• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasal 98

(1) Puskesmas dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang dan/atau jasa layanan yang diberikan;

(2) Imbalan atas barang dan/atau jasa layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam bentuk tarif layanan yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana;

(3) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi dana dan untuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan;

(4) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa besaran tarif atau pola tarif sesuai jenis layanan BLUD.

Pasal 99

(1) Tarif layanan Puskesmas diusulkan oleh pemimpin BLUD dengan persetujuan Kepala Dinas Kesehatan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;

(2) Penetapan tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mempertimbangkan perhitungan biaya per unit layanan (unit cost), kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, serta kompetisi yang sehat;

(3) Tarif layanan Puskesmas ditetapkan dengan peraturan Bupati dan disampaikan kepada pimpinan DPRD;

(4) Dalam hal tarif layanan PPK-BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum ditetapkan , berlaku tarif pelayanan kesehatan yang diatur dalam Perda tentang retribusi jasa umum.

BAB IX REMUNERASI

Pasal 100

(1) Pejabat pengelola BLUD, Dewan Pengawas, sekretaris Dewan Pengawas dan pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi sesuai dengan tingkat tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan;

(2) Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan, honorarium, insentif kinerja dan bonus atas prestasi;

(3) Remunerasi bagi Dewan Pengawas dan sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dalam bentuk honorarium; (4) Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Bupati

berdasarkan usulan Pemimpin BLUD melalui Kepala Dinas Kesehatan.

Pasal 101

(1) Besaran dan mekanisme remunerasi berupa gaji, tunjangan, honorarium bagi pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berstatus PNS dilaksanakan sesuai peraturan perundangan yang berlaku;

(2) Besaran dan mekanisme remunerasi berupa gaji, tunjangan, honorarium, insentif kinerja dan bonus atas prestasi bagi pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berstatus Non PNS dilaksanakan sesuai dengan perjanjian kerja dalam mekanisme kepegawaian non PNS;

(3) Penyusunan sistem remunerasi wajib memperhatikan:

a. kelayakan penerimaan bagi pegawai, yaitu didasarkan pada tingkat kewajaran kehidupan fisik dan sosial pegawai di lingkungan tempat pegawai ditugaskan dengan tetap menyesuaikan kondisi dan kemampuan keuangan Badan Layanan Umum Puskesmas yang bersangkutan;

b. penghargaan atas pekerjaan yang didasarkan pada tingkat kompleksitas pekerjaan dan beban kerja atau “equal pay for jobs of equal value”, dan penghargaan atas kinerja yang didasarkan pada hasil pencapaian total target kinerja (total performance target); dan

c. Keterbukaan, yang bercirikan adanya mekanisme transparansi atas penghasilan Puskesmas, termasuk besarnyan jasa pelayanan yang dihasilkan oleh masing masing unit / bagian, dan terbuka untuk diketahui oleh pegawai.

Pasal 102 Penerapan Sistem Remunerasi bertujuan : a. meningkatkan komitmen;

b. meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat;

c. memberikan motivasi terhadap peningkatan kinerja pegawai; d. meningkatkan kesejahteraan pegawai; dan

e. memberikan imbalan secara proporsional, adil, dan layak sesuai dengan beban kerja, prestasi kerja, dan kedisiplinan pegawai sehingga mampu mendorong produktifitas.

Pasal 103

Sistem Remunerasi diberlakukan bagi Pejabat Pengelola BLUD, Dewan Pengawas, dan seluruh Pegawai BLUD.

Pasal 104

Pembiayaan remunerasi yang berupa insentif kinerja sebagaimana dimaksud pada pasal 100 ayat (2) didasarkan atas besaran pendapatan puskesmas dengan perincian berikut:

a. setinggi-tingginya 60% dari dana kapitasi dan non kapitasi jaminan kesehatan nasional (JKN);

b. setinggi-tingginya 40% dari pendapatan selain dari pendapatan puskesmas sebagaimana dimaksud pada pada huruf a.

Pasal 105

(1) Remunerasi sebagaimana dimaksud pada pasal 104 diperuntukkan bagi manajemen puskesmas BLUD dan pegawai BLUD;

(2) Remunerasi bagi manajemen BLUD diperuntukkan bagi:

a. Kepala Puskesmas selaku Pemimpin BLUD dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);

b. Kepala Tata Usaha selaku Pejabat Keuangan;

c. Penanggunjawab UKM essensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Penanggunjawab UKM Pengembangan, Penanggunjawab UKP Kefarmasian dan Laboratorium, dan Penanggungjawab Jejaring dan jaringan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, selaku Pejabat Teknis;

d. Bendahara Puskesmas yang terdiri dari Bendahara Penerimaan Pembantu dan Bendahara Pengeluaran Pembantu;

e. Satuan Pengawas Internal .

(3) Remunerasi bagi pegawai BLUD diperuntukkan bagi pegawai BLUD yang berstatus PNS dan Non PNS.

Pasal 106

(1) Remunerasi berupa insentif yang berasal dari dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagaimana dimaksud pada pasal 104 huruf a didistribusikan mengikuti peraturan perundangan yang berlaku ;

(2) Remunerasi berupa insentif yang berasal dari dana non kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagaimana dimaksud pada pasal 104 huruf a didistribusikan sebagai berikut ini:

a. 15 % ( lima belas persen) dialokasikan untuk insentif manajemen;

b. 75 % ( tujuh puluh lima persen) untuk insentif pegawai didasarkan atas penilaian kinerja pegawai dalam kontribusinya untuk memberikan pelayanan UKP, UKM, dan manajerial;

c. 10% ( sepuluh persen ) dialokasikan untuk pemberian penghargaan/bonus/insentif kesejahteraan pegawai .

Pasal 107

Remunerasi berupa insentif yang berasal dari pendapatan Puskesmas selain dari dana Jaminan Kesehatan Nasional sebagaimana dimaksud pada pasal 104 huruf b didistribusikan sebagai berikut ini:

a. 15 % ( lima belas persen)dialokasikan untuk insentif manajemen;

b. 75 % (tujuh puluh lima persen) untuk insentif pegawai didasarkan atas penilaian kinerja pegawai dalam kontribusinya untuk memberikan pelayanan UKP, UKM, dan manajerial;

c. 10% (sepuluh persen) dialokasikan untuk pemberian penghargaan/bonus/insentif kesejahteraan pegawai.

Pasal 108

Remunerasi bagi dewan pengawas berupa honorarium dengan besaran sebagai berikut:

a. honorarium ketua dewan pengawas setinggi-tingginya 40% (empat puluh persen) dari gaji pokok pemimpin BLUD;

b. honorarium anggota dewan pengawas setinggi-tingginya 36% (tiga puluh enam persen) dari gaji pokok pemimpin BLUD; dan

c. honorarium sekretaris dewan pengawas setinggi-tingginya 15% (lima belas persen) dari gaji pokok pemimpin BLUD.

Pasal 109

(1) Penanggungjawab pembayaran remunerasi adalah pejabat keuangan BLUD; (2) Bentuk pertanggungjawaban pengeluaran dana remunerasi yang dikeluarkan

oleh Puskesmas berupa kwitansi/daftar tanda terima oleh masing masing penerima.

BAB X

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 110

(1) Bupati melaksanakan pembinaan umum penyelenggaraan kesehatan yang diserlenggarakan oleh PPK- BLUD Puskesmas;

(2) Pembinaan teknis pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan; (3) Pembinaan pengelolaan keuangan dilaksanakan oleh BPKAD.

Pasal 111

(1) Kepala Dinas Kesehatan melaksanakan pengawasan dan pemantauan dalam penyelenggaraan pelayanan bidang Kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas berdasarkan SPM yang ditetapkan;

(2) SPI membantu pemimpin BLUD melakukan pengawasan internal dalam pencapaian kinerja program maupun kinerja keuangan;

(3) Pemimpin BLUD menyampaikan laporan pencapaian kinerja program

maupun kinerja keuangan kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 112

(1) Perjanjian Kerjasama yang telah ada sebelum peraturan Bupati ini, tetap berlaku sampai jangka waktu kerjasama berakhir;

(2) Perjanjian kerjasama yang telah berakhir sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat diperpanjang sesuai kesepakatan para pihak berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam peraturan Bupati ini.

Pasal 113

Ketentuan remunerasi yang telah ada sebelum peraturan Bupati ini, tetap berlaku sampai diterbitkannya peraturan Bupati yang khusus mengatur tentang remunerasi PPK BLUD Puskesmas.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 114

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Blitar.

Ditetapkan di Blitar

pada tanggal : 29 Desember 2017 BUPATI BLITAR,

Ttd. RIJANTO Diundangkan di Blitar

Pada Tanggal 29 Desember 2017

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR

Ttd.

TOTOK SUBIHANDONO

BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017 NOMOR 66/E Salinan sesuai dengan aslinya

An. SEKRETARIS DAERAH

ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESRA U.b.

KEPALA BAGIAN HUKUM Ttd

HARIS SUSIANTO, SH., M.Si Pembina Tk. I

FORM AT RENCANA STRATEGI BISNIS Halaman Judul Daftar Isi Kata Pengantar Bab I Pendahuluan 1.1 . Latar Belakang 1.2 . Tujuan

1.3. Pengertian Dan Ruang Lingkup 1.4. Konsepsi Dasar

1.5 . Metode Bab II Profil Puskesmas

2.1 . Sejarah 2.2 . Aspek Legal 2.3 . Lokasi Bisnis

2.4 . Gambaran Produk Jasa 2.5 . Isu Isu Strategis

Bab III Analisa Lingkungan Bisnis

3.1 . Pengkuran Dan Evaluasi Kinerja 3 Tahun Terakhir Dan Prognosa Tahun Berjalan

3.2 . Analisa Swot

3.3 . Faktor Kunci Keberhasilan Strategis Bab IV Arah Bisnis Blud

4.1.. Telaahan Rpjmd Kabupaten Dan Renstra Skpd 4.2.. Visi Strategi

4.3.. Misi Strategi

4.4.. Penyelarasan Visi Dan Misi Dengan Program Kegiatannya 4.5. Motto

4.6. Inisiatif Dan Sasaran Strategis Bab V Rencana Strategi Bisnis

5.1 . Program Kerja

5.2 . Proyeksi Keuangan 5 Tahun

5.3 . Proyeksi Investasi / Belanja Modal 5 Tahun Bab VI Penutup

NOMOR 66 TAHUN 2017 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN BLITAR

BUPATI BLITAR Ttd.

FORMAT USULAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENGANTAR LEMBAR PENGUSULAN DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN

Dokumen terkait