• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN/ HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Tata Cara Dan Pelaksanaan Meminta Anak Ka Kuburan Di Masyarakat

Rambatan Kabupaten Tanah Datar

Masyarakat Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Ramabatan Kabupaten Tanah Datar merupakan masyarakat yang beragama Islam sama juga di daerah lain di Kabupaten Tanah Datar. Di Jorong Sawah kareh ini banyaknya tradisi yang di gunakan oleh masyarakat setempat seperti bakau ka ateh bukik, batolak bala, mamintak anak dan sebagainya. Namun disini penulis lebih meneliti mamintak anak ka kuburan karena adanya spesifik dalam mamintak anak ka kaburan karamat. Penulis melakukan wawancara kepada beberapa orang sepasang suami istri. Awalnya kepercayaan mamintak anak kakuburan adanya salah satu warga dalam keadaan sakit namun pada malam hari adanya seorang yang datang ke dalam mimpi warga tersebut dengan mengatakan obat dari penyakit warga tersebut, dan orang tersebut menyuruh mengantarkan obt ke sebuah kuburan.setelah warga itu mengerjakan hal tersebut lalu warga tersebut sembuh dari penyakitnya. Jadi warga tersebut menceritakan kesembuhannya itu kepada warga yang lain, sehingga menjadi sebuah kepercayaan oleh warga lain sampai masyarakat di Jorong Sawah Kareh ini menggap bahwa kuburan kuburan keramat. Dengan di anggapnya kuburan tersebut sebagai kuburan keramat maka banyak warga yang

melakukan permohonan ke kuburan tersebut berupa mamintak anak ka kuburn. (Darminas, Wawancara: 04 desember 2020).

sepasang suami istri yang menikah lebih kurang dari 2 tahun. Selama mereka menikah dia belum di karuniai keturunan oleh Allah Swt. Sepasang suami istri ini sealama dalam ikatan pernikahan sudah melakukan berbagai mulai dari berseggama, berobat kampung sampai melakukan pemeriksaan ke dokter. Jadi saya sudah putus asa dan adalah orang kampung menyuruh saya dan istri pergi ke kubura itu dan bermohon keapada kuburan untuk di beri keturan. Keturunan dalam rumah tangga merupakan hal yang penting bagi sepasang suami istri. (nini Sartika dan Caprizal, Wawancara: 05 Desember 2020). Selain sepasang ini ada juga pasangan sumi istri yang lain sudah lama menikah juga tidak mendapatkan keturunan yaitu Ina dan Siaik. Dia sudah menikah lebih kurang dari 3 tahun sehingga dia juga memutuskan untuk maminta anak ka kuburan yang di anggao keramat. Dia sdah berobat kampung dan berurut, orang tersebut mengatakan bahwa peranakannya naik sehingga susah untuk mendaptkan anak, dan sepasang suami istri pergi ke kuburan untuk mamintak anak. (Ina dan siaik, Wawanacar: 04 Desember 2020). Ada juga pasangan suami istri lainnya yang juga tidak mendapatkan keturunan. Dia juga sudah menikah selama lebih kurang 5 tahun yaitu Siuh dan Baran. Sekian lamanya dia sudah menikah tidak mendapatkan anak. Dia sudah berobat kesana ke sini tetapi tidak berhasil. Namun dia menekatkan hatinya untuk mamintak anak ka kubuarn yang di anggap keramat. (Siuh dan Baran, Wawancara: 03 Desember 2020), selain itu ada juag sepasang suami istri yang juga tidak mendapatkan anak sudah bertahuntahun menikah yaitunya Siaih dan Mansun. Mereka sudah menikah selama lebih kurang 3 tahun. Dia juga sudah melakukan berbagai obat mulai dari obat kampung dan pergi ke dokter untuk di periksa tetpi hasilnya tidak menghasilkan. Sekian lama sudah menikah namun belu di karunia anak maka dia membulatkan tekadnya untuk mamintak anak ka kaburan terseburt, di sini dia tidak percaya dengan hal tersebut, namun dia

mencobanya tenyata menghsilkan yaitu istrinya Siaih hamil. Dengan hal itu saya mereka mempercayai hal tersebut. (Siaih dan Mansun, Wawancara: 03 Desember 2020)

Dari banyaknya sepasang suami istri yang tidak mendapatkan keturunan maka mereka pergi ke kuburan keramat untuk mamintak anak. Sepasang suami istri yang tidak mendapatkan anak ini sudah kesana kesini tetapi tidak juga berhasil, karena dia bercerita ke sana kesini maka ada orang kampungnya yang menyuruh dia untuk pergi ke kuburan keramat dengan niat untuk maminta anak ka kaburan tersebut, dan orang yang memberi tahu ini sudah banyak yang berhasil meminta anak ke sana. Tanpa dia pikir panjang dia langsung ke kuburan keramat itu untuk meminta anak ka kuburan karamat tersebut. Tradisi maminta anak ka kuburan sudah menjadi hal yang turun temuran sekitar 40 tahun yang lalu. Awal mula terjadinya tradisi ini adanya warga Jorong Sawah Kareh dalam keaadaan sakit, pada malam hari warga yang sakit tersebut bermimpi bahwasanya ada orang yang datang kedalam mimpinya mengatakan obat untuk penyakitnya dan orang tersebut langsung menyuruh mengantarkan obat ke suatu kakuburan. Setelah warga tadi melakukan beberapa hari kemudian ternyata warga ini sembuh drai penyakitnya. (Afrimardono dan Riri, Wawancara, 05 Desember 2020)

Setelah terjadinya kejadian ini maka orang yang sakit ini menceritaka kepada warga yang lainnya tentang kesembuhan yang dialaminya sehingga warga yang lain percaya tentang kesembunhannya itu karena ada buktinya. Setelah itu warga yang lainnya banyak melakukan hal-hal yang serupa dengan warga yang sakit itu seperti meminta anak ka kuburan. Ada beberapa acara dan pelaksanaan mamintak anak ka ka kuburan yaitu: sepasang suami istri yang ingin memintak anak ka kuburan tersebut membawa tawa nan 4 dan tawa nan 12. Macam-macam tawa nan ampek yaitu sitawa, sidingin, sikorau dan sikumpai, untuk tawa nan duo boleh yaitu sitawa, sidingin, sikorau, sikumpai, sugi-sugi, pisang kumali, ikua ayam, bagun-bagun, anak pisang lidih, daun durian, daun cerek dan

sighiah kaduak . Tawa nan ampek dan tawa duo boleh ini di tinggalkan di kuburan tersebut. Tawa ini ditinggalkan di kuburan karamat tersebut selama satu malam dan keesokan harinya dijemput lagi oleh orang tersebut dan di bawa ke rumahnya. Tawa ini di berikan air putih kedalamnya dan di pasangkan tawa nan ampek dan tawa nan duo baleh kepada suami dan istri dengan cara dimulai dari kepala dan diakhiri dengan kaki, tawa ini diminum oleh suami dan istri. Tawa ini dipasang dan diminum selama 3 hari berturut-turut. Jadi alas an kenapa tiga hari berturut-turut karena itu sudah menjadi syarat yang dilakukan oleh pasangan suami istri dalam tradisi maminta anak tersebut, jika tidak di laksanakn tiga hari berturut-turut tentu menjadi tidak lengkapnya syarat dari atta cara untuk mendapatkan anak dalam tradisi tersebut. (Syaiful dan Ramunas, Wawancara: 06 Desember 2020)

Sebelum pasangan suami istri tersebut memasangkan tawa ke tubuh pasangan suami istri ini mempunyai penyakit. Setelah memasangkan tawa tersebut ke tubunya maka ada beberapa perubahan yang di rasakan atau di akibatkan dari tawa tersebut.

1. Merasakan kesejukan pada tubuhnya 2. Bisa memperbaiki suhu badan

3. Menghilangkan penyakit yang ada sebelum memandikan tawa tersebut. Tata cara selanjutnya yaitu disaat uami istri tersebut datang ka kuburan suami dan istri tersebut mengucapkan atau melantunkan doa seperti

“ya “Allah angih lah ambo anak olah lamo ambo manikah tapi indak juo dapek lah, di tompek iko amno bamohon jo bini ambo agih ambo rizki kayak anak yang elok”

“ya allah berikanlah hamba keturunan ya allah, sudah sejak lama hamba menikah namun belum mendapatkan anak, melalui tempat ini ya allah hamba bermohon untuk engkau segera memberikan rezki kepada hamba ya allah, yaitu berupa keturunan yang baik ya allah”. (Keti dan Adi, Wawancara: 05 Desember 2020)

Beberapa bulan selanjutnya pada saat berhasil suami istri yang sudah mendapatkan anak melakukan semacam syukuran kekuburan keramat tersebut sebagai tanda syukur karena sudah terkabulkan iktiar dan doa suami istri. Sebagai tanda syukurnya suami istri dan keluarganya melaksanakan acara makan bersama di kuburan tersebut. (Baya, Wawanacara: 04 Desember 2020)

Jadi tata cara mendapatkan anak ka kaburan di Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing sebagai berikut:

4. Mencari tawa nan ampek dan tawa nan duo boleh

5. Antarkan tawa tersebut ke kuburan dan di tinggalkan selama saru malam

6. Berdoa di kuburan keramat

7. Menjemput tawa tersebut ke kuburan 8. Sampai di rumah diberi air tawa tersebut

9. Di mandikan air tawa ke pasangan suami istri yang melakukan permintaan kuburan tersebut selama tiga hari bertuurt-turut, dimulai dengan kepala dan di akhiri dengan kaki. tawa ini juga di minum oleh pasangan suami istri

10. Setelah berhasil pasangan suami istri ini pergi kembali ke kuburan untuk melakukan syukuran bersama keluarga.

Tradisi mamintak anak ka kuburan ini memang ada yang melakukan tradisi ini. Menurut tokoh masyarakat, kepercayaan ini belum ada kami temukan aturan atau anjurannya seacara pasti dalam Islam, namun sebagian masyarakat disini mempercayai hal tersebut karena akidah di masyarakat tersebut sudah di pengaruhi dengan doktrin-doktrin yang menyimpang. (Tokoh Masyarakat, Endi, Barin dan Ita, Wawancara: 06 Desember)

Menurut Pandangan Tokoh ulama terhadap tradisi ini memang tradisi yang menyimpang karena di dalam Islam sudah di rincikan tata cara mendapatkan anak yang sah yaitu perkawinan, berseggama yang sah, di pelihara kesehatan lahir dan batin, cukup gizi dan proten dan berdo‟a

kepada Allah Swt. Peran dari tokoh ulama adalah memberikan pengarahan tentang cara mendapatkan anak dalam Islam kepada masyarakat, namun sebagaian masyarakat tidak mengindahkan arahan dari ulama, dnegan terus melaksanakan tradisi yang menyimpang ini. (Tokoh Ulama, Majo katik, Edi Marion dan Kosnedi, Wawancara: 05 Desember 2020)

C. Pandangan Hukum Islam Terhadap Tradisi Maminta Anak Ka

Dokumen terkait