• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

6. Tata Cara Melaksanakan Ibadah Kurban

46Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim, op.cit., h. 622.

47Abu Daud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi as-Sijistani, Ensiklopedia Hadits 5: Sunan Abu

Sebagaimana yang sudah dibahas terdahulu tentang waktu pelaksanaan kurban, yaitu setelah melaksanakan sholat Idul Adha dan mendengarkan dua khutbah sampai dengan sebelum terbenamnya matahari ditanggal 13 Dzulhijjah.

Para ulama sepakat bahwa kurban tidak boleh diambil sebelum salat Idul Adha berdasarkan hadis berikut ini:

Muhammad bin Basyar menyampaikan kepada kami dari Ghundar,

dari Syu‟bah, dari Zubaid al-Iyami, dari asy-Sya‟bi, dari al-Bara` bahwa Nabi Muhammad s.a.w bersabda: Pertama kali yang harus kita lakukan pada hari ini adalah shalat. Kemudian kita pulang, lalu kita menyembelih hewan kurban. Orang yang melaksanakannya, dia telah melakukan sunah kita; orang yang menyembelih sebelum shalat (Id), daging hewan itu hanyalah seperti daging yang dipersembahkan untuk keluarganya dan

bukan daging kurban.” (H.R. Bukhari)48

Seseorang yang berkurban, sebaiknya menyembelih dengan tangannya sendiri, tidak mewakilkannya kepada orang lain.49 Apabila orang tersebut merasa ragu atau tidak mampu, boleh diwakilkan dengan orang lain yang mengerti tentang persyaratan-persyaratan yang ada. Walaupun seseorang diwakilkan orang lain untuk menyembelih, namun dianjurkan untuk menyaksikannya sendiri.

Dalam Ibadah kurban, pelaksanaan penyembelihannya harus memenuhi rukun-rukun, yaitu:

a. Penyembelih

Penyembelih disini ialah orang yang boleh (sah) menyembelih meliputi semua orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan,

48Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, loc.cit,.

merdeka atau budak, fasik atau ta`at, dalam keadaan suci dari hadats besar, ahlul kitab.

Adapun urutan orang yang paling utama untuk menyembelih adalah sebagai berikut :

1) Laki-laki muslim yang berakal dan paham untuk menyembelih.

(tamyiz)

2) Laki-laki muslim yang berakal.

3) Perempuan muslimah yang berakal dan paham untuk menyembelih. (tamyiz)

4) Perempuan muslimah yang berakal. 5) Ahlul kitab.50

Penjabaran di atas menunjukan bahwa setiap orang berhak untuk menyembelih tetapi diutamakan lelaki muslim yang paham dalam menyembelih. Serta Islam mengesahkan sembelihan ahli kitab.

b. Hewan yang disembelih

Hewan yang boleh disembelih adalah meliputi semua hewan kurban yang halal dikonsumsi (dimakan).51 Artinya seluruh hewan kurban yang sehat dan tidak dalam keadaan cacat dan sekarat.

c. Alat untuk menyembelih

Alat penyembelihan, adalah meliputi setiap benda tajam yang dapat melukai. Seperti : besi, batu, kaca, bambu runcing dan yang lainya asalakan yang bukan dari tulang, gigi dan juga kuku.52

Penyembelihan dapat dianggap sah apabila dilakukan dengan cara memotong seluruh kerongkongan dan tenggorokan yang dimiliki oleh hewan, yang merupakan jalan nafasnya serta makanan.53 Biasa saluran pernafasan disebut juga dengan mari` (urat nadi) dan saluran makanan dan minuman disebut juga dengan hulqum (tenggorokan) maka keduanya itu

50M. Husain Nashir, op.cit., h. 4-5.

51Ibid., h. 6. 52Ibid., h. 7.

53Syaraf An-Nawawi Ad-Dimasyqi dan Imam Abu Zakariyya Yahya, Raudhatuth-thalibin,

harus terpotong.54 Jika didalam penyembelihan tidak terputus dua saluran tersebut maka dipastikan hewan tersebut tidak akan mati.

Dalam penyembelihan, orang yang menyembelih wajib bersegera ketika menyembelih, dan jangan berlambat-lambat sehingga menyebabkan hewan menjadi bangkai sebelum pemotongan pada bagian yang mematikan.55 Hal ini maksudnya jika si penyembelih lalai dalam melaksanakan tugasnya sehingga ketika hewan selesai disembelih, hewan tersebut masih hidup dan mampu bertahan lama, lalu untuk membuatnya mati maka disembelih kembali maka haram hukumya. Dalam penyembelihan, tenggorokan dan urat nadi haruslah terpotong sekaligus. Apabila tidak bisa, boleh melakukan dua kali tetapi dengan catatan pemotongan yang pertama dan yang kedua tidak dipisahkan oleh renggang waktu.56

Ada beberapa tanda-tanda yang harus diperhatikan jika hewan tersebut sudah disembelih yaitu :

1) Bergerak dengan keras (menggelepar) 2) Darahnya mengucur deras

3) Tenggorokanyan berbunyi/mengorok

Apabila salah satu tanda-tanda tersebut ditemukan pada hewan yang telah disembelih, maka sembelihanya sudah dianggap cukup (sah). 57 Jika di dalam penyembelihan tidak terdapat tiga dari salah satu ciri-ciri di atas maka dipastikan hewan tersebut tidak akan mati.

Setelah kita mengatahui rukun-rukun penyembelihan, selanjutnya yang perlu kita perhatikan bagaimana tatacara pelaksanaan penyembelihan hewan tersebut. Adapun tata cara penyembelihan hewan kurban adalah sebagai berikut :

a. Hewan yang akan dikurbankan dibaringkan kesebelah rusuknya yang kiri dengan posisi hewan tersebut menghadap kearah kiblat, diiringi

54M. Husain Nashir, op.cit., h. 9.

55Syaraf An-Nawawi Ad-Dimasyqi dan Imam Abu Zakariyya Yahya, op.cit. h.672

56M. Husain Nashir, op.cit., h. 11.

dengan membaca doa “Rabbana taqabbal minna innaka antas sami‟ul „alim.” (“Ya Tuhan kami, terimalah kiranya kurban kami ini, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui.”).58 Untuk penyembelihan kambing cukup dengan mengmeganginya saja sudah cukup, sedangkan untuk sapi dan kerbau dengan membaringkanya lalu mengikat kaki-kainya. Berbeda dengan unta, unta disunahkan menyembelihnya dalam keadaan berdiri.

b. Penyembelih melakukan penyembelihan, sambil membaca:

“Bismillahi Allahu akbar.” (Artinya: “Dengan nama Allah, Allah Maha Besar”). Setelah itu disunahkan untuk membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW.59 Untuk hewan kambing,sapi dan kerbau penyembelihan dilakukan di ujung leher dekat dengan kepala. Tetapi untuk unta penyembelihan dilakukan di leher dekat dengan dada. c. Kemudian penyembelih membaca doa, agar apa yang diniatkakan dan

kurbanya diterima Allah SWT. Sebagaimana doa yang dibaca Nabi Muhammad yaitu :

“Ya Allah, ini pemberian-Mu dan aku kembalikan kepada-Mu

maka terimalah ini dariku”.60

Agama Islam sebenarnya tidak mewajibkan untuk menyebut nama Tuhanya didalam penyembelihan. Karena itulah seorang muslim dibolehkan memakan daging dari hasil sembelihan orang ahlul kitab yang memang mereka didalam penyembelihan tidak menyebut nama Allah. Tetapi beda halnya dengan kurban, di dalam pelaksanaanya diharuskan untuk menyebut nama Allah dan berdo’a serta menyembelih sendiri, jika diwakili haruslah dia yang beragama Islam serta pandai didalam penyembelihan.

58Mansyur, dkk., op.cit.,h. 52.

59Ibid.

Selain itu ada beberapa sunnah yang harus diperhatikan, Syekh Abu

Syuja’ mengatakan di dalam buku Kifayatul Akhyar yaitu :

“Pada waktu menyembelih disunahkan lima hal: 1) Membaca

basmalah, 2) Membaca selawat atas Nabi SAW, 3) Menghadapkan binatang yang disembelih ke kiblat, 4) Membaca takbir, 5) Berdoa agar

diterima oleh Allah.”61

Perkataan Syekh Abu Syuja’ di atas menjelaskan beberapa sunah yang perlu diperhatikan yaitu membaca basmalah (menyebut nama Allah), membaca sholawat nabi Muhammad SAW, mengahadapkan binatang yang disembelih kearah kiblat, mambaca takbir dan berdoa kepada Allah agar kurbanya diterima.

Dokumen terkait