• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggapan Masyarakat terhadap Fluktuasi Impor untuk Studi Kasus Medan dan Bandung

Dalam dokumen I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Halaman 40-45)

% Upper limit

4.4. Tanggapan Masyarakat terhadap Fluktuasi Impor untuk Studi Kasus Medan dan Bandung

Untuk melengkapi analisa data sekunder, kami juga melakukan pengumpulan data primer guna mendapatkan gambaran yang lebih riil tentang permasalahan lonjakan impor di Indonesia. Narasumber yang digunakan sebagai responden adalah seluruh stakeholder yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan impor, diantaranya adalah pengusaha, policy maker, dan akademisi. Studi kasus yang digunakan adalah kota Medan, mengingat salah satu pintu masuk barang impor ke Indonesia adalah melalui pelabuhan Belawan. Mengingat

data yang dikumpulkan hanyalah mencakup kota Medan dan dilakukan beriringan dengan FGD yang mana hanya melibatkan sedikit responden, maka kita sangat perlu hati

kesimpulan dari hasil analisa data primer tersebut. Kasus Medan tidak dapat s

digeneralisir menjadi permasalahan yang dihadapi nasional, namun tetap dapat dijadikan sebagai acuan tentang permasalahan yang dihadapi oleh perekonomian nasional.

Secara umum seluruh responden menyatakan bahwa

pertanian impor terhadap produk pertanian lokal. Hal tersebut terlihat pada Gambar

menunjukkan bahwa 62 persen responden menyatakan bahwa ancamannya cukup besar dan 38 persen lainnya menyatakan bahwa ancaman produk impor tersebut sangat besar. tersebut sangatlah wajar mengingat jenis produk yang cukup banyak diimpor adalah produk yang juga dapat diproduksi di dalam negeri, sebagaimana yang telah ditunjukkan pada pembahasan sebelumnya tentang kinerja ekspor dan impor khususnya pada produk kopi dan teh.

Gambar 6. Ancaman Produk Pertanian Impor terhadap Produk Pertanian Lokal

Terkait dengan faktor yang mengakibatkan timbulnya ancaman dari produk pertanian impor tersebut, sebagian besar responden menyatakan bahwa keunggulan utama produk impor tersebut adalah dari faktor harganya.

yang menyatakan bahwa factor harga yang lebih murah yang mengakibatkan lebih menariknya produk impor. Selain itu, 30 persen responden menyatakan bahwa kualitas produk pertanian impor lebih bagus dibandingkan dengan produk lokal. Hal yang cukup menarik adalah

18 persen responden yang menyebutkan faktor lainnya sebagai penyebab produk impor lebih diminati, diantaranya adalah produk yang sangat menarik, promosi yang bagus, daya tahan barang yang lebih baik dan sikap

41

data yang dikumpulkan hanyalah mencakup kota Medan dan dilakukan beriringan dengan FGD yang mana hanya melibatkan sedikit responden, maka kita sangat perlu hati

kesimpulan dari hasil analisa data primer tersebut. Kasus Medan tidak dapat s

digeneralisir menjadi permasalahan yang dihadapi nasional, namun tetap dapat dijadikan sebagai acuan tentang permasalahan yang dihadapi oleh perekonomian nasional.

Secara umum seluruh responden menyatakan bahwa terdapat ancaman produk nian impor terhadap produk pertanian lokal. Hal tersebut terlihat pada Gambar

menunjukkan bahwa 62 persen responden menyatakan bahwa ancamannya cukup besar dan 38 persen lainnya menyatakan bahwa ancaman produk impor tersebut sangat besar.

ut sangatlah wajar mengingat jenis produk yang cukup banyak diimpor adalah produk yang juga dapat diproduksi di dalam negeri, sebagaimana yang telah ditunjukkan pada pembahasan sebelumnya tentang kinerja ekspor dan impor khususnya pada produk kopi dan

. Ancaman Produk Pertanian Impor terhadap Produk Pertanian Lokal

Terkait dengan faktor yang mengakibatkan timbulnya ancaman dari produk pertanian impor tersebut, sebagian besar responden menyatakan bahwa keunggulan utama produk impor tor harganya. Gambar 7 menunjukkan bahwa 52 persen responden ng menyatakan bahwa factor harga yang lebih murah yang mengakibatkan lebih menariknya produk impor. Selain itu, 30 persen responden menyatakan bahwa kualitas produk pertanian impor lebih bagus dibandingkan dengan produk lokal. Hal yang cukup menarik adalah

18 persen responden yang menyebutkan faktor lainnya sebagai penyebab produk impor lebih diminati, diantaranya adalah produk yang sangat menarik, promosi yang bagus, daya tahan barang yang lebih baik dan sikap import-minded dari konsumen Indonesia

0% 0%

62% 38%

data yang dikumpulkan hanyalah mencakup kota Medan dan dilakukan beriringan dengan FGD yang mana hanya melibatkan sedikit responden, maka kita sangat perlu hati-hati menarik kesimpulan dari hasil analisa data primer tersebut. Kasus Medan tidak dapat secara langsung digeneralisir menjadi permasalahan yang dihadapi nasional, namun tetap dapat dijadikan sebagai acuan tentang permasalahan yang dihadapi oleh perekonomian nasional.

terdapat ancaman produk nian impor terhadap produk pertanian lokal. Hal tersebut terlihat pada Gambar 6 yang menunjukkan bahwa 62 persen responden menyatakan bahwa ancamannya cukup besar dan 38 persen lainnya menyatakan bahwa ancaman produk impor tersebut sangat besar. Hal ut sangatlah wajar mengingat jenis produk yang cukup banyak diimpor adalah produk yang juga dapat diproduksi di dalam negeri, sebagaimana yang telah ditunjukkan pada pembahasan sebelumnya tentang kinerja ekspor dan impor khususnya pada produk kopi dan

. Ancaman Produk Pertanian Impor terhadap Produk Pertanian Lokal

Terkait dengan faktor yang mengakibatkan timbulnya ancaman dari produk pertanian impor tersebut, sebagian besar responden menyatakan bahwa keunggulan utama produk impor menunjukkan bahwa 52 persen responden ng menyatakan bahwa factor harga yang lebih murah yang mengakibatkan lebih menariknya produk impor. Selain itu, 30 persen responden menyatakan bahwa kualitas produk pertanian impor lebih bagus dibandingkan dengan produk lokal. Hal yang cukup menarik adalah terdapat 18 persen responden yang menyebutkan faktor lainnya sebagai penyebab produk impor lebih diminati, diantaranya adalah produk yang sangat menarik, promosi yang bagus, daya tahan dari konsumen Indonesia. Faktor yang terakhir

disebutkan merupakan hal yang perlu disikapi dengan serius mengingat kualitas dan daya tahan produk dapat kita tingkatkan dengan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), namun jika prilaku konsumen yang lebih

dibutuhkan sosialisasi dan gerakan cinta produk nasional yang lebih intensif.

Gambar 7. Alasan Yang Mengakibatkan Produk Pertanian Impor Menjadi

Salah satu tindakan cepat yang dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan produk impor adalah dengan menerapkan proteksi perdagangan yang lebih ketat. Hasil survey menunjukkan bahwa 85 persen responden setuju penerapan proteksi perdagangan yang lebih ketat khususnya kepada produk pertanian yang mengalami lonjakan impor. Alasan utama perlunya penerapan proteksi yang diungkapkan oleh responden adalah untuk melindungi petani lokal dan pasar domestik. Sementara itu 15 persen responden menyatakan tidak setuju deng proteksi dengan alasan yang sangat masuk akal, yakni kemungkinan diberlakukannya proteksi yang sama dari negara partner dagang kita yang selanjutnya juga akan berdampak negative terhadap Indonesia. Salah satu usulan yang disampaikan adalah perlunya upay

pertanian domestik khususnya dalam segi produksi untuk menjamin kualitas dan pencapaian economies of scale dan economies of scope

bersaing.

30%

42

disebutkan merupakan hal yang perlu disikapi dengan serius mengingat kualitas dan daya tahan produk dapat kita tingkatkan dengan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), namun jika prilaku konsumen yang lebih import-minded merupakan faktor utama maka dibutuhkan sosialisasi dan gerakan cinta produk nasional yang lebih intensif.

Yang Mengakibatkan Produk Pertanian Impor Menjadi Ancaman Bagi Produk Lokal

Salah satu tindakan cepat yang dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan produk impor adalah dengan menerapkan proteksi perdagangan yang lebih ketat. Hasil survey menunjukkan bahwa 85 persen responden setuju penerapan proteksi perdagangan yang lebih hususnya kepada produk pertanian yang mengalami lonjakan impor. Alasan utama perlunya penerapan proteksi yang diungkapkan oleh responden adalah untuk melindungi petani lokal dan pasar domestik. Sementara itu 15 persen responden menyatakan tidak setuju deng proteksi dengan alasan yang sangat masuk akal, yakni kemungkinan diberlakukannya proteksi yang sama dari negara partner dagang kita yang selanjutnya juga akan berdampak negative terhadap Indonesia. Salah satu usulan yang disampaikan adalah perlunya upay

pertanian domestik khususnya dalam segi produksi untuk menjamin kualitas dan pencapaian economies of scope guna tercapainya harga jual yang terjangkau dan

52% 18%

Harga Lebih Murah Kualitas lebih bagus Lainnya

disebutkan merupakan hal yang perlu disikapi dengan serius mengingat kualitas dan daya tahan produk dapat kita tingkatkan dengan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), an faktor utama maka dibutuhkan sosialisasi dan gerakan cinta produk nasional yang lebih intensif.

Yang Mengakibatkan Produk Pertanian Impor Menjadi

Salah satu tindakan cepat yang dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan produk impor adalah dengan menerapkan proteksi perdagangan yang lebih ketat. Hasil survey menunjukkan bahwa 85 persen responden setuju penerapan proteksi perdagangan yang lebih hususnya kepada produk pertanian yang mengalami lonjakan impor. Alasan utama perlunya penerapan proteksi yang diungkapkan oleh responden adalah untuk melindungi petani lokal dan pasar domestik. Sementara itu 15 persen responden menyatakan tidak setuju dengan proteksi dengan alasan yang sangat masuk akal, yakni kemungkinan diberlakukannya proteksi yang sama dari negara partner dagang kita yang selanjutnya juga akan berdampak negative terhadap Indonesia. Salah satu usulan yang disampaikan adalah perlunya upaya penguatan pertanian domestik khususnya dalam segi produksi untuk menjamin kualitas dan pencapaian guna tercapainya harga jual yang terjangkau dan

Harga Lebih Murah Kualitas lebih bagus

Gambar 8.

Hal penting selanjutnya untuk dianalisa adalah mengetahui seberapa besar peningkatan impor (lonjakan impor) yang dapat dikategorikan sebagai ancaman terhadap produk lokal. Hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa peningkatan sebesar 20 persen sudah dapat dikategorikan sebagai serbuan produk impor yang perlu segera ditanggapi pemerintah. 38 persen lainnya memilih persentase peningkatan impor yang lebih tinggi yakni, 25 persen hingga 40 persen dan hanya 15 persen yang memilih 10 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa para responden tidak terlalu antipasti terhadap produk impor mengingat memang sebagian besar dari produk impor tersebut merupakan produk penting yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Gambar 9. Besaran 8% 15%

43

. Upaya Menekan Laju Impor Produk Pertanian

selanjutnya untuk dianalisa adalah mengetahui seberapa besar peningkatan impor (lonjakan impor) yang dapat dikategorikan sebagai ancaman terhadap produk lokal. Hasil

sebagian besar responden menyatakan bahwa peningkatan sebesar 20 persen sudah dapat dikategorikan sebagai serbuan produk impor yang perlu segera

38 persen lainnya memilih persentase peningkatan impor yang lebih ni, 25 persen hingga 40 persen dan hanya 15 persen yang memilih 10 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa para responden tidak terlalu antipasti terhadap produk impor mengingat memang sebagian besar dari produk impor tersebut merupakan produk penting yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Besaran Peningkatan Impor Yang Dapat Dikategorikan Sebagai Serbuan Impor

85% 15% Proteksi Tidak Proteksi 15% 47% 15% 10 persen 20 persen 25 persen 30 persen 40 persen Menekan Laju Impor Produk Pertanian

selanjutnya untuk dianalisa adalah mengetahui seberapa besar peningkatan impor (lonjakan impor) yang dapat dikategorikan sebagai ancaman terhadap produk lokal. Hasil sebagian besar responden menyatakan bahwa peningkatan impor sebesar 20 persen sudah dapat dikategorikan sebagai serbuan produk impor yang perlu segera 38 persen lainnya memilih persentase peningkatan impor yang lebih ni, 25 persen hingga 40 persen dan hanya 15 persen yang memilih 10 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa para responden tidak terlalu antipasti terhadap produk impor mengingat memang sebagian besar dari produk impor tersebut merupakan produk penting yang

Peningkatan Impor Yang Dapat Dikategorikan Proteksi Tidak Proteksi 10 persen 20 persen 25 persen 30 persen 40 persen

44

Tabel 12. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penerapan SSM

Faktor yang perlu dipertimbangkan Persentase

Volume Impor yang Tinggi 92%

Harga Komoditas yang Jatuh 92%

Daya Beli Petani 69%

Faktor Musiman 38%

Tingkat Produksi Domestik 69%

Penerapan peningkatan proteksi perdagangan melalui peningkatan tariff sangat mungkin dilakukan dalam kerangka Special Safeguard Mechanism (SSM). Peningkatan tariff ini bersifat sementara dan tidak boleh berlangsung terus menerus. Saat ini ukuran yang dapat dijadikan acuan sebagai trigger dari SSM adalah harga dan volume impor. Namun, berdasarkan analisa kita sebelumnya terlihat bahwa terdapat faktor tren dan faktor musiman pada impor Indonesia, oleh karena itu penting untuk diidentifikasi faktor lain yang dapat menimbulkan terjadinya lonjakan impor yang tinggi. Pada survey ini kami mencoba menangkap pandangan para responden terkait faktor apa yang juga penting untuk dipertimbangkan dalam penerapan SSM. Hasil survey menunjukkan bahwa daya beli petani dan tingkat produksi domestik merupakan dua faktor yang dipandang penting untuk juga dipertimbangkan.

45

V. Pendekatan Model Ekonometrika untuk Mengukur Dampak NTB

Dalam dokumen I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Halaman 40-45)

Dokumen terkait