• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2014"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG

TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS

DI RSUD Dr. MOEWARDI

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh : Ruri Listianingsih

NIM. B11 181

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiaran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas di RS Dr. Moewardi”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karenaitu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husuda Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari, SST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Ernawati SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Basoeki Soetardjo, selaku Direktur RS Dr. Moewardi, yang telah bersedia memberiakan ijin pada penulis dalam pengambilan data.

5. Seluruh dosen dan staff prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

(5)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu penulisan membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Mei 2014

(6)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014

Ruri Listianingsih B11 181

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS

DI RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2014

xiii + 52 halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 2 gambar ABSTRAK

Latar Belakang : Penyebab kematian ibu yang paling banyak terjadi pada saat masa nifas, yaitu karena perdarahan setelah persalinan 28%, eklamsia 24%, infeksi 11%,kurang energi setelah melahirkan 11%, mastitis 16%, post partum blues 10%. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Oleh karena itu, diperlukan peran serta dari masyarakat terutama ibu nifas untuk memilki pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di RSUD Dr.Moewardi.

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardipada 22 Maret 2013 – 15 April 2014. Sampelyang digunakan yaitu 36 ibu nifas normal dan variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Penelitian ini menggunakan alat ukur yang berupa kuesioner. Analisa menggunakan analisa univariat.

Hasil Penelitian : Responden dengan pengetahuan baik sebanyak 11 orang (30,6%), tingkat pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 21 orang (58,3%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 orang (11,1%)

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di RSUD Dr.Moewardimayoritas mempunyai tingkat pengetahuan cukup sebanyak 21 orang (58,3%)

(7)

MOTTO

Ø Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan ( QS. Al-insyiroh : 6 )

Ø Jadikanlah ilmu itu sebagai lentera dalam menempuh hidupmu, karena dengan ilmu itu manusia dapat menghargai dan dihargai orang lain, dan dengan ilmu itu pula manusia laksana seorang raja ( penulis )

Ø Awali semuanya dengan doa dan senyum

Ø Apa yang telah berlalu, sudah berlalu dan apa yang telah pergi tidak akan kembali. Oleh karena itu jangan pikirkan apa yang telah berlalu, karena sesungguhnya ia telah pergi dan tidak akan kembali ( Kahlil Gibran ) Ø Beri satu kunci untuk mengenal hidup , jadikan setiap langkah kita sebagai

ibadah insya allah kita akan tahu tujuan hidup yang sesungguhnya.

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan :

ü Kepada Allah SWT, hanya padaMulah aku memohon dan berserah diri meminta cahaya penerangan dan ketabahan dalam hidupku. ü Ayah dan bunda tercinta terima kasih atas doa

restunya dan cinta kasihnya selama ini.

ü Kakak dan adikku tercinta yang selalu memberikan support setiap langkahku.

ü Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam karya tulis ilmiah ini

(8)

CURICULUM VITAE

Nama : Ruri Listianingsih

Tempat / Tanggal Lahir : Sumbawa Besar, 15-01-1992

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jln.Garuda No.14 Sumbawa Besar, NTB

Riwayat Pendidikan

1. SD N 02 Sumbawa Besar LULUS TAHUN 2004 2. SMP N 01 Sumbawa Besar LULUS TAHUN 2007 3. SMA N 01 Sumbawa Besar LULUS TAHUN 2010 4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2011

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... CURICULUM VITAE ... DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix BAB I PENDAHAULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 3 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Keaslian Penelitian ... 5 F. Sistematika Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 8

1. Pengetahuan ... 8

2. Nifas ... 14

3. Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas ... 18

B. Kerangka Teori ... 28

C. Kerangka Konsep Penelitian ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

(10)

D. Variabel Penelitian ... 33

E. Definisi Operasional ... 33

F. Instrumen Penelitian ... 34

G. Teknik Pengumpulan Data ... 39

H. Metode Pengolahan ... 40

I. Etika Penelitian ... 42

J. Jadwal Penelitian ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran lokasi penelitian ... 45

B. Hasil penelitian ... 46 C. Pembahasan ... 48 D. Keterbatasan Penelitian ... 49 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 51 B. Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 33 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner ... 35

Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS ... 46 Tabel 4.2. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda-Tanda

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Kerangka Teori ... 28 Gambar 2.2. Kerangka Konsep ... 29

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Validitas Dan Reliabilitas

Lampiran 5 Surat Balasan Permohonan Ijin Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 7. Surat Balasan ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Lembar Kesediaan Menjadi Responden Lampiran 10. Koesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban

Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas

Lampiran 14 Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian

(14)

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator tingkat kesehatan masyarakat. Semakin tinggi AKI di dalam suatu masyarakat maka semakin rendah tingkat kesehatan masyarakat tersebut (Profil Kesehatan Indonesia, 2012)

Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup.Dalam hal ini, fakta lonjaknya kematian ini tentu sangat memalukan pemerintahan yang sebelumnya bertekad akan menurunkan AKI hingga 108 per 100 ribu pada 2015 sesuai dengan target Milenium Development Goals (MDGs).

Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan tingkat kematian ibu meningkat tajam dibanding hasil survei yang dilakukan pada 2010 silam. Survei menemukan terdapat kematian ibu melahirkan 359 per 100 ribu kelahiran. Padahal, pada survei 2010 angka kematian ibu hanya 228 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. (Menko Kesra HR Agung Laksono, 2010). Adapun penyebab angka kematian ibu semakin meningkat diantaranya disebabkan saat kehamilan sebanyak 20%, pada saat persalinan 30%, pada saat nifas 50%. Penyebab kematian ibu yang

(15)

2

persalinan 28%, eklamsia 24%, infeksi 11%,kurang energi setelah melahirkan 11%, mastitis 16%, post partum blues 10%. (Depkes RI,2009)

Dinas kesehatan Jawa Tengah (Dinkes Jateng) mencatat angka kematian ibu (AKI) di wilayah tersebut selama 2012 mencapai 675 kasus, cenderung meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.Pada tahun 2011, jumlah AKI tercatat sebanyak 668 kasus, sementara sepanjang 2012 jumlah AKI bertambah menjadi 675 kasus (Kepala Dinkes Jateng dr Anung Sugihantono , 2012)

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Oleh karena itu, diperlukan peran serta dari masyarakat terutama ibu nifas untuk memilki pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Selain itu juga diperlukan peran serta dari tenaga kesehatan untuk memberikan konseling selama kehamilan, setelah persalinan dan melakukan kunjungan rumah yaitu Kunjungan Neonatal pertama (KN1) dan Kunjungan Neonatal kedua (KN2) sesuai standar pelayanan. Dari upaya tersebut diharapkan dapat mengetahui dan mengenal secara dini tanda-tanda bahaya masa nifas, sehingga bila ada kelainan dan komplikasi bisa segera terdeteksi(Setyo dkk ,2011).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr.Moewardi pada bulan November 2013, penulis melakukan wawancara terhadap 8 orang ibu nifas dan hasil yang didapatkan dari 8 orang ibu nifas, 3

(16)

orang mengetahui tanda-tanda bahaya masa nifas dan 5 orang yang tidak mengetahui tanda-tanda bahaya masa nifas.

Sehingga dari hasil wawancara tersebut penulis tertarik mengambil judul penelitian “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas di RSUD Dr.Moewardi”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah penelitian “Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di RSUD Dr.Moewardi ?“

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di RSUD Dr.Moewardi

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dalam kategori baik

b. Untuk mengetetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dalam kategori cukup

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dalam kategori kurang.

(17)

4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

a. Dapat menambah wacana kepustakaan mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas.

b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti dikemudian hari dan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya.

2. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu pada bidang asuhan kebidanan masa nifas khususnya tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.

3. Bagi Institusi

a. Bagi institusi pelayanan kesehatan rumah sakit

Hasil penelitian dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang tanda bahaya masa nifas serta mendeteksi dini tanda-tanda bahaya masa nifas.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa kebidanan,khususnya yang berkaitan dengan tanda-tanda bahaya masa nifas.

(18)

E. Keaslian Penelitian

1. Evi Astuti (2013) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Nifas Di BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogiri”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dimana pengambilan data penelitian menggunakan kuesioner tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Nifas Di BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogiri. Hasil penelitian dari 36 responden terdapat 5 responden ( 13,9%) memiliki pengetahuan baik, 23 responden (63,9%) memiliki pengetahuan cukup dan 8 responden (22,2%) memiliki pengetahuan kurang. Hasil menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya nifas di BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogiri yang terbanyak dalam kategori cuup yaitu 23 responden (63,9%).

2. Riyas Surya Feriana (2012) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di RSUD Kota Surakarta “. Hasil menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di RSUD Kota Surakarta dari 30 responden terdapat 2 responden (6,7%) yang berpengetahuan baik, 24 responden (80%) yang berpengetahuan yang cukup baik, terdapat 4 responden (13,3%) yang berpengetahuan kurang baik.

(19)

6

F. Sistematika Penelitian

Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAByaitu : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang,perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori dari masalah yang akan diteliti yaitu pengetahuan meliputi pengertian, tingkatan pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, nifas meliputi pengertian, tujuan asuhan masa nifas, periode masa nifas, kunjungan masa nifas, tanda-tanda bahaya masa nifas meliputi pengertian tanda-tanda bahaya masa nifas serta macamnya, pencegahan infeksi masa nifas, kerangka teori, kerangka konsep penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populas, sampel, dan teknik pengambilan sampel,instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis, etika penelitian, jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian.

(20)

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran yang meliputi saran bagi pengetahuan, bagi institusi pendidikan dan peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI 1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pada waktu pengindraan sampai hasil pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkatan Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni: 1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

(22)

diterima.Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari, antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

(23)

10

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi.

(24)

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Wawan, dkk, (2010), Ada 2 cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu dengan cara kuno dan cara modern.

1) Cara Kuno

a) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka akan dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

b) Cara kekuasaan atau otoriter

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat, baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip oarang lain yang menerima, mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu, atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

(25)

12

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

2) Cara modern

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer atau disebut dengan metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan nama penelitian ilmiah.

d. Menurut Wawan, dkk, (2010), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan yaitu :

1) Faktor Internal a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut Y. B. Mantra, pendidikan dapat mempengaruhi seseorang, termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup, terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan

(26)

(Notoatmodjo, S 2003), pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. b) Pekerjaan

Menurut Thomas (2003), pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan, terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekarjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang, dan banyak tantangan. Sedangkan bekarja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

c) Umur

Menurut Elizabeth B.H (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai dengan berulang tahun. Sedangkan menurut Hurlock, semakin cukup umur, tingkat kematangan, dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

(27)

14

2) Faktor Eksternal a) Lingkungan

Menurut Ann Mariner (2003), lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi sikap dalam menerima informasi.

2. Nifas

a. Pengertian

Menurut Setyo, dkk (2011), Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.Lama masa nifas sekitar 6-8 minggu. Masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari

Menurut Marmi (2012), masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan.Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. Masa nifas adalah masa setelah

(28)

seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu.

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Marmi (2012), tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas untuk :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis. 2. Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.

4. Memberikan pelayanan keluargaberencana. 5. Mendapatkan kesehatan emosi.

c. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

Menurut Marmi (2012), peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas antara lain :

1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.

(29)

16

3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman

4. Membuat kebijakan,perencanaan program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.

5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.

6. Memberi konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.

7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, mengidentifikasi, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.

8. Memberikan asuhan secara professional. d. Tahapan Masa Nifas

Menurut Marmi (2012), masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu: 1) Puerperium dini

Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.

2) Puerperium intermedial

Suatu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam sampai delapan minggu.

(30)

3) Remote puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama ibu apabila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.

e. Kunjungan Masa Nifas

Menurut Marmi (2012), kunjungan masa nifas yaitu:

1) Kunjungan pertama, waktu 6-8 jam post partum. Tujuan kunjungan ini antara lain :

a) Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri b) Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta

melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.

c) Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.

d) Pemberian ASI awal.

e) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

f) Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.

g) Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama.

h) Setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik

(31)

18

a) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus berkontrkasi dengan baik, tinggi fundus uteri dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan. c) Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup

d) Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.

e) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui

f) Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir 3) Kunjungan ketiga, waktu 2 minggu post partum.

Dalam kunjungan ini sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.

4) Kunjungan keempat, waktu 6 minggu post partum. Tujuan kunjungan ini antara lain :

a) Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas

b) Memberikan konseling KB secara dini.

3. Tanda-tanda bahaya masa nifas a. Pengertian

Adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya/komplikasi yang terjadi selama masa nifas, apabila tidak

(32)

dilaporkan atau terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu. (Pusdiknakes,2003).

b. Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah sebagai berikut : 1) Perdarahan pervaginam

a) Pengertian

Perdarahan post partum paling sering diartikan sebagai keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL selama 24 jam pertama sesudah kelahiran bayi. Jenis perdarahan pervaginam yaitu :

(1) Perdarahan post partum primer adalah mencakup semua kejadian perdarahan dalam 24 jam setelah kelahiran. Penyebab utamanya adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.

(2) Perdarahan post partum sekunder yaitu terjadi setelah 24 jam. Penyebab utamanya adalah sub involusi, infeksi nifas, sisa plasenta. Menurut Manuaba (2005), perdarahan post partum merupakan penyebab penting kematian maternal khususnya di negara berkembang.

b) Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum adalah : (1)Grandemultipara.

(2)Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun.

(33)

20

dukun,persalinan dengan tindakan paksa, persalinan dengan narkosa.

c) Penanganan

Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum dengan perbaikan keadaan umum dengan pemasangan infus, transfusi darah, pemberian antibiotik dan pemberian uterotonika. Pada kegawatdaruratan dilakukan rujukan kerumah sakit. (Marmi,2012)

2) Lochea yang berbau busuk (bau dari vagina)

Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas sifat locheaalkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi dan berbau anyir (cairan ini berasal dari bekas melekatnya placenta).

Menurut Rustam Mochtar ( 2002)lochea dibagi dalam beberapa jenis yaitu :

a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.

b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.

c) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.

(34)

e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.

f) Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.

Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan di atas kemungkinan adanya :

a) Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang kurang baik.

b) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih banyak karena kontraksi uterus dengan cepat.

c) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis.

Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut bagian bawah kemungkinan diagnosisnya adalah metritis. Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik (Rustam Mochtar, 2002).

3) Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)

Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau

(35)

22

Faktor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2005).

Pada pemeriksaan bimanual di temukan uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya, fundus masih tinggi, lochea banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula perdarahan (Prawirohardjo, 2005).

Pengobatan di lakukan dengan memberikan injeksi Methergin setiap hari di tambah dengan Ergometrin per oral. Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan Antibiotika sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo, 2005).

4) Nyeri pada perut dan pelvis

Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas seperti : Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium, peritonitis umum dapat menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian karena infeksi.

Menurut Rustam Mochtar (2002) gejala klinis peritonitis dibagi 2 yaitu :

a) Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis

Tanda dan gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah tetapi keadaan umum tetap baik, pada pemeriksaan dalam kavum daugles menonjol karena ada abses.

(36)

b) Peritonitis umum

Tanda dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil, perut nyeri tekan, pucat muka cekung, kulit dingin, anorexsia, kadang-kadang muntah.

5) Pusing dan lemas yang berlebihan

Menurut Manuaba (2005), pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada nifas, pusing bisa disebabkan oleh karena tekanan darah rendah (Sistol < 100 mmHg dan diastolnya < 90 mmHg. Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh anemia bila kadar haemoglobin < 11 gr/dl

Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah. Cara mengatasinya yaitu :

a) Mengkonsumsi makana tambahan 500 kalori tiap hari.

b) Makan dengan diit berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.

c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.

d) Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.

e) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar vitaminnya kepada bayinya.

(37)

24

f) Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

g) Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI dan memperlambat proses involusi uterus.

6) Suhu Tubuh Ibu > 38 0C

Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara 37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal.

Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 380C beturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas (Rustam Mochtar, 2002).

Penanganan umum bila terjadi Demam : a) Istirahat baring

b) Rehidrasi peroral atau infuse

c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu

d) Jika ada syok, segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok, harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat memburuk dengan cepat (Prawirohardjo, 2002).

(38)

7) Payudara berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran (Marmi, 2012 ).

Gejala dari mastitis adalah bengkak dan nyeri, payudara tampak merah pada keseluruhan atau ditempat tertentu, payudara terasa keras dan berbenjol-benjol, serta demam dan rasa sakit. (Marmi,2012)

Penanganan Mastitis yaitu :

a. Payudara dikompres dengan air hangat

b. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetik

c. Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika

d. Bayi mulai menyusu dari peradangan yang mengalami peradangan

e. Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya

f. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup.

8) Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (Baby Blues) Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya. Keadaan ini disebut dengan baby blues, yang

(39)

26

sehingga sulit menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan. Selain itu, juga karena perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan kemudian (Marmi,2012)

Menurut Setyo,dkk,(2011), gejala-gejala baby blues yaitu : menangis, mengalami perubahan perasaan, cemas, kesepian, khawatir mengenai sang bayi, penurunan gairah sex dan kurang percaya diri terhadap kemampuan menjadi seorang ibu. Jika hal ini terjadi ibu disarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini :

1) Mintalah bantuan suami atau keluarga jika ibu membutuhkan istirahat untuk menghilangkan kelelahan

2) Beritahu suami mengenai apa yang sedang ibu rasakan.Mintalah dukungan dan pertolongannya.

3) Buang rasa cemas dan kekhawatiran akan kemampuan merawat bayi

4) Carilah hiburan dan luangkan waktu untuk diri sendiri. 9) Depresi Masa Nifas ( Post Partum )

Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini disebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak mengurusi dirinya sendiri, seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah.( Setyo,dkk. 2011)

(40)

Menurut Setyo, dkk, (2011), Gejala depresi masa nifas yaitu: a)Fisik

(1)Gangguan tidur

(2)Perubahan rasa dan berat badan (3)Menarik diri dari lingkungan

(4)Kurang energi dan tidak ada motivasi (5)Kehilangan keinginan seksual (6)Kelelahan

(7)Sakit kepala b) Psikis

a.Perasaan seperti tidak mampu, tidak berharga, perasaan kosong, dan merasa gagal menjadi ibu.

b.Perasaaan marah, bersalah, malu

c.Mood yang rendah yang berlangsung lama d.Percaya diri rendah

e.Sedih f.Cemas

g.Takut yang tidak beralasan

h.Perasaan bingung, tidak konsentrasi, daya ingat buruk i.Apatis

(10) Menolak atau terlalu dekat dengan bayinya (11) Berpikir untuk bunuh diri.

(41)

28

B. KERANGKA TEORI

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Marmi (2012), dimodifikasi dengan Setyo, dkk, (2011). Tingkat pengetahuan :

tahu,memahami, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi

Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda

bahaya masa nifas

Macam-macam tanda bahaya masa nifas meliputi: 1. Perdarahan pervaginam 2. Lokhea yang berbau 3. Sub involusi uteri 4. Nyeri pada perut dan

pelvis

5. Pusing dan lemas yang berlebihan

6. Suhu tubuh ibu >38°C 7. Payudara berubah

menjadi

merah,panas,bengkak 8. Baby Blues

9. Depresi post partum Faktor yang mempengaruhi

pengetahuaan yaitu : pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya

(42)

C. KERANGKA KONSEP

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 2.2

Bagan Kerangka Konsep Penelitian Tingkat pengetahuan ibu nifas

tentang tanda-tanda bahaya masa nifas

Baik

Cukup

Kurang

Pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan, sosial

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan akurat suatu situasi atau area populasi tertentu yang bersifat faktual (Danim, 2003). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian merupakan rencana tentang tempat yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian merupakan rencana tentang waktu yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini dilaksanakan pada 22 Maret – 15 April 2014.

(44)

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Populasi yang diteliti dari penelitian ini adalah ibu nifas yang ada di RSUD Dr. Moewardi. Rata–rata perbulan ibu nifas di RSUD Dr. Moewardi bulan September – November 2013 yaitu 537 : 3 = 179 ibu nifas normal.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).

Jika besarnya subjek populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2010). Dikarenakan jumlah ibu nifas di RSUD Moewardi lebih dari 100 maka diambil sampel 20% dari 179 ibu nifas normal. Sehingga pada penelitian ini sampel yang digunakan yaitu 36 ibu nifas normal.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel adalah cara di dalam pengambilan sampel (Sugiyono, 2007). Teknik pengambilan sampel yang digunakan

(45)

32

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan fokus penelitian ini, maka peneliti menentukan responden penelitian dengan kriteria sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini kriteria inklusinya yaitu : 1) Ibu nifas normal yang dirawat di RSUD Dr. Moewardi

2) Ibu nifas yang bersedia menjadi responden b. Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini kriteria inklusinya yaitu :

1) Ibu nifas yang tidak bersedia menjadi responden 2) Ibu nifas yang tidak bisa membaca dan menulis.

(46)

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007). Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Kategori Alat ukur Skala Ukur Pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas a. Kemampuan untuk menjawab pernyataan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas b. Macam-macam tanda

bahaya masa nifas : 1. Perdarahan

pervaginam

2. Lokhea yang berbau 3. Sub involusi uteri 4. Nyeri pada perut

dan pelvis 5. Pusing dan lemas

yang berlebihan 6. Suhu tubuh ibu

>38ºC 7. Payudara berubah menjadi merah, Baik bila (x) > mean + 1 SD Cukup : bila mean -1 SD x mean + 1 SD Kurang : bila (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2013) Kuesioner Ordinal

(47)

34

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengambilan data (Danim, 2003). Penelitian ini menggunakan alat ukur yang berupa kuesioner yaitu alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pernyataan. Penelitian ini menggunakan bentuk kuesioner tertutup atau berstruktur dimana angket tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada (Notoatmodjo, 2007).

Penelitian ini menggunakan kuesioner, untuk kuesioner pengukuran pengetahuan tanda-tanda bahaya masa nifas menggunakan Skala Guttman. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan / pernyataan: ya, dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Kemudian penilaian yang diberikan untuk pernyataan positif (favorable) adalah pernyataan yang jawabannya benar, jika dijawab benar mendapat nilai 1, jika dijawab salah mendapat nilai 0. Untuk pernyataan negatif (unfavorable) adalah pernyataan yang jawabannya salah, jika dijawab benar maka nilainya 0, jika dijawab salah mendapat nilai 1.Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda checklist(√) pada jawaban yang dianggap benar.Kisi-kisi kuesioner pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

(48)

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner

Variabel Indikator No. item

Favourable No. item unfavourable Jumlah Item Pengetahuan Ibu nifastentang tanda-tanda bahaya masa nifas Macam-macam tanda bahaya masa nifas : 1. Perdarahan pervaginam 1,3,4,7,8 2,5,6 8 2. Locheayang berbau 9,10 11 3

3. Sub involusi uteri 13,14 12,15 4

4. Nyeri pada perut dan pelvis

5. Pusing dan lemas yang berlebihan 6. Suhu tubuh >38ºC 7. Payudara berubah menjadi merah, panas, bengkak 8. Baby blues

9. Depresi post partum

16,17 20,21,22 23,24 25,26 18,19, 27,28 29 30 2 5 2 4 1 1 Jumlah 18 12 30

Sumber: Data Primer 2014

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengumpulkan data sahih atau tidak, maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas (Hidayat, 2007). Uji validitas dilakukan di RSUD Kota Surakarta dan jumlah responden yang digunakan adalah 30 orang, karena untuk mendapatkan data normal sampel minimal 30 responden. Uji validitas ini dilakukan pada bulan Februari 2014.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Sebuah instrumen

(49)

36

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010).

Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat, digunakan rumus pearson product moment. Pernyataan dikatakan valid apabila nilai rhitung > rtabel dimana nilai rtabel untuk n = 30 dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0,361 (Riwidikdo, 2013).

Keterangan :

r :Korelasi antara masing-masing item pertanyaan N : Jumlah responden

x : Skor pertanyaan y : Skor total pertanyaan

(50)

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas

Variabel Indikator No. item

Favourable No. item unfavourable Jumlah Item Pengetahuan Ibu nifastentang tanda-tanda bahaya masa nifas Macam-macam tanda bahaya masa nifas : 1. Perdarahan pervaginam 1,3,4,7,8 2,5,6* 8 2. Locheayang berbau 9,10 11 3

3. Sub involusi uteri 13,14 12,15 4

4. Nyeri pada perut dan pelvis

5. Pusing dan lemas yang berlebihan 6. Suhu tubuh >38ºC 7. Payudara berubah menjadi merah, panas, bengkak 8. Baby blues

9. Depresi post partum

16,17 20,21,22* 23,24 25,26 18*,19, 27,28* 29 30 2 5 2 4 1 1 Jumlah 18 12 30

* nomor kuesioner yang tidak valid

Berdasarkan hasil uji validitas tersebut maka kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

(51)

38

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Kuesioner Setelah Validitas Variabel Indikator No. item

Favourable No. item unfavourable Jumlah Item Pengetahuan Ibu nifastentang tanda-tanda bahaya masa nifas Macam-macam tanda bahaya masa nifas : 1. Perdarahan pervaginam 1,3,4,6,7 2,5, 7 2. Locheayang berbau 8,9 10 3

3. Sub involusi uteri 12,13 11,14 4

4. Nyeri pada perut dan pelvis

5. Pusing dan lemas yang berlebihan 6. Suhu tubuh >38ºC 7. Payudara berubah menjadi merah, panas, bengkak 8. Baby blues

9. Depresi post partum

15,16 18,19, 20,21 22,23 17 24 25 26 2 3 2 3 1 1 Jumlah 18 12 26 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010).

Untuk menguji reabilitas instrumen akan digunakan rumus Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for windows. Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,70 (Riwidikdo, 2010).Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut :

(52)

t b k k r 2 2 11 1 1 2t b b2 Keterangan: r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2 = Varians total

Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai Alpha chronbach sebesar 0,883 sehingga instrumen dikatakan reliabel karena nilai Alpha chronbach 0,883 > 0,70.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain adalah :

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh sacara langsung diambil dari obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah hasil pengisian kuesioner tentang pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.

(53)

40

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder diperoleh dari data rekam medis rumah sakit. Dalam penelitian ini yang termasuk data sekunder adalah jumlah ibu nifas di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang diperoleh dari data rekam medis.

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2007), proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh di antaranya:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Dalam penelitian ini peneliti meneliti kembali hasil pengisian kueisoner apabila ada yang belum terisi maka peneliti meminta responden untuk mengisi kueisoner yang belum terjawab tersebut.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Dalam penelitian ini penentuan koding adalah sebagai berikut :

(54)

1) Jawaban benar kode 1 2) Jawaban salah kode 0 3) Data Entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi. 2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat. Analisis univariat yaitu menganalisa tiap variabel penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Menurut Riwidikdo (2013), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas dengan skala pengukuran sebagai berikut : a. Pengetahuan baik : (x) > mean + 1SD

b. Pengetahuan cukup : Mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD c. Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD

Sebelum menentukan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas terlebih dahulu peneliti menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut Riwidikdo (2013), rumus untuk menghitung nilai mean dan Standard Deviation yaitu :

(55)

42 Keterangan : Mean n = Jumlah responden xi = Nilai responden b. Standard Deviation SD

=

Keterangan : SD : Standard Deviation xi : Nilai responden n : Jumlah responden

Setelah didapatkan hasil nilai mean dan standard deviation tiap responden kemudian hasil tersebut dimasukan dalam skala pengetahuan yang sudah tercantum diatas.

Adapun rumus prosentase untuk jumlah ibu nifas tentang tanda bahaya nifas menurut tingkat pengetahuan (Riwidikdo, 2010).

∑ Ibu menurut Tingkat Pengetahuan

Skor persentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100 Jumlah respondaen

I. Etika Penelitian

(56)

permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mendapat izin dari STIKes Kusuma Husada Surakarta, Direktur di RS Dr. Moewardi dan dari responden sendiri melalui informed consent yang terjamin kerahasiaannya.

Menurut Hidayat (2007), masalah etika yang penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka mereka harus mendatangani lembar persetujuan tersebut.

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

(57)

44

J. Jadwal

Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian (terlampir).

(58)

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta (RSDM) merupakan rumah sakit tipe A. RSDM Surakarta adalah salah satu rumah sakit yang mempunyai standar mutu pelayanan ISO 9000. Standar pelayanan ini berorientasi pada kepuasan pelanggan dan merupakan standar komprehensif bagi perusahaan pelayanan jasa seperti RSDM Surakarta.

RSUD Dr.Moewardi Surakarta, terletak di Jl. Kolonel Soetarto 132 Jebres Surakarta. RSUD Dr.Moewardi Surakarta merupakan rumah sakit rujukan yang memberikan pelayanan kesehatan dengan mutu yang setinggi-tingginya dan melaksanakan fungsi pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sebaik-baiknya yang diabdikan bagi kepentingan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Secara umum RSUD Dr. Moewardi Surakarta melayani rawat jalan dan rawat inap. Rawat inap tersebut termasuk rawat inap kebidanan mulai dari kelas VIP sampai dengan kelas III. Ruang rawat inap kebidanan terdiri dari kehamilan, persalinan, nifas, dan ginekologi di RSUD Dr. Moewardi adalah ruang Mawar 1, Mawar 2 dan Mawar 3, Paviliun kelas 1 dan VIP. Jumlah bidan sebanyak 83 orang.

(59)

46

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu prima dan memuaskan, memberikan pelayanan yang terjangkau bagi semua golongan masyarakat, dan memberikan kontribusi nyata untuk pendidikan dan penelitian kesehatan yang terintegrasi dengan pelayanan dalam rangka peningkatan mutu sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

B. Hasil Penelitian

Penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya gizi pada masa nifas dilaksanakan di RSUD Dr.Moewardi Surakarta dengan jumlah responden sebanyak 36 orang ibu nfas.

Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas Tahun 2014 menggunakan program SPSS untuk mencari nilai mean dan standar deviasi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS

Variabel N Min Max Mean Std. Deviation

Pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas

36 7,00 22,00 15,17 3,77

Sumber : data primer, April 2014

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai mean sebesar 15,17 dan nilai standar deviasi sebesar 3,77.

(60)

Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas

Pengetahuan Jumlah Persentase

(%) Baik Cukup Kurang 11 21 4 30,6 58,3 11,1 Total 36 100

Sumber : data primer, April, 2014

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden dengan pengetahuan baik sebanyak 11 orang (30,6%), tingkat pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 21 orang (58,3%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 orang (11,1%) sehingga mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup.

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 36 responden menunjukkan hasil bahwa responden dengan pengetahuan baik tentang tanda-tanda bahaya masa nifas sebanyak 11 orang (30,6%) karena faktor usia dengan mayoritas responden mempunyai usia 20–35 tahun (91,7%). Menurut Elizabeth B.H (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

(61)

48

lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

Pengetahuan baik tentang tanda bahaya masa nifas juga dipengaruhi oleh pendidikan responden adalah SMA dan PT. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut Y. B. Mantra (2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang, termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup, terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan (Notoatmodjo, S 2003), pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

Tingkat pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 21 orang (58,3%) karena faktor usia yaitu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Menurut Elizabeth B.H (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai dengan berulang tahun. Sedangkan menurut Hurlock, semakin cukup umur, tingkat kematangan, dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang

(62)

yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

Tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 orang (11,1%) karena dipengaruhi faktor lingkungan. Ann Marine (2003), menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah lingkungan. Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Dimana lingkungan yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu lingkungan yang masih kental dengan adat istiadat dan masih percaya mitos.

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas dalam kategori cukup dan pengetahuan ibu tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan lingkungan responden.

D. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala Penelitian

a. Dalam pelaksanaan penelitian responden sering bertanya kepada peneliti hal ini dikarenakan ibu juga kurang mengetahui maksud dari kuesioner sehingga peneliti harus menjelaskan terlebih dahulu sebelum ibu menjawab pertanyaan tersebut.

b. Waktu penelitian yang dilakukan membutuhkan waktu satu bulan untuk memenuhi target sampel dikarenakan tidak semua ibu nifas

(63)

50

2. Keterbatasan Penelitian

a. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kuesioner bersifat tertutup sehingga tidak melakukan wawancara mendalam dengan responden, selain itu dengan kuesioner tertutup yang hanya tinggal menjawab benar atau salah dapat membuat responden memilih secara asal-asalan, b. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan

(64)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dalam kategori baik sebanyak 11 orang (30,6%).

2. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dalam kategori cukup sebanyak 21 orang (58,3%).

3. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dalam kategori kurang sebanyak 4 orang (11,1%).

B. Saran

Saran yang dapat diberikan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Bagi ibu nifas

Ibu nifas perlu meningkatkan pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas baik melalui media cetak ataupun media elektronik sehingga ibu dapat mencegah terjadinya bahaya masa nifas.

2. Bagi tenaga kesehatan

(65)

52

meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas.

3. Pendidikan

Institusi pendidikan diharapkan dapat menambah referensi tentang tanda-tanda bahaya masa nifas sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang tanda-tanda bahaya masa nifas

4. Bagi penelitian selanjutnya

Dapat mengembangkan variabel penelitian dan kuesioner penelitian sehingga didapatkan hasil yang lebih baik.

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Evi A, 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Nifas Di BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah

Hidayat,A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada masa Nifas “Puerperium Care”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Menkes RI. 2012. AKI tinggi, Menkes tak puas hasil SDKI 2012.

www.bkkbn.go.id › Index Berita. bkkbn online. Diakses tanggal 30

september 2013

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah Masyarakat . 2012. Situasi Derajat Kesehatan. www.dinkesjatengprov.go.id/.../Bab I-VI. Diakses tanggal 11 Mei 2013.

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yokyakarta : Mitra Cendekia Press.

Riyas S.F, 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di RSUD Kota Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.

Suyanto, & Salamah, Umi. (2009). Riset kebidanan. Jogjakarta: Mitra CrndikiaPress.

(67)

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Setyo,dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Wawan, dkk. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Jakarta : Nuha Medika

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Teori
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian secara parsial dengan uji t untuk mengetahui pengaruh variabel Price Earning Ratio terhadap harga saham diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi (sig.) dari

Penelitian pada dua stasiun kerja utama yang bermasalah yaitu mesin chinfong dan ada yang menggunakan tiga tools yaitu Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Nordic Body Map

Karakter yang banyak hidup di berbagai media (multimedia) akan lebih populer dibandingkan dengan karakter yang “hidup” di satu media saja. Dalam hal ini karakter

Zaradi tega stanje v Republiki Sloveniji glede finančnih preiskav, še daleč ni zadovoljivo, zato bi bilo potrebno, da si poleg kriminalistov za področje gospodarske kriminalitete,

Analisis data dan pembahasan pada penelitian ini menghasilkan kesimpulan yaitu: (1) penerapan blended learning tipe station rotation berbantuan iSpring Suite 8 untuk

faktor utama yang berpengaruh besar dalam menentukan tingkat bahaya erupsi di daerah penelitian adalah jarak dari kepundan, jarak dari alur sungai, kemiringan lereng, dan

Simpulan dalam penelitian ini adalah hasil analisis dialog Kumpulan Cerpen Kuda Putih Karya IBW Widiasa Keninten dengan judul Surat dari Puri yang telah

ƒ Bila harga pertanggungan kurang dari value at risk maka aplikasi terhadap normal atau dasar tarif akan menghasilkan tertanggung membuat kontribusi yang lebih rendah kepada