• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan Inspektorat Jenderal KESDM Dalam Memasuki

Dalam dokumen PEMBAHARUAN STANDAR MANAGEMEN RISIKO (Halaman 41-44)

Penulis : Barata Kusuma

42

Buletin PengawasanVol. 16 No 1, Maret 2019

bersertifikasi di bidang te-knologi dan informasi dis-amping didukung dengan perangkat infrastruktur te-knologi secara baik untuk menghadapi kemajuan dan perkembangan teknolo-gi dan informasi di masa kini dan masa yang akan datang. Serta tidak menge-sampingkan koordinasi dan kerja sama dengan unit organisasi di lingkungan KESDM dan pihak lain (mi-tra kerja) yang terkait perlu terus dipelihara agar ter-cipta keadaan yang saling menguntungkan.

Kondisi saat ini

Saat ini Inspektorat Jender-al KESDM memiliki auditor sebanyak 84 auditor (per 9 Mei 2019) dari berbagai disiplin ilmu. Sedangkan auditor yang memiliki sert-ifikasi profesi, yaitu : Cer-tified Legal Auditor (CLA) 2 orang, Certified Risk Management Professionals (CRMP) 9 orang dan Certi-fied Forensic Auditor (CFrA) 2 orang, namun yang memiliki sertifikasi kompe-tensi di bidang teknologi dan informasi belum ada.. Sedangkan untuk Kapa-bilitas (IACM) Inspektorat Jenderal KESDM saat ini telah mencapai level 3 (mempersiapkan menuju level 4) yang berarti

tel-ah mampu memberikan assurance bahwa program dan kegiatan pemerintah telah efisien, efektif dan taat pada peraturan pe-rundang-undangan yang berlaku. IACM ini meng-gambarkan jalur evolusi organisasi sektor publik dalam mengembangkan pengawasan intern yang efektif untuk memenuhi persyaratan tata kelola organisasi ke arah profes-sional.

Sedangkan infrastruktur teknologi yang dimili-ki saat ini sudah cukup memadai dalam rangka mendukung teknologi era 4.0. Penerapan teknologi informasi di lingkungan KESDM didukung dengan dokumen IT master plan Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi (Rencana Induk TIK) yang disahkan sebagai acuan dalam pengelolaan dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Kementerian ESDM periode tahun 2017 – 2021. Sedangkan arah tujuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Ke-menterian ESDM periode 2017 – 20121, terbagi dalam 4 bagian, yaitu :

1. Penguatan basis data yang merupakan kun-ci utama kemandirian

informasi Kementerian ESDM, seperti penyim-panan data dalam drive ESDM.

2. Integrasi infrastruk-tur dan aplikasi yang merupakan penguatan jaringan data dan infra-struktur untuk kebutu-han saat ini dan masa mendatang.

3. IT strategic partner-ship yang merupakan kerjasama strategis Teknologi Informasi dan Komunikasi antar K/L dan perusahaan untuk percepatan pemenuhan gap Teknologi Informasi dan Komunikasi Ke-menterian ESDM 4. Tata kelola Teknologi

Informasi dan Komuni-kasi (TIK) yang merupa-kan penerapan IT gov-ernance, penyesuaian organisasi dan blue print teknis TIK

Berdasarkan dokumen IT master plan Rencana Induk TIK tersebut Kementerian ESDM menerbitkan Kepu-tusan Menteri ESDM No-mor 1927 K/03/MEM/2018 tentang kebijakan tata kelola dan rencana induk teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan Kementerian ESDM untuk mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan teknolo-gi informasi dan komuni-kasi di lingkungan

Kemen-terian ESDM. Keputusan Menteri ESDM ini wajib dipedomani dan dipatuhi oleh seluruh pegawai dan pelaksana teknologi in-formasi dan komunikasi di lingkungan Kementerian ESDM sebagai acuan da-lam penggunaan, peman-faatan dan arahan dalam melaksanakan tugas dan fungsi teknologi informa-si dan komunikainforma-si sesuai dengan ketentuan pera-turaan perundang-undan-gan. Sampai saat ini sistem penyimpanan data yang dimiliki berupa drive ESDM belum dimanfaatkan se-cara maksimal oleh unit-unit yang ada di lingkun-gan ESDM.

Kondisi yang diharapkan

Dengan demikian Inspek-torat Jenderal KESDM mau tidak mau harus mem-persiapkan diri mulai saat ini, terutama auditornya selain memiliki sertifikasi yang sudah dimiliki saat ini juga didorong memiliki kompetensi sertifikasi di bidang Teknologi Informasi (TI) seperti misalnya serti-fikasi Certified Information Systems Auditor (CISA) adalah sertifikasi bagi para profesional di bidang audit, kontrol dan keamanan sistem informasi, sertifikasi COBIT 5 adalah sertifikasi

bagi para profesional untuk kompetensi di bidang Tata Kelola Teknologi Informasi, dll. Serta juga meman-faatkan instrument/infras-truktur teknologi informasi digital yang dimiliki saat ini secara maksimal se-hingga Inspektorat Jen-deral KESDM diharapkan mampu melaksanakan tugas dan fungsinya ses-uai dengan tuntutan baik dalam melaksanakan pengawasan intern melalui assurance maupun penga-wasan lainnya seperti con-sulting (pendampingan) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 03 Tahun 2018 dan mendorong unit organisasi lainnya di lingkungan KESDM un-tuk juga mempersiapkan diri dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 ini, seperti salah satunya untuk menyimpan data atau dokumen dalam bentuk digital kedalam drive ESDM. Disamping mempersiapkan dan men-dukung kebijakan pe-merintah mengenai audit teknologi yang terintegrasi secara nasional. Sistem yang rencananya akan diatur melalui Peraturan Presiden ini akan berfungsi sebagai instrumen dalam menata kemandirian te-knologi, inovasi,

pengua-tan struktur industri, dan keamanan nasional serta perlindungan bagi mas-yarakat. Audit teknologi ini berfungsi untuk mengeta-hui kekuatan dan kelema-han teknologi yang dimiliki; mengukur kinerja teknolo-gi, peningkatan produkti-vitas, peningkatan efekti-vitas dan efesiensi; menilai kesesuaian dengan stan-dar dan rencana; melaku-kan identifikasi risiko-risiko penguatan teknologi dan mencegah kerugian akibat penggunaan teknologi; merencanakan pengem-bangan sistem/teknologi dan perbaikan kelemahan; mengungkap fakta terkait suatu kejadian yang bi-asanya berimplikasi pada kondisi yang membahaya-kan keselamatan atau kea-manan. (Muh Iqbal Marsyaf , Desember 2018).

Kesimpulan

Menghadapi kemajuan teknologi industri 4.0 se-bagaimana diuraikan di atas, Inspektorat Jenderal KESDM perlu menyika-pi secara baik dan bijak guna memastikan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 03 Tahun 2018 yaitu melak-sanakan pengawasan

44

Buletin PengawasanVol. 16 No 1, Maret 2019

intern melalui kegiatan assurance maupun pen-gawasan lainnya seperti konsultansi (pendampin-gan/asistensi) sesuai den-gan tuntutan kondisi saat ini dan dimasa yang akan datang. Strateginya adalah menyiapkan auditornya (termasuk juga staf penun-jangnya/supporting staf) untuk memiliki kompetensi di bidang Teknologi Infor-masi (TI) melalui sertifikasi di bidang Teknologi Infor-masi (TI) seperti misalnya sertifikasi Certified Infor-mation Systems Auditor (CISA), sertifikasi COBIT 5,

Certified Information Se-curity Manager (CISM) dan juga sertifikasi profesional akuntansi Certified Inter-nal Auditor (CIA), Certified Fraud Examiner (CFE) dll. selain mengikuti diklat-diklat yang diselengga-rakan oleh BPKP maupun oleh Lembaga lainnya yang terkait. Disamping itu penambahan jumlah personil yang kompeten di bidang Teknologi In-formasi (TI) dengan tetap memperhatikan keber-agaman kompetensi dari berbagai disiplin ilmu yang dapat menyesuaikan diri

terhadap kemajuan dan perkembangan fitur dan je-nis layanan IT di masa yang akan datang. Optimalisasi infrastruktur IT yang dimili-ki oleh ESDM juga menjadi hal yang perlu diperhatikan dan diperhitungkan serta juga perlunya dukungan dari seluruh unit organisasi yang ada di lingkungan Kementerian ESDM dan pihak lain (mitra kerja) yang terkait.

Daftar Pustaka

Dokumen IT Master Plan KESDM 2017 - 2021

“Optimalisasi infrastruktur IT

Dalam dokumen PEMBAHARUAN STANDAR MANAGEMEN RISIKO (Halaman 41-44)

Dokumen terkait