• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Tata Cara Analisis Hasil

Data dibahas secara analitik dengan uji statistik dan secara deskriptif dengan bantuan tabel

1. Persentase jenis kelamin pasien pada kelompok kontrol maupun perlakuan dikelompokkan menjadi 2, yaitu pasien berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien pada tiap kelompok jenis kelamin dibagi dengan jumlah keseluruhan pasien yang menggunakan obat golongan saluran cerna kemudian dikalikan 100%. Perlu uji statistik, untuk mengetahui apakah jenis kelamin antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berbeda bermakna atau tidak, taraf kepercayaan yang digunakan adalah 90%. Uji yang digunakan adalah uji nonparametrik Chi-Square, bila p<0,1 artinya berbeda bermakna, sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak bermakna.

2. Persentase tingkat pendidikan pasien baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol dikelompokkam berdasarkan masing-masing pendidikan pasien, dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien pada tiap kelompok tingkat pendidikan dibagi jumlah keseluruhan kasus pasien yang menggunakan obat golongan saluran cerna kemudian dikalikan 100%. Untuk mengetahui ketaatan

antara kelompok perlakuan dan kontrol dilakukan uji statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov, taraf kepercayaan yang digunakan 90%. bila p<0,1 artinya berbeda bermakna, sedangkan bila p>0,1 artinya berbeda tidak bermakna.

3. Perbandingan umur pasien antara kelompok perlakuan dan kontrol yang digunakan sebagai baseline, dapat dihitung menggunakan SPSS, diuji dengan uji statistik. Bila sebaran data normal digunakan uji parametrik T-test sedangkan jika sebaran data tidak normal digunakan uji nonparametrik Mann-Whitney. Taraf kepercayaan yang digunakan adalah 90%. Jika p>0,1 artinya berbeda tidak bermakna, sedangkan jika p<0,1 artinya berbeda bermakna. 4. Persentase jumlah unit obat yang digunakan oleh pasien baik pada kelompok

perlakuan maupun kelompok kontrol dihitung berdasarkan jumlah seluruh obat yang diterima pasien dibagi jumlah pasien dikali 100%.

5. Persentase jenis obat (selain obat golongan saluran cerna) yang digunakan oleh pasien dihitung berdasarkan jumlah penggunaan suatu jenis obat dibagi jumlah obat dikali 100%.

6. Persentase golongan dan jenis obat golongan saluran cerna yang digunakan oleh pasien dihitung berdasarkan jumlah penggunaan golongan dan jenis obat tiap golongan obat saluran cerna dibagi jumlah penggunaan dikali 100%. 7. Persentase jumlah dan jenis obat golongan saluran cerna yang digunakan

pasien dihitung berdasarkan jumlah pasien yang menggunakan jumlah dan jenis obat golongan saluran cerna tertentu dibagi jumlah pasien dikali 100%.

8. Persentase jumlah masalah evaluasi peresepan dihitung berdasarkan jumlah pasien yang memiliki masalah dalam evaluasi peresepan dibagi jumlah pasien kemudian dikalikan 100%.

9. Evaluasi perbedaaan ketaatan pasien berdasarkan jumlah obat yang diminum dihitung dengan mencari % ketaatan pada masing-masing pasien yaitu:

% Ketaatan = x100% resep dalam obat Jumlah digunakan yang obat Jumlah

Selanjutnya ketaatan antara kelompok perlakuan dan kontrol dihitung dengan membandingkan persentase ketaatan antara kedua kelompok tersebut menggunakan uji statistik. Jika sebaran data normal digunakan uji parametrik T-test namun, jika sebaran data tidak normal digunakan uji statistik non parametrikMann-Whitney. Taraf kepercayaan yang digunakan 90%, jika p>0,1 berarti berbeda tidak bermakna namun jika p<0,1 berarti berbeda bermakna. 10.Evaluasi ketaatan berdasarkan aturan pakai dibandingkan antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol, diuji menggunakan statistika yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Taraf kepercayaan yang digunakan adalah 90%, jika p>0,1 berarti berbeda tidak bermakna namun jika p<0,1 berarti berbeda bermakna.

11. Evaluasi ketaatan berdasarkan cara pakai obat dibandingkan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diuji menggunakan uji statistik yaitu uji Fisher. Taraf kepercayaan yang digunakan adalah 90%, jika p>0,1 berarti berbeda tidak bermakna namun jika p<0,1 berarti berbeda bermakna.

12. Evaluasi dampak terapi pasien berdasarkan perubahan kondisi pasien setelah menjalani terapi antara kelompok perlakuan dan kontrol. Evaluasi dampak terapi pasien dibahas secara deskriptif.

13.Hipotesis : Pasien yang diberikan informasi plus alat bantu lebih taat menggunakan obat golongan saluran cerna dibandingkan pasien yang hanya menerima informasi.

h null : Pasien yang diberikan informasi plus alat bantu tidak lebih taat menggunakan obat golongan saluran cerna dibandingkan pasien yang hanya menerima informasi.

p>0,1 : h null diterima artinya Pasien yang diberikan informasi plus alat bantu tidak lebih taat menggunakan obat golongan saluran cerna dibandingkan pasien yang hanya menerima informasi.

p<0,1 : h null ditolak artinya Pasien yang diberikan informasi plus alat bantu lebih taat menggunakan obat golongan saluran cerna dibandingkan pasien yang hanya menerima informasi.

I. Kesulitan Penelitian

Dalam proses pengambilan data pasien, peneliti mengalami beberapa kesulitan, antara lain bahan untuk merancang alat bantu yang sulit diperoleh karena jumlahnya terbatas sehingga penelitian sedikit tertunda karena menunggu alat bantu tersebut, untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti memesan bahan jauh-jauh hari dalam jumlah banyak. Kesulitan yang sering dijumpai yaitu pasien menolak mengikuti penelitian ini, hal ini disebabkan pasien mengira bahwa dalam penelitian ini mereka harus mengeluarkan biaya. Selain itu jumlah pasien

yang bersedia mengikuti penelitian tidak menentu. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut peneliti berusaha menarik pasien dengan bahasa yang menarik serta memberi souvenir agar pasien bersedia mengikuti penelitian ini.

Selamahome visit kesulitan yang sering ditemui adalah sulitnya mengatur pergantian penggunaan alat sehingga harus saling menunggu, alamat pasien yang jauh dan sulit ditemukan menjadi kendala dalam penelitian ini. Selain itu juga kesulitan bahasa daerah sehingga komunikasi antara peneliti dan pasien kurang optimal. Kesulitan yang menjadi kelemahan penelitian ini ialah jika pasien tidak jujur, alat bantu kotak obat yang kita berikan menjadi kurang valid, pasien bisa saja membuang obat atau menyimpannya di tempat lain sehingga di kotak obat yang telah disiapkan kosong, namun pasien mengaku telah meminum obat tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti sejak awal telah memberi informasi kepada pasien agar bila lupa minum obat tidak perlu takut, atau berusaha menutupi, justru obat yang lupa diminum tetap diletakkan di kotak obat yang telah disiapkan tersebut. Kesulitan lain yang sering dijumpai yaitu pasien gugur dikarenakan pasien menjalani rawat inap, dan juga alamat yang tidak dapat ditemukan. Oleh karena itu peneliti berusaha memperoleh data pasien selengkap-lengkapnya agar pasien mudah dihubungi dan ditemukan.

39

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi ketaatan penggunaan obat saluran cerna antara kelompok perlakuan dan kontrol sehingga faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketaatan selain penggunaan alat bantu ketaatan dapat dikontrol atau memiliki perbedaan yang tidak bermakna. Faktor yang dapat mempengaruhi ketaatan penggunaan obat saluran cerna adalah profil pasien dan profil terapi pasien.

Pada penelitian ini, diharapkan keadaan base line yang meliputi profil pasien dan profil terapi pasien pada kedua kelompok jika dihitung secara statistika berbeda tidak bermakna (p>0,1; taraf kepercayaan 90%) yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antarabase linekelompok perlakuan dan kelompok kontrol sehingga hasil penelitian tidak terpengaruh oleh profil pasien maupun profil terapi pasien melainkan oleh karena ada tidaknya alat bantu ketaatan.

A. Profil Pasien

Profil pasien yang dapat mempengaruhi ketaatan penggunaan obat golongan saluran cerna antara satu pasien dengan pasien lainnya meliputi jenis kelamin, umur, dan tingkat pendidikan.

1. Berdasarkan jenis kelamin

Pasien yang masuk dalam kriteria inklusi penelitian ini jika digolongkan berdasarkan jenis kelamin terbagi atas laki-laki dan perempuan. Pada kelompok

perlakuan terdapat 9 laki-laki dan 10 perempuan, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 12 laki-laki dan 12 perempuan.

Tabel III Gambaran profil pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 berdasarkan jenis kelamin Kriteria Kelompok perlakuan Kelompok kontrol Nila p

(90%) (n=19) % (n=24) % Jenis kelamin Laki-laki = 9 Wanita = 10 52,63 47,37 Laki-laki = 12 Wanita = 12 50 50 0,864

Diperoleh harga p = 0,864 (p>0,1) yang berarti jenis kelamin antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berdasarkan jumlahnya berbeda tidak bermakna sehingga pada penelitian ini, faktor jenis kelamin pada pasien kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berbeda tidak bermakna.

2. Berdasarkan umur

Umur pasien yang masuk dalam penelitian ini yaitu lebih dari 17 tahun dengan umur terendah 19 tahun dan umur tertinggi yaitu 90 tahun pada kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol, umur terendah 25 tahun dan umur tertinggi 80 tahun.

Tabel IV Gambaran profil pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta pJuni-Juli 2009 berdasarkan umur

Kriteria Kelompok perlakuan Kelompok kontrol Nilai p (90%)

(n=19) Nilai (n=24) Nilai

Umur 49,58 ± 16,205 53,21 ± 17,742 0,493

Diperoleh nilai p sebesar 0,493 (p>0,1) yang artinya rata-rata umur pasien pada kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol berbeda tidak bermakna sehingga pada penelitian ini, umur pasien pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tidak mempengaruhi ketaatan pasien dalam menggunakan obat golongan saluran cerna.

3. Berdasarkan tingkat pendidikan

Pasien yang menerima obat golongan saluran cerna di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 berasal dari berbagai latar belakang pendidikan. Ada 5 pembagian latar belakang pendidikan pasien yaitu tidak bersekolah (tidak ada), SD, SLTP, SMA dan Perguruan Tinggi. Berdasarkan tabel I diatas, sebagian besar pasien kelompok perlakuan memiliki pendidikan akhir SMA (36,84%) dan Perguruan Tinggi (36,84%), sedangkan jumlah pasien paling sedikit memiliki pendidikan akhir SLTP (10,53%). Pada kelompok kontrol, sebagian besar pasien memiliki pendidikan akhir SD (29,17%) sedangkan yang paling sedikit adalah yang tidak memiliki pendidikan akhir atau tidak bersekolah (8,33%).

Tabel V Gambaran profil pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 berdasarkan tingkat pendidikan Kriteria Kelompok perlakuan Kelompok control Nilai p

(90%) (n=19) % (n=24) % Tingkat pendidikan Tidak ada = 0 SD = 3 SLTP = 2 SMA = 7 Perguruan Tinggi = 7 0 15,79 10,53 36,84 36,84 Tidak ada = 2 SD = 7 SLTP = 4 SMA = 6 Perguruan Tinggi = 5 8,33 29,17 16,67 25 20,83 0,383

Diperoleh nilai p sebesar 0,383 (p>0,1). Nilai ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berbeda tidak bermakna sehingga pada penelitian ini, tingkat pendidikan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tidak mempengaruhi ketaatan pasien dalam menggunakan obat golongan saluran cerna.

Base line profil pasien pada kelompok perlakuan dan kontrol yang meliputi umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan diperoleh harga p>0,1 yang

menunjukkan bahwa profil pasien pada kedua kelompok tersebut berbeda tidak bermakna sehingga disimpulkan bahwa profil pasien tidak mempengaruhi ketaatan penggunaan obat golongan saluran cerna pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009.

Dokumen terkait