• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keriput Kulit Relawan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2.2 Tanda-tanda penuaan dini

Tanda-tanda penuaan secara intrinsik berbeda dengan penuaansecara ektrinsik.Secara klinis, kulit yang mengalami penuaan secara intrinsik terlihat halus, tipis, pucat, dan berkeriput halus.Secara histologi, penuaan intrinsik ditunjukkan dengan perubahan fungsi jaringan seperti penipisan dermis, degenerasi jaringan elastin, dan kehilangan hidrasi (Baki dan Alexander, 2015).Hal-hal yang terjadi pada penuaan intrinsik menurut Shai, et al., (2009)yaitu:

a. Degenerasi serat elastin

Serat elastin akan menipis dan mengalami degenerasi sehingga menjadi tumpukan serat yang kehilangan fungsi normalnya. Perubahan serat elastin merupakan penyebab utama timbulnya keriput dan kehilangan elastisitas kulit. b.Degenerasi serat kolagen

Proses degenerasi juga terjadi pada serat kolagen. Hal ini menyebabkan penurunan kekuatan elastisitas kulit sehingga terlihat kendur.

disebabkan karena menurunnya aktivitas kelenjar sebaseus. Penurunan ini terjadi pada wanita setelah menopause dan pada pria usia lanjut. Penurunan produksi sebum menyebabkan kulit semakin kering dan menurunnya fungsi kulit untuk menjaga kadar air.

e. Perubahan pigmentasi

Pertambahan usia menyebabkan penurunan jumlah melanosit pada kulit, sehingga menurunnya produksi melanin. Warna kulit akan menjadi lebih muda. Penurunan melanin mengakibatkan berkurangnya fungsi kulit sebagai pelindung dari radiasi sinar matahari. Selain itu kulit yang terkena sinar matahari akan mengalami proliferasi melanosit sehingga timbul noda hitam pada kulit.

f. Pembesaran kelenjar sebaseus

Pada daerah tertentu, meskipun terjadi penurunan jumlah produksi sebum kulit, ukuran kelenjar sebeseus meningkat.Akibatnya pori-pori kulit menjadi besar. Pembesaran kelenjar dapat terlihat dengan noda kekuningan pada kulit, lebarnya dapat mencapai 3 mm. Karena tingginya densitas kelenjar sebaseus pada hidung, proses ini menyebabkan penebalan, pembesaran, dan perubahan pada penampilan hidung.

Dibandingkan dengan penuaan intrinsik, kulit yang mengalami penuaan secara ekstrinsik lebih terlihat pada perubahan morfologi dan fisiologi.Secara klinis, kulit yang mengalami penuaan ekstrinsik terlihat berkeriput, hiperpigmentasi, warna kulit pucat, tekstur kasar, dan pelebaran pembuluh darah yang terlihat di bawah kulit (Baki dan Alexander, 2015).

perubahan atrofi kulit seperti penipisan kulit sedangkan pada penuaan ekstrinsik kulit mengalami penebalan dan terjadi penumpukan serat elastin yang telah terdegradasi.Perbedaan anatomi penuaan intrinsik dan penuaan ekstrinsik dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perubahan internal pada kulit akibat photoaging dan intrinsic aging Bagian kulit Akibat photoaging Akibat intrinsic aging

Lapisan epidermis Tebal Tipis

Sel-sel keratinosit • Sel-sel tidak seragam • Sel-selterdistribusi tidak

merata

• Pembesaran mendadak

• Sel-sel seragam

• Sel-sel terdistribusi secara merata

• Pembesaranberkala Stratum korneum • Peningkatan lapisan sel

• Ukuran dan bentuk korneosit bervariasi

• Penurunan lapisan sel • Ukuran dan bentuk

korneosit seragam Melanosit • Sel-sel bervariasi

• Peningkatan produksi melanosom

• Sel-sel seragam

• Penurunan produksi

melanosom Sel-sel Langerhans • Pengurangan sel dalam

jumlah yang besar • Sel-sel bervariasi

• Pengurangan sel dalam jumlah yang kecil

• Sel-sel seragam Kolagen dan

Jaringan ikat

• Serat kolagen dan

jaringan ikat menurun jumlahnya

• Serat kolagen kendur, jaringan ikat menebal Fibroblas

Sel mast Sel inflamasi

• Meningkat dan hiperaktif • Meningkat

• Berperan

• Menurunberkala • Menurun

• Tidak berperan Glikosaminoglikan • Peningkatan jumlah

produksi

• Penurunan jumlah

produksi

kulit (Muliyawan dan Suriana, 2013).

Menurut Djuanda (2004) danNoormindhawati (2013), ada dua jenis perawatan kulit untuk mencegah penuaan dini yaitu:

a. Perawatan medis 1. Microdermabrasion

Merupakan prosedur eksfoliasi pada wajah menggunakan kristal mikro untuk mengangkat sel kulit mati dan merangsang produksi sel kulit baru.Efek samping dalam jangka pendek yaitu kemerahan pada kulit dan kulit menjadi lebih sensitif.

2. Chemical Peeling

Merupakan tindakan pengelupasan kulit dengan menggunakan bahan kimia berbentuk cairan seperti asam alfa hidroksi (AHA) dan asam tri-chloro-acetate (TCA).Kekurangannya yaitu harus dilakukan oleh dokter yang berpengalaman dan terkadang timbul rasa nyeri saat dikerjakan.

3. Botox

Merupakan penyuntikan dengan menggunakan Botolinum Toxin untuk meremajakan wajah secara cepat (instant rejuvenation). Efek samping jangka pendek yaitu: menimbulkan kebiruan pada area yang disuntik, kelopak mata turun sebelah, dan alis asimetris.

b. Perawatan secara alami

1. Perawatan dari dalam dengan meminum jamu atau ramuan tradisional. 2. Perawatan dari luar

eksfoliasi, steam, masker, dan moisturizing. Manfaat facial yaitu menjaga kulit agar tetap awet muda, mencegah kerutan pada wajah, melembutkan kulit, dan sebagainya.

b. Body scrubbing

Diaplikasikan ke seluruh kulit tubuh dan memberikan manfaat mengangkat sel kulit mati, mengatasi kulit kusam, dan menghilangkan selulit.

2.4 Masker

Masker adalah produk kosmetik yang menerapkan prinsip Occlusive Dressing Treatment (ODT) pada ilmu dermatologi yaitu teknologi absorpsi perkutan dengan menempelkan suatu selaput atau membran pada kulit sehingga membentuk ruang semi-tertutup antara masker dan kulit untuk membantu penyerapan obat (Lu, 2010; Lee, 2013).

Masker yang diaplikasikan pada wajah akan menyebabkan suhu kulit wajah meningkat (±1oC) sehingga peredaran darah kulit meningkat, mempercepat pembuangan sisa metabolisme kulit, meningkatkan kadar oksigen pada kulit maka pori-pori secara perlahan membuka dan membantu penetrasi zat aktif ke dalam kulit 5 hingga 50 kali dibanding sediaan lain.(Lu, 2010; Lee, 2013).

melekat pada kulit sehingga saat masker kering akan terbentuk lapisan film tipis. Ketika dilepaskan, sel-sel kulit mati dan kotoran pada pori akan ikut terlepas bersama dengan lapisan film tersebut.

Bahan yang digunakan: polyvinyl pyrolidine (PVP), polyvinyl acetate (PVA), carboxy methyl cellulose (CMC), dan sebagainya.

Keuntungan: dapat dengan cepat membersihkan pori, memutihkan, dan membersihkan komedo.

Kerugian: apabila daya lekat masker terlalu kuat, folikel rambut akan ikut lepas bersama masker sehingga membuat pori-pori kulit besar dan menimbulkan iritasi kulit. Kandungan alkohol yang tinggi pada tipe masker ini dapat menghilangkan kadar air dan sebum kulit serta kurang mampu melembapkan dan menutrisi kulit sehingga tidak cocok untuk tipe kulit kering dan sensitif.

2. Tipe wash-off

Tipe masker ini tidak akan membentuk film pada kulit, terbagi menjadi 4 jenis yaitu:

a. Tipe mud pack

Kegunaan utama tipe ini adalah membersihkan dan melembapkan.Bahan yang digunakan adalah kaolin, bentonit, lumpur alami, serbuk kacang-kacangan, dan sebagainya.

Keuntungan: mengandung surfaktan dan air sehingga mampu melunakkan dan membersihkan sebum kulit yang telah mengeras.

Merupakan tipe krim emulsi minyak dalam air.Kegunaan utamanya adalah untuk melembapkan kulit karena kandungan minyak tumbuhan serta mampu melunakkan sel kulit mati dan komedo.

Keuntungan: dapat digunakan pada semua bagian kulit dan cocok digunakan untuk kulit yang berkeriput.

Kerugian: penggunaan kurang praktis, perlu dicuci, dan penggunaan yang kurang tepat dapat menimbulkan masalah jerawat.

3. Tipe gel

Merupakan gel transparan atau semi transparan yang dibuat menggunakan polimer larut air, sering ditambahkan humektan seperti gliserin.

Keuntungan: cocok untuk kulit sensitif

Kerugian: penggunaan kurang praktis, perlu dicuci dengan air. 4. Tipe sheet

Umumnya menggunakan bahan non woven yang diresapi dengan losion atau essence.Keuntungannya yaitu memberikan efek dingin, nyaman digunakan serta pemakaiannya praktis.

2.4.2 Maskersheet

Masker sheet telah banyak digunakan pada Asia Timur, lembaran masker umumnya terbuat dari kain non woven, serat kertas, bioselulosa, dan

meresap essence, dan tidak meninggalkan sisa essence di dalam kemasan. Kerugian: penggunaan yang terlalu lama dapat menyebabkan kulit kering. b. Tipe serat kertas (pulp)

Awalnya serat kertas merupakan bahan dasar pembuatan masker sheet, tetapi telah diganti dengan bahan non woven.

Keuntungan: tipis dan mampu melekat baik dengan kulit.

Kerugian: tingkat peresapan essence terbatas dan mudah robek karena tipis. c. Tipe bioselulosa

Merupakan teknologi terbaru pembuatan masker sheet, menggunakan selulosa alami dari hasil fermentasi mikroorganisme, dan tidak mengiritasi kulit.

Keuntungan: sangat mampu melekat pada kulit sehingga tidak mudah terlepas. Kerugian: biaya pembuatan relatif lebih mahal.

d. Tipe charcoal

Menggunakan serbuk arang dari bambu moso yang endemik di Taiwan yang dicampurkan dengan bahan non woven dalam proses pembuatannya.

Keuntungan: fleksibel, mampu meresapi essencedengan baik, kandungan serbuk arang dapat meningkatkan penyerapan essence ke dalam kulit.

Kerugian: biaya pembuatan lebih mahal dibanding tipe non woven. e. Tipe jeli

Dibuat dengan mencampurkan essence dan gelling agent, kemudian dicetak dengan cetakan masker menghasilkan jeli yang transparan dengan bentuk menyerupai wajah.

dibandingkan jenis masker sheet lainnya.

2.5 Essence

Essence bukan merupakan tipe sediaan kosmetik baru. Alasan yang membuat essence laku di pasaran adalah perubahan gaya hidup konsumen, sebagai contoh, masyarakat ingin menyederhanakan rutinitas kosmetik harian mereka untuk menghemat waktu, gambaran bahwa konsentrat berarti produk tersebut memiliki efek yang lebih baik, nyaman digunakan karena pengembangan desain wadah, pengembangan fungsi bahan pelembap, dan bahan farmasetik (Mitsui, 1997).

Essence dibuat untuk meminimalkan kekurangan produk perawatan kulit konvensional dalam hal efek, kesan penggunaan, dan sebagainya.Essence tersedia dalam beberapa tipe seperti losion, emulsi, krim, dan minyak dengan teknologi pembuatan dan keistimewaan masing-masing tipeessencedapat dilihat pada Tabel 2.2.Dikarenakan penggunaan essence dalam jumlah sedikit dan harus memenuhi beberapa syarat seperti lembut, lembap, dan nyaman setelah penggunaan, maka pemilihan polimer dan humektan harus disesuaikan (Mitsui, 1997).

Tabel 2.2 Tipe-tipe essence (Mitsui, 1997).

Tipe

minyak -

diatur kombinasi minyak padat atau semi-padat dan lemak hewan atau minyak tumbuhan dengan proporsi yang berbeda. Tipe ini tidak sebagus tipe essencelain sehingga sudah tidak ada di pasaran.

Tipe lain

Tipe losion dengan serbuk Tipe alkohol

Essence untuk T-zone yang banyak mensekresi sebum. Mengandung serbuk penyerap sebum agar riasan wajah bertahan lebih lama

Essence yang mempunyai efek germisida untuk sediaan jerawat

2.6 Vitamin B3

Dokumen terkait