• Tidak ada hasil yang ditemukan

TARI GADIH TARANA

Tari ini termasuk jenis tari hiburan yang dipentaskan di waktu musim panen, peringatan hari besar Nasional atau sebagai pertunjukan amal untuk mencari dana. Lagu yang mengiringi tarinya adalah lagu berbendi-bendi dengan dua buah syairnya. Alat musik pengiring dapat berupa sebuah band sederhana yang terdiri dari bass, melodi gitar, dan drum, di sam ping itu dapat juga diiringi dengan telempong.

Pakaian penari wanita terdiri dari :

_ tengkulak baikek merah tua, selendang/salempang merah/kuning mas, baju kurung beludru merah tua, sarung merah tua/kuning mas, Kalung, gelang tangan, cincin. Khusus Gadih Tarana memakai sunting.

Pakaian penari laki-laki terdiri dari:

destar bakaruik hitam, baju adat hitam, ikat pinggang kemerah-merahan, celana .

gunting cina hi tam, sarung bugis kehitam-hitaman/merah. Pakaian pemain musiknya biasa saja (bebas).

Alat-alat lain yang dipergunakan adalah: Pisau, keris, derana serta cincin. Sedangkan alat dekorasi adalah gambar rumah adat Minangkabau dengan rangkiangnya, bunga­ bungaan dan tumbuh-tumbuhan lain secukupnya. Tari ini bersifat dramatis dan berlangsung selama lima belas menit. Tema cerita yang ditarikan adalah pertentangan cara mencari jodoh antara orang tua dengan anaknya. Si anak sudah mempunyai pilihan kawan hidupnya yang dicari sendiri dalam pergaulan hidupnya dalam masyarakat, sebaliknya ayahnya a tau pihak keluarganya juga telah mencalonkan seseorang untuk menjadi isteri si anak dan telah disetujui oleh kedua belah pihak kecuali oleh si anak sendiri. Asal usul dan pencipta tari gadih Tarana ini tidak diketahui lagi.

TARI GELOMBANG DUA BELAS

Tari ini merupakan kreasi baru terdapat dikenegarian Talaok, Kecamatan Bayang. Kabupaten Pesisir Selatan, diciptakan oleh Pandeka Tangguak pada tahun 1926. Pemain terdiri dari dua belas orang semuanya laki-laki dewasa. Tari ini bersifat tari hiburan yang diadakan pada upacara penyambutan pembesar-pembesar dari daerah tingkat II, tingkat I atau dari pusat dengan upacara adat, perhelatan perkawinan dan pada hari-hari besar nasional. Jadi tari ini dipertunjukkan pada siang hari di lapangan terbuka, dalam

TARIGALUAK(TEMPURUNG)

Tari Galuak dengan irama pencak ini terdapat di daerah V Koto Air Pampan, Kecamatan Pariaman, Kabupaten Padang Pariman, sebuah kreasi baru yang diciptakan pada tahun 1972 oleh Syahinar, Sd. Burak dan Awaloe'ddin. Ketiga-tiganya adalah guru tari dan silat di sana. Penarinya terdiri dari anak-anak laki-laki dan perempuan berjumlah delapan orang. Ditarikan secara massal dengan peserta sebanyak 50 orang. Masing­ masingnya berfungsi sebagai petani kelapa.

Tari galuak ini merupakan tari hiburan yang dapat dipertunjukkan pada waktu siang a tau sore di lapangan terbuka atau dipentaskan dalam gedung untuk memeriahkan hari perayaan Nasional dan tidak pernah dipertunjukkan pada malam hari. Tari Galuak diiringi oleh sebuah band sederhana yang oleh daerah itu disebut dengan nama orkes dan alat-alat musiknya terdiri dari biola, gendang gitar dan marakas. Lagu-lagu yang dinyanyikan an tara lain adalah: Malereng, Takok Taki, Kaparak Tingga, An dam Oi.

Pakaian pemusik adalah celana dan kemeja putih untuk laki-laki dan rok serta baju putih untuk wanita. Pakaian penari wanita: baju kurung dengan salendang balapak warna merah dan kuning dan selendang, laki-laki memakai baju teluk belanga, celana galembong serta destar yang semuanya berwarna hitam. Perhiasan penari wanita adalah kalung, gelang tangan, cincin dan sunting. Alat-alat yang dipeHukan adalah dua buah galuak (tempurung kelapa) bagi setiap penari. Gerak-gerakannya berupa gerakan orang mencang­

kul, bertanam, memetik mengupas, membelah, mengukur, memasak dan gerakan-gerakan yang menunjukkan kegembiraan. Pertunjukkan ini berlangsung selama lima belas menit. Ceritera yang dibawakan adalah ceritera orang bertanam kelapa yang merupakan salah satu mata pencaharian pokok di daerah Padang Pariaman. Tari ini dibina oleh Shahinar, wanita, 40 tahun, pendidikan SGB, tinggal di Pariaman.

TARI GANJO LULUH

Nama tari di daerah kenegarian Lubuk Batingkok, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh kota, kira-kira sepuluh km sebelah Timur Laut Payakumbuh dan merupakan tari tradisionil negeri itu. Penarinya terdiri dari tiga orang wanita, satu orang dewasa dan dua orang anak-anak, kadang-kadang ditarikan oleh wanita dewasa saja atau anak-anak saja. Seorang penari berperang sebagai Bundo Kanduang sedang yang lain sebagai pengiringnya. Gerakan dasar tari ini adalah gerakan silat, tetapi yang telah dijadikan gerakan tari, yaitu gerakan untuk mengucapkan selamat datang.

Sambilan dinyanyikan waktu mengantarkan marapulai sampai ke tangga rumah. Apabila marapulai sudah ·naik rumah maka tarian ini pun selesai.

Musik pengiring tari ini adalah musik tradisionil berupa adalah talempong (enam buah), sedang alat alat bandnya terdiri dari seruling, biola, melodi gitar/bass, temmpet dan gendang. Alat band ini dapat saja ditambah.

Pakaian pemain musik tidak ditentukan, biasa saja, tetapi pakaian penari Bundo Kanduang (baju kurung, tengkuluk cuek, seperti tanduk kerbau), salempang, dukuah, gelang, cincin, subang). Tangkulak baikek boleh diganti dengan suntiang.

Alat lain yang dipergunakan adalah sebuah cerana yang lengkap dengan isinya (sirih pinang lengkap) dan wang sakupang piak.

Cerana ini pakai tutup dengan kain saten yang berwarna dan pakai tirai (semacam renda tapi agak panjang yang dibuat dari benang emas). Sewaktu menjemput dan mengantar marapulai terjadi sedikit dialog yang diucapkan dalam bahasa daerah Minangkabau. Dialog ini berupa pantun-pantun yang isinya kira-kira mengucapkan selamat datang dan mempersilahkan marapulai naik ke rumah karena memang sudah ditunggu oleh tuan rumah (dalam bahasa daerahnya; dinamakan si

Pangka).

Waktu yang dipergunakan untuk menari seluruhnya adalah dua puluh lima menit lebih kurang.

Tari ini diciptakan oleh Pak Wir (indikasi lengkap tidak tahu) seorang guru tari dan guru silat di daerah itu. Diciptakan pada tahun 1964. Kemungkinan besar diilhami oleh tari gelombang yang sudah sangat terkenal sebelumnya di Sumatera Barat.

TARIGONDAI

Tari ini adalah tari tradisionil yang terdapat di kenagarian Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan. Penciptanya tidak dikenal lagi. Penarinya terdiri dari perempuan saja, meliputi anak-anak dan orang dewasa. Jumlah pemain tidak terbatas, tapi bilangannya harus genap.

Tari ini bersifat mistik di samping untuk hiburan masyarakat setempat. Dipertun­ jukkan sekali dalam seminggu yaitu pada tiap-tiap malam Kamis. di tempat terbuka.

Gerakan-gerakannya berupa gerakan tangan, kaki, badan, pinggul dan kepala, semua gerakan bersifat lemah gumulai. Lagu pengiring berupa lagu lagu sedih (peruntungan) dan

Dokumen terkait