• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Tata Upacara Perkawinan Adat Jawa

1. Proses sebelum upacara perkawinan

1.6 Tarub

Seminggu sebelum upacara perkawinan dimulai, pihak calon pengantin putri memasang tarub dan tratak. Kalau dikota-kota besar dua atau tiga hari sebelumya upacara perkawinan dimulai.

Setelah pemasangan tarub disusul dengan pemasangan tratak, yaitu memasang hiasan-hiasan dengan dengan macam-macam daun-daun dan buah buahan. Tempat-tempat yang perlu dipasang tarub yaitu bagian depan rumah, tempat pentas untuk macam-macam hiburan, di bagian depan dapur, di kanan kiri samping rumah (bila mungkin).34

Untuk memasang tarub dan tratak tarub biasanya dipilih dan dicari hari yang paling baik dengan maksud agar pelaksanaan selanjutnya tidak mengalami gangguan atau halangan apapun. Sebelum menentukan hari yang baik untuk pemasangan tarub dan tratak tarub perlu kiranya diberikan petunjuk perhitungan sistem nilai hari dan pasaran sebagai berikut35 :

Tabel III. Petunjuk Perhitungan Sistem Nilai Hari dan Sepasaran

No Hari Nilai Pasaran Nilai

1 Minggu 5 Kliwon 8 2 Senin 4 Legi 5 3 Selasa 3 Pahing 9 4 Rabu 7 Pon 7 5 Kamis 8 Wage 4 6 Jumat 6 7 Sabtu 9

Selanjutnya untuk menentukan hari yang baik dapat dipilih perhitungan seperti daftar dibawah ini:

Tabel IV. Jumlah Hari Makna dan Artinya

No Jumlah Nilai Makna/Arti Sifatnya

1 7 atau 13 Makmur, tentram dan damai baik

34

Ibid

2 8 atau 14 Siluman laki-laki buruk

3 9 atau 15 Jongkok buruk

4 10 atau 16 Sungguh-sungguh dan berbudi luhur Baik

5 11 atau 17 Siluman perempuan Buruk

6 12 atau 18 Bencana alam buruk

Agar lebih jelas berikut ini contoh cara menghitung nilai dari hari dan pasaran yang baik untuk pemasangan tarub dan tarub tratak, misalnya:

Hari Kamis nilai = 8 Pasaran nilai = 8__ +

16

Jumlah nilai 16 dalam daftar di atas masuk dalam urutan ke-4 makna atau sifatnya sungguh-sungguh dan berbudi luhur. Jadi jumlha nilai itu adalah hari dan pasaran yang baik untuk memasang tarub dan tarub tratak.

Tarub tersebut dibuat dari anyaman janur tua (daun kelapa) yang dianyam secara kusus dan khas. Anyaman tersebut dinamakan betepe. Hiasan tarub harus memenuhi persyaratan yang disebut sarana tarub (sarana tarub)36 antara lain :

1. Janur kuning dengan segala macam bentuk dan model atau motif

2. Kelapa gading dan kelapa muda yang dipasang kanan kiri pada pintu gerbang

3. Satu tandan pisang raja yang masih di pohon dan sudah hampir masak 4. Pohon tebu wulung, padi dan lain-lain

Arti simbolis tarub berasal dari kata benda artinya "bangunan secara darurat" yang dipakai untuk sementara waktu selama perhelatan berlangsung.

Tarub dibangun khusus di sekeliling bangunan rumah orang yang akan

mempunyai hajatan sebagau tujuan37 :

a. Secara lahiriah: Membuat tambahan bangunan atau ruangan untuk tempat duduk para tamu yang diundang dan keperluan lain lain agar tidak kepanasan dan kehujanan.

b. Secara batiniah: mempunyai arti simbolis, pembuatan tarub ada persyaratan kusus dan tiap-tiap persyaratan mengandung arti religius. Persyaratan kusus disebut srana dan sesaji tarub dengan tema pokok agar selama menyelenggarakan upacara adat selamat, tanpa ada aral melintang.

36

Ibid

Srana tarub disebut tawuhan yang terdiri dari:

1. Sepasang pohon pisang raja yang telah berbuah dan hampir masak mengandung arti:

a. Agar mempelai kelak dapat menjadi pemimpin keluarga, lingkungan dan masyarakat luas secara baik;

b. Seperti pohon pisang yang dapat tumbuh dan hidup dimanapun juga serta dapat mengahasilkan buah. Diharapkan agar pasangan pengantin kelak dapat membangun keluarga di mana saja dan dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan seperti halnya pohon pisang. 2. Sepasang tebu wulung yaitu tebu dengan kulit berwarna

kemerah-merahan. Secara simbolis dapat diartikan:

a. Tebu diartikan dengan melihat dari singkatan dari atebing kalbu. Atebing artinya ketekatan/kebulatan, kalbu arti sanubari. Jadi arti keseluruhan dari atebing kalbu adalah adanya kebulatan tekat dari hati sanubari sehingga tidak mudah dipengaruhi;

b. Wulung artinya tebu wulung yang berwarna hitam kemerah-merahan, melambangkan adanya kematangan jiwa (mulus/matang)

Artinya keseluruhan dari kedua pengantin diharapkan agar segala sesuatu yang telah dipikirkan masak-masak dilaksanakan dengan tekat bulat dan pantang menyerah (mulak sarira hangrasa wani);

3. Dua tandan buah kelapa gading yang masih muda (cengkir), secara simbolis dapat diartikan:

a. Kelapa gading yaitu kelapa yang kulitnya kuning melambangkan kedua pengantin sudah saling tertarik dan saling mencintai;

b. Kelapa muda yaitu kelapa muda yang masih kecil dan belum dapat dimakan dinamakan cengkir. Akronim yang berasal dari kata kencenging pikir artinya kedua pengantin agar memiliki pikiran yang teguh agar tidak mudah dipengaruhi oleh siapapun.

Arti keseluruhan ialah agar kedua pengantin mempunyai pendirian yang kuat dalam membina rumah tangga dikemudian hari, saling asih, asah, asuh.

4. Macam-macam daun yang baru saja ditebang antara lain: a. daun beringin

b. daun maja c. Daun kara d. Daun andhong e. Daun alang-alang f. Daun dadap srep

Keseluruhan mengandung arti agar kedua pengantin kelak dapat tumbuh seperti pohon beringin, dapat menjadi pengayom bagi semua keluarga, dan selanjutnya agar selalu selamat sejahtera sampai selama-lamanya (aja ana sakara-kara, kalis ing sakebing rubeda).

Perlengkapan busana pengantin apabila saatnya telah tiba sesudah pasang tarub maka busana diatur sebagai berikut38 :

1. Bapak calon pengantin putri memakai busana kain bermotif truntum (cakar ayam), sabuk sindur yaitu sabuk yang terbuat dari kain selendang warna putih dan tengah-tengahnya merah.

2. Ibu calon pengantin putri sabuk sindur dipakai sebagai ikat pinggang juga dan cara pemakaiannya tertutup oleh baju kebaya. Pada waktu upacara ijab kabul, bapak dan ibu masih tetap memakai truntum dan kain sindur. Pada waktu upacara adat berlangsung bapak dan ibu pengantin baik putra maupun putri boleh memakai kain bebas tetapi masih tetap memakai ikat pinggang sindur, sanum apabila tidak tersedia busana lainnya dapat juga memakai busana kain sindur. Biasanya motif kain kebaya, beskap dan surjan masih tetap sama hanya dalam resepsi jenisnya lain dan biasanya lebih baik.

3. Untuk pengantin putri apabila pemasangan tarub telah selesai, calon pengantin putri berbusana kain yang bermotif nitik, sedangkan baju kebaya yang dipakai bebas asal masih baru. Busana pengantin putra masih bebas. Dalam malam midodareni calon pengantin berdua sudah boleh disebut pengantin, karena dalam malam midodareni biasanya sudah mendekati waktu ijab kabul. Busana yang dipakai oleh kedua pengantin dalam malam midodareni adalah kain bermotif binatang misalnya kupu-kupu, burung-burungan dan lain sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar anak-anaknya kelak tidak meniru sifat-sifat seperti binatang. Pengantin putri tidak diperbolehkan mempergunakan perhiasan.

4. Untuk pengantin putra berbusana kain dengan corak sama dengan pengantin putri, memakai ikat kepala (blangkon menurut gaya masing-masing), berkalung karset, memakai keris, namun praktisnya pada malam midodareni cukup memakai jas lengkap.

2. Proses pelaksanaan upacara perkawinan

Dokumen terkait