• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Kanker serviks .1 Pengertian

2.3.3 Tanda dan gejala

Permulaan kanker, tidak ada tanda dan gejala yang khusus. Stadium-stadium awal hanya bisa ditemukan dengan melakukan pemeriksaan papsmear. Tanda seperti keputihan yang tidak gatal merupakan hal yang paling sering dikeluhkan penderita. Pada kasus tertentu, cairan yang keluar dari vagina lama-lama akan berbau busuk akibat kematian jaringan dan infeksi pada jaringan tumor.

Tanda yang lain adalah keluarnya darah jika selesai melakukan hubungan seksual. Hal-hal ini semuanya bisa ditemukan saat kanker sudah mencapai stadium II atau lebih. Pada stadium III penderita mulai turun berat badannya, terjadi pendarahan

terus menerus melalui vagina yang bisa menyebabkan anemia atau kurang darah (Tapan Erik, 2005).

Perubahan awal yang terjadi pada sel leher rahim tidak selalu merupakan suatu tanda-tanda kanker. Papsmear test yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui lebih dini adanya perubahan awal dari sel kanker. Perubahan sel-sel kanker sel-selanjutnya dapat menyebabkan pendarahan setelah aktivitas seksual atau diantara masa menstruasi. Adanya perubahan ataupun keluarnya cairan bukanlah merupakan suatu hal yang normal (Tilong, 2012).

Menurut Samadi (2011), gejala klinis jika sudah menjadi kanker serviks dapat dibedakan dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut :

1. Gejala Awal

a. Perdarahan pervagina, berupa perdarahan pasca senggama atau perdarahan spontan di luar masa haid. Serviks yang normal konsistensinya kenyal dan permukaannya licin. Adapun serviks yang sudah berubah menjadi kanker bersifat rapuh, mudah berdarah dan diameternya biasanya membesar.

b. Keputihan yang berulang-ulang, tidak sembuh walapun sudah diobati. Keputihannya biasa berbau, gatal dan panas karena sudah ditumpangi infeksi sekunder. Artinya cairan yang keluar dari lesi pra kanker atau kanker tersebut ditambah infeksi oleh kuman, bakteri ataupun jamur.

2. Gejala Lanjut

Cairan keluar dari liang vagina berbau tidak sedap, nyeri panggul, pinggang dan tungkai, gangguan berkemih, nyeri di kandung kemih dan rektum/anus. Keluhan

ini muncul karena pertumbuhan kanker tersebut menekan/mendesak ataupun menginvasi organ sekitarnya.

3. Kanker Telah Menyebar/Metastasis

Timbul gejala sesuai dengan organ yang terkena, misalnya penyebaran di paru-paru, liver atau tulang.

4. Kambuh/Residif

Bengkak/edema tungkai satu sisi, nyeri panggul menjalar ke tungkai, dan gejala pembuntuan saluran kencing atau obstruksi ureter.

Pemeriksaan fisik dengan spekulum vagina bisa menemukan lesi/tumor/benjolan yang masih terlokalisasi di serviks atau telah meluas ke puncak vagina dengan warna kemerahan dan mudah berdarah, dengan atau tanpa gambaran jaringan yang rapuh disertai darah atau cairan yang berbau.

Pemeriksaan dalam melalui vagina dapat meraba perluasan ke vagina, sedangkan pemeriksaan rektal/colok dubur adalah untuk dapat mengetahui perluasan ke dinding panggul. Kalau penyakit sudah meluas ke luar panggul, dapat ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, benjolan di perut, panggul,

hidronefrosis atau efusi pleura/cairan di paru-paru atau penyebaran ke tulang

(Samadi, 2011).

Bagi sebagian orang, pada tahap awal penyakit kanker serviks tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Gejala fisik serangan penyakit kanker serviks pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut, yaitu munculnya rasa sakit dan pendarahan saat berhubungan intim, keputihan yang berlebihan dan

tidak normal, pendarahan di luar siklus haid serta penurunan berat badan secara drastis (Tilong, 2012).

Kanker leher rahim pada stadium dini sering tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda yang khas, bahkan kadang-kadang tidak ada gejalanya sama sekali. Gejala yang mungkin timbul antara lain :

1. Nyeri pada waktu senggama dan pendarahan sesudah senggama. 2. Keluar keputihan atau cairan encer dari vagina.

3. Pendarahan sesudah haid.

4. Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah (BKKBN, 2008).

Apabila kanker serviks sudah menyebar ke panggul, pasien akan menderita keluhan nyeri panggul bagian bawah atau keram panggul, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal, pendarahan rahim yang abnormal, siklus menstruasi yang abnormal, pendarahan vagina atau spotting pada wanita yang telah menopause, keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause), kotoran vagina yang meningkat. Infeksi-infeksi atau persoalan-persoalan kesehatan lain dapat juga menyebabkan gejala-gejala kanker serviks yang hanya dapat dipastikan oleh seorang dokter. Seorang wanita yang dengan gejala-gejala kanker serviks harus segera memeriksakan diri pada dokter sehingga persoalan-persoalannya dapat dengan segera didiagnosis dan dirawat sedini mungkin (Tilong, 2012).

2.3.4 Stadium

Penentuan stadium kanker serviks sangat penting dan harus dilakukan sebelum terapi dimulai serta dilakukan oleh dokter yang berkompeten di bidang tersebut. Kesalahan penentuan diagnosis akan berimbas pada tidak akuratnya pilihan terapi yang akan dilakukan dan prediksi respons terapi serta resiko kekambuhannya. Pada kanker serviks, sebagaimana kanker yang lain, makin tinggi stadium makin rendah tingkat kesembuhannya. Tingkat kekambuhannya juga akan meningkat serta ada peluang menimbulkan banyak keluhan serta biaya pengobatan yang besar. Inilah salah satu aspek begitu pentingnya deteksi dini (Samadi, 2011). Stadium kanker serviks didasarkan atas pemeriksaan klinik, oleh karena itu pemeriksaan harus cermat, kalau perlu dilakukan dalam narkose/pembiusan. Stadium klinik ini tidak berubah bila kemudian ada penemuan baru. Kalau ada keraguan dalam penentuan maka dipilih stadium yang lebih rendah (POI, 2010). Terdapat beberapa klasifikasi untuk tingkat kanker serviks seperti Federation

International of Gynekoligic and Obstetric (FIGO) dari World Health

Organization (WHO) dan sistem Tumor Nodul dan Mestastasis (TNM) dari Union

International Against Cancer (UIAC) serta American Join Commite on Cancer

Klasifikasi stadium kanker serviks menurut Federation International of

Gynekoligic and Obstetric (FIGO) dapat dilihat pada tabel berikut ini (Samadi,

2011):

Tabel 2.1. Stadium Kanker Serviks

STADIUM TANDA-TANDA

0 Karsinoma in-situ yaitu kanker yang masih terbatas pada lapisan epitel mulut rahim dan belum punya potensi untuk menyebar ke tempat atau organ lain

I Karsinoma yang sangat terbatas pada daerah serviks

IA Karsinoma mikroinvasif (invasi stroma awal)

IB Semua kasus lain dalam stadium I (kanker okulta = 0 cc)

II Karsinoma meluas keluar daerah serviks, tetapi belum mencapai dinding panggul.

Karsinoma ini meluas ke daerah vagina, tetapi tidak mencapai sepertiga bagian bawah vagina

II A Perluasan ke daerah parametrium belum jelas

II B Perluasan ke daerah parametrium jelas

III Karsinoma meluas ke dinding panggul. Pada pemeriksaan rektum, tidak ada

daerah bebas kanker di antara tumor dan dinding panggul. Tumor mencapai sepertiga bawah vagina.

III A Tidak ada perluasan ke dinding panggul

III B Meluas ke dinding panggul atau ke injal yang mengalami hidronefrosis atau tidak berfungsi

IV Kanker meluas ke dinding panggul atau hidronefrosis atau nonfungsional ginjal.

Karsinoma meluas keluar dari pelvis minor atau secara klinis telah meluas ke

mukosa kandung kemih atau rectum

IV A Karsinoma meluas ke organ-organ dekat

IV B Karsinoma meluas ke organ-organ yang jauh

Sumber: Keperawatan maternitas: kesehatan wanita, bayi dan keluarga Edisi 18 Vol. 1

Dokumen terkait