• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANDA DAN GEJALA

Dalam dokumen Diet Penyakit Degeneratif.docx (Halaman 36-42)

SYARAT DIIT

5. TANDA DAN GEJALA

Gejala biasanya diawali dengan rasa tidak enak badan, nyeri yang tidak jelas, sakit kepala dan bisa juga mimisan, konstipasi, lemas dan tidak semangat. Dalam beberapa hari sampai minggu, terjadi kenaikan suhu badan yang bisa mencapai lebih dari 40°C. Pada saat ini, sebuah tanda khas demam tifoid yang disebut rose spots “bintik merah muda” bisa terlihat, khususnya pada bagian perut (abdomen). Tanda yang juga dapat dijumpai pada daerah dada dan punggung ini akan telihat memudar bila ditekan.

Pada akhir minggu pertama, terjadi gejala-gejala hematopoetik sebagai pembesaran limpa (splenomegali), lekopeni dan berkurangnya atau menghilangnya dari darah sel-sel lekosit polinukleus dan eosinofil. Pada minggu kedua, suhu badan akan mengalami remisi harian. Panas terutama meningkat pada malam hari dengan perbedaan temperatur lebih kurang ½ sampai 2°C dibanding pagi hari. Bila demam sangat tinggi dapat terjadi penurunan kesadaran dan penderita mengigau.

Pada minggu ketiga, penderita akan mengalami diare mirip bubur, pendarahan usus yang dikarenakan luka pada usus.pada tahap ini typhus bisa menjalar ke organ tubuh lain terutama hati, saluran empedu dan tulang.

Manifestasi Klinik

Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama 30 hari jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodomal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersamangat kemudian menyusul gejala klinis sebagai berikut:

1. Demam

Berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remiten dan suhu tidak terlalu tinggi. Selama minggu pertama duhu berangsur-angsur meningkat, biasanya turun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Pada minggu ke-2 penderita terus demam dan minggu ke-3 penderita demamnya berangsur-angsur normal.

2. Gangguan pada saluran pencernaan

Nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah putih kotor (coated tongue) ujung dan tepi kemerahan, perut kembung, hati dan limpa membesar. disertai nyeri pada perabaan

3. Gangguan kesadaran

Kesadaran menurun walaupun tidak berapa dalam yaitu apatis sampai samnolen. Disamping gejala-gejala tersebut ditemukan juga pada penungggungdan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit.

6. KOMPLIKASI

Komplikasi biasanya timbul pada minggu ke-3 atau ke-4 dan terjadi pada ± 25% kasus yang tidak mendapatkan pengobatan. Kematian sering mengikuti komplikasi ini. Komplikasi tersebut antara lain :

•Gangguan metabolik • Perdarahan saluran cerna • Perforasi saluran cerna • Peritonitis • Hepatitis tifosa • Pnemonia • Ensefalopati tifosa • Abses otak • Meningitis • Osteomielitis • Endokarditis

• Abses pada berbagai organ

Komplikasi yang paling sering terjadi dan berbahaya adalah perdarahan dan perforasi saluran cerna. Turunnya suhu tubuh secara drastis sering menjadi pertanda terjadinya komplikasi tersebut.

Komplikasi juga dapat terjadi pada : a. Di usus halus

Umumnya jarang terjadi, namun sering fatal, yaitu :

Diagnosis dapat ditegakkan dengan :

- penurunan tekanan darah dan suhu tubuh - denyut nadi bertambah cepat dan kecil - kulit pucat

- penderita mengeluh nyeri perut dan sangat iritabel

2. Perforasi usus

Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelah itu dan terjadi pada bagian distal ileum.

3. Peritonitis

Pada umumnya tanda gejala yang sering didapatkan: - nyeri perut hebat

- kembung

- dinding abdomen tegang (defense muskulair) - nyeri tekan

- tekanan darah menurun

- Suara bising usus melemah dan pekak hati berkurang

Pada pemeriksaan darah tepi didapatkan peningkatan lekosit dalam waktu singkat.

b. Diluar usus halus

- Bronkitis, terjadi pada akhir minggu pertama.

- Bronkopneumonia, kasus yang berat bilamana disertai infeksi sekunder

- Kolesistitis

- Tifoid ensefalopati, gejala : kesadaran menurun, kejang- kejang, muntah, demam tinggi

- Meningitis, gejala : bayi tidak mau menetek, kejang, letargi, sianosis, panas, diare, kelainan neurologis.

- Miokarditis - Karier kronik 7. PENATALAKSANAAN

1. Perawatan

- Tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari.

- Posisi tubuh harus diubah setiap dua jam untuk mencegah dekubitus - Mobilisasi sesuai dengan kondisi

- Penderita perlu dirawat di RS untuk diisolasi, observasi, dan pengobatan

- Bila kesadran menurun harus diobservasi agar tidak terjadi aspirasi dan komplikasi yang lain

2. Diet

- Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakitnya (mula-mula air-lunak-makanan biasa)

- Makanan mengandung cukup cairan, TKTP

- Makanan harus menagndung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas.

DIET (Makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi)

Diet yang tepat bagi penderita typhus abdominlis adalah diet mkanan saring. Tujuan diet makan saring adalah memberikan makanan dalam bentuk semipadat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih padat.

Berikanlah makanan yang mengandung banyak cairan dan bergizi seperti : sop, sari buah, dan banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi. Kalau panasnya masih tinggi berikanlah obat antibiotik atau tumbuh-tumbuhan obat yang mempunyai efek antipiretik.

Syarat-syarat diet makanan saring adalah:

1. Diberikan dalam jangka waktu singkat,yaitu selama 1-3 hari, karena kurang memenuhi kebutuhan gizi terutama energi dan tiamin

2. Rendah serat terutama serat tidak larut air,cukup kalori dan protein namun dalam bentuk cair atau lunak. (disaring atau diblender)

4. Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan.

5. Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan penderita untuk menerimanya.

6. Rendah lemak.

7. Cairan cukup, terutama bila disertai muntah. 8. Tidak merangsang (pedas, masam, bumbu tajam). 9. Bentuk makanan lunak.

10. Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.

Contoh makanan yang dianjurkan : o Bubur bayi o Bubur beras o Bubur sumsum o Lontong o Roti tawar/manis o Biskuit o Telur rebus

o Sop ayam tanpa sayur o Soto ayam

o Semur ayam

o Bakwan tanpa saus o Bubur nasi

o Telur ceplok air o Semur daging giling o Sayuran yang disetup o Nagasari

o Perkedel

o Sup ayam giling. o Pisang.

o Jus pepaya

Contoh Bahan Makanan Yang Tidak Dianjurkan

Bahan makanan yang tidak dianjurkan pada diet makan saring adalah: 1. Sumber karbohidrat : beras ketan, jagung, cantel, ubi, talas, singkong.

2. Sumber protein hewani : daging, ayam berlemak; daging, ayam, ikan diawet, digoreng; ikan banyak duri.

3. Sumber protein nabati : kacang-kacangan dan hasil olah seperti tahu dan tempe digoreng.

4. Sayuran : sayuran mentah, sayuran berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti daun singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi, dan asparagus. 5. Buah-buahan : buah yang tinggi serat dan/ atau dapat menimbulkan gas

seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka. 6. Minuman : minuman yang mengandung soda dan alkohol. 7. Bumbu : bumbu yang tajam, seperti merica dan cabai.

Catatan : Bila mencret tidak boleh minum susu, tapi bila tidak, sangat dianjurkan untuk minum susu.

3. Obat

a. Pembarian obat Antibiotik

b. Pemberian obat Antiradang ( Anti inflamasi ) c. Pemberian obat anti piretik

d. Pemberian obat anti emetic

Dalam dokumen Diet Penyakit Degeneratif.docx (Halaman 36-42)

Dokumen terkait