• Tidak ada hasil yang ditemukan

Target dan Strategi Mencapai Tujuan

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG YAYASAN AR ARISALAH

H. Target dan Strategi Mencapai Tujuan

Yayasan Ar Risalah mempunyai target dan strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Target

Adapun target-target pada Yayasan Ar Risalah yaitu :

a. Mampu mendirikan cabang Yayasan Ar Risalah di seluruh Indonesia. b. Mampu membina jamaah Yayasan Ar Risalah menjadi umat yang

islami.

c. Mampu mengkader para da’i yanng berkualitas.

d. Mampu meningkatkan kesejahteraan jamaah Yayasan Ar Risalah baik lahir maupun batin.

2. Strategi

Adapun strategi-strategi pada Yayasan Ar Risalah yaitu :

a. Berjuang dengan sungguh-sungguh yang didasari ikhlas, istiqomah, dan optimis.

b. Berkhidmat kepada umat dengan sistem pelayanan yang prima.

c. Menjalankan amanah yang didasari kejujuran, keterbukaan dan

d. Menggali potensi umat islam untuk bersinergi dengan Yayasan Ar

Risalah.

e. Bekerjasama dengan ulama, umaroh, dan aghniya baik di dalam

maupun di luar negeri.

f. Mengelola yayasan dengan manajemen yang profesional. g. Menyayangi anak-anak yatim dan dhu’afa.

I. Komitmen Yayasan Ar Risalah

Yayasan Ar Risalah mempunyai empat komitmen 1. Azas Perjuangan

a. Istiqomah dalam berdakwah.

b. Amanah dalam membimbing jamaah. c. Syukur dalam meraih anugerah. d. Sabar dalam menghadapi ujjian. e. Ridho Allah sebagai tujuan

2. Karakter Keluarga Yayasan Ar Risalah

a. Rajin beribadah, disiplin dan penuh tanggung jawab. b. Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Energik.

c. Jujur, Supel, dan Berakhlakul Karimah. d. Ikhlas dan optimis dalam mencapai tujuan. e. Prima dalam pelayanan.

3. Ukuran Keberhasilan Yayasan Ar Risalah

a. Meningkatnya jumlah jamaah yang mengikuti program kegiatan

Yayasan Ar Risalah.

35

c. Adanya perubahan sikap yang lebih baik dan islami. d. Meningkatnya sumber daya dan sumber dana.

e. Bertambahnya fasilitas Yayasan Ar Risalah sebagai sarana dalam

berdakwah.

f. Meningkatnya dukungan ulama, umaroh, aghniya.

g. Adanya keberkahan dalam segala bidang kegiatan Yayasan Ar Risalah. 4. Kiat Sukses Pencapaian Program Yayasan Ar Risalah

a. Manajemen yang profesional, loyal dalam berorganisasi, pandai berkordinasi dan aktif bersilaturahmi.

b. Sumber daya manusia yang berkualitas, potensial, dan memiliki ruh

perjuangan.

c. Menggali sumber dana yang halal, baik perorangan maupun organisasi. d. Menjalin hubungan baik dengan para ulama, umaro, zu’ama.

e. Menjadi teladan atau contoh yang baik bagi masyarakat.

f. Mampu menjalin hubungan baik dengan para dermawan, baik dalam

maupun luar negeri.

g. Mulai dari diri sendiri, semangat tinggi dan penuh perhitungan. h. Terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun.

J. Sarana dan Prasarana

Berbagai sarana dan prasarana yang ada di Yayasan Ar Risalah di antaranya : 1. 1 Kantor pusat

2. 3 Kantor cabang pembantu 3. 2 Ruang kelas

4. Asrama yatim Piatu 5. Mushallah

6. Halaman Parkir 7. Kendaraan Yayasan

37 BAB IV

ANALISIS METODE BIMBINGAN JAMAAH HAJI PADA YAYASAN AR RISALAH CIRACAS JAKARTA TIMUR

A. Metode Bimbingan Jamaah Haji Langsung (Direct) Pada Yayasan Ar Risalah

Yayasan Ar Risalah akan selalu memberikan bimbingan yang baik dan profesional agar para jamaah haji Ar Risalah dalam menjalankan perjalanan ibadah hajinya merasakan kenyamanan.

Menurut pandangan peneliti Yayasan Ar Risalah mengelompokan metode langsung menjadi dua kelompok, yaitu metode individual dan metode kelompok:

1. Metode Indivual

Seiring dengan penelitian yang peneliti lakukan pada Yayasan Ar Risalah, bahwa Yayasan Ar Risalah telah melakukan bimbingan secara

komunikasi langsung dengan menerapkan metode individual dengan jamaah. Hal ini diperjelas melalui wawancara dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, metode langsung individual yang di lakukan Yayasan Ar Risalah adalah ‘’jamaah sering kali berinteraksi dengan melakukan percakapan pribadi dengan pembimbing ,bahkan menjelang hari keberangkatan, jamaah sering berkunjung ke rumah pembimbing untuk melakukan bimbingan individual secara langsung tidak

hanya itu sebagian jamaah dipersilahkan langsung berkonsultasi kapanpun di Kantor Yayasan Ar Risalah’’. 1

Dari pemaparan di atas hasil wawancara penulis dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, Menurut pandangan peneliti, Metode bimbingan secara individual ini dimaksudkan agar para jamaah bisa memahami secara terperinci, dan yang paling utama adalah para pembimbing harus menyambutnya secara baik, agar pesan dan maksud yang disampaikan bisa tepat sasaran.

Upaya yang dilakukan oleh para pembimbing Ar Risalah ini yang bersedia berkomunikasi secara individu, dapat menunjang dan menjawab rasa keingin tahuan para jamaah dan secara berkesinambungan mempermudah proses pembimbingan melalui upaya individual.

2. Metode Kelompok

Metode kelompok langsung ini diharapkan adanya proses pembimbingan yang berkesinambungan antara pihak Ar Risalah dengan para jamaah,

setelah peneliti melakukan wawancara dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I,menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I menyatakan ‘’Yayasan Ar risalah pada setiap tahunya mengadakan ceramah atau presentasi dengan mengunakan alat bantu berupa infocus dan lcd untuk di presentasikan di hadapan calon jamaah haji. Ceramah atau presentasi tersebut berisikan materi-materi manasik haji, dan yang memberikan ceramah ialah ketua Yayasan dan ketua KBIH Ar Risalah. Para jamaah yang kurang paham akan materi yang diberikan, maka para jamaah bisa bertanya ke narasumber.

1

Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah

39

Manasik dilaksanakan di Aula Iprija, sedangkan prakteknya diselenggarakan di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur. Pembinaan manasik haji diselenggarakan setiap hari minggu sebanyak 10 kali pertemuan, 10 kali pertemuan itu dibagi menjadi 2 bagian yaitu, 5 kali pertemuan khusus materi atau teori dan 5 kali pertemuannya lagi khusus praktek’’. 2

Menurut pandangan peneliti, interaksi terhadap kelompok yang dilaksanakan Yayasan Ar Risalah sesuai penjabaran diatas telah sangat memumpuni dari makna Metode pembimbingan langsung secara kelompok. Faktor pengalaman yang dimiliki Yayasan Ar Risalah yang sudah terbiasa melakukan interaksi ini merupakan titik ukur keberhasilan pembimbingan secara kelompok yang dilakukan oleh Yayasan Ar Risalah.

Pada umunya Yayasan Ar Risalah menerapkan metode bimbingan kepada jamaah dengan melakukan penerapan tiga metode berikut :

a. Metode Bil Hikmah

Metode ini digunakan dalam menghadapi orang-orang terpelajar, intelek,

dengan mengkedepan nalar rasional yang tinggi, dalam hal ini Yayasan Ar Risalah menerapkan metode ini kepada jamaah yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi dan kalangan atas, sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, metode bil hikmah yang di terapkan Yayasan Ar Risalah adalah ‘’pada kesempatan khusus para pembimbing menyentuh nalar rasional para jamaah yang umumnya terpelajar dengan menghadirkan nilai-nilai rasional

2

Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah

yang tinggi agar para jamaah mengerti’’.3 Sebagai contoh didalam pentingnya manasik haji, KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I selalu menghadirkan pentingnya manasik yang mana kegiatan manasik adalah salah satu ajang untuk berlatih guna menyempurnakan ibadah yang akan jamaah lakukan di kemudian hari.

KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I juga berbicara nilai rasional bahwasanya ketika kita ingin melakukan sesuatu, maka hendaklah berlatih terlebih dahulu dan makna dari adanya manasik haji sama adanya dengan kita melakukan latihan terlebih dahulu.

Dari penjelasan di atas penulis berkesimpulan bahwa penerapan Metode

Bil Hikmah yang dilakukan oleh Ar Risalah sudah memenuhi kaidah Metode

Bil Hikmah itu sendiri, yaitu dengan cara memaparkan nilai rasional atas mengapa pentingnya tindakan manasik ini dilakukan para jamaah ditinjau dari segi rasionalitasnya.

b. Metode Bil Mujadalah

Adalah metode dengan menggunakan perdebatan yang ditujukan untuk membuktikan kebenaran ajaran agama, dengan menggunakan dalil-dalil Allah.

Pada Yayasan Ar Risalah KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I menjelaskan dalam wawancara kepada penulis, munurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, metode bil mujadallah yang di terapkan Yayasan Ar Risalah bahwasanya adalah ‘’kegiatan manasik haji pihak Ar Risalah tidak cuma menjelaskan tata cara kepada para jamaah saja, pada aplikasinya Yayasan Ar Risalah

3

Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah

41

mengadakan forum tanya jawab yang diadakan setelah melakukan manasik haji tersebut’’.4 KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I menambahkan bahwa forum tanya jawab ini diperuntukan agar para jamaah bisa mengetahui secara jelas tentang apa saja yang janggal sehingga menjadi perdebatan dalam kegiatan manasik, dalam forum ini ditujukan agar perdebatan itu bisa di selesaikan dengan menggunakan kaidah-kaidah dan dalil-dalil Allah yang rasional.

Dalam pernyataan ini penulis menggaris bawahi bahwa Yayasan Ar risalah telah melakukan upaya Metode Bil Mujadalah, sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I bahwa Yayasan Ar Risalah berupaya menyelesaikan polemik yang berkembang pada para jamaah dalam melakukan manasik haji, dengan mengadakan forum tanya jawab dan menyelesaikan perdebatan yang ada dengan mengacu kepada kaidah-kaidah dan dalil-dalil ketetapan Allah yang rasional. Hal ini juga merupakan kandungan dan maksud dari Metode Bil Mujadalah.

c. Metode Bil Maudizah

Metode ini menunjukan contoh yang benar dan tepat, agar jamaah menangkap dan mengerti dari penjelasan dari pembimbing Yayasan Ar Risalah.

Dalam hal ini sesuai yang penulis dapatkan dari hasil wawancara kepada KH. Abdul Rosyid, S.Sos, munurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, metode bil maudizah yang di terapkan Yayasan Ar Risalah adalah ‘’setiap gerakan yang dilakukan oleh para jamaah haji mendapat bimbingan

4

Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah

langsung dari pembimbing Yayasan Ar Risalah, jamaah haji tidak sekedar mengikuti dan mengawasi jalannya kegiatan manasik ini, namun juga mencontohkan secara langsung bagaimana gerakan gerakan tata cara thawaf, sa’i, tahallul, melempar jumrah dan sebagainya, agar para jamaah tidak hanya mengetahui secara teori, namun juga mendapatkan bimbingan langsung dari prakteknya’’. 5

Menurut pandangan penulis Metode bimbingan Bil Maudizah ini pada hakikatnya adalah tata cara pengajaran secara langsung dari segala aspek yang perlu diketahui agar mendapatkan gambaran yang jelas.

Dengan adanya pembimbing yang dimiliki oleh Yayasan Ar Risalah ini adalah merupakan sebuah upaya dari penerapan Metode Bil Maudizah,

dimana pembimbing ini merupakan contoh langsung bagaimana gerakan yang benar dalam rangkaian melakukan manasik haji ini.

Dan menurut pandangan peneliti dengan adanya pembimbing yang mencontohkan tata cara yang baik dan benar kepada para jamaah adalah

sebagai penerapan implementasi Metode Bil Maudizah kepada para jamaah yang dilakukan oleh Yayasan Ar Risalah.

5

Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah

43

B. Metode Bimbingan Jamaah Haji Tidak Langsung (Inderect) Pada Yayasan Ar Risalah

Yayasan Ar Risalah mengelompokan metode tidak langsung menjadi dua, yaitu sebagai :

1. Metode Individual

Metode individual secara tidak langsung ini diharapkan bisa membantu para calon jamaah haji untuk mendapatkan bimbingan secara menyuluruh. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan melalui hasil wawancara dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, metode tidak langsung individual pada Yayasan Ar Risalah adalah ‘’para jamaah

sering melakukan konsultasi menggunakan berbagai macam media guna menjawab polemik tentang tata cara adab-adab ibadah haji’’. 6

Menurut pandangan peneliti dari pemaparan diatas metode individual secara tidak langsung yang dilakukan oleh Yayasan Ar Risalah merupakan langkah-langkah untuk menjawab polemik yang berkembang diantara jamaah serta mempermudah proses pembimbingan yang dilakukan oleh Yayasan Ar Risalah.

2. Metode Kelompok

Metode kelompok dapat dilakukan dengan brosur, radio, dan televisi, guna mendapatkan informasi secara objektif dari pembimbing dalam hal ini Yayasan Ar Risalah.

6

Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan mewawancarai KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, metode tidak langsung kelompok pada Yayasan Ar Risalah adalah ‘’setiap tahunan kami menerbitkan buku panduan untuk para calon jamaah haji agar jamaah haji bisa belajar dari buku panduan tersebut’’. 7

Menurut pandangan peneliti metode dengan adanya upaya penerbitan buku panduan haji adalah langkah dan upaya dalam melakukan metode kelompok secara tidak langsung, hal ini merupakan sebuah langkah pembimbingan yang dilakukan Yayasan Ar Risalah yang menurut peneliti sangat efektif karena dengan adanya buku panduan tersebut para jamaah bisa mendapatkan bimbingan secara tidak langsung dan dapat menjawab polemik pertanyaan jamaah tidak terbatas dengan waktu.8

Yayasan Ar Risalah menerapkan metode bimbingan kepada jamaah dengan melakukan penerapan tiga metode ditinjau dari metode bimbingan jamaah haji secara tidak langsung sebagai berikut :

a. Metode Bil Hikmah

Sesuai pemaparan penulis sebelumnya bahwa metode Bil Hikmah ini adalah sebuah metode yang memaparkan rasionalitas yang tinggi dalam menghadapi jamaah yang tingkat pendidikanya sangat terpelajar atau intelek, namun kali ini dilihat dari sudut pandang metode tidak langsungnya. Dalam wawancara yang penulis lakukan dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos, menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos metode bil hikmah yang di

7

Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah

8

Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah

45

terapkam Yayasan Ar Risalah adalah ‘’dari setiap tahun ke tahun pihak Yayasan Ar Risalah dan alumni jamaah haji sering mengadakan perkumpulam alumni di Kantor Yayasan Ar Risalah pada sebuah akun media sosial yang menceritakan tentang pengalaman berhaji dengan Yayasan Ar Risalah, merupakan sarana berbagi pengalaman yang cukup efektif menggunakan media di zaman modern seperti sekarang ini,di mana pengalaman tersebut dapat dibaca oleh calon jamaah haji yang akan mengikuti program haji tersebut’’. 9

Menurut pandangan peneliti dari hasil wawancara dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos. I, kaidah dari Metode Bil Hikmah ini adalah sebuah Rasionalitas yang tinggi agar dapat diserap oleh orang yang berintelektualitas tinggi dan menjadikanya sebuah pembelajaran bagi calon jamaah haji lainnya, ajang berbagi pengalaman yang diwadahi oleh Yayasan Ar Risalah diperuntukan untuk berbagi pengalaman secara rasionalitas atau yang sebenarnya.

Dan secara kaidah hal ini menjadi serapan dari kaidah Metode Bil Hikmah itu sendiri yang diterapkan oleh Yayasan Ar Risalah dalam rangka membimbing para calon jamaah haji.

b. Metode Bil Mujadalah

Metode Bil Mujadalah secara tidak langsung adalah penerapan metode yang dilakukan guna menyelesaikan perdebatan dan polemik yang beredar disekitar calon jamaah haji mengenai tata cara berhaji dengan memaparkan dalil-dalil Allah sebagai batasan atau arahan.

9

Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah

Sesuai dengan penelitian yang peneliti lakukan,baik di lapangan maupun dengan cara wawancara kepada narasumber, peneliti tidak dapat menemukan bahwa Yayasan Ar Risalah telah menerapkan kaidah-kaidah metode Bil Mujadalah dalam metode tidak langsung yang dilakukan oleh Yayasan Ar Risalah, semisalkan Yayasan Ar Risalah membuat forum di media atau metode dengan cara tidak langsung, yang menyerap dari kaidah-kaidah Metode Bil Mujadalah.

c. Metode Bil Maudizah

Dalam Metode Bil Maudizah seacara tidak langsung, dimana kaidah ini adalah memberikan contoh pembimbingan secara tidak langsung yang tepat agar para jamaah mengerti dan memahami dengan melihat contoh nyatanya.

Sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan KH. Abdul Rosyid, S.Sos, menurut KH. Abdul Rosyid, S.Sos metode bil muadizah yang di terapkan Yayasan Ar Risalah adalah ‘’Yayasan Ar Risalah melakukan bimbingan tentang tata cara berhaji dengan membuat buku dan juga dalam bentuk audiovisual (cd), yang berisi tentang pemaparan gerakan dan aturan yang harus dilakukan oleh para jamaah haji ketika menunaikan ibadah haji’’. 10

Menurut pandangan peneliti, dengan adanya buku-buku petunjuk dan juga audiovisual (cd) yang berisi tata cara dan contoh langsung ini merupakan cara metode tidak langsung yang mengambil serapan dari Metode Bil Maudizah, yang tujuanya adalah agar para jamaah mendapatkan

10

Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah

47

contoh langsung dan akan benar benar memahami tata cara menunaikan ibadah haji.

Dan cara ini menurut pandangan peneliti bahwa Yayasan Ar Risalah telah menyerap kaidah-kaidah Metode Bil Maudizah dalam melakukan bimbingan secara tidak langsung kepada para jamaah.

C. Peran Pembimbing Jamaah Haji Pada Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur

Sebagian besar umat islam yang menunaikan ibadah haji, bahkan yang berhaji beberapa kali belum maksimal memahami makna dan kandungan dari setiap prosesi ibadah haji. Jangankan makna dan tujuannya, memahami syarat, rukun, wajib, dan sunah haji saja banyak yang tidak memahami secara tepat. Tak heran, ada jamaah yang gencar mengerjakan yang sunah-sunah nya saja dan melupakan yang wajib-wajibnya. Oleh karena itu, perlunya seorang pembimbing untuk membimbing jamaah haji agar para

jamaah lebih teratur dalam melaksanakan ritual ibadah haji.

‘’Menurut KH. Abdul Rosyid As. Sos.I pengertian bimbingan adalah suatu arahan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan yang telah ada sebelumnya’’.

Yayasan Ar Risalah mempunyai pembimbing-pembimbing jamaah haji yang sudah berpengalaman, profesional, dan bersertifikat. Pembimbing haji di KBIH Yayasan Ar Risalah terdiri dari 5 orang yaitu antara lain sebagai berikut :

1. Drs.KH. M.Chozin Machmud, MM 2. KH. Zarkasyi Saiman,

3. KH. Abdul Rosyid AS. S.Sos.I 4. KH. Burhanudin Latif

5. Ustj.Hj. Nurjanah. S.Pd.I

Dari kelima pembina haji tersebut setiap pelaksanaan ibadah haji mereka membimbing satu regu yang isinya terdiri dari 45 orang calon jamaah haji. Selain pembina-pembina tersebut KBIH Yayasan Ar Risalah juga pernah menunjuk salah satu pejabat di wilayah setempat untuk menjadi pembimbing haji di KBIH Yayasan Ar Risalah, misalnya ketua kecamatan yang mempunyai ilmu di bidang agama dan sudah pernah melaksanakan ibadah haji.

Kelima pembimbing tersebut diketuai oleh Drs.KH. M.Chozin Machmud, MM. Cara ketua pembimbing untuk membimbing para pengurus atau pembimbing yang lain yaitu biasanya diadakan rapat koordinasi, melalui rapat koordinasi mereka tahu tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing, dan mereka juga sudah mempunyai jobdesk masing-masing.

Pada saat proses pembimbingan jamaah biasanya ketua pembimbing menggunakan proses pengawasan yaitu baik pengawasan secara langsung maupun tidak langsung, ada yang berupa instruksi misalnya surat dalam hal pemberitahuan.

Adapun cara kerja para pengurus pembinaan jamaah yaitu apabila jamaah yang baru daftar maka akan diadakan taaruf, taaruf ini diadakan setiap tahun. Sedangkan bagi jamaah yang sudah haji maka akan diadakan pengajian pasca haji, pengajian pasca haji ini mempunyai kepengurusan, dan

49

biasanya diadakan setiap bulan sekali, setiap ahad ketiga dan bertempat di Yayasan Ar Risalah.11

Peran pembimbing jamaah haji di KBIH Yayasan Ar Risalah yaitu adalah sebagai berikut :

1. Menyampaikan materi yang sudah disiapkan, sekaligus menjelaskan

hal-hal yang berkaitan dengan haji.

2. Membantu dalam hal-hal teknis para jamaah haji selama di tanah suci.

Misalnya membantu lansia yang sedang sakit dalam menjalankan ibadah haji.

3. Bertanggung jawab atas kelancaran proses pelaksanaan ibadah para

jamaah haji.

4. Bertanggung jawab untuk membuat para jamaah haji sehingga menjadi

haji yang mabrur, salah satunya yaitu dengan cara rajin mengerjakan shalat fardhu secara berjamaah, mengeluarkan zakat, memperbanyak amalan sunah, membayar dam (denda).

5. Membantu dan membimbing para jamaah haji untuk memperoleh arahan

akan kesempurnaan pelaksanaan ibadahnya, minimal dalam pelaksanaan syarat-syarat dan rukun-rukun haji.

6. Membantu masyarakat yang mau melaksanakan ibadah haji agar ibadah

haji mereka di dalam pelaksanaan ibadah hajinya itu betul-betul sesuai dengan ketentuan, baik itu ketentuan secara syar’i maupun ketentuan aturan pemerintah.

7. Memberikan pelayanan yang prima

11

Wawancara pribadi dengan bapak KH. Abdul Rosyid AS, S.Sos.I pada tanggal 25 September 2013 di kantor yayasan Ar Risalah

Didalam membimbing para calon jamaah haji biasanya terdapat faktor-faktor penghambat yang terjadi pada saat bimbingan, baik berupa dari dalam KBIH itu sendiri maupun dari luar. Berdasarkan hasil wawancara penulis maka dapat diketahui bahwa faktor-faktor penghambat yang terjadi yaitu antara lain sebagai berikut :

a. Keterlambatan jamaah, misalnya ada saja jamaah yang datang terlambat dari jam yang telah ditentukan.

b. Karena bervariasinya pendidikan dari para jamaah, hal ini menyangkut

dengan daya tangkap seseorang.

c. Pemahaman keagamaan yang sangat rendah misalnya banyak yang

belum bisa membaca al-quran, tidak paham tentang hukum-hukum keagamaan.

d. Secara umum masih ada juga para jamaah tidak tahu bahwa haji adalah

bukan kewajiban agama, melainkan hanya perjalanan biasa atau jalan-jalan ataurekreasi.

Selain terdapat faktor penghambat, terdapat juga faktor-faktor pendukung dalam pembinaan jamaah haji, antara lain yaitu sebagai berikut :

Dokumen terkait