• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahkamah Agung Republik Indonesia

TENTANG HUKUMNYA DALAM EKSEPSI

B. Tanggapan terhadap perbaikan gugatan Para Penggugat;

Menimbang, bahwa Para Tergugat menyatakan perubahan gugatan telah melanggar atau menyimpang dari hukum Acara.

Menimbang, bahwa terhadap Eksepsi ini dipertimbangkan, Para Penggugat melakukan perubahan surat gugatan tertanggal 18 Juli 2013 pada saat itu belum ada jawaban, sehingga Majelis Hakim berpendapat perubahan tersebut diperbolehkan tanpa meminta persetujuan dari Para Tergugat.

Menimbang, bahwa dari pertimbangan tersebut diatas, maka terhadap Eksepsi ini haruslah ditolak.

Dalam Pokok Perkara

Menimbang bahwa maksud gugatan Para Penggugat adalah sebagaimana tersebut diatas.

Menimbang, bahwa pada pokoknya dalil gugatan Para Penggugat adalah Para Penggugat, Tergugat I, Tergugat II, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II adalah ahli waris Ko Bing Nio, yang berhak atas harta peninggalan Kho Bing Nio

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idberupa tanah dan rumah yang berdiri diatasnya sebagaimana didalam sertifikat HGB No : 318/Peterongan setempat dikenal dengan Jl.Mataram atau MT Haryono No : 896, Kelurahan Peterongan Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang seluas + 999 m2 dengan batas-batas :

Sebelah Utara : Tembok Kantor Taspen dan HGB 197 Sebelah Timur : Tembok HGB No. 40

Sebelah Selatan : Tembok HGB No. 93 Sebelah Utara : Jl.MT Haryono/Jl.Mataram

Sehingga penguasaan obyek sengketa oleh Tergugat I dan Tergugat II adalah merupakan perbuatan melawan hukum.

Menimbang, bahwa atas dalil gugatan Para Penggugat, didalam jawabannya Para Tergugat membantah, penguasaan tanah oleh Tergugat I dan Tergugat II bukan perbuatan melawan hukum, karena Para Tergugat tersebut menguasai berdasarkan Testament yang dibuat oleh Ny Ko Bing Nio, terlebih lagi Para Penggugat telah melepaskan haknya atas obyek sengketa sebagaimana Akta No : 10 tanggal 6 Maret 1999 yang dibuat oleh Notaris Tan Bian Tjong,SH.

Menimbang, bahwa oleh karena dalil gugatan Para Penggugat dibantah, maka menurut Pasal 163 HIR, Para Penggugat wajib membuktikan dalil gugatannya.

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatannya, Para Penggugat telah mengajukan 17 (tujuh belas) lembar surat bukti.

Menimbang, bahwa diakui oleh Para Penggugat dan Para Tergugat bahwa obyek sengketa terletak di Jl.Mataram/Jl.MT Haryono HGB No : 318/ Peterongan sekarang ini dalam penguasaan Tergugat I dan Tergugat II.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idMenimbang, bahwa bukti surat bertanda P-1 merupakan sertifikat HGB No : 318/Peterongan Semarang, didalam sertifikat tersebut pemegang hak adalah Ny.Ko Bing Nio yang diperoleh dan jual beli.

Menimbang, bahwa bukti surat bertanda P-2 berupa turunan Akta Tertament No.9 yang dibuat pada tanggal 6 Maret 1999 berisi :

• Ko Bing Nio menarik kembali dan menghapuskan semua testament-testament dan Akta-akta lain dengan kekuatan testament-testament yang dibuat sebelumnya tidak ada yang dikecualikan.

• Ko Bing Nio sebelum menikah dengan Go A Sing telah melahirkan dan mengakui Ko Pien Tjoe dan dari pernikahan dengan Go A Sing telah mempunyai anak Lany Wibowo, Hendra Gunawan, Sutadi Goyono, dan Go Kiem Lan.

• Ko Bing Nio memberikan legaat kepada Sutadi Guyono dan mengangkat sebagai ahli waris tunggal Sutadi Goyono sebagai pelaksana legaat Hendra Gunawan.

Menimbang, bahwa bukti surat bertanda P-3 berupa Turunan Akta No.10 pada tanggal 6 Maret 1999, Ko Pian Tjoe, Lany Wibowo, Hendra Gunawan, Sutadi Goyono, GoKiem Lan, mereka anak-anak dari No Bing Nio, mengetahui bila Ko Bing Nio telah menghibah wariskan kepada Sutadi Goyono, mereka dapat menyetujui pemberian tersebut, mereka menerangkan melepaskan semua hak-hak mereka terhadap tanah tersebut.

Menimbang, bahwa bukti bertanda P-4 berupa akta No.1 tanggal 29 Desember 2003 berisi :

• Menarik kembali dan menghapuskan testament-testament dan akta-akta lain dengan kakuatan testament yang dibuat sebelum testament ini, tidak ada yang dikecualikan.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id Memberikan legaat kepada Sutadi Goyono dan Hendri Goyono (cucu) terhadap sebidang tanah HGB No : 318

• Mengangkat sebagai ahli waris tunggal Sutadi Goyono

• Mengangkat sebagai pelaksana testament Hendra Gunawan.

Menimbang, bahwa bukti bertanda P-5 akta tertanggal 8 Juni 2011 berisi keterangan tentang hak pewarisan dibuat oleh Notaris Tan Bian Tjong,SH berisi

• Pada tanggal 13 Februari 2011 di Semarang telah meninggal dunia Ko Bing Nio yang telah melahirkan 4 anak dari perkawinan dengan Go A Sing yaitu Lany Wibowo, Hendra Gunawan, Sutadi Goyono, Go Kiem Lan.

• Ko Bing Nio telah memberikan legaat kepada Sutadi Goyono (anak) dan Hendri Goyono (cucu) atas sebidang tanah HGB No : 318

Menimbang, bahwa bukti surat bertanda P-6 berupa akta No.1 tanggal 29 Juni 2012 pada hari Jum’at 29 Juni 2012 berisi :

• Sutadi Goyono dan Hendri Goyono sebagai penerima legaat dari Ko Bing Nio atas sebidang tanah HGB No : 318, atas persetujuan bulat dan sepakat membagikan harta kepada Lany Wibowo, Hendra Gunawan, Go Kiem Lan, Ko Pien Tjoe, Susanto Komaruddin, Ratna Utomo mereka mendapatkan 60% masing-masing menerima 20% sisanya 40% atau masing-masing 20% untuk Sutadi Goyono dan Hendri Goyono.

Menimbang, bahwa bukti berupa

P-8,P-9.P-10,P-11,P-12,P-13,P-14,P-15,P-16,P-17 merupakan bukti laporan dari Sutadi Goyono terhadap Ratna Utomo dan Hendra Gunawan atas dasar laporan penggelapan.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idMenimbang, bahwa untuk menguatkan dalil bantahannya Para Tergugat telah mengajukan bukti tertulis sebanyak 6 (enam) lembar.

Menimbang, bahwa bukti bertanda T-1, surat bukti ini sama dengan bukti bertanda P-3 mengenai pelepasan hak oleh Para Penggugat terhadap HGB No.318/Peterongan.

Menimbang, bahwa bukti bertanda T-2 berupa Akta No.9 tanggal 6 Maret 1999 bukti ini sama dengan bukti bertanda P-2 yaitu Ko Bing Nio memberikan legaat kepada Suradi Goyono atas sebidang tanah HGB No.318/Peterongan dan mengangkat Sutadi Goyono sebagai ahli waris tunggal Ko Bing Nio.

Menimbang, bahwa bukti surat bertanda T-3 berupa Akta No.1 tanggal 29 Desember 2003, bukti ini sama dengan bukti bertanda P-4 yaitu mencabut tertament sebelumnya dan memberikan legaat kepada Sutadi Goyono dan Hendri Goyono (anak dari Sutadi Goyono).

Menimbang, bahwa bukti surat bertanda T-4,T-5 dan T-6 berupa pelaporan oleh Tergugat I, dengan terlapor Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II dan surat hasil pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan terhadap Turut Tergugat I dan turut Tergugat II.

Menimbang, bahwa surat bukti bertanda P-2,P-3,P-4,P-5 Ko Bing Nio sebelum menikah dengan Go A sing telah mempunyai anak luar kawin yang diakui bernama Ko Pien Tjok, kemudian menikah dengan Go A sing mempunyai 4 orang anak yaitu bernama Lany Wibowo, Hendra Gunawan, Sutadi Guyono, dan Go kiem Lan.

Menimbang, bahwa bukti surat bertanda P-1 sebidang tanah HGB No : 318 terletak di Peterongan dengan pemegang hak Ko Bing Nio diperoleh karena jual beli berdasarkan Akta jual beli tanggal 7 Mei 1985 No.13 Tahun 1985, pada

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idtanggal 13 Februari 2011 Ko Bing Nio telah meninggal dunia (bukti bertanda P-7).

Menimbang, bahwa sebelum meninggal dunia, Ko Bing Nio telah membuat testament , dengan Akta No.9 tanggal 6 Maret 1999 yang berisi HGB No : 318 diberikan kepada salah satu anaknya bernama Sutadi Goyono dan mengangkat Sutadi Goyono sebagai ahli waris tunggal.

Menimbang, bahwa Akta ini kemudian dicabut dengan Akta No.1 tanggal 29 Desember 2003 yang dibuat oleh Alexander Wahyu Permana,SH,Mkn dan memberikan legaat kepada Sutadi Goyono dan Hendri Goyono (anak Sutadi Goyono).

Menimbang, bahwa terhadap kedua Akta tersebut, didalam jawabannya Para Tergugat menyatakan testament merupakan perbuatan sepihak atau perbuatan pribadi dari pembuat wasiat atau testament, sehingga perbuatan tersebut merupakan perbuatan sah menurut hukum.

Menimbang, bahwa Pasal 913 KUHPerdata menentukan bagian mutlak (Legitime Portie) adalah suatu bagian dari harta peninggalan yang harus diberikan kepada waris menurut garis lurus menurut Undang-undang, terhadap bagian mana si meninggal tidak boleh menetapkan sesuatu baik selaku pemberian antara yang masih hidup maupun selaku wasiat.

Menimbang, bahwa Pasal 881 ayat 2 KUHPerdata menentukan dengan sesuatu pengangkatan waris atau pemberian hibah dari yang mewariskan tidak boleh merugikan para ahli warisnya yang berhak atas sesuatu bagian mutlak.

Menimbang, bahwa dari testament yang dibuat didalam Akta No.9 maupun Akta No 1 tanggal 29 Desember 2003 Ko Bing Nio memberikan keseluruhan tanah HGB No 318 kepada salah satu anaknya yaitu Sutadi Goyono dan Hendri Goyono cucu Ko Bing Nio.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idMenimbang, bahwa dari uraian tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat Testament yang dibuat berdasakan Akta No.9 dan Akta No.1 Tahun 2003 bertentangan dengan Pasal 913 KUHPerdata dan Pasal 881 ayat 2 KUHPerdata, sehingga akta tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum dan tidak sah.

Menimbang, bahwa sedangkan terhadap bukti surat bertanda P-3, Akta No.10 tanggal 6 Maret 1999, berupa Akta pelepasan hak dimana Akta ini dibuat bersama dengan Akta No.9 tanggal 6 Maret 1999, dan dibuat karena adanya Akta No.10 Tahun 1999.

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat oleh karena Akta No.9 dan No.10 dinyatakan tidak sah, maka Akta ini pun tidak sah pula.

Menimbang, bahwa sedangkan bukti-bukti surat dari Para Tergugat adalah sama dengan bukti-bukti surat yang diajukan oleh Para Penggugat yang telah dipertimbangkan sebagaimana tersebut diatas.

Menimbang, bahwa dari uraian-uraian tersebut diatas Majelis Hakim berpendapat, Para penggugat telah dapat membuktikan dalil gugatannya, sedangkan Para Tergugat tidak dapat membuktikan dalil bantahannya.

Menimbang, bahwa dipertimbangkan petitum-petitum gugatan Para Penggugat.

Menimbang, bahwa terhadap Petitum No.1 akan dipertimbangkan setelah mempertimbangkan Petitum-petitum yang lain.

Menimbang, bahwa terhadap Petitum No.2 dipertimbangkan.

Menimbang, bahwa oleh karena terhadap obyek sengketa berupa tanah dan rumah sebagaimana sertifikat HGB No.318/Peterongan atas nama Ko Bing Nio, setempat terkenal dengan Jl.Mataram atau Jl.MT Haryono No : 896, Kelurahan Peterongan, Kecamatan Semarang timur Kota Semarang seluas +

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id999 m2 sebagaimana Berita Acara sita jaminan tertanggal 20 Juni 2013 telah diletakkan sita jaminan dan dari pertimbangan tersebut diatas Para Penggugat telah dapat membuktikan gugatannya, maka terhadap Petitum ini haruslah dikabulkan.

Menimbang, bahwa dipertimbangkan terhadap Petitum No.3.

Menimbang, bahwa dari pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa Akta No 1 tanggal 29 Desember dan Akta No.10 tanggal 6 Maret 1999 tersebut diatas dinyatakan bertentangan dengan hukum, maka terhadap Petitum ini haruslah dikabulkan.

Menimbang, bahwa dipertimbangkan terhadap Petitum No.4.

Menimbang, bahwa dari bukti surat bertanda P-2,P-3,P-4,P-5 anak-anak Ko Bing Nio hasil perkawinan dengan Go A Sing adalah Lany Wibowo, Hendra Gunawan, Sutadi Goyono, Go Kiem Lan serta anak luar kawinyang diakui yaitu Ko Pien Tjoe.

Menimbang, bahwa sedangkan Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II sebagaimana didalam gugatan, Para Penggugat menyatakan Turut Tergugat I adalah anak angkat dari Ko Bing Nio, sedangkan Turut Tergugat II anak kandung Ko Bing Nio yang karena kepercayaan, diserahkan dan dipelihara orang lain.

Menimbang, bahwa dari surat-surat bukti yang diajukan Para Penggugat tidak ada satu surat bukti pun yang menunjukkan Turut Tergugat II anak kandung dan Turut Tergugat I anak angkat Ko Bing Nio.

Menimbang, bahwa dari uraian tersebut, terhadap Petitum ini haruslah dikabulkan sepanjang ahli waris Ko Bing Nio adalah Para Penggugat dan Tergugat I.

Menimbang, bahwa dipertimbangkan terhadap Petitum No.5.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idMenimbang, bahwa sebagaimana surat bukti Penggugat bertanda P-6 Akta No.1 tanggal 29 Juni 2012, Sutadi Goyono dan Hendra Goyono menghadap kepada Notaris Tan Bian Tjong untuk membagi tanah HGB No.318, masing-masing 60% untuk Para Penggugat, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II, sedangkan 40% sisanya untuk Para Tergugat.

Menimbang, bahwa oleh karena Akta No.9 tanggal 6 Maret 1999 dan Akta No.1 tanggal 29 Desember 2003 tidak sah, maka obyek sengketa kembali dalam keadaan semula, Majelis Hakim berpendapat oleh karena tanah dan rumah (obyek sengketa) milik Ko Bing Nio, Tergugat I dan Tergugat II tidak berhak untuk membagi-bagi tanah tersebut, sehingga Akta No.1 tanggal 29 Juni 2012 tidak sah.

Menimbang, bahwa dari uraian tersebut, maka terhadap Petitum No.5 haruslah ditolak.

Menimbang, bahwa dipertimbangkan terhadap Petitum No.6

Menimbang, bahwa dari surat bukti bertanda P-7 dan P-8 oleh karena Ko Bing Nio telah meninggal dunia, sertifikat HGB No.318/Peterongan atas nama Ko Bing Nio dan dari pertimbangan diatas dinyatakan Akta No.9 tanggal 6 Maret 1999 dan Akta No.1 tanggal 29 Desember 2003 tidak sah, sebagaimana ketentuan Pasal 852 KUHPerdata, anak-anak mewaris dari harta orang tua mereka, oleh karena itu terhadap petitum ini haruslah dikabulkan.

Menimbang, bahwa dipertimbangkan terhadap Petitum No.7.

Menimbang, bahwa sebagaimana dipertimbangkan diatas, oleh karena Para Tergugat tidak berhak untuk membagi tanah HGB No 318 dan dari pertimbangan diatas bahwa ahli waris Ko Bing Nio adalah Para Penggugat dan Tergugat I, maka harta peninggalan Ko Bing Nio berupa tanah HGB No.318 dibagi secara rata kepada ahli waris Ko Bing Nio sebanyak 5 (lima) orang, yaitu

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idPara Penggugat dan Tergugat I, masing-masing mendapat 1/5 bagian dari harta tersebut.

Menimbang, bahwa terhadap petitum No.7 dikabulkan sebagaimana Pertimbangan diatas yaitu masing-masing mendapat 1/5 bagian dari harta tersebut;

Menimbang, bahwa dipertimbangkan terhadap Petitum No.8.

Menimbang, bahwa sebagaimana surat bukti bertanda P-11 dan P-17 serta T-4,T-5 dan T-6 oleh karena ada permasalahan, Penggugat III dan Tergugat I menyerahkan sertifikat HGB No.318 atas nama Ko Bing Nio kepada orang yang dianggap netral yaitu Turut Tergugat II maka Majelis Hakim berpendapat penyerahan sertifikat kepada Turut Tergugat II tidaklah bertentangan dengan hukum.

Menimbang, bahwa dari urai tersebut, terhadap Petitum No.8 haruslah dikabulkan.

Menimbang, bahwa dipertimbangkan terhadap Petitum No.9.

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat I bukanlah satu-satunya ahli waris dari Ko Bing Nio, akan tetapi masih ada ahli waris yang lain yaitu Para Penggugat, sehingga Perbuatan Tergugat I untuk menyatakan satu-satunya ahli waris atas tanah sengketa adalah perbuatan melawan hukum, sedangkan Petitum mengenai perbuatan Tergugat yang melaporkan Turut Tergugat II kepada kepolisian merupakan hak dari setiap orang sehingga perbuatan tersebut bukanlah merupakan perbuatan melawan hukum.

Menimbang, bahwa dari uraian tersebut diatas terhadap Petitum No.9

Dokumen terkait