• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016 dan Tahun

Seiring dengan perkembangan kondisi, maka kebijakan ekonomidaerah tetap diarahkan dan diupayakan dengan cara- cara: (1)meningkatkan pertumbuhan ekonomi, (2) menekan laju inflasi agar tidakmelebihi satu digit, (3) menekan laju pertumbuhan penduduk. Sebagaimanagambaran diatas, agar pertumbuhan perekonomian daerah berjalan padajalur yang benar perlu dijaga terciptanya kondisi keuangan yang mantap,yaitu dengan mengupayakan terciptanya pelaksanaan pembangunan yangaman secara politis dan layak secara ekonomis.Berdasarkan kondisi dan perkembangan perekonomian Kabupaten Gorontalo serta mempertimbangkan kondisi lingkungan internal dan eksternal,maka tantangan dan prospek perekonomian daerah yang dihadapi pada Tahun 2016 dan 2017 adalah sebagai berikut :

a. Tantangan

Diperkirakan perekonomian Kabupaten Gorontalo masih akandihadapkan pada sejumlah tantangan akibat pengaruh dari dinamikainternal maupun lingkungan perekonomian global yang terjadi dalambeberapa tahun terakhir. Beragam tantangan dimaksud perlu disikapisecara arif dan komprehensif serta dengan langkah-langkah yang lebihnyata. Tantangan dimaksud antara lain masih mencakup:

ekonomi dominan.Pertumbuhan ekonomi dengan percepatan yang lebih tinggi,terjaganya stabilitas ekonomi makro, dan dengan pembenahan yangsungguh-sungguh pada sektor riil, diharapkan akan dapat mendorongpeningkatan investasi dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luasdengan fokus utama untuk menurunkan tingkat pengangguran dankemiskinan. Dalam hal ini diperlukan strategi kebijakan yang tepatdengan menempatkan prioritas pengembangan pada sektor-sektoryang mempunyai efek pengganda tinggi dalam menciptakankesempatan kerja.

2) Menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif. Ini adalah tantangancukup besar bagi pemerintah dewasa ini mengingat investasimerupakan salah satu penggerak kegiatan ekonomi daerah. Komitmenperbaikan iklim investasi tersebut telah dilakukan pemerintah denganmengadakan perbaikan di bidang peraturan perundang-undangan,pelayanan, dan penyederhanaan prosedur termasuk penyederhanaanbirokrasi.

3) Menyediakan infrastruktur yang cukup dan berkualitas. Hal inimerupakan prasyarat agar dapat mencapai tingkat pertumbuhanekonomi tinggi dan berkelanjutan. Ketersediaan infrastruktur yang tidakmemadai akan menjadi kendala bagi masuknya investasi. Selain ituinfrastruktur

sangat dibutuhkan karena mendukung

tercapainyapertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi yangberkelanjutan. Infrastruktur tersebut dapat menyokong banyak aspekekonomi dan kegiatan sosial.

4) Meningkatkan daya saing ekspor, untuk mencapai peningkatanpertumbuhan ekspor yang tinggi. Tingginya pertumbuhan ekspordiperlukan tidak saja sebagai penopang pertumbuhan ekonomi yangtinggi dan berkelanjutan juga untuk merangsang penciptaan lapangankerja yang lebih luas dan bermutu.

5) Meningkatkan partisipasi swasta melalui kemitraan antara pemerintah,masyarakat dan swasta (public-private partnership). Tantangan inimenjadi cukup penting karena terbatasnya sumber daya pemerintahdalam pembiayaan pembangunan, terutama terkait dengan efisiensipembiayaan investasi dan penyediaan infrastruktur yang bervariasidan berkualitas.

6) Membangun landasan yang lebih kuat untuk pertumbuhan ekonomiyang berkelanjutan. Pembangunan daerah tidak lagi dapat didasarkanpada pembangunan ekonomi semata, tetapi harus didasarkan padapembangunan yang

berkelanjutan dengan memnuhi kriteria

ekonomis,bermanfaat secara sosial, didukung oleh kelembagaan yang memadai,dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Adapun analisis SWOT untuk tantangan perekonomian Kabupaten Gorontalo Tahun 2015-2017 terlihat pada tabel 3…..

Tabel 3.

SWOT Ekonomi Kabupaten Gorontalo Tahun 2015- 2017

VARIABEL SUB VARIABEL

merupakan potensi pasar.

2. Minat perusahaan yang akan melakukan investasi di Kabupaten Gorontalo cukup tinggi.

3. Ekspektasi positif pelaku usaha dan konsumen positif terhadap perekonomian Kabupaten Gorontalo ke depan.

4. Permintaan akan meningkat sejalan dengan kenaikan pendapatan.

5. Infrastruktur meningkat (kualitas dan kuantitas)

6. Kredit meningkat.

7. Kabupaten Gorontalo memilki lahan pertanian yang sangat luas.

KELEMAHAN 1. Konflik dalam penetapan UMK yang mempengaruhi produksi.

2. Perubahan cuaca akan berdampak pada produksi.

3. Potensi dampak lanjutan perubahan harga-harga yang diatur pemerintah terhadap ongkos produksi dan volume produksi.

4. Kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Gorontalo mengalami penurunan, sehingga menyebabkan pendapatan mayoritas penduduk yang bekerja disektor pertanian dimana sebagian besarpenduduk yang bekerja di Kabupaten Gorontalo berada di sektor pertanian ini menjadi lebih sedikit.

5. Proporsi angka kemiskinan dan pengangguran yang cenderung mengalami kenaikan, maka pada beberapa tahun ke depan diperkirakan masih relatif besar, sehinggga program pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja harus masih menjadi prioritas.

PELUANG 1. Ekspansi fiskal pemerintah pusat dan daerah berdampak positif terhadap sektor usaha.

2. Stabilitas politik yang terjaga berdampak terhadap Stabilitas ekonomi

TANTANGAN 1. Menjaga stabilitas nilai tukar dan stabilitas harga.

2. Memperbaiki kualitas pelayanan birokrasi.

3. Peningkatan target indeks daya beli masyarakat, sehingga perlu adanya upaya-upaya yang kongkrit untuk mencapai target tersebut.

4. Tantangan perubahan iklim dan out breakhama penyakit, dikhawatirkan produksi pangan Kabupaten Gorontalo akan mengalami penurunan pada beberapa tahun ke depan. Perlu adanya upaya peningkatan produksi pangan melalui perbaikan sistem perbenihan, intensifikasi, proteksi, pengolahan hasil, fasilitas sarana produksi.

5. Kelangkaan energi pada beberapa tahun mendatang diperkirakan akan semakin terasa, sehingga untuk antisipasinya perlu ada upaya peningkatan eksplorasi dan pengembangan sumber energi alternatif.

6. Perlu ada upaya peningkatan daya saing produk Kabupaten Gorontalo.

7. Di bidang teknologi, peran Perguruan Tinggi dalam Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam pemacuan inovasi untuk pembangunan masih relatif rendah, sehingga perlu adanya upaya peningkatan peran Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam pemacuan inovasi untuk pembangunan Kabupaten Gorontalo.

8. Tuntutan upah minimum kerja yang mencuat di beberapa industri.

9. Penciptaan keterkaitan industri pengolah dengan sumber daya lokal.

10. Penciptaan keterkaitan pembangunan perkotaan dan pedesaan.

b. Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016-2017

Khusus untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, Kabupaten Gorontalo mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dapat dianggap sebagai prospek dalam menghadapi tantangan tersebut.

Tabel 3.

Prospek Perekonomian Kabupaten Gorontalo

N

o Bidang/Fenomena Uraian

INTERNAL

1 Pertanian/Pangan  Kabupaten Gorontalo memiliki lahan pertanian yang cukup luas, dengan jumlah petani yang cukup banyak, serta komoditas yang cukup beragam ditunjang keberadaan Daerah Irigasi (DI) yang terdiri atas DI potensial seluas 9.366 Ha, dan DI areal tanam/fungsional seluas 7.921 Ha.

 Panjang saluran irigasi di Kabupaten

Gorontalo terdiri atas : primer 28.931 m, sekunder 93.621 m, tersier 274.049 m.

2 Industri Kabupaten Gorontalo memiliki industri baik skala besar, menengah, kecil dan mikro.

3 Energi  Kabupaten Gorontalo memiliki

sumber daya alam, sumber energi alternatif yang cukup banyak, baik dari bahan tambang maupun komoditas pertanian.

 Aliran sungai yang terdapat di Kabupaten Gorontalo berjumlah 119 sungai (sungai 58, anak sungai 61), dengan panjang total 1.158,65 Km.

Hal ini merupakan salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air dan energi.

4 Teknologi Kabupaten Gorontalo memiliki beberapa Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang Departemen maupun Non Departemen.

EKSTERNAL

1 Kelangkaan pangan di tingkat global dan nasional

Merupakan peluang bagi Kabupaten Gorontalo dalam pemasaran produk pertanian dan olahannya.

2 Pergeseran

kekuatan ekonomi ke Asia

Jenis industri di Gorontalo yaitu industri manufaktur mikro dan kecil,

mempunyai peluang dalam

peningkatan sektor industri. 3 Kesiapan Kabupaten Gorontalo menghadapi Asean Economic Community(AEC) yang diterapkan per 31 Desember 2015

 Kabupaten Gorontalo memiliki penduduk dan tenaga kerja yang banyak, harus dipersiapkan peningkatan daya saingnya (skill, dll), supaya berkontribusi dominan terhadap lapangan kerja AEC.

 Program Kabupaten Gorontalo harus

mampu mempersiapkan tenaga dalam kancah AEC.

4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Dukungan untuk MP3EI dalam jangka pendek berupa kebijakan Kabupaten Gorontalo dalam penciptaan iklim usaha yang lebih baik, diharapkan akan meningkatkan kinerja industri Kabupaten Gorontalo.

Jenis Industri Manufaktur Mikro dan Kecil di Provinsi Gorontalo adalah industri Makanan, industri Minuman, Industri Pengolahan Tembakau, industri Tekstil, industri Pakaian Jadi, industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus

Rotan dan Sejenisnya, industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik, industri Barang Galian Bukan Logam, industri Logam Dasar, industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya, industri Peralatan Listrik, industri Mesin dan Perlengkapan YTDL, industri Alat Angkutan Lainnya, industri Furnitur, industri Pengolahan Lainnya dan Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan.

Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Provinsi Gorontalo pada Triwulan I tahun 2015 (q-to-q) mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen dibandingkan dengan Triwulan IV tahun 2014. Jenis industri yang mengalami kenaikan produksi tersebut adalah Industri Pengolahan Tembakau (1,29%), industri Tekstil (3,28%), industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (1,37%), industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik (6,10%), industri Barang Galian Bukan Logam (3,94%), industri Logam Dasar (0,85%), industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya (10,32%), industri Peralatan Listrik (5,20%), industri Mesin dan Perlengkapan YTDL (7,91%), industri Furnitur (27,30%) dan Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan (7,25%).

Untuk pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan I tahun 2015 dibandingkan Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) dan (c-to-c) juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 15,47 persen. Untuk kategori IBS Pada Triwulan I tahun 2015, pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) Provinsi Gorontalo naik sebesar 1,57 persen dibandingkan dengan produksi IBS triwulan IV tahun

2014. Jika dibandingkan dengan triwulan I tahun sebelumnya (y- on-y), secara umum pertumbuhan IBS triwulan I tahun 2015 juga mengalami kenaikan sebesar 7,07 persen.

Tahun 2016 merupakan tahapan pertama pada rangkaian pembangunan jangka menengah Tahun 2016-2020. Ada beberapa rekomendasi yang perlu diimplementasikan dalam konteks kepentingan pembangunan ekonomi regional Kabupaten Gorontalo, sebagai berikut :

1. Produk pangan harus jadi perhatian dan komitmen karena jumlah penduduk di Kabupaten Gorontalo yang terus meningkat. Implikasinya, alokasikan anggaran yang memadai. 2. Sektor pertanian memiliki nilai backward linkage yang besar

namun relatif kecil untuk angka forward linkage. Artinya potensi pertanian Kabupaten Gorontalo perlu didorong untuk industrialisasi (agroindustri).

3. Penekanan pembangunan sektor pertanian sebaiknya tidak hanya di aspek produksi, namun juga sisi pasar. Harus dibangun institusi pasar sebagai option market yang akan meningkatkan pendapatan petani dan menjamin redistribusi pendapatan antara pedagang dengan petani yang lebih adil. 4. Review Program agar lebih fokus untuk peningkatan

produktivitas dan perwujudan option market output sektor pertanian Kabupaten Gorontalo.

5. Dengan diimplementasikannya UU tentang Desa, maka diperlukan kebijakan untuk mengembangkan instrumen mendorong pembangunan perdesaan. Diantaranya, mendorong agar BUMDES dikelola secara professional, misalnya oleh sarjana desa dan para pendamping dari LSM. 6. Dana alokasi desa diarahkan untuk mendukung program

pembangunan lainnya dalam konteks misalnya peningkatan ketahanan pangan, atau yang lainnya sesuai prioritas utama target pembangunan desa yang bersangkutan.

7. Untuk implementatif sebuah kebijakan, harus fokus pada data mikro (lingkup data lebih detil).

8. Produktivitas perekonomian regional dibangun atas kekuatan kinerja ekonomi di level mikro, arahkan kegiatan untuk peningkatan produktivitas sub sektor yang lebih mikro.

9. Dalam membangun kedaulatan pangan, ciptakan instrumen pasar yang dapat memperbaiki harga jual komoditas yang dihasilkan petani. Pilihannya, Bulog harus bisa beli komoditas tersebut atau melalui BUMD.

10. Dalam membangun kedaulatan energi, optimalkan eksploitasi panas bumi yang ada di wilayah Gorontalo.

11. Dalam pengelolaan pembangunan, selain pengaturan pembagian peran, perlu dipertegas siapa yang bertanggungjawab dalam menentukan action and cut.

12. Dalam rangka meningkatkan investasi, promosi peluang investasi harus terus ditingkatkan. Perkuat dengan kebijakan yang lebih pro bisnis.

13. Pembangunan ekonomi membutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai dan pembenahan karakter SDM nya untuk lebih produktif.

Adanya situasi keterbatasan keuangan negara dalam pembiayaanpembangunan daerah berimplikasi luas terhadap perekonomian daerah.Pemerintah daerah dituntut mampu meningkatkan pendapatan asli daerahdan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan keuangandaerah. Berkaitan dengan kondisi yang digambarkan diatas serta berdasarkan pada kondisi perekonomian tahun 2014 dan perkiraan tahun 2015 serta tantangan yang dihadapi pada masa mendatang maka usaha-usahayang harus dilakukan dalam pemantapan ekonomi daerah adalah:

1) Menciptakan kondisi ketenteraman dan ketertiban yang kondusifsesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh daerah.

2) Meningkatkan pelayanan perijinan usaha.

3) Menyediakan infrastrukturperekonomian yang cukup dan berkualitas untuk menunjang pertumbuhan dan distribusi ekonomi daerah.

4) Pemberdayaan ekonomi UMKMdan masyarakat miskin dengan meningkatkan koordinasi berbagai institusimelalui jaringan sistem keuangan mikro.

5) Memperbaiki modal sosial khususnya etos kerja dalam rangka peningkatan produktivitas kerja.

6) Efisiensi alokasi sumber daya dan dana dalam perekonomiandaerah.

Sedangkan arah kebijakan Belanja Daerah pada tahun 2016, usulan anggaran belanja oleh SKPD harus diprioritaskan pada : a. Upaya nyata pengembangan sumber daya manusia dengan

sasaran utama untuk memperbaiki indikator pendidikan.

b. Peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi dengan sasaran utama pembangunan infrastruktur.

c. Pengurangan kuantitas dan kualitas kemiskinan, serta pembukaan lapangan pekerjaan baru.

d. Penguatan ketahanan pangan dengan sasaran pemantapan lokasi lahan pangan, diversifikasi pangan non beras, serta pengamanan distribusi pupuk khususnya untuk pupuk bersubsidi.

f. Pengembangan dan penguatan kelembagaan petani, UMKM, dan koperasi.

g. Penguatan kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), serta peningkatan investasi.

h. Pengembangan dan penguatan komoditas ekspor daerah. i. Pengembangan dan pemantapan perdagangan domestik,

antar pulau, dan diwilayah perbatasan antar Negara.

j. Mendorong pengembangan industri hilir dari sumber-sumber daya lokal.

k. Pengembangan dan penguatan pariwisata, ekonomi kreatif, budaya lokal, olahraga serta kepemudaan.

Dokumen terkait