• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas

Adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya/komplikasi yang terjadi selama masa nifas, apabila tidak

dilaporkan atau terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu. (Pusdiknakes,2003).

b. Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah sebagai berikut : 1) Perdarahan pervaginam

a) Pengertian

Perdarahan post partum paling sering diartikan sebagai keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL selama 24 jam pertama sesudah kelahiran bayi. Jenis perdarahan pervaginam yaitu :

(1) Perdarahan post partum primer adalah mencakup semua kejadian perdarahan dalam 24 jam setelah kelahiran. Penyebab utamanya adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.

(2) Perdarahan post partum sekunder yaitu terjadi setelah 24 jam. Penyebab utamanya adalah sub involusi, infeksi nifas, sisa plasenta. Menurut Manuaba (2005), perdarahan post partum merupakan penyebab penting kematian maternal khususnya di negara berkembang.

b) Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum adalah : (1) Grandemultipara.

(2) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun.

20

dukun,persalinan dengan tindakan paksa, persalinan dengan narkosa.

c) Penanganan

Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum dengan perbaikan keadaan umum dengan pemasangan infus, transfusi darah, pemberian antibiotik dan pemberian uterotonika. Pada kegawatdaruratan dilakukan rujukan kerumah sakit. (Marmi,2012)

2) Lochea yang berbau busuk (bau dari vagina)

Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas sifat locheaalkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi dan berbau anyir (cairan ini berasal dari bekas melekatnya placenta).

Menurut Rustam Mochtar ( 2002)lochea dibagi dalam beberapa jenis yaitu :

a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.

b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.

c) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.

e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.

f) Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.

Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan di atas kemungkinan adanya :

a) Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang kurang baik.

b) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih banyak karena kontraksi uterus dengan cepat.

c) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis.

Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut bagian bawah kemungkinan diagnosisnya adalah metritis. Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik (Rustam Mochtar, 2002).

3) Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)

Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau

22

Faktor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2005).

Pada pemeriksaan bimanual di temukan uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya, fundus masih tinggi, lochea banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula perdarahan (Prawirohardjo, 2005).

Pengobatan di lakukan dengan memberikan injeksi Methergin setiap hari di tambah dengan Ergometrin per oral. Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan Antibiotika sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo, 2005).

4) Nyeri pada perut dan pelvis

Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas seperti : Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium, peritonitis umum dapat menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian karena infeksi.

Menurut Rustam Mochtar (2002) gejala klinis peritonitis dibagi 2 yaitu :

a) Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis

Tanda dan gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah tetapi keadaan umum tetap baik, pada pemeriksaan dalam kavum daugles menonjol karena ada abses.

b) Peritonitis umum

Tanda dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil, perut nyeri tekan, pucat muka cekung, kulit dingin, anorexsia, kadang-kadang muntah.

5) Pusing dan lemas yang berlebihan

Menurut Manuaba (2005), pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada nifas, pusing bisa disebabkan oleh karena tekanan darah rendah (Sistol < 100 mmHg dan diastolnya < 90 mmHg. Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh anemia bila kadar haemoglobin < 11 gr/dl

Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah. Cara mengatasinya yaitu :

a) Mengkonsumsi makana tambahan 500 kalori tiap hari.

b) Makan dengan diit berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.

c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.

d) Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.

e) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar vitaminnya kepada bayinya.

24

f) Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

g) Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI dan memperlambat proses involusi uterus.

6) Suhu Tubuh Ibu > 38 0C

Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara 37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal.

Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 380C beturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas (Rustam Mochtar, 2002).

Penanganan umum bila terjadi Demam : a) Istirahat baring

b) Rehidrasi peroral atau infuse

c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu

d) Jika ada syok, segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok, harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat memburuk dengan cepat (Prawirohardjo, 2002).

7) Payudara berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran (Marmi, 2012 ).

Gejala dari mastitis adalah bengkak dan nyeri, payudara tampak merah pada keseluruhan atau ditempat tertentu, payudara terasa keras dan berbenjol-benjol, serta demam dan rasa sakit. (Marmi,2012)

Penanganan Mastitis yaitu :

a. Payudara dikompres dengan air hangat

b. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetik

c. Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika

d. Bayi mulai menyusu dari peradangan yang mengalami peradangan

e. Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya

f. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup.

8) Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (Baby Blues)

Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya. Keadaan ini disebut dengan baby blues, yang

26

sehingga sulit menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan. Selain itu, juga karena perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan kemudian (Marmi,2012)

Menurut Setyo,dkk,(2011), gejala-gejala baby blues yaitu : menangis, mengalami perubahan perasaan, cemas, kesepian, khawatir mengenai sang bayi, penurunan gairah sex dan kurang percaya diri terhadap kemampuan menjadi seorang ibu. Jika hal ini terjadi ibu disarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini :

1) Mintalah bantuan suami atau keluarga jika ibu membutuhkan istirahat untuk menghilangkan kelelahan

2) Beritahu suami mengenai apa yang sedang ibu rasakan.Mintalah dukungan dan pertolongannya.

3) Buang rasa cemas dan kekhawatiran akan kemampuan merawat bayi

4) Carilah hiburan dan luangkan waktu untuk diri sendiri. 9) Depresi Masa Nifas ( Post Partum )

Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini disebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak mengurusi dirinya sendiri, seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah.( Setyo,dkk. 2011)

Menurut Setyo, dkk, (2011), Gejala depresi masa nifas yaitu: a) Fisik

(1) Gangguan tidur

(2) Perubahan rasa dan berat badan (3) Menarik diri dari lingkungan

(4) Kurang energi dan tidak ada motivasi (5) Kehilangan keinginan seksual (6) Kelelahan

(7) Sakit kepala b) Psikis

a. Perasaan seperti tidak mampu, tidak berharga, perasaan kosong, dan merasa gagal menjadi ibu.

b. Perasaaan marah, bersalah, malu

c. Mood yang rendah yang berlangsung lama d. Percaya diri rendah

e. Sedih f. Cemas

g. Takut yang tidak beralasan

h. Perasaan bingung, tidak konsentrasi, daya ingat buruk i. Apatis

(10) Menolak atau terlalu dekat dengan bayinya (11) Berpikir untuk bunuh diri.

28

Dokumen terkait