• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau

Tingkat Penjenjangan ASN BPBD Provinsi Riau

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau

Adapun Program Prioritas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam penanggulangan bencana mencakup :

1. Peningkatan kapasitas daerah melalui :

a. Pelatihan penanggulangan bencana berbasis masyarakat b. Pelaksanaan gladi/simulasi kesiapsiagaan

c. Penyusunan rencana penanggulangan bencana nasional (nasional disaster management plan)

2. Penerapan standar teknik dalam : a. Analisis risiko bencana b. Mitigasi bencana c. Sistem peringatan dini

3. Mengembangkan sistem logistik dan peralatan untuk mendukung operasi penanggulangan bencana.

4. Meningkatkan kemampuan dalam menghadapi bencana dengan melakukan tanggap darurat yang efektif seperti:

a. Mengaktifkan pusat-pusat pengendali operasi b. Tim reaksi cepat

c. Melakukan upaya pemulihan akibat bencana dengan mengerahkan seluruh potensi dan kemampuan sumber.

Ada 10 (sepuluh) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau, namun dari kesebelas BPBD Kabupaten/Kota tersebut baru 6 (enam) BPBD yang telah menyampaikan Rencana Strategis (Renstra) ke Badan Penanggulangan Bncana Daerah Provinsi Riau yaitu sebagai berikut :

1. BPBD Kabupaten Rokan Hulu

Visi “Mewujudkan Rokan Hulu Tangguh Dalam Menghadapi Bencana Menuju Rokan Hulu Sebagai Kabupaten Terbaik di Provinsi Riau”

Untuk mencapai Visi tersebut di atas dirumuskan Misi sebagai berikut :

a. Menyelenggrakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyuluruh;

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2019-2024 34

b. Penanggulangan bahaya kebakaran melalui peningkatan kapasitas aparatur;

c. Membangun Sistem penanggulangan bencana yang handal.

2. BPBD Kabupaten Pelalawan

Visi “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pelalawan Yang Tangguh Dalam Menghadapi Bencana”

Untuk mencapai Visi tersebut di atas dirumuskan Misi sebagai berikut :

a. Melindungi masyarakat kabupaten pelalawan dari ancaman bencana melalui pengurangan resiko bencana;

b. Membangun system penananggulangan bencana yang handal; dan

c. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terenca, terpadu terkoodinir dan menyeluruh.

3. BPBD Kabupaten Kampar

Visi “Tanggap, Tangguh, Terampil dan Tuntas Dalam Menanggulani Bencana”

Untuk mencapai Visi tersebut di atas dirumuskan Misi sebagai berikut :

a. Memperkuat kapasitas aparatur dan lembaga dalam penanggulangan bencana;

b. Memberdayakan masyarakat dalam penanggulangan bencana; dan c. Membangun system penanggulangan bencana yang handal.

4. BPBD Kota Dumai

Visi “Terwujudnya Ketanggapan, Kecepatan dan Ketetapan Kota Dumai dalam menghadapi Bencana”

Untuk mencapai Visi tersebut diatas dirumuskan Misi sebagai berikut : a. Meningkatnya kapasitas aparatur;

b. Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana;

c. Meningkatkan pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana; dan

d. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor dalam penanggulangan bencana.

5. BPBD Kabupaten Siak

Visi “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Siak Yang Tangguh Dalam Menghadapi Bencana”

Untuk mencapai Visi tersebut diatas dirumuskan Misi sebagai berikut : a. Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme sumber daya aparatur;

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2019-2024 35

b. Menangani terjadinya bencana secara terpadu dengan instansi terkait;

c. Melaksanakan pemulihan kondisi dari dampak bencana; dan d. Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal.

6. BPBD Kabupaten Indragiri Hilir

Visi “Mewujudkan Indragiri Hilir Tangguh Dalam Menghadapi Bencana”

Untuk mencapai Visi tersebut diatas dirumuskan Misi sebagai berikut : a. Mengembangkan tata kelola penanggulangan bencana;

b. Memperkuat kapasitas kelembagaan penanggulangan bencana;

c. Memberdayakan masyarakat dalam penanggulangan bencana; dan

d. Membangun kerjasama antar pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana.

Berdasarkan hasil telaah terhadap renstra BNPB dan renstra BPBD Kabupaten/Kota dimana lebih mengedepankan dalam hal pencegahan atau kesiapan pada saat pra bencana daripada menanggulangi bencana saat sudah terjadinya bencana menjadi prioritas BNPB, BPBD Provinsi Riau dan Kabupaten/Kota.

Dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2018 RTRW Provinsi Riau tahun 2018-2038 diatur Rencana perwujudan kawasan lindung terkait kawasan rawan bencana di Provinsi Riau dilakukan melalui :

1. Pengelolaan kawasan rawan bencana alam dilakukan melalui:

a. Menginventarisir kawasan rawan bencana alam di Riau secara lebih akurat.

b. Pengaturan kegiatan manusia di kawasan rawan bencana alam untuk melindungi manusia dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia.

c. Melakukan upaya untuk mengurangi/meniadakan resiko bencana alam seperti melakukan penghijauan pada lahan kritis.

d. Melakukan sosialisasi bencana alam pada masyarakat, terutama masyarakat yang berada pada/dekat dengan daerah rawan bencana alam.

Untuk hasil telaah terhadap RTRW bahwa kebutuhan ruang dalam pembangunan harus mempertimbangkan daerah yang rawan bencana, termasuk terkait zona-zona yang rawan kebakaran akibat pembukaan lahan dengan cara sosialiasasi pada masyarakat yang berada di daerah rawan bencana.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2019-2024 36

Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003, degradasi hutan terjadi seluas

± 4.777 ha yang diakibatkan terjadinya perubahan dari hutan primer menjadi hutan lahan kering sekunder seluas ± 134 ha dan hutan rawa primer menjadi hutan rawa sekunder seluas ±4.643 ha. Pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2006, degradasi hutan terjadi seluas ± 20.301 ha yang diakibatkan terjadinya perubahan dari hutan primer menjadi hutan lahan kering sekunder seluas ± 88 ha dan hutan rawa primer menjadi hutan rawa sekunder seluas ± 20.213 ha. Periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2009, degradasi hutan terjadi meningkat menjadi seluas ± 39.228 ha yang diakibatkan terjadinya perubahan dari hutan primer menjadi hutan lahan kering sekunder seluas ± 405 ha, hutan mangrove primer menjadi hutan mangrove sekunder seluas ± 706 ha dan hutan rawa primer menjadi hutan rawa sekunder seluas ± 37.258 ha dan hutan tanaman seluas ± 859 ha. Pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, degradasi hutan terjadi penurunan yang sangat signifikan menjadi seluas ± 5.006 ha yang diakibatkan terjadinya perubahan dari hutan mangrove primer menjadi hutan mangrove sekunder seluas ± 252 ha dan hutan rawa primer menjadi hutan rawa sekunder seluas ± 4.754 ha. Deforestasi di Provinsi Riau terjadi disebabkan dari adanya berbagai kegiatan yang berbasis pada perluasan lahan seperti bidang industri kehutanan dan kegiatan perluasan perkebunan yang belum terkendali secara optimal (KLHK dan Universitas Riau, 2016)

Terkait telaah KLHS dilontarkan isu yaitu Belum optimalnya Pengelolaan dan pemulihan dari degradasi hutan dan lahan kritis. Selain itu bahwa tindakan pencegahan dan penyebaran infromasi bencana sangat penting dalam mendukung kebersamaan penanggulangan bencana serta menciptakan sinergitas antar pelaku penanggulangan bencana di Provinsi Riau.

Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM), dimana untuk urusan penanggulangan bencana Kabupaten/Kota dituntut 3 (tiga) hal untuk SPM nya yaitu :

1. Pelayanan informasi rawan bencana;

2. Pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana;

3. Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana.

Dari gambaran diatas, Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau, antara lain terkait jenis pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2019-2024 37

pengembangan pelayanan yang dibutuhkan dapat dilihat serta terangkum dari berbagai hal sebagai berikut.

1. Tantangan

Tantangan yang dihadapi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau dalam melaksanakan Pelayanan adalah sebagai berikut :

1) Masih minimnya alokasi anggaran untuk penanggulangan bencana dimana sesuai dengan pengajuan awal dalam Rancangan Rencana Kerja (Renja) BPBD Provinsi Riau.

2) Luasnya cakupan wilayah yang dilakukan penanggulangan bencana dengan potensi bencana yang beragam.

3) Adanya keterbatasan sarana komunikasi di daerah sehingga menghambat kecepatan penyebaran arus data ke pusat maupun daerah lain.

4) Adanya perubahan iklim global yang sangat ekstrim dan berpotensi meningkatkan intensitas bencan alam.

5) Degradasi lingkungan akibat pembangunan yang kurang berwawasan lingkungan.

6) Masih kurangnya kesadaran masyarakat dan dunia usaha dalam upaya pengurangan risiko bencana.

7) Pemenuhan SPM Perlindungan Masyarakat sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang SPM.

2. Peluang

Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 Badan Penanggulangan Bencana Daerah memiliki 3 (tiga) Fungsi, yaitu Fungsi Koordinasi, Fungsi Komando, Fungsi Pelaksana ketiga fungsi ini memberikan kekuatan bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi.

Ketiga Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah ini mampu diimplementasikan dengan baik oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau, hal ini dapat dilihat dari operasional Satuan Tugas Pos Komando Utama Operasi Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Asap Akibat Kebakaran

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2019-2024 38

Hutan dan Lahan Provinsi Riau yang mampu mengintegrasikan personil dari background yang berbeda dalam satu kesatuan Pos Komando Utama.

Dukungan Peralatan berupa Helicopter dan Pesawat Teknologi Modifikasi Cuaca serta Dana Siap Pakai kepada BPBD Provinsi Riau dalam melakukan tugas penanggulangan bencana di Provinsi Riau menjadi peluang yang harus dioptimalkan pelaksanaannya.

Demikian juga dari pihak legislatif yang sudah beberapa kesempatan diikutsertakan dalam tugas penanggulangan bencana sehingga membuka cakrawala pemikiran semua pihak bahwa keberadaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau sangat penting dan strategis, ketika situasi genting dan darurat keberadaan lembaga ini menjadi tumpuan dan harapan semua orang untuk berbuat dengan kondisi tersebut Gubernur, Sekretaris Daerah selaku ex. Officio Kepala BPBD, Kepala Bappeda dan DPRD memberikan perhatian dan dukungan yang serius terkait penguatan anggaran yang ditempatkan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau.

Untuk menyikapi peluang ini agar penggunaan anggaran bisa digunakan secara efektif, efisien dan tepat sasaran maka perlu dipersiapkan Rencana Strategis yang komprehensif, terukur dan mengakomodir semua persoalan yang ada untuk dicarikan solusinya. Selain itu usulan Unit Pelaksana Teknis Pusat Data dan Infromasi (PUSDATIN) perlu direalisasikan untuk optimalisasi tugas operasional terkait data dan infromasi kebencanaan yang diperlukan dalam rangka mencapai kesiapsiagaan masyarakat sehingga risiko bencana dapat dikurangi.

Berdasarkan gambaran diatas dapat disimpulkan beberapa peluang yang dapat dijadikan dalam analisa SWOT :

1. Adanya komitmen Kepala Daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

2. Adanya 3 (tiga) UPT khusus yang mendukung penanggulangan bencana akan semakin mendukung pencapaian SPM terkait Perlindungan Masyarakat.

3. Pesatnya perkembangan teknologi untuk menunjang kegiatan di bidang kebencanaan yang dapat dimanfaatkan untuk pengurangan risiko bencana.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2019-2024 39

4. Dukungan kebijakan pemerintah pusat dan sinkronisasi serta koordinasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

5. Adanya peran serta masyarakat dan kerjasama dengan dinas/instansi terkait serta lembaga non Pemerintah dalam upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2019-2024 26

Tabel T-C. 23

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau

No

Target Renstra Perangkat Daerah Tahun Ke- Realisasi Capaiaan Tahun Ke- Rata-Rata Pertumbuhan

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

2 Jumlah Penurunan Titik Hotspot

3 Angka Luasan Kebakaran hutan dan Lahan di

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2019-2024 27

Tabel T-C.24

Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau

No Indikator Kinerja Target

SPM

Target Renstra Perangkat Daerah Tahun Ke- Realisasi Renstra Perangkat Daerah Tahun Ke- Rasio Capaian Pada Tahun Ke-

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2019-2024 28

No Indikator Kinerja Target SPM

Target Renstra Perangkat Daerah Tahun Ke- Realisasi Renstra PErangkat Daerah Tahun Ke- Rasio Capaian Pada Tahun Ke-

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2019-2024 29

No Indikator Kinerja Target SPM

Target Renstra Perangkat Daerah Tahun Ke- Realisasi Renstra PErangkat Daerah Tahun Ke- Rasio Capaian Pada Tahun Ke-

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

48 Jumlah komponen listrik

11

Jenis 24 Jenis 27 Jenis 23 Jenis 27 Jenis 11

Jenis 24 Jenis 27 Jenis 23 Jenis 27 Jenis 100% 100% 100% 100% 100%

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2019-2024 30

No Indikator Kinerja Target SPM

Target Renstra Perangkat Daerah Tahun Ke- Realisasi Renstra PErangkat Daerah Tahun Ke- Rasio Capaian Pada Tahun Ke-

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

49

Jumlah peralatan dan

perlengkapan kantor 7 Jenis 7 Jenis 100%

50 Jumlah peralatan kantor 25 Jenis 16 Jenis 2 Jenis 7 Jenis 25 Jenis 16 Jenis 2 Jenis 7 Jenis 100% 100% 100% 100%

58 Jumlah kendaraan dinas

4

penanggulangan bencana 1 Paket 1 Paket 100%

66 Jumlah desain tata ruangan 1 Kantor 1 Kantor 1

Kantor 1 Kantor 1 Kantor 1 Kantor 100% 100%

100%

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2019-2024 31

No Indikator Kinerja Target SPM

Target Renstra Perangkat Daerah Tahun Ke- Realisasi Renstra PErangkat Daerah Tahun Ke- Rasio Capaian Pada Tahun Ke-

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

67

Jumlah peralatan

komunikasi 1 Paket 1 Paket 100%

68 Jumlah website BPBD

1

Website 1 Website 100%

69 Jumlah peta bencana 1 Peta 1 Peta 100%

70 Jumlah tenda 1 Paket 1 Paket 100%

71 Jumlah Dokumen Rakor

1

78 Jumlah peserta sosialisasi

1

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2019-2024 32

No Indikator Kinerja Target SPM

Target Renstra Perangkat Daerah Tahun Ke- Realisasi Renstra PErangkat Daerah Tahun Ke- Rasio Capaian Pada Tahun Ke-

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

85 Jumlah laporan semesteran

1

92 Jumlah buku renstra

1

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2019-2024 33

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau 2019-2024 40

BAB III

Dokumen terkait