ANALISIS DATA
TANGGUNGAN PERUSAHAAN)
Data mengenai evaluasi program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) secara mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) yang akan disajikan terdiri dari empat aspek yaitu masukan (input), proses (process), keluaran (output), dan dampak (impact). Untuk memudahkan, peneliti membedakan keempat aspek tersebut mulai dari masukan (input), proses (process), keluaran (output), hingga dampak (impact).
V.3.1. Masukan (Input)
Untuk aspek masukan (input) lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini:
Tabel 5.8
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan mengenai Keberadaan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Secara Mandiri (Pelayanan
Kesehatan Tanggungan Perusahaan)
No
Pengetahuan mengenai Keberadaan Program Frekuensi (F) Presentase (%) 1 Mengetahui 68 91,89 2 Kurang mengetahui 6 8,11 3 Tidak mengetahui 0 0,00 Total 74 100,00
89
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.8 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 68 orang (91,89%) dari keseluruhan responden mengetahui adanya program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan). Salah satu responden, Jusroni Sihombing, mengungkapkan
bahwa “pemeliharaan dan perawatan kesehatan karyawan beserta keluarga sebenarnya menjadi tanggung jawab karyawan sendiri, namun demikian guna membantu dan meringankan beban biaya pemeliharaan dan perawatan serta tanggung jawab pemantauan perkembangan kesehatan karyawan, maka Perusahaan (PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Medan) mengembangkan dan menjalankan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) yang dapat sangat membantu karyawan untuk mendapatkan jaminan kesehatan yang diinginkan selama ini”.
Berdasarkan penuturan Jusroni Sihombing tersebut diketahui bahwa program ini sudah diketahui oleh karyawan sedari adanya program tersebut di dalam perusahaan. Alasan-alasan responden lain yang mengetahui program tersebut antara lain karena memang sebagian besar perusahaan di Indonesia sudah menjalankan program tersebut, karena sudah menjadi hak setiap karyawan untuk mendapatkan jaminan kesehatan, karena sudah pernah menggunakan jaminan pemeliharaan kesehatan secara mandiri, dan karena pernah mendapatkan penjelasan mengenai program tersebut pada saat masuk kerja.
Sementara itu, sebanyak 6 orang (8,11%) dari keseluruhan responden tidak mengetahui adanya program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) dengan alasan karena memang masih kurang mengetahui bagaimana program tersebut dan karena masih merupakan karyawan baru di perusahaan.
90
Tabel 5.9
Distribusi Responden Berdasarkan Media Sosialisasi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan
Perusahaan)
No Media Sosialisasi Program Frekuensi (F) Presentase (%) 1 Sosialisasi ke karyawan 52 70,27 2 Buku PKB (Perjanjian Kerja Bersama) 16 21,62
3
Lainnya: (sosialisasi ke karyawan dan
buku PKB (Perjanjian Kerja Bersama)) 6 8,11
Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.9 dapat disimpulkan bahwa media sosialisasi pembaharuan PKB (Perjanjian Kerja Bersama) terkait dengan informasi tentang program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) adalah sosialisasi ke karyawan (70,27%). Presentase selanjutnya diikuti dengan buku PKB (Perjanjian Kerja Bersama) sebanyak 21,62%, dan ada pula yang menjawab bahwa kedua media sosialisasi (sosialisasi ke karyawan dan buku PKB (Perjanjian Kerja Bersama)) adalah kedua hal yang benar.
Responden memberikan alasan bahwa informasi terkait dengan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) dan program-program lain yang dimiliki oleh perusahaan, perusahaan akan memberikan sosialisasi kepada karyawan dan memberikan buku PKB (Perjanjian Kerja Bersama) agar karyawan lebih mengerti mengenai program-program tersebut.
91
Tabel 5.10
Distribusi Responden Berdasarkan Disosialisasikan atau Tidaknya Perencanaan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Secara Mandiri
(Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan)
No Disosialisasikan atau Tidaknya Perencanaan Program Frekuensi (F) Presentase (%) 1 Ya, disosialisasikan 74 100,00 2 Tidak disosialisasikan 0 0,00 3 Tidak tahu 0 0,00 Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.10 dapat disimpulkan bahwa seluruhan responden memilih jawaban “ya” (100,00%), yaitu setelah pembaharuan PKB (Perjanjian Kerja Bersama), program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) yang telah direncanakan disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Salah satu responden, Harry Juliawan,
mengungkapkan bahwa “Perusahaan selalu mensosialisasikan setiap program yang dijalankan oleh perusahaan kepada seluruh karyawan, dikarenakan hal tersebut merupakan hal yang penting agar seluruh informasi mengenai program dapat diketahui oleh seluruh karyawan dengan baik”. Berdasarkan penuturan tersebut
dapat diketahui bahwa sosialisasi perencanaan program dianggap sangat penting bagi responden, dikarenakan melalui sosialisasi tersebut karyawan dapat menambah informasi mengenai program dan dapat lebih mengerti hak dan kewajiban yang dimiliki dalam program tersebut. Sosialisasi perencanaan program merupakan hal yang diwajibkan oleh perusahaan untuk diikuti oleh seluruh karyawan.
92
Tabel 5.11
Distribusi Responden Berdasarkan Menarik atau Tidaknya Proses Sosialisasi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Secara Mandiri (Pelayanan
Kesehatan Tanggungan Perusahaan)
No Menarik atau Tidaknya Proses Sosialisasi Program
Frekuensi (F) Presentase (%)
1 Baik dan menarik 71 95,95 2 Kurang baik dan kurang menarik 3 4,05 3 Tidak baik dan tidak menarik 0 0,00
Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.11 dapat disimpulkan bahwa menurut 71 orang responden (95,95%) proses sosialisasi program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) berjalan dengan baik dan menarik. Saat dimintai alasan terkait dengan jawaban yang diberikan, keseluruhan responden yang menjawab proses sosialisasi program berjalan dengan baik dan menarik menyatakan bahwa informasi-informasi pada saat proses sosialisasi program dijelaskan secara mendetail, selain itu bahasa penyampaian ke karyawan pun mudah dipahami serta terkadang memberikan selangan candaan agar karyawan tidak mudah bosan.
Namun menurut 3 orang responden (4,05%) proses sosialisasi program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) berjalan dengan kurang baik dan kurang menarik, dikarenakan jumlah karyawan yang terlalu banyak saat proses sosialisasi program yang membuat proses sosialisasi program tersebut kurang kondusif.
93
Tabel 5.12
Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Karyawan dalam Proses Sosialisasi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Secara Mandiri
(Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan)
No Keterlibatan Karyawan dalam Proses Sosialisasi Program
Frekuensi (F) Presentase (%)
1 Dilibatkan 71 95,95
2 Kurang dilibatkan 3 4,05
3 Tidak dilibatkan 0 0,00
Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.12 dapat disimpulkan bahwa menurut 71 orang responden (95,95%) seluruh karyawan dilibatkan dalam proses sosialisasi program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan). Responden menyatakan mereka dilibatkan karena karyawan harus mengetahui tentang program yang ada di perusahaan, dalam hal ini program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan). Menurut responden, seluruh karyawan dilibatkan baik karyawan tetap maupun karyawan kontrak, dan proses sosialisasi program dilakukan secara bertahap dikarenakan jumlah karyawan yang banyak.
Terdapat 3 orang responden (4,05%) merasa bahwa mereka kurang dilibatkan dalam proses sosialisasi program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) dengan alasan bahwa mereka merasa proses sosialisasi program tidak mencakup keseluruhan karyawan.
94
Tabel 5.13
Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Karyawan Saat Mengetahui Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Secara Mandiri (Pelayanan
Kesehatan Tanggungan Perusahaan)
No Tanggapan Karyawan Saat Mengetahui Program Frekuensi (F) Presentase (%) 1 Tertarik 67 90,54 2 Kurang tertarik 7 9,46 3 Tidak tertarik 0 0,00 Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.13 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 67 orang responden (90,54) merasa tertarik saat mengetahui adanya program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) dikarenakan program tersebut dinilai lebih baik dibandingkan program yang diberikan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Program ini juga dianggap dapat sangat berpengaruh terhadap kesehatan seluruh karyawan di masa depan, dan karyawan yakin bahwa perusahaan akan berusaha memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan yang baik kepada karyawannya.
Namun sebanyak 7 orang responden (9,46%) merasa kurang tertarik saat mengetahui adanya program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) dikarenakan mereka masih kurang mengerti mengenai program tersebut, dan membutuhkan informasi seputar program tersebut.
95
V.3.2. Proses (Process)
Untuk aspek proses (process) lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini:
Tabel 5.14
Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Informasi Mengenai Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan
Tanggungan Perusahaan)
No
Pemahaman Informasi Mengenai Program Frekuensi (F) Presentase (%) 1 Memahami 59 79,73 2 Kurang memahami 15 20,27 3 Tidak memahami 0 0,00 Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.14 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 59 orang responden (79,73%) sudah memahami dengan baik informasi tentang program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) dari perusahaan dan sebanyak 15 orang responden (20,27%) masih kurang memahami informasi tentang program.
Salah satu responden, Rudiyansyah, mengungkapkan bahwa “Perusahaan sudah mensosialisasikan dengan baik dan menarik mengenai informasi-informasi terkait dengan program ini, dimulai dari penjelasan mengenai perbedaannya dengan program yang diberikan oleh pemerintah (program BPJS Kesehatan, yang dahulunya masuk ke dalam program Jamsostek), kemudian apa saja hak dan
96
kewajiban karyawan di dalam program ini (seperti: pengertian rawat inap dan rawat jalan, ketentuan biaya yang diberikan oleh perusahaan untuk dapat diklaim oleh karyawan, mengenai standard perawatan rumah sakit sesuai dengan golongan kerja, adanya program pemeriksaan kesehatan berkala yang dilaksanakan setahun sekali, tersedianya poliklinik perusahaan guna keperluan darurat), hingga informasi mengenai rumah sakit mana saya yang dirujuk oleh perusahaan agar bisa digunakan oleh para karyawan”.
Berdasarkan penuturan tersebut dapat diketahui bahwa responden yang sudah memahami dengan baik informasi tentang program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) menyatakan bahwa perusahaan telah mensosialisasikan program tersebut dan telah menginformasikan seluruh informasi terkait dengan program dengan baik dan menarik hingga seluruh karyawan pun dapat memahaminya. Karyawan memahami bahwa perusahaan memberikan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) berupa: program bantuan rawat jalan, program bantuan rawat inap, program bantuan pembelian kacamata bagi karyawan yang diharuskan oleh dokter mata untuk menggunakannya, program pemeriksaan kesehatan berkala yang dilaksanakan setahun sekali, dan disediakannya poliklinik perusahaan guna keperluan darurat yang dapat digunakan oleh karyawan dan keluarga yang berdomisili di sekitar perusahaan. Namun responden yang memilih “kurang memahami” menyatakan bahwa masih kurangnya sosialisasi dan informasi yang diberikan oleh perusahaan terkait dengan program tersebut, dikarenakan mereka mengaku bahwa pada saat perusahaan memberikan sosialisasi terkait dengan program, karyawan tidak berinteraksi dengan baik dan tidak menanyakan hal-hal yang sebenarnya ingin ditanyakan.
97
Tabel 5.15
Distribusi Responden Berdasarkan Kecukupan Informasi Mengenai Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan
Tanggungan Perusahaan) yang Diberikan
No Kecukupan Informasi Mengenai Program yang Diberikan
Frekuensi (F) Presentase (%)
1 Sudah cukup 57 77,03
2 Kurang cukup 17 22,97
3 Tidak cukup 0 1,35
Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.15 dapat disimpulkan bahwa menurut 57 orang responden (77,03%) sejauh ini informasi yang diberikan tentang program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) sudah cukup, yaitu bahwa perusahaan sudah memberikan informasi yang lengkap dan dapat dimengerti serta dapat dijalankan dengan baik oleh seluruh karyawan.
Namun berbeda dengan 17 orang responden (22,97%) yang memilih “kurang cukup” dalam menanggapi informasi yang diberikan tentang program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan). Mereka menganggap bahwa perusahaan masih harus memberikan informasi yang lebih lengkap melalui pengadaan sosialisasi program kepada karyawan karena sejauh ini karyawan masih memiliki banyak pertanyaan mengenai program tersebut.
98
Tabel 5.16
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Hak-hak yang Diperoleh Sesuai PKB (Perjanjian Kerja Bersama)
No
Pengetahuan Mengenai Hak-hak yang Diperoleh Sesuai PKB (Perjanjian Kerja
Bersama) Frekuensi (F) Presentase (%) 1 Mengetahui 59 79,73 2 Kurang mengetahui 15 20,27 3 Tidak mengetahui 0 0,00 Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.16 dapat disimpulkan bahwa menurut 59 orang responden (79,73%) dalam memahami tujuan penerapan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) di perusahaan, mereka sudah mengetahui hak-hak yang diperoleh secara jelas sesuai dengan perjanjian di dalam PKB (Perjanjian Kerja Bersama), dikarenakan seluruh informasi mengenai hak dan kewajiban karyawan tertulis dengan jelas di dalam PKB (Perjanjian Kerja Bersama) tersebut. Hak dan kewajiban yang tertuliskan di dalam PKB (Perjanjian Kerja Bersama) tersebut merupakan hal-hal yang sebelumnya juga sudah disosialisasikan oleh perusahaan kepada karyawan.
Tetapi menurut 15 orang responden (20,27%), mereka masih kurang memahami hak-hak yang diperoleh secara jelas sesuai dengan perjanjian di dalam PKB (Perjanjian Kerja Bersama). Hal ini disebabkan karena mereka tidak terlalu memperhatikan PKB (Perjanjian Kerja Bersama) secara lebih teliti saat menjadi karyawan di perusahaan.
99
Tabel 5.17
Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Karyawan Mengenai Syarat-syarat yang Harus Dilengkapi pada Saat Klaim
No
Tanggapan Karyawan Mengenai Syarat-syarat yang Harus Dilengkapi pada Saat
Klaim Frekuensi (F) Presentase (%) 1 Mudah 54 72,97 2 Agak sulit 20 27,03 3 Sulit sekali 0 0,00 Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.17 dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat yang harus dilengkapi pada saat klaim rawat jalan dianggap mudah oleh 54 orang responden (72,97%), namun masih dianggap agak sulit oleh 20 orang responden (27,03%) yang lain. Responden yang menganggap syarat-syarat yang harus dilengkapi pada saat klaim rawat jalan agak sulit menyatakan bahwa syarat-syarat tersebut terkadang mengganggu proses rawat jalan yang ingin didapatkan oleh karyawan.
Salah satu responden, Rhury Anggoro, mengungkapkan bahwa “ Syarat-syarat yang harus dilengkapi pada saat klaim rawat jalan sebenarnya mudah, dikarenakan perusahaan memberitahu dan membantu setiap karyawan dengan baik, namun memang terkadang karyawan merasa bahwa proses penerimaan klaim rawat jalan yang diinginkan tersebut dapat menyulitkan karyawan yang ingin secara cepat mendapatkan klaim karena perusahaan benar-benar memeriksa syarat-syarat yang sudah diberikan oleh karyawan secara detail”.
100
V.3.3. Keluaran (Output)
Untuk aspek keluaran (output) lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini:
Tabel 5.18
Distribusi Responden Berdasarkan Kesadaran dalam Menyadari Pentingnya Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Secara Mandiri (Pelayanan
Kesehatan Tanggungan Perusahaan)
No
Kesadaran dalam Menyadari Pentingnya Program Frekuensi (F) Presentase (%) 1 Sangat menyadari 70 94,59 2 Kurang menyadari 4 5,41 3 Tidak menyadari 0 0,00 Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.18 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 70 orang responden (94,59%) menyadari pentingnya program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan), dikarenakan kesehatan merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki oleh setiap karyawan. Karyawan juga menganggap penting kesehatan dikarenakan kesehatan baik dari aspek fisik, mental maupun sosial dapat memungkinkan karyawan untuk bekerja secara optimal dan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Dan nantinya, kondisi kesehatan dan produktivitas karyawan akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia yang menjadi faktor penentu Indek Pembangunan Manusia (IPM).
101
Tabel 5.19
Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan
Perusahaan) yang Diberikan dengan yang Diinginkan Karyawan
No Kesesuaian Program yang Diberikan dengan yang Diinginkan Karyawan
Frekuensi (F) Presentase (%)
1 Sesuai 65 87,84
2 Kurang sesuai 9 12,16
3 Tidak sesuai 0 0,00
Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.19 dapat disimpulkan bahwa menurut 65 orang responden (87,84%) program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) yang diberikan sudah sesuai dengan yang diinginkan karyawan. Salah satu responden, Syawaludin, mengungkapkan bahwa “Perusahaan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk seluruh karyawannya, dikarenakan memang kesehatan adalah aspek yang sangat penting bagi setiap karyawan dan Perusahaan sangat memfokuskan hal tersebut agar nantinya dapat meningkatkan produktivitas kerja”. Berdasarkan
penuturan tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan sudah memberikan program yang lebih baik dan lebih sesuai untuk karyawan-karyawannya. Sementara menurut 9
orang responden (12,16%) lain yang menjawab “kurang sesuai” dikarenakan mereka masih mengharapkan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) tersebut lebih diperbaiki dan disesuaikan lagi untuk karyawan-karyawannya.
102
Tabel 5.20
Distribusi Responden Berdasarkan Kesesuaian Biaya yang Dapat Diklaim dengan yang Tertuliskan dalam PKB (Perjanjian Kerja Bersama)
No
Kesesuaian Biaya yang Dapat Diklaim dengan yang Tertuliskan dalam PKB
(Perjanjian Kerja Bersama)
Frekuensi (F) Presentase (%)
1 Sesuai 67 90,54
2 Kurang sesuai 7 9,46
3 Tidak sesuai 0 0,00
Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.20 dapat disimpulkan bahwa menurut 67 orang responden (90,54%) menyatakan bahwa biaya yang dapat diklaim kepada perusahaan sudah sesuai dengan ketentuan yang tertuliskan dalam PKB (Perjanjian Kerja Bersama). Salah satu responden, Poniran, mengungkapkan bahwa
“Ketentuan mengenai biaya yang dapat diklaim dengan yang tertuliskan dalam PKB (Perjanjian Kerja Bersama) memiliki kesesuaian, dan memang seluruh ketentuan tersebut sudah jelas tertuliskan di dalam PKB (Perjanjian Kerja Bersama) dari awal memulai bekerja, selain itu, ketentuan tersebut juga sudah sesuai dengan apa yang sudah pernah disosialisasikan perusahaan kepada karyawan”.
Bagi 7 orang responden (9,46%) yang menyatakan “kurang sesuai”
beranggapan bahwa mereka menginginkan kenaikan biaya dan perubahan tarif perawatan kelas yang dapat diklaim kepada perusahaan, agar jaminan kesehatan karyawan dapat lebih meningkat.
103
Tabel 5.21
Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mendengar Keluhan Seputar Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Secara Mandiri
(Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan)
No Pernah Tidaknya Mendengar Keluhan Seputar Program Frekuensi (F) Presentase (%) 1 Tidak pernah 51 68,92 2 Sering 20 27,03 3 Sangat sering 3 4,05 Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.21 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 51 orang responden (68,92%) tidak pernah mendengar keluhan karyawan lain karena merasa bingung atau tidak mengerti tentang program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) di perusahaan. Responden menjelaskan bahwa program sudah berjalan dengan baik sampai saat ini.
Namun, berbeda dengan 20 orang responden (27,03%) yang memilih
“sering” dan 3 orang responden (4,05%) lain yang memilih “sangat sering” dalam
hal ini. Mereka memberikan alasan bahwa yang sering dikeluhkan oleh karyawan adalah proses keterlambatan (proses yang terlalu lama) dari perusahaan dalam membayar biaya ganti klaim. Alasan lain dikemukakan yaitu masih ada karyawan yang belum mengetahui dan memahami seluruh prosedur program yang diberikan oleh perusahaan, dan masih menganggap bahwa perusahaan kurang mensosialisasikan program tersebut.
104
Tabel 5.22
Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Hal yang Harus Diperbaiki dari Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Secara Mandiri (Pelayanan
Kesehatan Tanggungan Perusahaan)
No Ada Tidaknya Hal yang Harus Diperbaiki dari Program
Frekuensi (F) Presentase (%)
1 Ya, ada 34 45,95
2 Tidak ada 32 43,24
3 Tidak tahu 8 10,81
Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.22 dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara responden yang menjawab “ya, ada” dengan responden yang menjawab “tidak ada” memiliki perbedaan yang sangat sedikit. Sebanyak 34 orang
respoden (45,95%) merasa bahwa ada yang harus diperbaiki dari program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) yang sudah berjalan saat ini, antara lain yaitu perbaikan tentang sosialisasi program tersebut karena diharapkan seluruh karyawan lebih mengetahui dan memahami mengenai program tersebut, selanjutnya disarankan agar rumah sakit rujukan direkomendasikan lebih banyak lagi agar karyawan dapat lebih mampu menjangkau rumah sakit yang direkomendasikan oleh perusahaan, dan selain itu diharapkan agar karyawan mendapatkan penyetaraan kelas di Rumah Sakit. Dan sebanyak 32 orang responden (43,24%) merasa bahwa program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) sudah baik dan berharap program tersebut dapat menjadi lebih baik lagi.
105
Tabel 5.23
Distribusi Responden Berdasarkan Kenyamanan Menjadi Peserta dari Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Secara Mandiri (Pelayanan
Kesehatan Tanggungan Perusahaan)
No Kenyamanan Menjadi Peserta dari Program
Frekuensi (F) Presentase (%)
1 Tenang dan nyaman 72 97,30 2 Kurang tenang dan kurang nyaman 2 2,70 3 Tidak tenang dan tidak nyaman 0 0,00
Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.23 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 72 orang responden (97,30%) merasa tenang dan nyaman saat menjadi peserta dari program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) di perusahaan, dikarenakan mereka merasa bahwa program tersebut sangat membantu karyawan dan merasa bahwa program tersebut juga menjamin kesejahteraan karyawan. Karyawan juga merasa sangat beruntung karena dapat memiliki program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) di perusahaan tempat mereka bekerja. Karyawan merasa tidak perlu bingung untuk membayar biaya perawatan di Rumah Sakit atau Klinik jika salah satu dari keluarganya atau dirinya sendiri tiba-tiba sakit, dikarenakan mereka sudah menyisihkan sebagian dari pendapatannya untuk keikutsertaan dalam program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan), yang kapanpun biaya tersebut dapat digunakan oleh karyawan melalui proses klaim.
106
Tabel 5.24
Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Saat Pengajuan Klaim Biaya Perawatan atau Obat-obatan kepada Pihak Perusahaan
No
Kepuasan Saat Pengajuan Klaim Biaya Perawatan atau Obat-obatan kepada
Pihak Perusahaan Frekuensi (F) Presentase (%) 1 Puas 63 85,14 2 Kurang puas 11 14,86 3 Tidak puas 0 0,00 Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.24 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 63 orang responden (85,14%) merasa puas pada saat pengajuan klaim biaya perawatan atau obat-obatan kepada pihak perusahaan. Responden merasa bahwa perusahaan memberikan biaya yang sesuai dengan jumlah yang diklaim oleh karyawan. Namun sebanyak 11 orang responden (14,86%) masih merasa kurang puas dikarenakan mereka beranggapan bahwa masih adanya proses keterlambatan (proses yang terlalu lama) dari perusahaan dalam membayar biaya ganti klaim tersebut, oleh karena itu karyawan berharap agar nantinya proses klaim biaya perawatan atau obat-obatan dapat dilakukan lebih cepat setelah karyawan memenuhi persyaratan dalam prosedur. Salah satu responden, Sudarmin, mengungkapkan
bahwa “Pengajuan klaim biaya perawatan atau obat-obatan kepada pihak perusahaan selalu berjalan dengan lancar walaupun memang terkadang proses keterlambatan (proses yang terlalu lama) sempat merisaukan karyawan, namun prosedur yang diberikan oleh perusahaan memang harus dijalankan”.
107
Tabel 5.25
Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan terhadap Pelayanan Kesehatan yang Diberikan di Poliklinik Perusahaan
No
Kepuasan terhadap Pelayanan Kesehatan yang Diberikan di Poliklinik Perusahaan
Frekuensi (F) Presentase (%)
1 Puas 65 87,84
2 Kurang puas 9 12,16
3 Tidak puas 0 0,00
Total 74 100,00
Sumber: Data Primer, Maret 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.25 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 65 orang responden (87,84%) merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan di Poliklinik perusahaan. Salah satu responden, Yusrizal,
mengungkapkan bahwa “Poliklinik perusahaan merupakan satu dari kelima program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan secara Mandiri (Pelayanan Kesehatan Tanggungan Perusahaan) yang dimiliki dan dijalankan oleh perusahaan. Perusahaan menyediakan Poliklinik di pabrik (perusahaan) guna keperluan darurat yang dapat digunakan oleh karyawan dan keluarga yang berdomisili di sekitar pabrik (perusahaan). Poliklinik perusahaan tersebut memiliki tenaga medis yang baik dan obat-obatan serta perlengkapan yang cukup lengkap. Poliklinik perusahaan