : bila jawaban benar 76 -100 % 2) Cukup : bila jawaban benar 56-75 % 3) Kurang : bila Jawaban benar < 56 %
Untuk mengetahui jumlah ibu nifas dengan pengetahuan baik, cukup, kurang maka digunakan perhitungan sebagai berikut :
Jumlah ibu nifas berdasarkan tingkat pengetahuan
P = x 100%
Jumlah keseluruhan ibu nifas
Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2007), meliputi : 1. Informed Consent( lembar persetujuan menjadi responden)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
2. Anonimity(tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.
3. Confidentiality(kerahasiaan)
Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
J. Jadwal Penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Surakarta yang beralamat di jalan Dr. P. Lumban Tobing No. 10 Tlp. (0271) 632024. Secara umum jenis pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan ANC, persalinan, Kesehatan Ibu dan Anak, Imunisasi, mata, gigi dan penyakit umum.
Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan sudah cukup memadai yaitu 1 ruang bersalin dengan 4 tempat tidur, 1 ruang periksa, 2 ruang nifas dengan masing-masing ruangan terdiri dari 6 tempat tidur. Fasilitas lain yang diberikan di RSUD Kota Surakarta yaitu poli mata, poli gigi, KIA, UGD, poli kulit dan kelamin, serta poli penyakit dalam.
B. Hasil Penelitian
Tabel 4.1
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta
No Pengetahuan Jumlah Persentase
(%)
Sumber: Data Primer, 2012
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 5 responden (16,7%), pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (60%) dan pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (23,3%). Jadi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (60%).
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta dapat mayoritas pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (60%).
Menurut Notoadmodjo (2005), tingkat pengetahuan di dalam domain yaitu : tahu (Know). Pengetahuan di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan menguraikan mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Ditunjukkan dengan hasil mayoritas responden dengan tingkat pengetahuan cukup.
Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu pendidikan dan informasi. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
Menurut Erfandi (2009), pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu
ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non
formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua
aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan
menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek
positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif
terhadap obyek tersebut .
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya
teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian
informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan
yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
D. Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir, penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor yang mempengaruhi diteliti. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta dengan jumlah 30 responden, sehingga tingkat penetahuan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta kategori pengetahuan baik sebanyak 5 responden (16,7%).
2. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta kategori pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (60%).
3. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta kategori pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (23,3%).
B. Saran
1. Bagi Responden
diharapkan ibu lebih aktif mencari informasi tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
2. Bagi institusi rumah sakit
Diharapkan tenaga di RSUD Kota Surakarta memberikan penjelasan tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada ibu nifas sehingga ibu lebih mengerti dan segera membawa bayinya jika terdapat tanda bahaya bayi baru lahir.
3. Penelitian selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Asuhan Persalinan Normal, 2007.Asuhan Essensial Persalinan. Jakarta: JJNPK, JHIPIEGO
Arief, Z.R. 2009.Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Budiarto, E. 2003.Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC
Djaja, S. 2003. Penyakit Penyemban Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal) dan Sistem Pelayanan Kesehatan yang berkaitan di Indonesia. http//www.digilig.litbang.depkes.go.id/go.php.id
Donna, L.W. 2003.Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
Erfandi, 2009, Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, diakses http://forbetterhealth.wordpress.com
Ghozali, I. 2005.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS/Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasan, R. 2005.Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Info Medika
Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika
Kosim, S.M. 2005. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Perawat, Bidan di Rumah Sakit Rujukan Dasar. Jakarta: JNPK Mansjoer, A. 2002.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius Maryunani. dkk. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit pada Neonatus,
Bayi dan anak. Jakarta : Trans Infor Medika
Muslihatun, W. N. 2010.Asuhan Neonatus dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya Notoatmodjo, S. 2005,Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Riwidikdo, H. 2006.Statistik Kesehatan, Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.
–––––––––––––––. 2009.Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan
Saifuddin, A.B, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternaldan Neonatal. Jakarta : Depkes RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
Sugiyono. 2007.Statistika untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta. Surasmi, A. 2003.Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC
Suyanto, Salamah, U. 2009. Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.
KUESIONER
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR
DI RSUD KOTA SURAKARTA
Petunjuk umum pengisian.1. Isilah identitas ibu secara lengkap dan benar.
2. Berilah tanda check (v°) pada kolom jawaban yang anda anggap benar. 3. Dalam menjawab pertanyaan, anda diminta tidak bertanya pada teman
yang ada di dekat anda.
4. Anda diminta menjawab sejujurnya sesuai dengan hati nurani.
5. Dalam memilih jawaban anda hanya cukup memilih satu jawaban dalam setiap pertanyaan.
A. Identitas responden
1. Nama ibu : ………
2. Umur : ………
3. Pekerjaan :
?, IRT ?â Swasta ?“ PNS
4. Pendidikan terakhir ibu : ?ÿSD
B. Pengetahuan Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Berilah tanda check (vÿ) pada jawaban yang anda anggap benar!
No Pertanyaan Jawaban
Benar Salah 1 Prematur murni,yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang
dari 37 minggu
2 Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi saat kelahiran lebih dari 2500 gram sampai 2499 gram
3 Tanda-tanda BBLR yaitu Berat Badan kurang 2500 gr 4 Penanganan BBLR yaitu pengawasan ASI dan
penimbangan ketat
5 Asfiksia adalah bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur
6 Tanda-tanda asfiksia yatu tidak bernafas atau bernafas megap-megap
7 Tanda asfiksia yaitu ditandai Warna kulit kemerahan 8 Faktor-faktor penyebab terjadinyaa asfiksia yaitu lilitan
tali pusat
9 Tali pusat yang panjang dapat menyebabkan asfiksia 10 Penanganan Asfiksia yaitu letakkan bayi pada posisi
terlentang di tempat yang keras dan hangat.
11 Membersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril merupakan penanganan asfiksia
12 Sindrom pernafasan ditandai dengan adanya tarikan dinding dada kedalam, sianosis dan adanya rintihan pada saat bernafas.
13 Gejala gangguan pernafasan, yaitu nafas bayi berhenti lebih 20 detik
15 Penanganan gangguan pernafasan, yaitu dengan pemberian oksigen
16 Penanganan gangguan pernafasan yaitu dengan uji gas darah untuk memantau kadar oksigen
17 Hipotermi yaitu suhu tubuh bayi di atas 360C serta kadua tangan dan kaki teraba dingin
18 Gejala hipotermi yaitu tubuh teraba dingin
19 Penyebab hipotermi yaitu kehilangan panas pada tubuh bayi
20 Penanganan hipotermi yaitu dengan menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu dan bayi
21 Hangatkan dengan selimut atau kain dingin yang disetrika terlebih dahulu adalah penanganan hipotermi
22 Tetanus neonatorum merupakan kejang yang sering disebabkan oleh infeksi
23 Penyebab tetanus adalah clostridium tetani yang menginfeksi melalui percikan air ludah
24 Gejala penyakit tetanus neonaturum adalah timbul kejang 25 Pasang spatel untuk melindungi lidah tergigit saat terjadi
kejang
26 Ikterus merupakan suatu keadaan konjungtiva, kulit dan mukosa akan berwarna kuning