• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akibat Hukum Terhadap Penghibahan Seluruh Harta Warisan Oleh Pewaris Sehingga Melanggar Legitime Portie Ahli Waris Ditinjau Dari KUHPerdata (Studi Putusan Nomor 188 Pdt.G 2013 PN.Smg)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Akibat Hukum Terhadap Penghibahan Seluruh Harta Warisan Oleh Pewaris Sehingga Melanggar Legitime Portie Ahli Waris Ditinjau Dari KUHPerdata (Studi Putusan Nomor 188 Pdt.G 2013 PN.Smg)"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

126

A. Buku

Afandi, Ali. 2000.

Hukum Waris, Hukum Keluarga, Hukum Pembuktian.

PT

Rineka Cipta. Jakarta.

Ali, Achmad. 2002.

Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Fisiologis dan

Sosiologis).

Penerbit Toko Gunung Agung. Jakarta.

Ali, H. Zainuddin. 2009.

Metode Penelitian Hukum.

Sinar Grafika. Jakarta.

---. 2008.

Pelaksanaan Hukum Waris di Indonesia.

Sinar Grafika. Jakarta.

Amanat, Anisitius. 2000.

Membagi Warisan Berdasarkan Pasal-pasal Hukum

Perdata BW.

PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Amiruddin dan Zainal Asikin. 2006.

Pengantar Metode Penelitian Hukum.

PT

Citra Aditya Bakti. Bandung.

Andhasasmita, Komar. 1997.

Notaris III : Hukum Harta Perkawinan dan Waris

Menurut KUHPerdata.

Ikatan Notaris Indonesia. Jawa Barat.

Asri, Benyamin dan Thabrani Asri. 1988.

Dasar-dasar Hukum Waris Barat :

Suatu Pembahasan Teoritis dan Praktik.

Tarsito. Bandung.

Budiono, 2005.

Kamus Ilmiah Popular Internasional.

Alumni. Surabaya.

Burght, Gregor van der. 1995.

Hukum Waris Buku Kesatu.

PT Citra Aditya Bakti.

Bandung.

Butarbutar, Elisabeth Nurhaini. 2012.

Hukum Harta Kekayaan Menurut

Sistematika KUHPerdata dan Perkembangannya.

PT Refika Aditama.

Bandung.

Darmabrata, Wahyono. 2003.

Hukum Perdata Asas-asas Hukum Waris.

Fakultas

Hukum Universitas Indonesia. Jakarta.

Djamali, R. Abdul. 2002.

Hukum Islam.

Mandar Madju. Bandung.

(2)

Furchan, Arief. 1997.

Pengantar Metode Penelitian Kualitatif.

Usaha Nasional.

Surabaya.

Hazairin. 1983.

Hukum Kewarisan Bilateral Menurut Al-Quran dan Hadits.

Tintamas. Jakarta.

H.S., Salim. 2010.

Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum.

Rajawali Pers.

Jakarta.

Ibrahim, Jhonny. 2005.

Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif.

Bayumedia Publishing. Malang.

Kansil, C.S.T. 2002.

Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia.

Balai

Pustaka. Jakarta.

Kelompok Belajar Esa. 1979.

Hukum Waris Bagian I, Literatur Wajib Pada

Jurusan Notariat Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Penerbit Esa.

Jakarta.

Kie, Tan Thong. 2007.

Studi Notariat dan Serba-Serbi Praktik Notaris.

Ichtiar

Baru van Hoeve. Jakarta.

Kuncoro, N.M. Wahyu. 2015.

Hukum Waris Permasalahan dan Solusinya.

Raih

Asa Sukses. Jakarta.

Lubis, M. Solly. 1994.

Filsafat Ilmu dan Penelitian.

Mandar Maju. Bandung.

Marzuki, Peter Mahmud.

Pengantar Ilmu Hukum,

Kencana Pranada Media

Group. Jakarta.

Miles and Hubberman. 1992.

Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang

Metode-metode Baru.

Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Moleong, Lexy J. 2006.

Metodologi Penelitian Kualitatif.

Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Muljadi, Kartini dan Gunawan Widjaja. 2003.

Seri Hukum Perikatan : Perikatan

Pada Umumnya.

Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Oemarsalim. 2000.

Dasar-dasar Hukum Waris di Indonesia.

PT Rineka Cipta.

Jakarta.

(3)

Perangin, Effendi. 2014.

Hukum Waris.

PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Pitlo, A. 1979.

Hukum Waris.

Intermasa. Jakarta.

Poesponoto, K.N.G. Soebakti. 1960.

Asas dan Susunan Hukum Adat.

Pradnya

Paramita. Jakarta.

Prawirohamidjojo, R. Soetojo. 2000.

Hukum Waris Kodifikasi.

Airlangga

University Press. Surabaya.

Prodjodikoro, Wirjono. 1962.

Hukum Warisan di Indonesia.

IS Gravennage

Vorkink van Hove. Bandung.

Pudjosubroto, R. Santoso. 1964.

Masalah Hukum Sehari-hari.

Hien Hoo Sing.

Yogyakarta.

Puspa, Yan Pramadya. 1977.

Kamus Hukum.

Aneka Ilmu. Semarang.

Raco, J.R.

Metode Penelitian Kualitatif : Jenis, Karakteristik, dan

Keunggulannya.

Grasindo. Jakarta.

Rahadjo, Satjipto.

Ilmu Hukum.

PT Citra Aditya Bakti. Bandung.

Rato, Dominikus. 2010.

Filsafat Hukum : Mencari, Menemukan, dan Memahami

Hukum.

Laksbang Justitia. Surabaya.

Rawls, John. 2006.

A Theory of Justice.

Pustaka Pelajar. Jogjakarta.

Ramulyo, M. Idris. 1994.

Perbandingan Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam

Dengan Kewarisan Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata

(BW).

Sinar Grafika. Jakarta.

Sarwono. 2011.

Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik.

Sinar Grafika. Jakarta.

Satrio, J. 1992.

Hukum Waris.

Alumni. Bandung.

Sembiring, M.U. 1989.

Beberapa Bab Penting Dalam Hukum Waris Menurut

Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

Program Pendidikan Notariat

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Medan.

(4)

Sjahdeni, Remy Sjahdeini. 1993.

Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang

Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia.

Institut Bankir Indonesia. Jakarta.

Sjarif, Surani Ahlan. 1982.

Intisari Hukum Waris Menurut Burgelijk Wetboek.

Ghalia Indonesia. Jakarta.

--- dan Nurul Elmiyah. 2010.

Hukum Kewarisan Perdata Barat :

Pewarisan Menurut Undang-undang.

Badan Penerbit Fakultas Hukum

Universitas Indonesia. Jakarta.

Soekanto Soerjono. 1982.

Suatu Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap

Masalah-masalah Sosial.

Alumni. Bandung.

--- , Soerjono. 1986.

Pengantar Penelitian Hukum.

Universitas Indonesia.

Jakarta.

Soemitro, Ronny Hanitijo. 1983.

Metodologi Penelitian Hukum.

Ghalia Indonesia.

Jakarta.

Soepomo. 1999.

Bab-bab Tentang Hukum Adat.

Universitas. Jakarta.

Soerjopratiknjo, Hartono. 1984.

Hukum Waris Testamenter.

Seksi Notariat

Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Suhardana, F.X. 1996.

Hukum Perdata I Buku Panduan Mahasiswa.

Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Subekti, R. 1995.

Aneka Perjanjian.

PT Citra Aditya Bakti. Bandung.

---. 2005.

Pokok-pokok Hukum Perdata.

PT Intermasa. Jakarta.

--- dan R. Tjitrosudibio.

Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

Pradnya

Paramita. Yogyakarta.

Sudarsono. 1994.

Sepuluh Aspek Agama Islam.

PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sunggono, Bambang. 1996.

Metodologi Penelitian Hukum.

PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Suparman, Eman. 2005.

Hukum Waris Indonesia dalam Perspektif Islam, Adat,

dan BW.

Refika Aditama. Bandung.

(5)

---, Maman. 2015.

Hukum Waris Perdata.

Sinar Grafika. Jakarta.

Wongsowidjojo, R.H. Soerojo.

Hukum Waris Perdata (BW), Bahan Kuliah

Program Pendidikan Keahlian Kenotariatan Universitas Indonesia.

Unibersitas Indonesia. Jakarta.

B. Peraturan Perundang-undangan

Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun

1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peratusan Pemerintah Nomor 24 Tahun

1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

C. Website

Ahmad Budinta Rangkuti, “

Pembatalan Hibah dan Akibat Hukumnya Terhadap

Sertifikat

Hasil

Peralihan

Hak”,

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/57810/6/babII.pdf),

diakses tanggal 5 April 2016.

Andreas Prasetyo Senoadji, “

Tesis Penerapan Legitime Portie (Bagian Mutlak)

Dalam Pembagian Waris Menurut Kitab Undang-undang Hukum

Perdata : Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Reg. No.

148/PK/Perd/1982

,

(https://core.ac.uk/download/files/379/11716308.pdf), diakses tanggal 1

Maret 2016.

Direktori

Putusan

Mahkamah

Agung

Republik

Indonesia

”,

(http://putusan.mahkamahagung.go.id/pengadilan/mahkamah-agung/direktori/perdata), diakses tanggal 5 Mei 2016.

Edy Mayor, “

Jurnal Hukum Kedudukan Anak Angkat Perempuan Terhadap Harta

Warisan

Dalam

Etnis

Tionghoa

di

Kota

Medan”,

(http://123dok.com/document/2015-kedudukan-anak-angkat-perempuan-

terhadap-harta-warisan-di-kalangan-etnis-tionghoa-suku-hainan-di-kota-medan.htm?page=4), diakses tanggal 2 April 2016.

(6)

Hery Shietra,

Akta Wasiat/Hibah Wasiat yang Melanggar Hak Mutlak Ahli

Waris (Legitime Portie), Tetap Sah Sepanjang Tidak Terdapat

Pembatalan Dari Ahli Waris Sah yang Haknya Atas Warisan

Berdasarkan Hukum Berkurang Akibat Akta Tersebut

”,

(https://hery-

shietra.blogspot.com/2015/07/akta-wasiat-hibah-wasiat-yang-melanggar.html), diakses tanggal 11 Februari 2016.

Hukum Zone,

Hibah Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata

,

(http://hukumzone.blogspot.com/2011/05/hibah-menurut-kitab-undang-undang-hukum.html), diakses pada tanggal 20 Februari 2016.

Putusan

Nomor

188/Pdt.G/2013/PN.Smg

”,

(http://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/bf61598b39662f97651ef3

ef3963c063), diakses tanggal 23 Januari 2016.

D. Hasil Wawancara

Hasil Wawancara dengan Rosniaty Siregar,

Notaris di Medan

, dilakukan tanggal

1 Juni 2016.

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id P U T U S A N No.188/Pdt.G/2013/PN.Smg

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Semarang yang memeriksa dan mengadili

perkara-perkara Perdata pada tingkat Pertama telah menjatuhkan putusan berikut

dibawah ini dalam perkara gugatan antara :

1. Ko Pien Tjoe, alamat Jl.Mahesa Barat A 33 Semarang disebut

sebagai Penggugat I.

2. Lany Wibowo, alamat Jl.Beton Mas II/215 Semarang,disebut

sebagai Penggugat II.

3. Hendra Gunawan, alamat Jl.Tunggorono No.05 Ungaran,

disebut sebagai Penggugat III.

4. Go Kiem Lan, alamat Jl.Flamboyan No.09 Kendal, disebut

sebagai Penggugat IV, dalam hal ini memberikan kuasa kepada

Sukirno,SH dan Soeryanto,SH Advokat yang tergabung didalam

Kantor Advokat Wirjolukito,SH.CN, yang beralamat di Jl.Amarta

No.01 Semarang, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 22

Mei 2013, untuk selanjutnya disebut sebagai Para Penggugat.

M E L A W A N

1. Sutadi Goyono, alamat Jl.Mataram/Jl.MT Haryono No.896 Semarang,

disebut sebagai Tergugat I.

2. Hendri Goyono, alamat Jl.Mataram/Jl.MT Haryono No.896

Semarang,disebut sebagai Tergugat II, dalam hal ini memberikan kuasa

kepada Broto Hastono,SH,MH dan Soeyanto,SH , Advokat pada Kantor

Broto Hastono dan Associates yang beralamat di Jl.Simongan No.123

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idSemarang, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 13 Juli 2013, untuk selanjutnya disebut sebagai Para Tergugat.

3. Sugunto Komarudin, alamat Jl.Kyai Saleh No.37 Pati, disebut sebagai

Turut Tergugat I.

4. Ratna Utomo, alamat Perum Mutiara Papandayan Blok F No.I/9

Kelurahan Gajah Mungkur Kota Semarang disebut sebagai Turut

Tergugat II.

5. Alexander Wahyu permana,SH, Mkn Notaris Pengganti pada Kantor

Notaris Tan Bian Tjong,SH alamat Jl.Suari No.8 Semarang, disebut

sebagai Turut Tergugat III, selanjutnya disebut sebagai Para Turut

Tergugat.

Pengadilan Negeri tersebut :

Setelah membaca surat penetapan Ketua Pengadilan Negeri Semarang

tanggal 13 Mei 2013 tentang penetapan Majelis Hakim yang memeriksa dan

mengadili perkara-perkara ini :

Setelah membaca surat penetapan Ketua Majelis Hakim tanggal 4 Juni

2013 tentang penetapan hari sidang :

Setelah membaca surat gugatan Para Penggugat :

Setelah memperhatikan surat-surat bukti yang diajukan ke Persidangan :

TENTANG DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Para Penggugat telah mengajukan gugatan ke

Pengadilan Negeri Semarang tertanggal 23 Mei 2013 yang telah di Register

pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Semarang dibawah No.188/Pdt G/2013/

PN Smg yang berisi :

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id1. Bahwa KO BING NIO kawin dengan Go A Sing yang dikaruniai 4 (empat) orang anak yaitu Penggugat II,

Penggugat III, Penggugat IV & Tergugat I.

2. Bahwa sebelum kawin dengan Go A Sing, Ko Bing Nio

sudah punya anak yaitu Penggugat I.

3. Bahwa oleh karena Go A Sing berstatus WNA, maka

Penggugat I, Penggugat II, Penggugat III, Penggugat IV &

Tergugat I berstatus sebagai anak ibu dari Ko Bing Nio.

4. Bahwa Go A Sing sudah meninggal dunia sejak lama,

sedangkan Ko Bing Nio meninggal dunia pada tanggal 13

Pebruari 2011.

5. Bahwa Turut Tergugat II sebenarnya adalah anak kandung

dari Ko Bing Nio yang karena kepercayaan Ko Bing Nio,

Turut Tergugat II diasuh & dirawat (dibesarkan) oleh orang

lain yang masih ada hubungan keluarga dari Ko Bing Nio,

karena dianggap membawa sial, sedangkan Turut Tergugat

I adalah anak angkat Ko Bing Nio.

6. Bahwa Ko Bing Nio meninggalkan satu-satunya harta waris,

yaitu tanah & rumah yang berdiri diatasnya, sebagaimana

dalam sertipikat HGB No.318 / Peterongan atas nama Ko

Bing Nio setempat terkenal dengan Jalan Mataram / MT

Haryono No.896, kelurahan Peterongan, Kecamatan

Semarang Timur, Kota Semarang, seluas + 999 m2,

dengan batas-batas :

Sebelah Utara : Tembok Kantor Taspen dan HGB 197.

Sebelah Timur : Tembok HGB 40.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idSebelah Selatan : Tembok HGB 93.

Sebelah Barat : Jl. MT. Haryono / Jl. Mataram

Untuk selanjutnya mohon disebut OBYEK SENGKETA.

7. Bahwa obyek sengketa sejak Ko Bing Nio meninggal

sampai sekarang dikuasai oleh Tergugat I dan Tergugat II.

8. Bahwa pada tanggal 6 Maret 1999, Penggugat I, Penggugat

II, Penggugat III dan Penggugat IV datang menghadap

kepada Tan Bian Tjong,SH. Notaris di Semarang dan

menyatakan persetujuan dan Pelepasan hak atas HGB

No.318/Peterongan atas nama Kho Bing Nio, sebagaimana

Akta No.10 tanggal 6 Maret 1999, untuk selanjutnya

dihibahkan kepada Tergugat I.

9. Bahwa pada tanggal 29 Maret 2003 Ko Bing Nio membuat

Testamen dihadapan Turut Tergugat III (ALEXANDER

WAHYU PERMANA,SH,Mkn.) Notaris Pengganti pada

Kantor Notaris Tan Bian Tjong,SH. di Semarang,

sebagaimana Akta No. 1 mengenai Testamen tertanggal 29

Desember 2003., yang isinya pada intinya harta waris Kho

Bing Nio diserahkan seluruhnya kepada Tergugat I dan

Tergugat II dan menunjuk Penggugat III sebagai Pelaksana

Testamen.

10. Bahwa dalam akta No.10 tanggal 6 Maret 1999, dibuat

dihadapan Tan Biang Tjong,SH. Notaris di Semarang,

dengan tegas disebutkan sebagai penerima hibah adalah

Tergugat I, tidak ada Tergugat II, akan tetapi dalam

testamennya yang dibuat dihadapan Turut Tergugat III

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id(ALEXANDER WAHYU PERMANA,SH,Mkn.) Notaris Pengganti pada Kantor Notaris Tan Bian Tjong,SH. di

Semarang, sebagaimana Akta No.1 tertanggal 29

Desember 2003 mengenai Testamen, disebutkan sebagai

penerima testamen adalah Tergugat I dan Tergugat II (anak

kandung Tergugat I), padahal dalam persetujuan dan

Pelepasan hak sebagaimana dalam Akta No.10 tanggal 6

Maret 1999 yang dibuat oleh / dihadapan Tan Bian

Tjong,SH. Notaris d Semarang, harta Ko Bing Nio

dihibahkan kepada Tergugat I saja.

11. Bahwa Para Penggugat adalah ahli waris anak kandung

dari Ko Bing Nio, yang sampai sekarang tidak menerima

dan atau belum menerima warisan dari Ko Bing Nio.

12. Bahwa sekitar bulan Mei 2012 terjadi perselisihan mengenai

pembagian harta waris Ko Bing Nio antara Para Penggugat

(khususnya Penggugat III) dengan Tergugat I, karena

Tergugat I akan menjual obyek sengketa kepada pihak lain,

sedangkan Para Penggugat keberatan, Para Penggugat

menghendaki kalau dijual supaya dibeli oleh salah satu ahli

waris, selain itu Tergugat I bersikap bahwa harta waris Ko

Bing Nio yaitu obyek sengketa sepenuhnya menjadi hak

Tergugat I, sedangkan Para Penggugat sebagai ahli waris

harus mendapat bagian juga.

13. Bahwa dengan adanya perselisihan tersebut maka sekitar

bulan Mei 2012, Tergugat I dan Penggugat III sepakat untuk

menyerahkan sertipikat HGB No.318 / Peterongan atas

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idnama Ko Bin Nio, kepada Turut Tergugat II, sambil menunggu musyawarah mufakat seluruh keluarga dari Ko

Bin Nio, dan sejak bulan Mei 2012 maka sertipikat dikuasai

oleh Turut Tergugat II.

14. Bahwa diserahkannya sertipikat tersebut kepada Turut

Tergugat II, karena Turut Tergugat II dipandang sebagai

pihak yang netral dan dipercaya oleh Tergugat I dan Para

Penggugat, sedangkan bagi Tergugat I, Turut Tergugat II

adalah sebagai kakak kandungnya yang banyak menolong

Tergugat I dan keluarganya baik dari masalah keuangan,

kesehatan maupun masalah-masalah lainnya.

15. Bahwa pada bulan Juni 2012 seluruh keluarga Ko Bing Nio,

setelah beberapa kali melakukan musyawarah, maka

mencapai kata sepakat atas pembagian harta waris Ko

Bing Nio, yaitu harta waris Ko Bin Nio dibagi kepada seluruh

keluarga besar Ko Bin Nio, yaitu Para Penggugat, Para

Tergugat, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II, dengan

pembagian Tergugat I dan Tergugat II mendapatkan 40 %,

sedangkan Para Penggugat dan Turut Tergugat I dan Turut

Tergugat II masing-masing mendapat 10 %.

16. Bahwa kesepakatan tersebut oleh Tergugat I dan Tergugat

II dinyatakan dengan tegas dibawah sumpah dihadapan

Tan Bian Tjong,S.H. Notaris di Semarang, sebagaimana

akta No.01 tanggal 29 Juni 2012 mengenai Keterangan.

17. Bahwa bulan Pebruari 2013, Tergugat I karena adanya

pengaruh dari pihak ke tiga, Tergugat I berubah pikiran dan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idmenghendaki seluruh harta waris Ko Bing Nio menjadi haknya, dan minta kembali sertipikat dari Turut Tergugat II.

18. Bahwa Penggugat III keberatan kalau sertipikat diserahkan

kepada Tergugat I dan sertipikat supaya tetap berada di

Turut Tergugat II.

19. Bahwa Tergugat I pada tanggal 27 Maret 2013 melaporkan

Turut Tergugat II ke Kepolisian Resort Kota Besar

Semarang, dengan sangkaan melakukan tindak pidana

Penggelapan sebagaimana dalam pasal 372 KUHP,

sebagaimana laporan Polisi No.LP/B/521/III/2013 tertanggal

27 Maret 2013 .

20. Bahwa karena laporan Tergugat I tersebut Penggugat III

dan Turut Tergugat II dipanggil Polisi.

21. Bahwa Testamen dari Kho Bing Nio yang dibuat oleh /

dihadapan Turut Tergugat III (ALEXANDER WAHYU

PERMANA,SH,Mkn.) Notaris Pengganti pada Kantor

Notaris Tan Bian Tjong,SH. di Semarang, sebagaimana

Akta No.1 tertanggal 29 Desember 2003 mengenai

Testamen, yang isinya menyerahkan satu-satunya harta

waris Kho Bing Nio kepada Tergugat I dan Tergugat II

adalah batal demi hukum karena :

a. Para Penggugat sebagai ahli waris anak dari Kho

Bing Nio tidak mendapatkan bagian dari harta waris

Kho Bing Nio.

b. Telah terjadi musyawarah mufakat kekeluargaan dan

Tergugat I dan Tergugat II dengan tegas dihadapan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idNotaris menyatakan memberikan bagian harta waris kepada Para Penggugat dan Turut Tergugat I dan

Turut Tergugat II sebagaimana akta Keterangan

No.1 tertanggal 29 Juni 2012 dibuat oleh / dihadapan

Tan Bian Tjong, S.H. Notaris di Semarang.

22. Bahwa tindakan Turut Tergugat I yang meminta sertipikat

HGB No.318 / Peterongan atas nama Kho Bing Nio dari

Turut Tergugat II adalah perbuatan melawan hukum.

23. Bahwa Sertipikat HGB No.318 / Peterongan atas nama Kho

Big Nio adalah sah dan berdasar hukum berada dan

dikuasai oleh Turut Tergugat II.

24. Bahwa Para Tergugat telah dengan nyata berusaha untuk

menjual atau mengalihkan obyek sengketa kepada pihak

lain ; dan agar supaya gugatan dari Para Penggugat ini

tidak sia-sia (Illisioner), maka adalah berdasar hukum

apabila Para Penggugat mohon agar supaya terhadap

obyek sengketa diletakan sita jaminan.

25. Bahwa gugatan Para Penggugat didasarkan pada

bukti-bukti autentik, karena itu berdasar hukum putusan ini bisa

dijalankan terlebih dahulu (Uit Voerbaar bij Voorraad)

meskipun ada upaya hukum Bandng, Kasasi ataupun

Peninjauan Kembali.

26. Bahwa Para Penggugat dan Para Turut Tergugat telah

berusaha untuk menyelesaikan perkara ini dengan

sebaik-baiknya, namun tidak berhasil, maka tidak ada jalan lain

kecuali mengajukan gugatan ini ke Pengadilan.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idBerdasarkan keterangan-keterangan dan alasan-alasan tersebut diatas, maka Para Penggugat dengan ini mohon kepada Bapak

Ketua Pengadilan Negeri Semarang, sudi kiranya untuk

memeriksa perkara ini dan berkenan memberikan putusan :

I. Mengabulkan gugatan Para Penggugat

seluruhnya.

II. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan atas

obyek sengketa yaitu tanah dan rumah yang

berdiri diatasnya, sebagaimana dalam sertipikat

HGB No.318 / Peterongan atas nama Ko Bing Nio

setempat terkenal dengan Jalan Mataram / MT

Haryono No.896, Kelurahan Peterongan,

Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang,

seluas + 999 m2.

III. Menyatakan batal demi hukum testamen Kho

Bing Nio yang dibuat oleh / dihadapan Turut

Tergugat III (ALEXANDER WAHYU

PERMANA,SH,Mkn.) Notaris Pengganti pada

Kantor Notaris Tan Bian Tjong,SH. di Semarang,

sebagaimana Akta No. 1 tertanggal 29 Desember

2003 mengenai Testamen.

IV. Menyatakan Para Penggugat , Tergugat I , Turut

Tergugat I dan Turut Tergugat II adalah ahli

waris dari Kho Bing Nio

V. Menyatakan sah dan berdasar hukum keterangan

Tergugat I dan Tergugat II dihadapan Tan Bian

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idTjong,S.H. Notaris di Semarang sebagaimana Akta No. 01 tanggal 29 Juni 2012 mengenai

Keterangan.

VI. Menyatakan obyek sengketa, yaitu tanah dan

rumah yang berdiri diatasnya, sebagaimana

dalam sertipikat HGB No.318 / Peterongan atas

nama Ko Bing Nio, setempat dikenal sebagai

Jalan Mataram / Jalan MT. Haryono No.896,

Kelurahan Peterongan, Kecamatan Semarang

Timur, Kota Semarang, seluas + 999 m2, adalah

satu- satunya harta warisan Kho Bing Nio yang

belum dibagi waris.

VII. Menyatakan sah dan berdasar hukum Para

Penggugat, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat

II berhak atas bagian obyek sengketa masing 10

%, sedangkan bagian Para Tergugat 40 % dari

obyek sengketa.

VIII. Menyatakan sah dan berdasar hukum

keberadaan sertipikat HGB No.318 / Peterongan

atas nama Ko Bing Nio, dikuasai oleh Turut

Tergugat II.

IX. Menyatakan tindakan Tergugat I yang

menyatakan satu-satunya yang berhak atas

obyek sengketa dan meminta sertipikat HGB

No.318 / Peterongan atas nama Ko Bing Nio,

dari Turut Tergugat II dengan melaporkan Turut

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idTergugat II ke Kepolisian Resort Kota Besar Semarang sebagaimana laporan Polisi No.LP/

B/521/III/2013 tertanggal 27 Maret 2013 adalah

perbuatan melawan hukum.

X. Menghukum Para Turut Tergugat untuk tunduk

dan patuh atas putusan ini.

XI. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih

dahulu meskipun ada upaya hukum, banding,

Kasasi ataupun Peninjauan Kembali. (Uit

Voerbaar bij Voorraad).

XII. Menghukum Para Tergugat untuk membayar

semua biaya perkara.

A t a u :

Apabila Majelis Hakim mempunyai pendapat yang berbeda,

mohon putusan yang seadil-adilnya dan berdasar Ketuhanan

Yang Maha Esa.

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan Para

Penggugat hadir Kuasanya, Para Tergugat hadir Kuasanya, sedangkan Turut

Tergugat tidak hadir dipersidangan tanpa keterangan yang sah, walaupun telah

dipanggil dengan sah dan patut, sebagaimana Relas Panggilan yang terlampir

dalam berkas perkara.

Menimbang, bahwa oleh karena itu pemeriksaan perkara dilanjutkan

dengan tanpa hadirnya Para Turut Tergugat.

Menimbang, bahwa dilakukan Mediasi oleh Hakim Mediator Tjipto Slamet

Basuki,SH.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idMenimbang, bahwa berdasarkan laporan Mediator tanggal 30 Juli 2013 menyatakan Mediasi telah gagal.

Menimbang, bahwa oleh karena Mediasi gagal, dilanjutkan dengan

pemeriksaan perkara dengan membacakan gugatan Para Penggugat.

Menimbang, bahwa Para Penggugat menyatakan ada perubahan

terhadap surat gugatan yaitu :

• Pada halaman 5 angka 22 dirubah menjadi :

• Bahwa tindakan Tergugat I yang meminta sertifikat HGB

No.318/Peterongan atas nama Kho Bing Nio dari Turut

Tergugat II adalah perbuatan melawan hukum.

• Pada halaman 5 angka III dirubah menjadi :

• Menyatakan batal demi hukum Testament Kho Bing Nio yang dibuat

oleh atau dihadapan Turut Tergugat III (Alexander Wahyu Permana,SH,

Mkn) Notaris Pengganti pada Kantor Notaris Tan Bian Tjong,SH di

Semarang sebagaimana Akta No.1 tanggal 29 Desember 2003

mengenai Testamen dan Akta No.10 tanggal 6 Maret 1999, tentang

menyatakan persetujuan dan pelepasan hak atas HGB no.318/

Peterongan atas nama Kho Bing Nio.

• Menambah Petitum IX a dengan kalimat menghukum Para Tergugat

atau pihak ketiga yang mendapatkan hak dari Para Tergugat untuk

mengosongkan obyek sengketa dan selanjutnya dibagi sebagaimana

bagian dalam petitum VII.

Menimbang, bahwa atas gugatan Para Penggugat tersebut, Para

Tergugat telah mengajukan jawaban tertanggal 21 Agustus 2013 sebagai

berikut:

Dalam Eksepsi :

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.ida. Gugatan Kabur (obscuur libel)

1. Bahwa sebuah gugatan harus cukup memberikan gambaran tentang

kejadian materil yang menjadi dasar tuntutan (Putusan mahkamah Agung

tanggal 15-3-1970 Nomor 547 K/Sip/1972): dengan demikian, suatu

gugatan dinyatakan memenuhi syarat apabila memuat dan menguraikan

secara lengkap mengenai alasan-alasan serta dasar hokum yang tepat

didalamnya.

2. Bahwa gugatan Penggugat alam perkara ini tidak jelas dan kabur

(obscuur libel), yang dapat diuraikan sebagai berikut :

0 Bahwa para penggugat alam surat gugatannya, telah menempatkan

kedudukan pihak-pihak sebagai berikut :

Antara :

1. Ko Pien Tjoe - PENGGUGAT I

2. lany Wibowo - PENGGUGAT II

3. Hendra Gunawan - PENGGUGAT III

4. Go Kiem Lan - PENGGUGAT IV

Melawan

1. Sutadi Goyono - TERGUGAT I

2. Henri Goyono - TERGUGAT II

3. Sugunto Komarudin - TURUT

TERGUGAT I

4. Ratna Utomo - TURUT

TERGUGAT II

5. Alexander Wahyu Permana,SH, Mkn - TURUT

TERGUGAT III

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id Bahwa penempatan Para pihak dalam gugatan ini, tidak sinkron/tidak sesuai dengan Petitum IV yang berbunyi :

Menyatakan Para Penggugat, Tergugat I, Turut Tergugat I, dan Turut

Tergugat II adalah ahli waris dari Kho Bing Nio.

• Bahwa menurut teori dan asas Hukum Acara Perdata, suatu gugatan

diajukan harus ada kepentingan hukumnya (Legal Standing) dari pihak

Penggugat.

• Bahwa apabila dalam hal ini Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II,

dimohonkan untuk ditetapkan sebagai ahli waris dari Kho Bing Nio,

seharusnya mereka juga berkedudukan sebagai pihak Penggugat.

• Bahwa dalam surat gugatan ini, Sugunto Komarudin, dan Ratna Utomo

tidak berposisi sebagai Penggugat melainkan telah ditempatkan sebagai

Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II, berarti mereka tidak mempunyai

kepentingan hukum dan pasif.

0 . - Bahwa posita gugatan Penggugat pada angka 22 (setelah

diadakan perubahan sertifikat HGB No.318/ Peterongan atas nama Kho

Bing Nio dari ) berbunyi : ”Bahwa tindakan Tergugat I yang meminta

sertifikat HGB No.318 / Peterongan dari Turut Tergugat II adalah

perbuatan melawan hukum.

• Bahwa selanjutnya pada Petitum IX gugatan Para Penggugat berbunyi :

”menyatakan tindakan Tergugat I yang menyatakan satu-satunya yang

berhak atas obyek sengketa dan meminta sertifikat HGB No.318 /

Peterongan atas nama Kho Bing Nio, dari Turut Tergugat II dengan

melaporkan Turut Tergugat II ke kepolisian Resort Kota Besar Semarang

sebagaimana laporan Polisi No.LP/B/521/III/2013 tertanggal 27 Maret

2013 adalah perbuatan melawan hukum.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id Bahwa Posita angka 22 serta Petitum IX gugatan Para Penggugat tersebut diatas, adalah sangat berlebihan (overbodig) serta menyalahi

tertib Hukum Acara Perdata : karena seharusnya yang berhak untuk

mendalilkan Tergugat I melakukan perbuatan melawan hukum (quod

non) adalah Turut Tergugat II dan bukan Para Penggugat.

• Bahwa terlebih lagi tinakan upaya melawan hukum berupa laporan Polisi

bukanlah merupakan suatu perbuatan melawan hukum, dimana menurut

Pertimbangan Pengadilan Tinggi yang dibenarkan Mahkamah Agung,

menyatakan :

”Tergugat-tergugat / Pembanding-Pembanding memasukkan

pengaduan kepaa polisi untuk menyelamatkan hak mereka tidaklah

bertentang dengan hukum ; sedang mengenai penahanan terhadap

Penggugat-penggugat / terbanding-terbanding hal ini aalah

semata-mata wewenang Polisi, yang akibatnya tidak dapat dipikulkan kepada

Tergugat-tergugat /Pembanding-pembanding.

Putusan Mahkamah Agung tanggal 30 Desember 1975 No.562 K/

Sip/1973 (Rangkuman Yurisprudensi Mahkamah Agung Indonesia II,

halaman 59)

0 Bahwa ternyata terjadi kesimpangsiuran dalam posita maupun Petitum

gugatan Para Penggugat.

• Bahwa walaupun judul gugatan Penggugat adalan gugatan pembatalan

testamen - quod non - ; akan tetapi di dalam posita gugatannya, terjadi

pembiasan masalah dengan perkara perbuatan melawan hukum yang

menurut Para Penggugat telah dilakukan oleh Para Tergugat.

• Bahwa alam Petitum IX gugatannya, Para penggugat ”menyatakan

tindakan Tergugat I yang menyatakan satu-satunya yang berhak atas

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

(22)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idobyek sengketa dan meminta Sertifikat HGB No 318 /Peterongan atas nama Kho Bing Nio, dari Turut Tergugat II dengan melaporkan Turut

Tergugat II ke Kepolisian Resort Kota Besar Semarang sebagaimana

laporan Polisi No.LP/B/521/III/2013 tertanggal 27 Maret 2013 adalah

perbuatan melawan hukum.

• Bahwa ternyata perbuatan melawan hukum yang didalilkan Para

Penggugat alam Posita maupun Petitum gugatan, tidak dijadikan alasan /

tidak ada kolerasinya dengan permohonan pembatalan testamen, (vide

petitum III gugatan Para Penggugat)

B. Tanggapan Terhadap Perbaikan Gugatan Penggugat;

1. Bahwa perbaikan gugatan dalam perkara No.188/Pdt.G/2013/PN.Smg

tertanggal 18 Juli 2013 yang diserahkan pada persidangan tanggal 30

Juli 2013 oleh Para Penggugat, telah melanggar ketentuan kaidah

Hukum Acara Perdata yang berlaku, khususnya Pasal 127 RV,

demikian juga sesuai dengan yurisprudensi Mahkamah Agung RI

No.1535.K/Pdt/1983 disebut :

”Tambahan dan atau perubahan gugatan tidak boleh mengakibatkan

perubahan posita gugatan dan petitum gugatan. (onderwerp ven de

eis)

2. Bahwa angka 2 perbaikan surat gugatannya, ternyata Para

Penggugat telah mengubah / menambah petitum gugatan yang jelas

melanggar kaidah Hukum Acara perdata, hal ini jelas terbaca pada

kalimat sebagai berikut :

0 Halaman 5 angka II Romawi yang berbunyi ”menyatakan batal demi

hukum testamen Kho Bing Nio yang dibuat oleh / dihadapan Turut

Tergugat III (Alexander Wahyu Permana, S.H,Mkn) Notaris Pengganti

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

(23)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idpada Kantor Notaris Tan Bian Tjong,SH. Di Semarang, sebagaimana Akta No.1 tertanggal 29 Desember 2003 mengenai testamen.

Dirubah menjadi : menyatakan batal demi hukum testamen Kho Bing

Nio yang dibuat oleh / dihadapan Turut Tergugat III (Alexander Wahyu

Permana, S.H,Mkn) Notaris pengganti pada Kantor Notaris Tan Bian

Tjong,SH. Di Semarang, sebagaimana Akta No.1 tertanggal 29

Desember 2003 mengenai testamen dan Akta No.10 tanggal 6 Maret

1999, tentang menyatakan persetujuan dan pelepasan Hak atas HGB

No.318 / Peterongan atas nama Kho Bing Nio.

1 Bahwa lebih parahnya lagi, Para Penggugat telah menambah petitum

baru pada angka 3 perbaikan surat gugatan, dalam kalimat :

Menambah petitum angka Romawi IX a. Menghubungkan Para

Penggugat atau pihak ketiga yang mendapatkan hak dari Para

Tergugat untuk mengosongkan obyek sengketa dan selanjutnya

dibagi sebagaimana bagian dalam petitum Romawi VII.

Bahwa perbaikan gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat ini

jelas-jelas telah melanggar dan menyimpang dari aturan hukum yang ada,

karena mengubah secara keseluruhan dalil sebelumnya didalam fundamentum

pitendi gugatan sehingga merugikan Para Tergugat; sehingga berdasarkan

ketentuan Pasal 127 RV tersebut diatas, maka sudah seharusnnya perbaikan

dan atau penambahan gugatan yang diajukan oleh para Penggugat ditolak.

Berdasar segala uraian hukum diatas, sudah sewajarnya apabila

gugatan Penggugat ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan sebagai tidak dapat

diterima (niet ontvankelijk verklaard).

II. Dalam Pokok Perkara (verweer ten principale)

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

(24)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id1. Bahwa Para Tergugat mohon apa yang diuraikan dalam BAGIAN EKSEPSI mutatis mutandis dianggap telah

menjadi uraian pula pada bagian Dalam Pokok Perkara.

2. Bahwa menurut Pasal 163 HIR, telah diatur ketentuan

bagi siapa yang mendalilkan maka dia mempunyai

kewajiban untuk membuktikan, oleh karenanya Para

Tergugat mensoomer Para Penggugat untuk

membuktikan dalil posita khususnya :

0 Dalil posita 5 Gugatan, yang menyatakan :

”Bahwa Turut Tergugat II sebenarnya adalah anak kandung

dari Kho Bing Nio yang karena kepercayaan Kho Bing Nio,

Turut Tergugat II diasuh dan dirawat (dibesarkan), oleh orang

lain yang masih ada hubungan keluarga dari Kho Bing Nio,

karena dianggap membawa sial, sedangkan Turut Tergugat I

adalah anak angkat Kho Bing Nio.

1 Dalil posita 6, yang menyatakan :

”Bahwa Kho Bing Nio telah meninggalkan satu-satunya harta

waris, yaitu tanah dan rumah yang berdiri diatasnya,

sebagaimana dalam sertifikat HGB No.318 / Peterongan atas

nama Kho Bing Nio setempat terkenal dengan jalan Mataram /

MT.Haryono No.896, Kelurahan Peterongan, Kecamatan

Semarang Timur, Kota Semarang.”

3. Bahwa Para Tergugat menanggapi dalil posita 7,

dikarenakan obyek sengketa ditempati oleh Tergugat I

an keluarganya (Tergugat II dan istri Tergugat I-Ny

Wiyeni Goyono), dikarenakan memang semenjak lahir /

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

(25)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idsemenjak kecil, Tergugat I berada dirumah tersebut , dan bukan semenjak Ny.Kho Bing Nio meninggal dunia.

4. Bahwa dalil posita 8 justru meneguhkan apabila Para

Penggugat telah melepaskan hak bagian waris termasuk

didalamnya hak legitime porsi yang mereka miliki, dari

almarhum Ny.Kho Bing Nio atas obyek sengketa,

berasarkan Akta No.10 tanggal 6 Maret 1999 yang

dibuat dihadapan Tan Bian Tjong, S.H, Notaris di

Semarang.

5. Bahwa Para Tergugat menanggapi dalil posita 9 dan 10

gugatan Para Penggugat sebagai berikut :

1 Bahwa dialam pasal 875 KUHPerdata, diatur ”surat wasiat /testamen adalah

suatu Akta yang memuat pernyataan tentang apa yang dikehendakinya akan

terjadi setelah ia mati dan yang olehnya dapat dicabut kembali.

2 Bahwa berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan apabila

”surat wasiat / testamen ” bersifat sepihak/perbuatan pribadi dari si pembuat

wasiat / testamen.

3 Bahwa dalam perkara-in cassu- apabila Ny.Kho Bing Nio membuat testamen

sebanyak dua kali yaitu : Akta No.9 tanggal 6 Maret 1999 dihadapan Tan

Bian Tjong, S.H, Notaris di Semarang serta Akta No.1 tanggal 29 Desember

2003 dihadapan Notaris yang sama, maka hal ini adalah perbuatan yang sah

apabila dipandang dimuka hukum; terlebih lagi isi dari wasiat /testamen dari

Ny.Kho Bing Nio pada kedua akta tersebut secara garis besar adalah sama.

4 Bahwa kemudian apabila Para Penggugat mempermasalahkan mengenai

siapa penerima testamen, maka hal tersebut tidak dapat diterima secara

hukum dan merupakan hal yang teramat dicari-cari, mengingat perbuatan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

(26)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idhukum berupa pembuatan surat wasiat / testamen ini merupakan hak mutlak dari almarhum Ny.Kho Bing Nio semasa hidupnya, terlebih lagi penerima

bagian yaitu Tergugat II dan Ny.Kho Bing Nio, sehingga pada hakikatnya

harta peninggalan Ny.kho Bing Nio tetap jatuh pada pihak yang sama.

5 Bahwa selanjutnya terasa sangat janggal, karena Para penggugat baru

mempermasalahkan hal ini tatkala Ny.Kho Bing Nio telah meninggal dunia,

dan harta warisan telah jatuh meluang, sehingga ini jelas menunjukkan

etikad buruk dari Para Penggugat.

6. Bahwa dalil Para Penggugat dalam posita 11 bertentangan dengan

dalil 8 gugatannya sendiri, dengan penjelasan :

• Bahwa secara jelas dan gamblang, pada posita 8 Para Penggugat

mengakui pada tanggal 6 Maret 1999 datang menghadap kepada Tan

Bien Tjong, S.H, Notaris di Semarang serta menyatakan persetujuan dan

pelepasan hak atas HGB No.318/Peterongan atas nama Kho Bing Nio,

sebagaimana Akta No.10 tanggal 6 Maret 1999, untuk selanjutnya

dihibah wasiatkan kepada Tergugat I.

• Bahwa dengan adanya pelepasan tersebut, sangatlah janggal apabila

pada posita 11 Para Penggugat menyatakan tidak dan atau belum

menerima warisan dari Khi Bing Nio.

• Bahwa logika hukumnya, Para Penggugat pasti telah sadar dan

melakukan pertimbangan yang matang untuk kemudian baru

menandatangani akta pelepasan hak tersebut.

7. Bahwa dalil posita 12, tidak benar adanya, karena fakta yang terjadi,

justru Para Tergugat merasa ada penekanan-penekanan yang dilakukan

oleh Penggugat III terhadap Para Tergugat, dengan tujuan akan meminta

sertifikat HGB No.318/Peterongan atas nama Kho Bing Nio, padahal

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

(27)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.idsecara nyata, sertifikat tersebut adalah hak dari Para Tergugat sebagai penerima testamen dari Ny.Kho Bing Nio, dan terlebih lagi, Para

Penggugat telah melepaskan haknya atas obyek sengketa.

8. Bahwa Para Tergugat membantah dengan tegas dalil posita 13 dan 14

gugatan Para Penggugat, karena benar Para Tergugat menyerahkan

sertifikat tersebut kepada Turut Tergugat II untuk diamankan, dan bukan

karena kesepakatan, dikarenakan terus ditekan dan diminta oleh

Penggugat III.

9. bahwa Para Tergugat membantah dengan tegas dalil posita 15, karena

musyawarah yang dimaksud oleh Para Penggugat tidak pernah ada

kesepakatan atas besaran pembagian harta waris almarhum Ny.Kho Bing

Nio, sebesar 40% untuk Tergugat I dan Tergugat II serta untuk Para

Penggugat dan Para Turut Tergugat masing-masing mendapat 10%.

10. Bahwa Para Tergugat membantah dengan tegas dalil posita 16 gugatan

Para Penggugat, dimana secara tegas pula Para Tergugat tidak

mengakui keabsahan Akta No.01 tanggal 29 Juni 2012 tentang surat

keterangan; mengingat akta tersebut cacat hukum, dikarenakan Para

Tergugat merasa tidak mengerti isi dari akta tersebut, terjadinya

tekanan-tekanan dan itikad buruk yang dilakukan oleh Penggugat III, terhadap

Para Tergugat dalam pembuatannya, dimana masalah tersebut saat ini

alam proses penyidikan di Polrestabes Semarang berdasarkan laporan

Polisi No.LP/B/521/III/2013 tertanggal 27 Maret 2013.

- Bahwa terlebih lagi, Penggugat III selaku pelaksana wasiat

seharusnya menjalankan tugasnya menurut ketentuan

Undang-undang, akan tetapi dalam kenyataannya tidak dilakukan, malah

melakukan suatu perbuatan berupa penekanan terhadap Tergugat I

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

(28)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.iddan II sehingga muncul Akta No.01 tangga 29 Juni 2012 tentang keterangan, yang dibuat dihadapan Tan Bien Tjong,S.H, Notaris di

Semarang; hal ini merupakan pengingkaran komitmen Para

Penggugat terhadap isi Akta No.10 tanggal 6 Maret 1999 tentang

persetujuan dan pelepasan haknya dibuat dihadapan Tan Bian

Tjong S.H , Notaris di Semarang, yang seharusnya dijunjung tinggi,

dihormati dan dilaksanakan karena merupakan amanah dari

mendiang ibunya (Ny.Kho Bing Nio).

11. Bahwa Para Tergugat menolak dalil posita 17 gugatan Para Penggugat,

karena dalil tersebut adalah dalil yang sangat subyektif, dan tidak ada

relevansi hukumnya dengan permasalahan ini.

12. bahwa Para Tergugat menolak dalil posita 18, karena sangat tidak

beralasan, mengingat berdasarkan akta testamen No.1 tanggal 29

Desember 2003, Para Tergugat adalah ahli waris yang berhak atas obyek

sengketa; sehingga Para Tergugat mempunyai hak untuk meminta

kembali sertifikat rumah yang dititipkan kepada Turut Tergugat II, karena

memang sejak semula berada ditangan Para Tergugat (karena

diserahkan sendiri oleh Ny.Kho Bing Nio) sebelum meninggal dunia.

13. Bahwa memang benar apabila Para Tergugat melaporkan Turut Tergugat

II di Kepolisian Resort Kota Besar Semarang, dengan surat laporan Polisi

No. LP/B/521/III/2013/Jtg/Restabes, dan hal ini merupakan upaya hukum

yang dilakukan Para Tergugat untuk mendapatkan keadilan, sehingga

sama sekali bukan merupakan suatu perbuatan melawan hukum.

14. Bahwa Para Tergugat menlolak dalil posita 21, mengingat akta testamen

No.1 tanggal 29 Desember 2003 yang dibuat oleh/dihadapan Turut

Tergugat III (Alexander Wahyu Permana, S.H,Mkn) selaku Notaris

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Referensi

Dokumen terkait

The dichotomy of the real sector and monetary economics does not occur in Islam because of the absence of interest and banning trade system as commodity money so that patterns

Berdasarkan hasil observasi, gejala yang terjadi pada Kesiapan Kerja siswa kelas XII Program Keahlian Akuntansi di SMK Muhammadiyah Karangmojo adalah 25% siswa dalam

maka Pejabat Pengadaan Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh Tahun Anggaran 2014 menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas sebagai berikut

Sama halnya dengan gandang tambur, gandang sarunai Sungai Pagu ini juga mempunyai dua kepala (double headed) dengan ukuran diameter kepala berbeda, yang satu

Kelompok Kerja Jasa Konsultansi Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Lamandau mengumumkan pemenang seleksi sederhana untuk Pekerjaan Perencanaan Kegiatan

untuk mencapai tujuan perusahaan yang diukur berdasarkan suatu standar. Penilaian kinerja keuangan setiap perusahaan berbeda-beda, tergantung pada.. ruang lingkup

apabila jawaban salah tidak mengurangi poin. Ketentuan poin untuk soal lemparan, tim yang menjawab benar akan mendapat poin. 100, apabila jawaban salah tidak mengurangi poin

Data dalam penelitian ini diambil menggunakan angket kesiapan belajar, lembar observasi aktivitas guru, siswa dan komunikasi lisan siswa, serta tes evaluasi