BAB IV STRUKTUR LAGU MANONGKAH KERANG DALAM
4.2 Struktur Melodi Lagu
4.2.6 Pola-Pola Kadensa
Kadensa adalah nada akhir dari suatu bagian melodi lagu yang biasanya ditandai dengan tanda istirahat. Pola kadensa dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu: semi kadens (half cadence) dan kadens penuh (full cadence). Semi kadens (half cadence) adalah suatu bentuk istirahat yang tidak lengkap atau tidak selesai (complete) dan memberi kesan adanya gerakan ritem yang lebih lanjut. Sedangkan kadens penuh (full cadence) adalah suatu bentuk istirahat di akhir frasa yang terasa selesai (lengkap) sehingga pola kadensa seperti ini tidak memberikan keinginan/ kesan untuk menambah gerakan ritem. Berikut pola kadensa yang terdapat pada lagu Manongkah Kerang.
Pada Frasa 1 Bar 3
Pada Frasa 2 Bar 5
4.2.7 Formula Melodi
Formula melodik yang akan dibahas tulisan ini meliputi bentuk dan frasa. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola melodi. Frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi. William P. Malm
1. Repetitive adalah bentuk nyanyian dengan melodi pendek yang diulangulang. 2. Iterative adalah bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan di dalam keseluruhan nyanyian.
3. Strophic adalah bentuk nyanyian yang diulang tetapi menggunakan teks nyanyian yang baru atau berbeda.
4. Reverting adalah bentuk yang apabila dalam nyanyian terjadi pengulangan pada frasa pertama setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan melodi.
5. Progressive adalah bentuk nyanyian yang terus berubah dengan menggunakan materi melodi yang selalu baru.
Dalam lagu Manongkah Kerang ini menggunakan formula melodi Repetitive dan Strophic.
Bentuk : A-B Frasa : A-B
Motif Melody : a1-a2
b1-b2
4.2.8 Kontur
Kontur adalah garis melodi dalam sebuah nyanyian. Malm membedakan kontur ke dalam beberapa jenis, sebagai berikut:
1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik
2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun
dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah.
3. Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung
dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi ke nada yang lebih tinggi atau sebaliknya.
4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari
satu nada ke nada yang lain baik naik maupun turun.
5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari
nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi.
6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada yang lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor maupun minor.
7. Static yaitu garis melodi yangbentuknya tetap yang jaraknya mempunyai batas-batasan.
Melodi yang dihasilkan dalam lagu manongkah kerang ini adalah: Pada bar 3 desending (menurun)
Pada bar 5 terraced (berjenjang) Pada bar 11 asending (menaik) Pada bar 24 statis (sejajar)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, penulis akan membuat kesimpulan dari pembahasan dan hasil penelitian yang telah penulis lakukan.
Duanu adalah suatu cerita nyata yang terjadi di Suku Laut pedalaman Riau. Sebuah kebudayaan yang tengah menghadapi dilema dan keresahan akan hilangnya tradisi dan munculnya faktor-faktor yang membuat mereka terancam punah diangkat oleh sekumpulan anak-anak seni dari Sanggar Latah Tuah UIN Suska Riau dalam pertunjukan Teater yang ditampilkan pada Temu Teater Mahasiswa Nusantara Medan. Pertunjukan ini bukan hanya ditampilkan dalam dalam teater tapi ada tarian kontemporer didalamnya dan lagu Manongkah Kerang sebagai soundtrack dalam pertunjukan ini. Lagu Manongkah Kerang yang menjadi satu tradisi / kebudayaan dalam masyarakat Duanu ini dikemas dengan musik melayu. Dan memakai rentak zapin dalam permainan kompang. Alat musik yang digunakan dalam pertunjukan ini memakai gitar, biola, djembe, kompang, watersound, dan metronom. Dengan menjadikan Duanu sebagai pertunjukan teater. Sekumpulan mahasiswa dari Sanggar Latah Tuah ini berharap bahwa kebudayaan sekecil apapun yang ada dalam masyarakat sekitar kita hendaklah kita jaga. Bukan untuk hilangkan tapi harus dilestarikan.
Kesenian adalah bagian dari estetika kehidupan. Segala yang menjadi bagian dari kita adalah kebudayaan. Bahkan pada yang kita lakukan sehari-hari. Teater tapi juga diaplikasikan kedalam kehidupan. Selaku calon intelektual yang diberkahi ilmu akal dan bentuk-bentuk kecerdasan lainnya. Terutama dalam menciptakan karya seni didunia Teater. Apapun yang ada didepan mata yang kita alami bisa kita pertunjukan. Kita lah pemain. Kita juga penonton. Hidup kita adalah panggung sandiwara. Sebaik mungkin kita ciptakan karya terbaik. Tetap jadi manusia yang bisa menghargai kebudayaan orang lain apapun itu tanpa menjadi Etnosentris.
BAB II
GAMBARAN UMUM SANGGAR LATAH TUAH UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM (UIN SUSKA) RIAU
2.1 Sejarah Berdirinya Sanggar Latah Tuah Uin Suska Riau
Sanggar Latah Tuah adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), yang berada dan bernaung dibawah sebuah institusi pendidikan yang bernama Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Sanggar Latah Tuah berdiri pada tanggal 23 Oktober 1996, sejak awal berdirinya Sanggar Latah Tuah berdomisili di jalan KH. Ahmad Dahlan No. 94 Sukajadi Pekanbaru Riau. Yang sekarang Sanggar Latah Tuah terletak di Jalan H.R Soebrantas No. 155 Komplek Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Gambar 01 - 03 : Pintu Masuk Universitas Sultan Syarif
Kasim Riau ( UIN SUSKA), Komplek PKM UIN SUSKA dan Sekretariat Sanggar Latah Tuah
Sejak awal berdirinya Sanggar Latah Tuah berkiprah dalam berbagai bidang seni, salah satunya adalah bidang teater sehingga wajar jika Sanggar Latah Tuah pernah meraih penghargaan sebagai juara umum dua kali pada Festival Panggung Penerangan Riau dan tiga kali berturut-turut pada Festival Teater Se-Riau.
Hingga kini Sanggar Latah Tuah tetap menjadi kelompok teater yang diperhitungkan terutama Provinsi Riau, hal ini bisa terjadi karena keseriusan dan kesungguhan Sanggar Latah Tuah dalam membina dan menempa diri baik dikalangan pengurus maupun para anggotanya yang memang betul-betul mempunyai keinginan untuk menghidupkan gerai kehidupan teater khususnya di Propinsi Riau.
Berkat keseriusan Sanggar Latah Tuah serta bimbingan dan dorongan dari seorang pembina, maka tidak heran jika Sanggar Latah Tuah telah turut serta melahirkan tokoh-tokoh teater terkemuka di Provinsi Riau, sehingga media massa
telah pula turut menobatkan seorang pembina Sanggar Latah Tuah sebagai Sultan Teater Riau. (10 Tahun perjalanan Latah Tuah, 2006 : 1 ).
Terkait dalam sejarah Latah Tuah keinginan mendirikan sanggar ini berawal dari kegiatan OSPEK tahun 1996 yang ditaja oleh SMI (Senat Mahasiswa Institut) IAIN Susqa Pekanbaru, selanjutnya atas anjuran Drs. Ahmad Dharmawi salah seorang dosen IAIN Suska sekaligus sebagai seniman Riau, agar dapat dibentuk wadah menampung aspirasi kreatifitas berkesenian.
Maka berdasarkan hal tersebut, atas inisiatif saudara Herry Budiman (Kabid Seni dan Olahraga SMI) Ramon Damora (Syari’ah), Wahyu Kurniawan (Ushuluddin), Zulfan Amrin, Erzansyah Riau (Ushuluddin), Kunni Masrohanti, Saidul Tombang (Syari’ah), Rinni Dianti Hasan (Tarbiyah), bersepakat untuk membentuk sebuah sanggar.
Pada tanggal 23 Oktober 1996 diadakan rapat untuk membentuk kepengurusan dan nama wadah kesenian ini bersama rekan mahasiswa lainnya. Berbagai nama diusulkan, diantaranya Sanggar Kalieng, Sanggar Sulthan, Sanggar Tuah, Sanggar Iqra’, Sanggar Latah dan lain sebagainya, dan dengan berbagai alasan yang dikemukakan maka disepakatilah nama wadah kesenian ini dengan nama Latah Tuah.
Perkataan Latah dalam masyarakat berarti meniru-niru sikap atau perbuatan orang. Menurut Herry Budiman Sanggar ini terbentuk hanya berlandaskan keinginan yang kuat ingin berbuat dan berkreatifitas dibidang kesenian. Sedangkan Tuah berarti Untung, menurut Zulfan Amrin ini terinspirasi dari gelar kota
Pekanbaru sebagai Kota Bertuah dan pahlawan legendaris melayu yaitu Hang Tuah.
Sedangkan maksud dari Latah Tuah ialah Meniru-niru dalam kreatifitas yang akan mendatangkan untung, dengan landasan ide kreatif, dengan demikian berdasarkan Surat Keputusan No.71/A/KPTS/SM-IAIN/IX/1996. dengan
memperhatikan program kerja Senat Mahasiswa Institut tahun 1996-1997, bahwa dalam rangka peningkatan dan pengembangan minat dan bakat serta daya kreatifitas mahasiswa terkhusus dalam bidang teater, maka terbentuklah Sanggar Latah Tuah. ( 10 Tahun perjalanan Latah Tuah, 2006: 2-3 ).
Motto dalam Sanggar Latah Tuah ini adalah sesuai dengan asal mula terbentuknya Sanggar dengan nama Latah Tuah yaitu “Biar latah asal bertuah
daripada diam seribu bahasa”.
Latah artinya meniru-niru sikap, perbuatan atau kebiasaan orang lain, atau menderita sakit syaraf yang suka meniru-niru tentang perbuatan orang lain. Tuah artinya untung, bahagia. Maksud dari pada biar latah asal bertuah dari pada diam
seribu bahasa adalah, meskipun yang dilakukan menurut sebahagian orang adalah
sesuatu yang menyimpang namun sebenarnya tidak demikian, sebab mereka melakukan hal ini untuk mencari tuah ( menjadikan sesuatu yang negatif menjadi sesuatu yang positif ) aktivitas demikian dinilai lebih baik dari pada tidak melakukan apa-apa.
Gambar 04: Logo Sanggar Latah Tuah UIN SUSKA RIAU
Dalam berdirinya Sanggar Latah Tuah mempunyai Visi dan Misi keorganisasian. Visi Sanggar Latah Tuah adalah ingin menjadikan Sanggar Latah Tuah sebagai kiblat perteateran dan seni di Riau. Sedangkan Misi Sanggar Latah Tuah ialah mengadakan hal-hal yang dapat menunjang agar tercapainya Sanggar Latah Tuah sebagai kiblat perteateran dan seni di Riau. Beberapa hal yang dilakukan untuk menunjang hal tersebut diantaranya adalah:
a. Mengadakan Latihan Rutin. b. Mengadakan Kemah Teater. c. Melaksanakan Instalasi Teater. d. Mengikuti berbagai Festival Teater.
e. Menghadiri, berpartisipasi dan mengadakan berbagai Workshop tentang seni budaya melayu.
f. Melaksanakan berbagai pertunjukan baik di kampus maupun di luar kampus. ( 10 Tahun perjalanan Latah Tuah, 2006: 8-9 ).
2.2 Kepengurusan Sanggar Latah Tuah UIN SUSKA Riau
Kepengurusan Sanggar Latah Tuah adalah orang-orang yang terdaftar sebagai Ketua dan Anggota dalam pengurus inti. Anggota Sanggar Latah Tuah adalah Mahasiswa UIN Suska yang mendaftarkan diri menjadi anggota sanggar. Sanggar ini tidak membatasi untuk Mahasiswa UIN saja, siapa saja boleh bergabung baik itu mahasiswa dari universitas lain, pelajar maupun masyarakat umum asalkan mau mengikuti ketentuan dan aturan yang telah di tetapkan di sanggar ini.
Seperti yang tercantum dalam AD/ART Sanggar Latah Tuah bahwa anggotanya terdari dari :
a. Anggota biasa, adalah individu-individu yang terdaftar sebagai anggota.
b. Anggota luar biasa, adalah anggota yang sudah alumni dan masih terdaftar sebagai anggota, dan
c. Mereka yang tidak terdaftar dalam keanggotaan dan ikut serta berpartisipasi untuk sanggar ini disebut simpatisan.
Kepengurusan sanggar latah tuah sejak awal berdiri hingga sekarang adalah sebagai berikut:
a. Pada awal berdiri 1996-1997 Sanggar Latah Tuah di Pimpin oleh Erzansyah Riau
b. Periode 1998-1999 oleh Zulfan Amrin Al-Aki c. Periode 1999-2000 oleh Sobirin
e. Periode 2001-2002 oleh Yahya Anak Rainin f. Periode 2002-2004 oleh Iskandar Zulkarnain g. Periode 2004-2005 oleh Khairul Amri h. Periode 2005-2006 oleh Muhammad syafi’i i. Periode 2007-2008 oleh Yudhi Pirmana Putra j. Periode 2008-2009 oleh Andeska Putra
k. Pada peroide 2009/2010 di pimpin oleh Sirajudin
l. Pada periode 2010/2011 di pimpin oleh Muhamad Syahril dikenal juga Putra Mahkota.
m. Pada periode 2012/2013 di pimpin oleh Riski Kurniawan n. Pada periode 2013/2014 dipimpin oleh Aldi Mukhlisin
o. Pada periode 2014/sekarang dipimpin oleh Muhammad Rezza Akmal 2.3 Penghargaan dan Prestasi Sanggar Latah Tuah UIN SUSKA Riau
Prestasi Sanggar Latah Tuah sejak tahun 1996 hingga tahun 2014 adalah sebagai berikut :
1. Bidang sastra
1. Juara I dan II lomba baca puisi Dies Natalis IAIN SUSQA ke-26 tahun 1996
2. Juara I pembacaan puisi Ibrahim Sattah di Musium Sang Nila Utama Pekanbaru 1996
3. Juara penulisan puisi terbaik III praktikum sastra UNRI 1997 4. Juara II pembacaan puisi praktikum sastra UNRI 1997
5. Juara I dan II pembacaan puisi pada bulan bahasa UNRI 1997 6. Juara III penulisan puisi DKR 1997
7. Juara I pembacaan puisi di Taman Budaya sempena Hari Bumi 1998 8. Penulisan cerpen terbaik III bulan bahasa UNRI 1998
9. Pembacaan puisi terbaik I dan III bulan bahasa UNRI 1998 10.Juara terbaik III pembacaan puisi Ibrahim Sattah 1999 11.Pembaca puisi terbaik I PEKSIMINAS V di Surabaya 2000 12.Penulisan esay harapan I PEKSIMINAS V di sirabaya 2000 13.Juara I dan III pembacaan puisi bulan bahasa UNRI 2000 14.Juara I visualisasi puisi Festival Ramadhan DKR 2000 15.Juara III Visualisasi puisi Festival Juni DKR
16.Juara III syair pada Festifal Juni DKR 2001
17.Juara II pembacaan gurindam 12 Festifal Ramadhan DKR 2000 18.Juara II dan III pembacaan puisi Islami Festifal Ramadhan DKR 2001 19.Juara I sari tilawah Festival ramadhan DKR 2001
20.Juara II Visualisasi Festival Ramadhan DKR 2001
21.Juara I dan III pembacacaan puisi Riau int’Book Fair KMR IAIN SUSQA 2002 ( Putri )
22.Juara II Pembacaan Puisi Riau Int’Book Fair KMR IAIN SUSQA 2002 23.Juara II pada Festival Demonstrasi Puisi Dinas BUDSENIPAR 2004 24.Juara I puisi pekan seni mahasiswa daerah Riau 2006
25.Juara I monolog pekan seni mahasiswa daerah Riau 2006 26.Juara I baca puisi pekan seni mahasiswa daerah Riau 2008 27.Juara I monolog pekan seni mahasiswa daerah Riau 2008 28.Juara I baca puisi pekan seni mahasiswa daerah Riau 2010
29.Juara II putri baca puisi pekan seni mahasiswa daerah Riau 2010 30.Juara I monolog pekan seni mahasiswa daerah Riau 2010
31.Juara I Pembacaan Puisi Se-Riau ‘Pekan Bahasa UNRI 2011 32.Juara 1 dan 3 monolog PEKSIMIDA 2012
33.Juara 1 dan 3 Lomba baca puisi PEKSIMIDA 2012 34.Juara 3 Pekan Seni Mahasiswa Daerah Riau 2014
2. Bidang Teater
1. Juara I Festival Panggung Penerangan se-Riau 1997
2. Pemeran Wanita Tebaik I Festival Panggung Penerangan se-Riau 1997 3. Sutradara Terbaik I Festival Panggung Penerangan se-Riau 1997 4. Juara I Festival Panggung Penerangan se-Riau 1998
5. Pemeran Wanita Terbaik I Festival Panggung Penerangan se-Riau 1998
6. Sutradara Terbaik I Festival Panggung Penerangan se-Riau 1998 7. Pemeran Wanita Terbaik I Festival Teater Riau I 1999
8. Terbaik III Pemeran Pria Festival Teater I 1999 9. Terbaik I Penata artistic Festival Teater se-Riau 1999 10.Terbaik II Sutradara Festival Teater se-Riau I 1999 11.Juara Umum Festival Teater se-Riau 1999
12.Pemeran Terbaik I Festival Teater se-Riau II 2000 13.Penata Artistik Terbaik I Festival Teater se-Riau II 2000 14.Sutradara Terbaik I Festival Teater se-Riau II 2000 15.Peringkat VII Teater Peksiminas V 2000
16.Penata Artistik Terbaik II Fastival Teater se-Riau IV 2002 17.Juara Umum pada Festival Media Tradisional se Riau 2008 18.Festival teater bangsawan klasik Se-Riau (tembilahan) 2011 19.Tuan Rumah Temu Teater Mahasiswa Nusantara ke 9 tahun 2011 20.Penyaji terbaik Kolaborasi Puisi Dewan Kesenian Riau 2013 21.Pementasan Duanu di Taman Budaya SUMUT 2013
22.Juara 1 dan 2 monolog Pekan Seni Mahasiswa Daerah Riau 2014
23. Pementasan Tunggal PETERAKNA episode SEULAS NANGKA 2014
3. Bidang Tari
1. Peringkat V Pasar Tari Kontemporer Riau II 2000
2. Penyaji terbaik Harapan II pada Pingkat Kejohanan Tari Kontemporer 2008. (Buku 10 Tahun perjalanan Latah Tuah, 2006)
3. Parade tari 2012 dan 2014
4. Hari Tari Internasional 2012 dan 2014
4. Bidang Musik
Pada bidang musik selain banyak mengisi pada acara-acara kesenian baik di pekanbaru maupun luar kota, juga tampil pada ivent-ivent seperti :
1. Hitam Putih International 2006 2. Rarak Cipta Musik Se Riau 2008
3. Parade lagu daerah (lomba cipta lagu Melayu) se Riau 2009
Selain itu group musik Latah Tuah mendapat tawaran untuk mengisi selingan lagu melayu pada mata acara Rona Melayu TVRI Riau setiap hari jumat sore. Kegiatan ini masih berlanjut mulai dari awal tahun 2009 hingga sekarang ini.
5. Bidang Olah Vocal dan Paduan Suara
Sanggar latah tuah pernah mendapat Juara I pada Lomba paduan suara Otsus Riau 2008.
6. Penampilan Sanggar Latah Tuah di Luar Provinsi
1. Poduksi Pertunjukan Teater SLT ‘SANG GELAR’ 2002
2. Produksi Pertunjukan Teater SLT ‘KEBEBASAN ABADI’ 2005
3. Produksi Pertunjukan Teater SLT‘MAHKOTA JIWA’ dalam Temu Teater Mahasiswa Nusantara Malang 2007
4. Produksi Pertunjukan Teater SLT ‘SIGN THING’ dalam Temu Teater Mahasiswa Nusantara Bali 2009
5. Produksi Pertunjukan Teater SLT ‘KESAKSIAN TUN TEJA’ 2009 di Tembilahan dalam Festival Teater Bangsawan Klasik
6. Produksi Pertunjukan Teater SLT PETERAKNA Episode ‘PERI BUNIAN’ dalam Temu Teater mahasiswa Nusantara Bogor 2010
7. Produksi Pertunjukan Teater SLT ‘KIKIS LIRIH’ 2011 dalam Comunication Got Talent Pekanbaru
8. Poduksi Pertunjukan Teater SLT ‘SIGN THING 2’ dalam Temu Teater Mahasiswa Nusantara Purwokerto 2012
9. Produksi Pertunjukan Teater SLT ‘BUNGA RUMAH MAKAN’ di Sekolah Tinggi Seni Riau (Pekanbaru) 2012
10.Produksi Pertunjukan Teater SLT ‘DUANU’ dalam Temu Teater Mahasiswa Nusantara Medan 2013
11.Produksi Pertunjukan Teater SLT ‘OPERASI’ di Akademi Kesenian Melayu Riau (Taman Budaya Riau) 2013
12.Pertunjukan Tari Serampang 12 SLT dalam Temu Teater Mahasiswa Nusantara Jakarta 2014
13.Produksi Pertunjukan Teater SLT PETERAKNA Episode ‘SEULAS
NANGKA’ di Anjung Seni Idrus Tintin 2014
14.Produksi Pementasan Monolog SLT ‘ANZING’ dan Puisi dalam Peksiminas Makasar 2006
15.Produksi Pementasan Monolog SLT ‘ANZING’ dan Puisi dalam Peksiminas Jambi 2008
16.Produksi Pementasan Monolog SLT ‘STIGMA’ Makasar 2009
17.Produksi Pementasan Monolog SLT ‘WANCI’ dan Puisi dalam Peksiminas Pontianak 2010
18.Produksi Pementasan Monolog SLT ‘TOPENG-TOPENG’ dan Puisi dalam Peksiminas Lombok 2012
19.Produksi Pementasan Monolog SLT ‘KASIR KITA’ 2012
20.Produksi Pementasan Monolog SLT ‘MARSINAH MENGGUGAT’ Puisi, penulisan lakon dan Lagu Pop Putra dalam Peksiminas Palangkaraya 2014 21.Produksi Pementasan Monolog SLT ‘SANG PEMENANG’ 2014
22.Produksi Pertunjukan Teater SLT ‘ORANG MINYAK’ dalam Pekanbaru Expo Se-Riau 2011
23.Produksi Pertunjukan Teater SLT ‘DEMOKRASI’ dalam Pekanbaru Expo 2012
24.Produksi Pertunjukan Teater SLT ‘KABUT’ dalam Pekanbaru Expo 2013 25.Produksi Pertunjukan Teater SLT ‘PAKAIAN KEBESARAN’ Pekanbaru
Expo 2014
26.Produksi Pertunjukan Teater SLT ‘SEBAB TUAH TAK BERTUAH’ dalam Riau Expo 2011
27.Produksi Pertunjukan Teater SLT PETERAKNA Episode ‘MANGKAT
DIJULANG’
28.Sanggar Latah Tuah Mendapat penghargaan berupa Anugrah Sagang pada tahun 2006 sebagai sebuah lembaga/insitusi terbaik pilihan sagang.
29.Sanggar Latah Tuah Mendapat Anugrah Sagang kumpulan puisi Sunting karya Kuni Masrohanti 2011
30.Sanggar Latah Tuah menjadi Tuan Rumah Temu Teman Se-Nusantara IX 2011 tempat acara Di Purna MTQ Dewan Kesenian Riau atau Anjungan Idrus Titin.
Gambar 05 : Penghargaan Sanggar Latah Tuah dalam Atraksi Budaya Melayu
Gambar 08-09 : Piagam Penghargaan Terbaik Sanggar Latah Tuah oleh Dewan Kesenian Riau
2.4 Proses dan Jadwal Latihan
Sejak Sanggar Latah Tuah berdiri, aktivitas sanggar ini adalah latihan rutin tiga kali dalam seminggu, ikut dalam kegiatan seni di kampus dan Pekanbaru, Riau pada umumnya. Adapun bentuk kesenian yang di kembangkan di sanggar latah tuah adalah:
1. Teater
Pola teater yang di kembangkan di sanggar latah tuah adalah dari teater tradisi hingga teater modern, di samping itu juga di lakukan eksplorasi teater dalam bentuk eksperimentasi.
Dalam bidang teater, pementasan sanggar latah tuah di kenal dengan pola permainan individual dan kolosal dengan memasukkan berbagai unsur
seni yang lainnya, seperti seni rupa, seni tari, seni musik, dan seni suara dalam pementasannya.
Gambar 10-11 : Proses Latihan Teater Sanggar Latah Tuah sebelum Pertunjukan
Dalam bidang sastra yang dikembangkan oleh sanggar latah tuah adalah puisi, prosa dan visualisasi puisi, baik dalam bentuk penulisan, kelisanan (pembacaan) maupun pementasan.
Gambar 12 : Proses Latihan dalam Sastra (Puisi)
3. Tari
Bidang tari yang di kembangkan adalah tari tradisional, kreasai dan juga kontemporer. Bidang tari di sanggar latah tuah mengalami kemajuan kalau pada awalnya tarian hanya ditampilkan dalam pementasan kolosal namun sekarang ini cabang tari semakin banyak di dalami oleh anggotanya baik tari tadisional, kreasi maupun konteporer. Tidak hanya itu tari di sanggar ini sering mendapat tawaran penampilan dari berbagai golongan.
Gambar 13 : Sanggar Latah Tuah dalam Tari Makyong
4. Musik
Dengan peralatan musik yang dimiliki sanggar latah tuah, dapat mengembangkan musik tradisional, kreasi, kolaborasi dan modern yang di gunakan untuk mendukung pementasan teater ataupun visualisasi puisi dan tari. Adapun alat musik yang terdapat di sanggar ini diantaranya: gendang (bebano) gong, kompang, marwas, tambur, gendang silat, djimbe, gambus, biola,
accordeon, orgen dan lain-lain.
Musik di sanggar ini mengalami perkembangan di bandingkan beberapa tahun sebelumnya sehingga mereka sangat sering mendapatkan tawaran penampilan di berbagai tempat. Saat ini musik di sanggar latah tuah semakin di perhitungkan, hingga sekarang ini sanggar latah tuah mendapat tawaran untuk mengisi musik melayu pada sebuah mata acara di TVRI Riau dalam acara Rona Melayu setiap hari jumat sore.
5. Sinema
Bidang sinema yang di kembangkan melalui kerjasama dengan pihak-pihak lain, dalam bidang ini beberapa anggota sanggar latah tuah sudah ada yang ikut dalam pembuatan sinetron.
6. Olah vocal dan paduan suara
Bidang olah vocal yang di kembangkan disanggar ini adalah lagu melayu dan Qosidah, sedangkan paduan suara sanggar latah tuah juga banyak mendapatkan tawaran untuk tampil paduan suara pada acara-acara tertentu oleh pihak atau golongan tertentu, dan sudah menjadi agenda rutin setiap kalinya UIN Suska Riau menggelar Wisuda, group paduan suara sanggar latah tuah tampil untuk menyanyikan lagu Indonesia raya, Himne dan March UIN.
Selain aktivitas tersebut di atas, sanggar latah tuah juga menggelar beberapa kegiatan yang melibatkan anggota sanggar maupun masyarakat umum diantaranya :
a. Kemah Teater dialam terbuka, berlokasi di berbagai tempat.
b. Instalasi Teater, baik di dalam kampus maupun di kota pekanbaru yang di lakukan untuk menempa mental dan apresiasi terutama bagi anggota baru.
c. Workshop Teater, yang melibatkan seniman-seniman Riau dan mengikutsertakan pelaku-pelaku seni dari berbagai daerah Riau.
d. Pembinaan rohani, melalui pembacaan yasin dan juga munasabah yang