• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRADISI MAMINTAK ANAK KA KUBURAN DI JORONG SAWAH KAREH NAGARI BALIMBING KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR MENURUT HUKUM ISLAM SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TRADISI MAMINTAK ANAK KA KUBURAN DI JORONG SAWAH KAREH NAGARI BALIMBING KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR MENURUT HUKUM ISLAM SKRIPSI"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

TRADISI MAMINTAK ANAK KA KUBURAN DI JORONG SAWAH KAREH NAGARI BALIMBING KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR MENURUT HUKUM ISLAM

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) Pada Jurusan Ahwal Al Syakhsiyyah Fakultas Syariah IAIN Batusangkar

OLEH :

Deri Pratama N1M. 1730201006

JURUSAN HUKUM AHWAL AL SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

DERI PRATAMA, NIM 1730201006, Judul Skripsi ”Tradisi Mamintak Anak Ka Kuburan Di Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Rambaatn Kabupaten Tanah Datar Menurut Hukum Islam ” Jurusan Ahwal Al-syakhsiyyah (AS) Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar Tahun 2020.

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana tata cara dan pelaksanaan mamintak anak ka kuburan di masyarakat Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar dan Bagaimana pandangan hukum islam terhadap Tradisi Mamintak Anak Ka Kuburan Di Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana tata cara dan pelaksanaan mamintak anak ka kuburan di masyarakat Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar dan Untuk menjelaskan dan menganalisa bagaimana pandangan hukum islam terhadap Tradisi Mamintak Anak Ka Kuburan Di Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.

Jenis penelitian ini adalah filld research (penelitian lapangan) yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan kejadian dan fenomena yang terjadi dilapangan. Sebagai sumber data primer yaitu wawancarai 10 orang pasangan suami istri, pemuka masyarakat dan tokoh ulama, sedangkan sumber data sekunder yaitunya Buku-buku, jurnal dan artikel mengenai tradisi mamintak anak ka kuburan dan hukum Islam. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data dengan trigulasi.

Hasil penelitian ini tata cara dan pelaksanaan mamintak anak ka kuburan di masyarakat Jorong Sawah Kareh adalah sepasang suami istri yang sudah menikah dan tidak mendapatkan anak bertahun-tahun maka sepasang suami istri ini pergi ke kuburan untuk mamintak anak karena sepasang suami istri ini sudah berusaha mulai dari obat kampung maunpun ke dokter tetapi hasilnya ini tidak ada. Sepasang suami istri ini pergi ke kuburan untuk berdoa di sana dengan membawa tawa nan ampek dan tawa nan duo baleh. Tawa ini ditinggalkan dikuburan selama satu malam dan dejemput lagi dan tawa ini diberi air dan di pakai kepada suami dan istri selama 3 hari berturut-turut. Setelah berhasil maka sepasang suami istri ini dan keluarga pergi ke kuburan lagi untuk mendoa selamat sebagai wujud syukur. Tradsi mamintak Anak ka kuburan di Jorong Sawah Kareh ini bertentangan dengan ajaran Islam karena di dalam ajaran Islam sudah diatur cara mendapatkan anak secara syariat, tetapi di Jorong Sawah Kareh mempercayai suatu tradisi yang tidak diatur dalam ajaran Isalam seperti maminta anak ka kuburan karamat, karena didalm syariat Islam tidak ada dijelaskan bahwa seorang yang sudah meninggal itu dapat mengabulkan permintaan dari masyarakat tetapi di Jorong Sawah Kareh adanya masyarakat yang mempercayai orang yang sudah meninggal dapat mengabulkan permintaan.

(6)

ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESAHAN TIM PENGUJI

ABSTRAK ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Fokus Penelitian ... 12 C. Rumusan Masalah... 12 D. Tujuan Penelitian ... 12

E. Manfaat dan Luaran Penelitian ... 13

F. Definisi Operasional ... 13

BAB II PEMBAHASAN ... 16

A. Tatacara Mendapatkan Anak Dalam Islam ... 16

1. Ikatan Perkawinan ... 16

2. Bersenggama yang sah ... 18

3. Dipelihara kesehatan lahir batin ... 24

4. Cukup gizi dan protein ... 27

5. Berdo‟a kepada Allah SWT ... 28

B. Tinjauan Tentang „Urf ... 30

1. Pengertian „Urf ... 30

2. Proses Terbentuk „Urf ... 32

3. Dasar „Urf ... 33

4. Macam-macam „Urf ... 34

5. Urf di lihat dari segi penilaian baik dan buruk ... 36

6. Syarat-syarat Urf ... 36

C. Penelitian Relavan ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

(7)

iii

B. Latar dan waktu Penelitian ... 39

C. Instrument Penelitian ... 40

D. Sumber Data ... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ... 41

F. Teknik Analisis Dan Interspretasi Data ... 41

G. Teknik Penjaminan Keabsahan Data ... 42

BAB IV TEMUAN/ HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Temuan Penelitian ... 43

1. Sejarah Singkat Nagari Balimbing ... 43

2. Kondisi Nagari Balimbing ... 44

3. Potensi Nagari Balimbing ... 45

B. Tata Cara Dan Pelaksanaan Meminta Anak Ka Kuburan Di Masyarakat Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar ... 49

C. Pandangan Hukum Islam Terhadap Tradisi Maminta Anak Ka Kuburan Di Jorang Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar ... 54

BAB V PENUTUP ... 58

A. Kesimpulan ... 58

(8)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Islam merupakan agama yang paling diridhoi oleh Allah SWT.Islam memiliki ciri-ciri robbaniyah yaitu bahwa Islam bersumber dari Allah, dan bukan dari hasil pemikiran manusia. Islam merupakan satu kesatuan yang padu yang terfokus pada ajaran tauhid, Allah berikan kepada manusia agama yang sempurna.Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, tidak ada satu aspekpun yang terlepas dari Islam karena bersifat integra l (lengkap) dan Islam tidak terbatas dalam waktu tertentu, namun untuk sepanjang masa diseluruh tempat.Islam tidak hanya mengatur hal-hal tentang sesama manusias aja,namun manusia terhadap makhluk Allah yang lainnya seperti hewan, tumbuhan, alam dan lain sebagainya. Islam sebagai rahmatan lil alamin secara normatif dapat dipahami dari ajaran Islam yang berkaitan dengan akidah, ibadah dan akhlak. Akidah atau keimanan yang dimiliki manusia harus melahirkan tatarabbaniy (sebuah kehidupan yang sesuai dengan aturan Tuhan), tujuan hidup yang mulia, taqwa tawakkal, ikhlas, ibadah. Aspek akidah ini, harus menumbuhkan sikap emansipasi, mengangkat harkat dan martabat manusia, penyadaran masyarakat yang adil, terbuka, demokratis, harmoni dalam pluralism. (Nurcholis Majid,1992:38)

Masyarakat moderen yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang, di dalamnya terdapat berbagai fenomena kehidupan yang sangat menarik untuk dicermati baik kehidupan beragama maupun kehidupan sosial-budaya, tak terkecuali di Indonesia. Salah satu corak budaya yang turut mewarnai dalam tradisi keislaman di Indonesia adalah tradisi ziarah ke makam para wali atau orang-orang yang dianggap keramat.

Sebagai eksemplar hadist yang menjadi landasan normatif untuk melakukan ziarah kubur dalam Islam adalah:

(9)

مصاع ُبأ اىثذح اُناق للاخنا ًهع هب هسحناَ نلاٍغ هب دُمحمَ ساشب هب ذمحم اىثذح لُسس لاق لاق ًٍبأ هع ةذٌشب هب نامٍهس هع ذثشم هب تمقهع هع ناٍفس اىثذح مٍبىنا الله ىهص الله

اٍوإف اٌَسَضف ًمأ شبق ةساٌص ًف ذمحمن نرأ ذقف سُبقنا ةساٌص هع مكخٍٍو جىك ذق مهسَ ًٍهع يزمشخنا ياَس( .ةشخلاا شكزح)

Dari Sulaymân b. Buraydah, dari ayahnya, Rasulullah bersabda: “Sungguh aku telah melarang kalian ziarah kubur. Ternyata, diizinkan bagi Muhammad ziarah ke makam ibunya. Maka dari itu, sekarang lakukan ziarah kubur. Sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan (kalian) kepada akhirat”.

Dalam hadis yang lain dijelaskan Nabi Muhammad juga sering melakukan ziarah pada malam hari di pemakaman al-Baqî„ sebagaimana disaksikan oleh „Â‟ishah. Tentang ziarah kubur ini juga dikisahkan bahwa sahabat „Uthmân b. „Affân pernah menangis saat berada di kuburan sampai air matanya membasahi jenggotnya, ketika dia teringat penjelasan Rasulullah bahwa kubur merupakan manzilah (persinggahan) aw al dari kehidupan akhirat. Jika seseorang selamat dari (siksa) kubur, maka seterusnya akan mudah baginya. (Jurnal Muchammad Toha, 2016: p 4)

Umat Islam di Indonesia ada yang mengkultuskan kuburan nenek moyang dan sosok yang dianggap sholeh, untuk dijadikan perantara meminta berkah, kesehatan, meminta anak, jodoh, jabatan dan berbagai hajat lainnya. Masalah dikeramatkannya kuburan-kuburan bukan hanya di satu tempat saja, namun dalam jumlah yang sangat banyak. (Hartono Ahmad Jaiz, 2011: 1). Praktek demikian sudah ada di beberapa penjuru dunia, Henri Chambert Loir menghubungkan antara penziarah dengan yang diziarahi dalam hal ini para wali atau orang yang mempunyai kekaromahan. Sang wali dalam berbagai manakibnya, menjadi pelaku-pelaku impian yang luar biasa dari masyarakat, dia melakukan perbuatan-perbuatan yang paling aneh, paling tak beralasan, bahkan paling tidak masuk akal, dia mewujudkan hasrat tak terhingga untuk melepaskan diri dari segala bentuk permasalahan duaniawi. Sehingga makam-makan itu

(10)

dijadikan tempat pengungkapan semua dambaan hatinya (Henri Chambert Loir dan Claude Guilttot, 2010: 5). Tujuan para peziarah mendatangi makam tersebut sangat beragam, ada yang karena ingin dimudahkan dalam segala urusan, mohon keselamatan, keberkahan, kesuksesan, kesembuhan dari suatu penyakit, keinginan segera menemukan jodoh, meminta anak berharap mendapat rezeki melimpah, minta laris usaha perdagangan/ bisnis, ingin terbebas dari mara bahaya, atau karena ketaatan mengingat akan kematian dan mengenang para alim ulama sekaligus kirim do‟a dan lainnya. Semuanya atas dasar kepercayaan dan keyakinan terhadap kekeramatan makam tersebut. (Jamal Mirdad dan al- iklas, 2018: p 4)

Islam mengatur ketika seseorang yang menginginkan keturunan maka bisa di dapatkan melalui beberapa tahapan yaitu:

1. Perkawinan

Dalam Islam istilah perkawinan merupakan salah satu konsep ibadah yang pelaksanaannya dituntut secara syariat. Konsep dasar perkawinan adalah perkawinan merupakan suatu perbuatan hukum. Dan sebagaimana tertuang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perkawinan diistilahkan dengan kata nikah. Secara bahasa nikah bearti mengumpulkan atau pengibaratan akan sebuah hubungan intim dan akal sekaligus, yang di dalam syarat dikenal dengan nikah. Sedangkan menurut terminology menurut Abdul Hamid Hakim mengemukakan nikah menurut syara‟ adalah akad yang mengandung kebolehan dengan lafaz nikah atau menikahkan atau mengawinkan atau dengan lafaz yang semakna dengan keduanya. Menurut Muhammad al-Khatib al-Syarbainy nikah menurut syara‟ adalah akad yang mengandung kebolehan bergaul (watha‟) dengan lafaz tazwij. (Elimartati & Firdaus, 2020: 1-3)

Perkawinan menurut kompilasi hukum islam pasal 2 memberikan pengertian yaitu akad yang sangat kuat atau mitsalqon ghaliizhan untuk manaati perintah Allah dan melakukannya

(11)

merupakan ibadah. Apabila pengertian tersebut dibandingkan dengan yang tercantun dalam pasal 1 Undang-undang Perkawinan No 1 Tahun 1974 dan KHI maka pada dasarnya antara pengertian perkawinan menurut hukum Islam dan menurut UU Perkawinan tidak terdapat perbedaan prinsipil, sebab pengertian perkawinan menurut UU perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa. (Jamaluddin & Nanda Amalia, 2016: 18)

a. Bersenggama yang sah

Ketahuilah bahwa tujuan utama dari suatu perkawinan adalah mengabdi, mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengikuti sunnah Rasul dan menghasilkan anak (keturunan). Karena dengan jalan perkawinan kehidupan alam ini akan lestari dan teratur. Dan dengan meninggalkannya berarti sebuah kehancuran dan kemusnahan alam ini. Sudah merupakan sebuah kemakluman bahwa tak akan ada panen tanpa terlebih dulu menanam benih pada bumi, kemudian mengolah dan merawatnya melalui teori dan teknik pertanian. Dan juga perlu waktu beberapa lama hingga buahnya menjadi siap panen. Begitu pula tak akan terwujud seorang anak dan keturunan tanpa terlebih dulu memasukkan sperma suami di dalam indung telur isterinya.

Allah berfirman :                    

“isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu

(12)

kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman”

Sebab diturunkannya ayat ini adalah ketika kaum muslimin mengatakan bahwa mereka menggauli isteri mereka dengan posisi berlutut, berdiri, terlentang, dari arah depan dan dari arah belakang. Menanggapi pernyataan kaum muslimin tersebut kaum Yahudi menyatakan: Tidaklah melakukan hubungan semacam itu selain menyerupai tindakan binatang, sedangkan kami mendatangi mereka dengan satu macam posisi. Sungguh telah kami temukan ajaran dalam Taurat bahwa setiap hubungan badan selain posisi isteri terlentang itu kotor di hadapan Allah. Kemudian Allah membantah pernyataan kaum Yahudi tersebut.

b. Dipelihara kesehatan lahir batin

Kesehatan berasal dari kata “sehat” yang ditransfer dari bahasa Arab suhhah yang artinya sehat, tidak sakit, selamat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sehat adalah keadaan baik seluruh badan serta bagian-bagiannya, bebas dari rasa sakit, waras. UU No. 23 Tahun 1992 menyebutkan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dari definisi tersebut dapat dipilah-pilah bahwa sehat fisik adalah suatu keadaan di mana bentuk fisik dan faalnya tidak mengalami gangguan sehingga memung- kinkan berkembangnya mental atau psikologis dan sosial untuk dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan normal.

Dalam Islam Sudah menjadi semacam kesepakatan, bahwa menjaga agar tetap sehat dan tidak terkena penyakit adalah lebih baik daripada mengobati, untuk itu sejak dini diupayakan agar orang tetap sehat. Menjaga kesehatan sewaktu sehat adalah lebih baik daripada meminum obat saat sakit. Dalam kaidah ushuliyyat dinyatakan:

(13)

Dari Ibn „Abbas, ia berkata, aku pernah datang menghadap Rasulullah SAW, saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku, Nabi menjawab: Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, kemudian aku menghadap lagipada kesempatan yang lain saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku. Nabi menjawab: “Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat.” (HR Ahmad, al-Tumudzi, dan al-Bazzar)

Berbagai upaya yang mesti dilakukan agar orang tetap sehat menurut para pakar kesehatan, antara lain, dengan mengonsumsi gizi yang yang cukup, olahraga cukup, jiwa tenang, serta menjauhkan diri dari berbagai pengaruh yang dapat menjadikannya terjangkit penyakit. Hal-hal tersebut semuanya ada dalam ajaran Islam, bersumber dari hadits-hadits shahih maupun ayat al-Quran. (Achmad Fuadi Husin. Pdf )

Sehat lahir adalah terpenuhinya kebutuhan untuk sehat anggota badan, sehat dengan penampilan umum yang orang dapat mempersepsikan diri ini sehat, dan sebagainya, sekaligus juga kesehatan nurani dan batin dimana akan terlihat pada diri kita dalam refleksi tindakan sehari-hari, mendukung kesehatan emosi, mendukung tanggung jawab sosial,

c. Cukup gizi dan protein

Gizi berasal dari kata bahasa Arab "Ghidza" yang berarti makanan. llmu gizi berkaitan dengan makanan dan berkaitan pula dengan tubuh manusia. Kata gizi selain berkaitan dengan kesehatan juga berkaitan dengan potensi ekoncmi seseorang, yaitu berhubungan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktifitas kerja. Dengan memahami gizi maka akan memudahkan mahasiswa untuk memahami fungsi masing-masing zat gizi bagi metabolisme tubuh

(14)

Protein adalah salah satu zat gizi yang dibutuhkan untuk metabolisme dan kesehatan tubuh. Nutrisi yang satu ini dapat diperoleh dari makanan, baik dari sumber hewani ataupun nabati (berasal dari tumbuh-tumbuhan). Bila kekurangan nutrisi ini, tubuh jadi mudah sakit. Di antara beragam zat gizi, protein salah satu yang dianjurkan harus cukup dikonsumsi,

(https://www.amwaytoday.co.id/kesehatan/tip-kesehatan/protein-apa-manfaatnya.html)

d. Berdo‟a kepada Allah SWT

Ibrahim AS merupakan salah satu nabi paling berpengaruh bagi agama samawi, yakni Yahudi, Nasrani, dan Islam. Pasalnya, Nabi Ibrahim banyak mewariskan keturunan yang menjadi nabi dari ketiga agama tersebut.

Menurut Imam Ar-Razi, Allah mengabulkan doa Nabi Ibrahim agar keturunannya dijadikan pemimpin, terutama menjadi nabi dan rasul. Nabi Ibrahim akhirnya memiliki garis keturunan yang kebanyakan menjadi nabi dan rasul. Seperti Nabi Ismail, Nabi Ishak, Nabi Ya‟qub, Nabi Yusuf, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Ayyub, Nabi Yunus, Nabi Zakaria, Nabi Yahya, Nabi Isa dan nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam Surah Al-Baqarah ayat 124:                        

“dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji[87] Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata:

(15)

"(Dan saya mohon juga) dari keturunanku"[88]. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".

Karena banyaknya para nabi yang merupakan keturunan dari Nabi Ibrahim, maka Nabi Ibrahim pun mendapatkan julukan Abul Anbiya atau bapaknya para nabi. Namun, sebelum Nabi Ibrahim mendapatkan keturunan, ia mendapatkan ujian dengan lamanya berumah tangga tanpa momongan. Saat itu, meski pernikahan Nabi Ibrahim dan istrinya, Sarah sudah berjalan puluhan tahun. Namun keduanya belum juga diberikan keturunan. Hingga akhirnya Sarah merelakan suaminya menikah lagi dengan Siti Hajar agar ia bisa mendapatkan keturunan sebagaimana ia impikan selama ini. Meski pada akhirnya Nabi Ibrahim mendapatkan keturunan dari istri keduanya, Siti Hajar, namun ia masih berdoa dan berharap istri pertamanya bisa memberikan buah cintanya. Nabi Ibrahim pun selalu berdoa kepada Allah agar ia diberikan momongan. Menurut Syekh Nawawi Banten, dalam kitabnya berjudul "Marahu Labid li Kasyfi Ma„na Quranin Majid", doa yang dilantunkan Nabi Ibrahim saat itu ialah Surah As-Shaffat ayat 100 :

     

“ Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk orang-orang yang saleh.

Nabi Ibrahim selalu memanjatkan doa ini, hingga suatu ketika ia didatangi oleh seorang tamu. Sebagaimana biasanya, Nabi Ibrahim dikenal sebagai sosok yang sangat menghormati tamu. Hingga ia menyembelih seekor sapi untuk menjamu tamunya tersebut. Namun setelah dihidangkan, ternyata tamu tersebut tidak memakannya. Sebab, rupanya yang datang ke rumah Nabi Ibrahim ialah seorang malaikat yang hendak menyampaikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim dan Sarah. Para malaikat membawa kabar yang selama ini dinanti-nantikan, yakni kehamilan Sarah. Sarah pun hamil di usia yang cukup tua, yakni sekitar 90 tahun

(16)

Salah satu adat/tradisi yang masih mengakar kuat di tengah masyarakat adalah tradisi ziarah kubur. Ada beberapa istilah tradisi ziarah kubur yang digunakan oleh masyarakat seperti maminta anak ka kuburan, maminta kesehatan, tolak bola dan bakaua. Ziarah ke makam-makam yang diyakini masyarakat luas sebagai tempat-tempat keramat, maka niat bisa jadi tetap berada pada garis yang lurus, atau mungkin juga telah terjadi penyimpangan sehingga dapat membahayakan kemurnian tauhid para peziarah karena dalam ritualnya terjadi tumpang tindih antara hal-hal yang berasal dari agama dan dari tradisi atau bahkan telah jatuh dalam praktek kemusyrikan. (Jamal Mirdad dan al- iklas, 2018: p 10)

Dalam ziarah kubur ke kuburan keramat ini masyarakat Jorong Sawah Kareh ini yaitu maminta anak ka kuburan. Sepasang suami istri yang sudah menikah bertahun-tahun dan tidak mendapatkan keturunan. Sepasang suami istri ini sudah melakukan usaha usaha seperti berobat ke rumah sakit dan berobat kampung sehingga pasangan suami istri ini melakukan ziarah ke kuburan keramat untuk maminta anak ka kuburan.

Berdasarkan survey awal yang penulis lakukan di Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar adanya tradisi yang bernama ziarah kubur orang melakukan ziarah kubur ke kuburan keramat yang dianggap kuburan keramat itu bisa mengabulkan permintaan pengziarah. Tradisi ini sudah terjadi sejak lama sekitar kurang lebih 40 tahun yang lalu masayarakat mempercayai tradisi ini.Sebagian besar masyarakat Jorong Sawah Kareh ada yang melakukan tradisi meminta anak ke kuburan keramat karena pengziarah sulit mendapatkan anak.

Beberapa tahun yang silam ada warga daerah jorong sawah kareh ini, yang bernama ongku ompek, di saat beliau meninggal, sewaktu beliau sudah dibungkus ternyata jasad nya hilang begitu saja, dan setelah beberapa waktu kemudian, ada yang menemukan jasad dari ongku ompek tersebut di ulakan tempat makam syekh burhanuddin saat ini, namun setelah berapa lama kemalangan atau waktu kematian ongku

(17)

ompek tadi, ternyata ada warga yang dimimpikan oleh ongku ompek tadi, di saat seorang warga tersebut mengalami sakit, di dalam mimpi tersebut ongku ompek tadi mengatakan obat dari sakit tersebut, dan antarkan obat tersebut ke makam beliau yang berada di kampung ini, lalu dilakukan oleh warga yang bermimpi tersebut, setelah di lakukan dan beberapa hari kemudian memang tebukti warga tersebut mengalami kesembuhan dari penyakit tesebut, dan warga yang sembuh tadi menceritkan kejadian ini ke warga yang lainnya, dan akhirnya masayarakat yang lainnya, melakukan juga semacam permintaan-permintaan ke kuburan tersebut, dan juga ada yang berhasil, dan bahkan sampai meminta anak yang dilakukan ke kuburan tersebut. Akhirnya menjadi tradisi di jorong sawah kareh, di tempat studi kasus yang penulis ajukan di proposal saat ini.

Masyarakat yang melakukan tradisi mamintak anak ka kuburan ini tidak ada batasannya,seperti yang melakukan tradisi ini hanya orang yang meminta anak pertama saja, atau orang-orang tertentu saja. Akan tetapi di sini sudah menjadi tradisi yang umum di tempat observasi yang penulis temukan, artinya berdasarkan observasi yang penulis lakukan bagi pasangan suami istri yang sudah lama menikah belum mendapatkan anak boleh untuk melakukan tradisi mamintak anak ka kuburan tersebut.

Bagi sebagian masyarkat yang tidak mempercayai hal tersebut tentu tidak ada permasalahan jika tidak dijalankan, Akan tetapi sekarang sudah umum masyarakat yang mempercayai hal tersebut, jika tidak dijalankan tentu adanya kerugian tersendiri oleh warga tersebut, karena sudah mempercayai dan sudah menjadi keharusan untuk menjalankan tradisi tersebut. Pandangan dari toko ulama dan tokoh adat adalah ada beberapa tokoh agama dan adat tidak membolehkan melaksanakan tradisi semacam ini. Akan tetapi beberapa dari tokoh agama dan adat ada yang tidak memberikan pandangan dan bahkan ada yang membolehkan tradisi tersebut, bukti nya ada dari karib kerabat dari tokoh agama dan adat te

(18)

rsebut yang mempercayai tradisi tersebut. Tradisi ini masih berlangsung sampai sekarang.

Pada tradisi ini suami dan Istri yang sudah menikah sejak lama yang sulit mendapatkan anak maka suami dan istri ini pergi berdoa ke kuburan keramat dan mambawa tawa nan ampek dan tawa duo boleh.. Macam-macam tawa nan ampek yaitu sitawa, sidingin, sikorau dan sikumpai, untuk tawa nan duo boleh yaitu sitawa, sidingin, sikorau, sikumpai, sugi-sugi, pisang kumali, ikua ayam, bagun-bagun, anak pisang lidih, daun durian, daun cerek dan sighiah kaduak . Tawa nan ampek dan tawa duo boleh ini di tinggalkan di kuburan tersebut. Tawa ini ditinggalkan di kuburan karamat tersebut selama satu malam dan keesokan harinya dijemput lagi oleh orang tersebut dan di bawa ke rumahnya. Tawa ini di berikan air putih kedalamnya dan di pasangkan tawa nan ampek dan tawa nan duo baleh kepada suami dan istri dengan cara dimulai dari kepala dan di akhiri dengan kaki, tawa ini diminum oleh suami dan istri. Tawa ini di pasang dan diminum selama 3 hari berturut-turut. (Wawancara Nini sartika , 1 Agustus 2020 )

Tata cara selanjutnya yaitu di saat suami istri tersebut datang kekuburan, suami dan istri tersebut mengucapkan atau melantunkan doa seperti “ya allah berikanlah hamba keturunan ya allah, sudah sejak lama hamba menikah namun belum mendapatkan anak, melalui tempat ini ya allah hamba bermohon untuk engkau segera memberikan rezki kepada hamba ya allah, yaitu berupa keturunan yang baik ya allah.( wawancara patrialis, 25 oktober 2020 )

Beberapa bulan selanjutnya pada saat berhasil suami dan istri ini sudah mendapatkan anak, keluarga suami dan istri ini pergi lagi ke kuburan untuk pergi mendoa ke kuburan tersebut sebagai tanda syukur karenaa sudah terkabulkan doa suami istri . Tanda syukurya suami istri ini membawa makanan dan makan bersama dengan pihak keluarga di kuburan tersebut. (Wawancara eli darnis, 1 Agustus 2020 )

(19)

Fenomena-fenomena seperti inilah yang mendorong penulis untuk meneliti lebih jauh,yang diwujudkan dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul: Tradisi Mamintak Anak Ka Kuburan Di Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar Menurut Hukum Islam.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka fokus masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana Tradisi Mamintak Anak Ka Kuburan Di Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar Menurut Hukum Islam.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu

1. Bagaimana tata cara dan pelaksanaan memintak anak ka kuburan di masyarakat Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar?

2. Bagaimana pandangan hukum islam terhadap Tradisi Mamintak Anak Ka Kuburan Di Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulis untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana tata cara dan pelaksanaan memintak anak ka kuburan di masyarakat Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar

2. Untuk menjelaskan dan menganalisa bagaimana pandangan hukum islam terhadap Tradisi Mamintak Anak Ka Kuburan Di Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar

(20)

E. Manfaat dan Luaran Penelitian 1. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang penulis lakukan maka sangat perlu kiranya dijelaskan apa saja manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Sebagai patokan yang dapat dijadikan landasan ketika masyarakat melakukan Tradisi (Urf).

b. Sebagai pengembangan ilmu hukum keluarga Islam (Ahwalal-Syakhshiyyah) terkhusus aspek-aspek Urf dalam ilmu Fiqh.

c. Sebagai sumbangan informasi pemikiran serta bahan masukan dan wacana yang bersifat ilmiah yang diharapkan bermanfaat bagi masyarakat luas secara umum, dan peneliti khususnya.

d. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dan pertimbangan bagi tokoh masyarakat dalam pengaplikasian ilmu fiqh dan fiqh.

2. Luaran penelitian

Target yang ingin penulis capai adalah agar penelitian (karya ilmiah) yang penulis buat ini diterbitkan pada jurnal ilmiah, diseminasikan pada forum seminar baik itu nasional maupun Internasional, dan diproyeksikan agar dapat memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HaKI )daripihak yang bersangkutan

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul skripsi ini, maka Penulis menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut:

Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun (dari Nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat. (KBBI online diakses Pada Hari Kamis Tanggal 3 September 2019 Pukul 11.23 WIB). Jadi, tradisi yang dimaksud adalah kebiasaan yang masih dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat di Nagari Balimbing.

(21)

Mamintak Anak Ka Kuburan adalah terdiri dari 3 kata minangkabau yaitu Maminta, Anak, Kuburan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Maminta itu adalah meminta yang berarti berkata – kata supaya diberi atau mendapat sesuatu (KBBI online diakses Pada Hari Kamis Tanggal 3 September 2019 Pukul 11.35 WIB). Anak menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah keturunan yang kedua. (KBBI online diakses Pada Hari Kamis Tanggal 3 September 2019 Pukul 11.38 WIB). Sedangkan Kuburan dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti Tanah tempat menguburkan mayat. (KBBI online diakses Pada Hari Kamis Tanggal 3 September 2019 Pukul 11.40 WIB). Ketika ke tiga kata digabungkan maknanya adalah berkata – kata supaya diberi keturunan kedua ke tanah tempat menguburkan mayat.

Jadi maksud dari judul penelitian ini adalah Tradisi Mamintak Anak Ka Kuburan Di Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar yang mana orang yang tidak mendapatkan anak maka orang tersebut meminta anak ke kuburan karena orang tersebut menganggap bahwa kuburan tersebut bisa megabulkan permintaan orang yang berdoa di kuburan tersebut.

Perspektif adalah sudut pandang dan pandangan (KBBI online diakses Pada Hari Kamis Tanggal 3 September 2019 Pukul 11.46 WIB). Jadi, perspektif yang dimaksud adalah pandangan hukum islam mengenai pelaksanaan tradisi Maminta Anak ke Kuburan yang terjadi di nagari Balimbing.

Hukum Islam adalah hukum yang berdasarkan pada al-quran dan hadist. Selain itu juga diartikan sebagai titah (perintah) Allah SWT. Yang berhubungan dengan ketentuan dan ketetapan yang dimuat dalam al-quran dan hadist (Syarifuddin, 2001 : 1). Jadi, hukum islam yang dimaksud adalah fiqih yang berkaitan dengan urf. Urf termasuk kepada ushul fikih karena urf tersebut termasuk kepada dasar hukum Islam yang tidak disepakati. Jadi di dalam Hukum Islam setelah kita merujuk kepada kajian urf yang terdapat di dalam ushul fikih di bagi menjadi 2 yaitu urf sahih dan

(22)

urf fashid. Urf sahih adalah kebiasaan masyarakat yang tidak bertentangan dnegan hukum Islam sedangan urf fashid adalah kebiasaan masyarakat yang tidak boleh di lakukan karena tidak ada di atur dan di anjurkan di dalam Hukum Islam.

(23)

16 BAB II PEMBAHASAN A. Tatacara Mendapatkan Anak Dalam Islam

1. Ikatan Perkawinan

Dalam Islam istilah perkawinan merupakan salah satu konsep ibadah yang pelaksanaannya dituntut secara syariat. Konsep dasar perkawinan adalah perkawinan merupakan suatu perbuatan hukum. Dan sebagaimana tertuang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perkawinan diistilahkan dengan kata nikah. Secara bahasa nikah bearti mengumpulkan atau pengibaratan akan sebuah hubungan intim dan akal sekaligus, yang di dalam syarat dikenal dengan nikah. Sedangkan menurut terminology menurut Abdul Hamid Hakim mengemukakan nikah menurut syara‟ adalah akad yang mengandung kebolehan dengan lafaz nikah atau menikahkan atau mengawinkan atau dengan lafaz yang semakna dengan keduanya. Menurut Muhammad al-Khatib al-Syarbainy nikah menurut syara‟ adalah akad yang mengandung kebolehan bergaul (watha‟) dengan lafaz tazwij. (Elimartati & Firdaus, 2020: 1-3)

Perkawinan menurut kompilasi hukum islam pasal 2 memberikan pengertian yaitu akad yang sangat kuat atau mitsalqon ghaliizhan untuk manaati perintah Allah dan melakukannya merupakan ibadah. Apabila pengertian tersebut dibandingkan dengan yang tercantun dalam pasal 1 Undang-undang Perkawinan No 1 Tahun 1974 dan KHI maka pada dasarnya antara pengertian perkawinan menurut hukum Islam dan menurut UU Perkawinan tidak terdapat perbedaan prinsipil, sebab pengertian perkawinan menurut UU perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa. (Jamaluddin & Nanda Amalia, 2016: 18)

(24)

Dari rumusan perkawinan pada pasal 1 Undang-Undang No. 1tahun 1974 ini ada maksud yang harus diperhatikan oleh masyarakat:

1) Makna ikatan lahir batinIkatan lahir batin disini adalah ikatan dimana perkawinan adalah sebuahperjanjian yang didasari dari sisi lahiriah dan batiniah. Artinya perkawinantidak dapat dipandang sebagai perjanjian pada umumnya atau perjanjianyang bersifat hubungan perdata semata, melainkan pada perkawinan harusdipandang lebih.

2) Antara laki-laki dan perempuan.Ini adalah rumusan terpenting didalam melakukan hubungan perkawinan,dimana perkawinan hanya dapat dilakukan oleh mereka laki-laki danperempuan saja. Atau dalam istilah dikenal dengan pasangan yang berbedajenis kelaminnya. Dengan ketentuan ini jelas, Indonesia menolak perkawinanyang dilakukan oleh mereka sesama jenis. Apabila perkawinan sesamajenis itu dilakukan di Indonesia, jelas dapat dikatakan itu perkawinan tidakakan mendapatkan pengakuan hukum di Indonesia, karena itu tidak adadasar hukumnya.

3) Suami dan istri yang membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagiaKata membentuk keluarga atau rumah tangga mempunyai arti bahwa dalamperkawinan seorang laki-laki dan perempuan tidak semata hidup berduasaja, melainkan mereka harus mempunyai tujuan. Tujuan berumah tanggaitu diimplementasikan dengan membentuk keluarga. Oleh karena itu tidakdibenarkan di Indonesia praktek perkawinan yang tidak bertujuan untukberumah tangga seperti contoh adalah praktek kawin kontrak. Jelas dalamkawin kontrak itu bersifat jangka waktu sesuai kontrak perkawinannya uatu perkawinan yang ada jangka waktunya, maka itu sama saja tidakberniat untuk berumah tangga yang bahagia dan kekal

4) Berdasarkan kepada Tuhan Yang Maha EsaIni adalah kunci dari hubungan perkawinan, dimana alasan ini yangmembedakan antara

(25)

perkawinan dan perjanjian yang bersifat keperdataan.Perkawinan mutlak harus didasari ketuhanan YME, artinya perkawinanadalah peristiwa suci sampai perbuatan ini dapat dikatakan sebagaiperistiwa dalam agama. Hanya dengan keyakinan manusia yang beragamasaja yang paham bahwa halal nya hubungan antara laki-laki dan wanitadisatukan oleh agama. (Umar Haris Sanjaya, 2017: 10-11)

2. Bersenggama yang sah

Ketahuilah bahwa tujuan utama dari suatu perkawinan adalah mengabdi, mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengikuti sunnah Rasul dan menghasilkan anak (keturunan). Karena dengan jalan perkawinan kehidupan alam ini akan lestari dan teratur. Dan dengan meninggalkannya berarti sebuah kehancuran dan kemusnahan alam ini. Sudah merupakan sebuah kemakluman bahwa tak akan ada panen tanpa terlebih dulu menanam benih pada bumi, kemudian mengolah dan merawatnya melalui teori dan teknik pertanian. Dan juga perlu waktu beberapa lama hingga buahnya menjadi siap panen. Begitu pula tak akan terwujud seorang anak dan keturunan tanpa terlebih dulu memasukkan sperma suami di dalam indung telur isterinya.

Allah berfirman Qs al-Baqarah : 223

                   

“isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman”

(26)

Sebab diturunkannya ayat ini adalah ketika kaum muslimin mengatakan bahwa mereka menggauli isteri mereka dengan posisi berlutut, berdiri, terlentang, dari arah depan dan dari arah belakang. Menanggapi pernyataan kaum muslimin tersebut kaum Yahudi menyatakan: Tidaklah melakukan hubungan semacam itu selain menyerupai tindakan binatang, sedangkan kami mendatangi mereka dengan satu macam posisi. Sungguh telah kami temukan ajaran dalam Taurat bahwa setiap hubungan badan selain posisi isteri terlentang itu kotor di hadapan Allah. Kemudian Allah membantah pernyataan kaum Yahudi tersebut. (Kitab Fathul Izar, BAB Bersenggama )

Jadi dalam kandungan ayat ini menunjukkan diperbolehkannya seorang suami menyetubuhi isterinya dengan cara apapun dan posisi bagaimanapun yang ia sukai. Baik dengan cara berdiri, duduk atau terlentang. Dan dari arah manapun suami berkehendak baik dari atas, dari bawah, dari belakang atau dari depan. Dan boleh juga menyetubuhinya pada waktu kapanpun suami menghendaki baik siang hari atau malam hari. Dengan catatan yang di masuki adalah lubang vagina. Para Ilmuwan Mengenai Waktu Bersenggama:

1. Barang siapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Jum‟at, maka anak yang terlahir akan hafal Al qur‟an.

2. Barang siapa yang menyetubuhi isterinya pada malam sabtu, maka anak yang terlahir akan bodoh.

3. Barang siapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Ahad, maka anak yang terlahir akan menjadi seorang pencuri atau penganiaya. 4. Barang siapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Senin, maka

anak yang terlahir akan menjadi fakir miskin atau ridho dengan keputusan dan qodho‟-nya Allah.

5. Barang siapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Selasa, maka anak yang terlahir akan menjadi orang yang berbakti kepada orang tua.

(27)

6. Barang siapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Rabu, maka anak yang terlahir akan cerdas, berpengetahuan dan banyak bersyukur.

7. Barang siapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Kamis, maka anak yang terlahir akan menjadi orang yang berhati ikhlas. 8. Barang siapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Hari raya,

maka anak yang terlahir akan mempunyai enam jari.

9. Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya sembari bercakap-cakap, maka anak yang terlahir akan bisu.

10. Barang siapa yang menyetubuhi isterinya di dalam kegelapan, maka anak yang terlahir akan mejadi seorang penyihir.

11. Barang siapa yang menyetubuhi isterinya di bawah nyala lampu, maka anak yang terlahir akan berwajah tampan atau cantik.

12. Barang siapa yang menyetubuhi isterinya sambil melihat aurat (farji isterinya), maka anak yang terlahir akan buta mata atau buta hatinya.

13. Barang siapa yang menyetubuhi isterinya di bawah pohon yang biasa berbuah, maka anak yang terlahir akan terbunuh dengan besi, karena tenggelam atau karena keruntuhan pohon.

Rasulullah SAW. Bersabda:

ةَّشَم َهٍِْعْبَس ًَُّمُأ َعَماَجاَمَّوَأَكَف ِضٍَْحْنا َذْىِع ًَُخَجََْص َعَماَج ْهَم “Seseorang yang menyetubuhi isterinya ketika isterinya sedang menstruasi, maka seolah-olah dia menyetubuhi ibunya sebanyak tujuh puluh kali”.

Nafisah Dharifah Sebagian Masayikh (guru besar) dimintai komentar tentang seberapa banyak kenikmatan dunia, kemudian sebagian Masayikh tersebut menjawab; “Kenikmatan dunia itu sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnyaAllah berfirman:

(28)

اٌَُُْص ْحُح َلا ِالله َتَمْعِو اَُّْذُعَح ْنِإََ ”Bilapun kamu semua menghitung nikmat Allah maka kalian tak akan sanggup.

Akan tetapi kenikmatan yang paling hebat teringkas pada tiga macam kenikmatan yaitu mencium wanita, menyentuhnya dan memasukkan penis pada vagina Seorang penyair lewat tembang Rojaznya mengungkapkan:

شّك َّزنا ُلاَخْدِإََ ٌمٍِْبْقَح ََ ٌسْمَن # ُشَبَخْعُح ٌدَلاَث اٍَْوُّذنا ُمَعِوََ “Kenikmatan dunia ada tiga macam yaitu menyentuh, mencium dan memasukkan penis”.

Tata cara Dan Etika Bersenggama

Dalam Kitab Ar-Rahmah, Imam Jalaluddin Abdurrahman Al-Suyuti berkata: “Ketahuilah bahwa senggama tidak baik dilakukan kecuali bila seseorang telah bangkit syahwatnya dan bila keberadaan sperma telah siap difungsikan. Maka dalam keadaan demikian hendaknya sperma itu segera dikeluarkan layaknya mengeluarkan semua kotoran atau air besar yang dapat menyebabkan sakit perut, karena dengan menahan sperma ketika birahi sedang memuncak dapat menyebabkan bahaya yang besar. Adapun efek samping terlalu sering melakukan senggama ialah dapat mempercepat penuaan, melemahkan tenaga dan menyebabkan tumbuhnya uban. (Kitab Fathul Izar, BAB Bersenggama )

1. Tata Cara bersenggama Diantaranya adalah isteri tidur terlentang dan suami berada di atasnya. Posisi ini merupakan cara yang paling baik dalam bersenggama. Selanjutnya suami melakukan cumbuan ringan (Foreplay) berupa mendekap, mencium dan lain sebagainya sampai ketika isteri bangkit birahinya maka kemudian suami memasukkan dzakar dan menggesek-gesekkannya pada liang vagina (penetrasi). Nah, pada saat suami sudah mengalami ejakulasi maka jangan mencabut dulu dzakarnya, melainkan menahannya beberapa saat disertai mendekap isteri dengan mesra. Baru setelah kondisi tubuh

(29)

suami sudah tenang cabutlah dzakar dari vagina dengan mendoyongkan tubuhnya kesamping kanan. Menurut para ulama‟ tindakan demikian merupakan penyebab anak yang dilahirkan kelak berjenis kelamin laki-laki. Selesai bersenggama hendaknya keduanya mengelap alat kelamin masing-masing dengan dua buah kain, satu untuk suami dan yang lain untuk isteri. Jangan sampai keduanya menggunakan satu kain karena itu dapat memicu pertengkaran. Bersenggama yang paling baik adalah senggama yang diiringi dengan sifat agresif, kerelaan hati dan masih menyisakan syahwat. Sedangkan senggama yang jelek adalah senggama yang diiringi dengan badan gemetar, gelisah, anggota badan terasa mati, pingsan, dan istri merasa kecewa terhadap suami walaupun ia mencintainya. Demikian inilah keterangan yang sudah mencukupi terhadap tatacara senggama yang paling benar.

2. Etika Bersegama terdapat beberapa etika berseggama yang harus diperhatikan oleh suami. Meliputi tiga macam sebelumnya, tiga macam ketika melakukannya dan tiga macam sesudahnya

Etika Sebelum Bersenggama

a. Mendahului dengan bercumbu (Foreplay) supaya hati isteri tidak tertekan dan mudah melampiaskan hasratnya. Sampai ketika nafasnya naik turun serta tubuhnya menggeliat dan ia minta dekapan suaminya, maka pada waktu itu rapatkanlah tubuh (suami) ke tubuh isteri.

b. Menjaga tatakrama pada waktu bersenggama. Maka janganlah menyutubuhi isteri dengan posisi berlutut, karena hal demikian sangat memberatkannya. Atau dengan posisi tidur miring karena hal demikian dapat menyebabkan sakit pinggang. Dan juga jangan memposisikan isteri berada di atasnya, karena dapat mengakibatkan kencing batu. Akan tetapi posisi senggama yang paling bagus adalah meletakkan isteri dalam posisi terlentang dengan kepala lebih rendah daripada pantatnya. Dan pantatnya diganjal dengan bantal serta kedua pahanya diangkat dan dibuka lebar-lebar. Sementara suami mendatangi isteri

(30)

dari atas dengan bertumpu pada sikunya. Posisi inilah yang dipilih oleh fuqoha‟ dan para dokter.

c. Bertata krama pada saat memasukkan dzakar. Yaitu dengan membaca ta‟awudz dan basmalah. Disamping itu juga menggosok-gosokkan penis di sekitar farji, meremas payudara dan hal lain yang dapat membangkitkan syahwat istri. (Kitab Fathul Izar, BAB Bersenggama) Etika senggama sedang berlangsung adalah :

1) Senggama dilakukan secara pelan-pelan dan tidak tergesa-gesa (ritmis).

2) Menahan lebih dulu keluarnya mani (ejakulasi) pada saat birahinya mulai bangkit menunggu sampai isteri mengalami inzal (orgasme). Karena yang demikian dapat menciptakan rasa cinta di hati.

3) Tidak terburu-buru mencabut dzakar ketika ia merasa isteri akan keluar mani, karena hal itu dapat melemahkan ketegangan dzakar. Juga jangan melakukan „azl (mengeluarkan mani di luar farji) karena yang demikian itu merugikan pihak isteri.

Etika Sesudah Senggama yaitu:

a) Menyuruh isteri supaya tidur miring ke arah kanan agar anak yang dilahirkan kelak berjenis laki-laki, insya Allah. Bila isteri tidur miring ke arah kiri maka anak yang dilahirkan kelak berjenis kelamin perempuan. Hal ini menurut hasil sebuah percobaan.

b) Suami mengucapkan dzikir di dalam hati sesuai yang diajarkan Nabi yaitu;

: ناقشفنا( ا شٌِْذَق َكُّبُس َناَكََ ا شٍَْصََ ا بَسَو ًَُهَعَجَف ا شَشَب ِءاَمْنا َهِم َقَهَخ ْيِزَّنا ِ َّ ِلِلّ ُذْمَحْنَا

45 )

“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dari air, untuk kemudian menjadikannya keturunan dan mushoharoh. Dan adalah Tuhanmu itu maha kuasa.” (QS. Al- Furqon : 54)

c) Berwudhu ketika hendak tidur (wudhu ini hukumnya sunah) dan membasuh dzakar bila hendak mengulangi bersenggama. Dikutip dari sebagian Ahli Tsiqoh (orang yang dapat dipercaya) bahwa barangsiapa ketika menyetubuhi isterinya didahului dengan membaca

(31)

basmalah, surat Ikhlas, takbir, dan tahlil serta membaca : ْهَص ْهِم َجِشْخُح ْنَأ َثْسَّذَق َجْىُك ْنِإ ة ِِ َبٍَِّط تٌَِّ ّسُر اٍَْهَعْجا َّمٍُّهنَا ِمٍِْظَعْنا ًِِّهَعْنا ِالله ِمْسِب ّهنَا ْىِب

َّمٍُ

ْىِىَخْقَصَس اَم َناَط ًَِّْشنا ِبِّىَجََ َناَطٍَّْشنا ْىِىْبِّىَج. Kemudian suami menyuruh isterinya tidur miring kearah kanan. Maka jika dari hasil jima‟ itu Allah mentakdirkan isteri mengandung, maka anak yang lahir nanti akan berjenis kelamin laki-laki dengan izin Allah. Dan saya telah mengamalkan dzikir serta teori ini. Dan saya pun menemukan kebenarannya tanpa ada keraguan. Dan hanya dari Allah lah pertolongan itu. (Kitab Fathul Izar, BAB Bersenggama)

Do‟a Ketika Bersenggama

Allah SWT berfirman dalam Qs al-Baqarah : 223

                   

“isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman”

3. Dipelihara kesehatan lahir batin

Kesehatan berasal dari kata “sehat” yang ditransfer dari bahasa Arab suhhah yang artinya sehat, tidak sakit, selamat.5 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sehat adalah keadaan baik seluruh badan serta bagian-bagiannya, bebas dari rasa sakit, waras.6 UU No. 23 Tahun 1992 menyebutkan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dari definisi tersebut dapat dipilah-pilah bahwa sehat fisik adalah suatu keadaan di mana bentuk fisik dan faalnya tidak

(32)

mengalami gangguan sehingga memung- kinkan berkembangnya mental atau psikologis dan sosial untuk dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan normal.

Dalam Islam Sudah menjadi semacam kesepakatan, bahwa menjaga agar tetap sehat dan tidak terkena penyakit adalah lebih baik daripada mengobati, untuk itu sejak dini diupayakan agar orang tetap sehat. Menjaga kesehatan sewaktu sehat adalah lebih baik daripada meminum obat saat sakit. Dalam kaidah ushuliyyat dinyatakan:

Dari Ibn „Abbas, ia berkata, aku pernah datang menghadap Rasulullah SAW, saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku, Nabi menjawab: Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, kemudian aku menghadap lagipada kesempatan yang lain saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku. Nabi menjawab: “Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat.” (HR Ahmad, al-Tumudzi, dan al-Bazzar)

Berbagai upaya yang mesti dilakukan agar orang tetap sehat menurut para pakar kesehatan, antara lain, dengan mengonsumsi gizi yang yang cukup, olahraga cukup, jiwa tenang, serta menjauhkan diri dari berbagai pengaruh yang dapat menjadikannya terjangkit penyakit. Hal-hal tersebut semuanya ada dalam ajaran Islam, bersumber dari hadits-hadits shahih maupun ayat al-Quran. (Achmad Fuadi Husin. Pdf ). Anjuran menjaga kesehatan itu bisa dilakukan dengan tindakan preventif (pencegahan) dan represif (pelenyapan penyakit atau pengobatan). Secara preventif, perhatian Islam terhadap kesehatan ini bisa dilihat dari anjuran sungguh-sungguh terhadap pemeliharaan kebersihan. Rasulullah saw bersabda:

(33)

“Dari Ibnu „Abbās ra berkata bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:‟Banyak manusia merugi karena dua nikmat; kesehatan dan waktu luang”. (H.R. Bukhari).

Dalam keterangan hadits yang lain, Rasulullah saw bersabda :

“Rasulullah Saw berdo‟a: Ya Allah saya berlindung kepada-Mu dari kehilangan nikmat karunia-Mu, dari perubahan kesehatan yang te-lah Engkau berikan, mendadaknya balasan-Mu, dan dari segala kemur-kaan-Mu". (HR. Muslim)

Berdasarkan pemaparan hadits di atas, terdapat dua kenikmatan yang telah dikaruniakan Allah Swt kepada hamba-Nya dan sering dilupakan oleh manusia yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang. Sungguh sangat merugi seseorang hamba Allah Swt, ketika tidak mensyukuri atas apa yang telah Allah berikan kepadanya. Dari hadits ini, kita dapat mengambil mau`idhah untuk senantiasa menjaga kesehatan kita, sehingga kita dapat melaksanakan perintah Allah dengan sebaik-baiknya dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah sesuai dengan ketentuan yang telah Allah tetapka dalam al-Qur‟an dan al-Hadits. Selain itu, kita juga dituntut untuk selalu memanfaatkan waktu luang dalam hal kebaikan. Salah satunya dengan selalu berdzikir kepada Allah dan selalu ber-istighfar (mohon ampunan) kepada-Nya.

Sebagai umat Islam, tentunya kita menjadikan al-Qur‟an sebagai pedoman utama dalam menjalani segala aspek kehidupan. Di dalam al-Qur‟an terdapat begitu banyak ayat yang memerintahkan kita untuk berpikir, membaca dan merenungkan ayat-ayat serta segala sesuatu yang ada di sekitar kita, karena semuanya merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah Swt. Akan tetapi, tidak semua orang dapat mengetahui dan memi-kirkan kekuasaan dan kebesaran . (Achmad Fuadi Husin. Pdf )

(34)

Sehat lahir adalah terpenuhinya kebutuhan untuk sehat anggota badan, sehat dengan penampilan umum yang orang dapat mempersepsikan diri ini sehat, dan sebagainya, sekaligus juga kesehatan nurani dan batin dimana akan terlihat pada diri kita dalam refleksi tindakan sehari-hari, mendukung kesehatan emosi, mendukung tanggung jawab sosial,

4. Cukup gizi dan protein

Gizi berasal dari kata bahasa Arab "Ghidza" yang berarti makanan. llmu gizi berkaitan dengan makanan dan berkaitan pula dengan tubuh manusia. Kata gizi selain berkaitan dengan kesehatan juga berkaitan dengan potensi ekoncmi seseorang, yaitu berhubungan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktifitas kerja. Dengan memahami gizi maka akan memudahkan mahasiswa untuk memahami fungsi masing-masing zat gizi bagi metabolisme tubuh

Protein adalah salah satu zat gizi yang dibutuhkan untuk metabolisme dan kesehatan tubuh. Nutrisi yang satu ini dapat diperoleh dari makanan, baik dari sumber hewani ataupun nabati (berasal dari tumbuh-tumbuhan). Bila kekurangan nutrisi ini, tubuh jadi mudah sakit. Di antara beragam zat gizi, protein salah satu yang dianjurkan harus cukup dikonsumsi. Protein merupakan salah satu nutrisi makro yang diperlukan tubuh untuk melakukan regenerasi sel dan pembentukan jaringan. Pada anak dan remaja, protein bermanfaat sebagai zat pembangun di masa pertumbuhan. Sedangkan ketika dewasa dan manula, protein berguna untuk mempertahankan jaringan-jaringan tubuh dan mengganti sel-sel yang telah rusak. Jika kebutuhan protein kurang atau tidak terpenuhi, maka proses regenerasi sel tubuh pun melambat. Akibatnya fungsi tubuh pun tidak optimal yang ditandai oleh menurunnya imunitas, kelelahan, dan kehilangan massa otot. Protein tersusun dari Asam Amino Esensial dan Non Esensial (berasal dari dalam tubuh). Sayangnya, protein (Asam Amino Esensial) tidak dapat diproduksi oleh tubuh

(35)

Manfaat protein

a. Mendukung pertumbuhan, regenerasi, dan pembentukan sel. Proteinlah yang bertugas untuk membangun dan memperbaiki sel yang rusak.

b. Pendukung daya tahan tubuh. Protein merupakan komponen penting dalam pembentukan anti bodi untuk mempertahankan dan melindungi tubuh dari serangan bakteri dan virus.

c. Menjaga kesehatan kulit, rambut, dan kuku. Protein merupakan struktur utama penyusun rambut, kulit, dan kuku.

d. Sebagai sumber energi, karena protein berperan dalam pembentukan enzim yang mengubah makanan menjadi energi. (https://www.amwaytoday.co.id/kesehatan/tip-kesehatan/protein-apa-manfaatnya.html)

5. Berdo’a kepada Allah SWT

Ibrahim AS merupakan salah satu nabi paling berpengaruh bagi agama samawi, yakni Yahudi, Nasrani, dan Islam. Pasalnya, Nabi Ibrahim banyak mewariskan keturunan yang menjadi nabi dari ketiga agama tersebut.

Menurut Imam Ar-Razi, Allah mengabulkan doa Nabi Ibrahim agar keturunannya dijadikan pemimpin, terutama menjadi nabi dan rasul. Nabi Ibrahim akhirnya memiliki garis keturunan yang kebanyakan menjadi nabi dan rasul. Seperti Nabi Ismail, Nabi Ishak, Nabi Ya‟qub, Nabi Yusuf, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Ayyub, Nabi Yunus, Nabi Zakaria, Nabi Yahya, Nabi Isa dan nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam Surah Al-Baqarah ayat 124.

                       

(36)

dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji[87] Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku"[88]. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".

Karena banyaknya para nabi yang merupakan keturunan dari Nabi Ibrahim, maka Nabi Ibrahim pun mendapatkan julukan Abul Anbiya atau bapaknya para nabi. Namun, sebelum Nabi Ibrahim mendapatkan keturunan, ia mendapatkan ujian dengan lamanya berumah tangga tanpa momongan. Saat itu, meski pernikahan Nabi Ibrahim dan istrinya, Sarah sudah berjalan puluhan tahun. Namun keduanya belum juga diberikan keturunan. Hingga akhirnya Sarah merelakan suaminya menikah lagi dengan Siti Hajar agar ia bisa mendapatkan keturunan sebagaimana ia impikan selama ini. Meski pada akhirnya Nabi Ibrahim mendapatkan keturunan dari istri keduanya, Siti Hajar, namun ia masih berdoa dan berharap istri pertamanya bisa memberikan buah cintanya. Nabi Ibrahim pun selalu berdoa kepada Allah agar ia diberikan momongan. Menurut Syekh Nawawi Banten, dalam kitabnya berjudul "Marahu Labid li Kasyfi Ma„na Quranin Majid", doa yang dilantunkan Nabi Ibrahim saat itu ialah Surah As-Shaffat ayat 100.

     

“ Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk orang-orang yang saleh.

Nabi Ibrahim selalu memanjatkan doa ini, hingga suatu ketika ia didatangi oleh seorang tamu. Sebagaimana biasanya, Nabi Ibrahim dikenal sebagai sosok yang sangat menghormati tamu. Hingga ia menyembelih seekor sapi untuk menjamu tamunya tersebut. Namun setelah dihidangkan, ternyata tamu tersebut tidak memakannya. Sebab, rupanya yang datang ke rumah Nabi Ibrahim ialah seorang malaikat yang

(37)

hendak menyampaikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim dan Sarah. Para malaikat membawa kabar yang selama ini dinanti-nantikan, yakni kehamilan Sarah. Sarah pun hamil di usia yang cukup tua, yakni sekitar 90 tahun

B. Tinjauan Tentang ‘Urf 1. Pengertian ‘Urf

Secara etimologi „urf berasal dari kata „arafa-ya‟rifu, yang berarti: sesuatu yang dikenal dan baik, sesuatu yang tertinggi, berurutan, pengakuan, dan kesabaran. Secara terminologi, „urf adalah keadaan yang sudah tetap dalam diri manusia, dibenarkan oleh akal dan diterima pula oleh tabiat yang sehat. Definisi ini menjelaskan bahwa perkataan dan perbuatan yang jarang dilakukan dan belum dibiasakan oleh sekelompok manusia, tidak dapat disebut sebagai „urf. Begitu juga hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan, namun ia bersumber dari nafsu dan syahwat, seperti minum khamar dan seks bebas, yang sudah menjadi sebuah tradisi sekelompok masyarakat, tidak bisa dikategorikan sebagai „urf. Artinya, „urf bukanlah suatu kebiasaan yang menyimpang dari norma dan aturan. Menurut Abdul Wahab Khallaf, „urf adalah apa saja yang dikenal dan dibiasakan oleh masyarakat, serta dijalankan secara kontinu, baik berupa perkataan dan perbuatan ataupun meninggalkan suatu perkara yang dilarang. Sedangkan Wahbah al-Zuhaily mendefinisikan „urf sebagai segala hal yang telah menjadi kebiasaan dan diakui oleh orang banyak, baik dalam bentuk perbuatan yang berkembang di antara mereka, ataupun lafal yang menunjukkan makna tertentu, yang berbeda dengan makna bahasa. Definisi ini mencakup al-„urf al-„amaliy atau actual custom, dan al-„urf al-qauliy atau verbal custom. (wabah Zuhaily: 2008: 104)

Adapun al-„âdah atau adat berasal dari kata al-„audah (kembali) atau al-tikrâr (pengulang-ulangan). Secara umum adat adalah kecenderungan (berupa aktivitas atau ungkapan) pada satu objek tertentu, sekaligus pengulangan akumulatif pada objek pekerjaan, baik

(38)

dilakukan oleh individu ataupun kolektif. Akibat akumulasi pengulangan itu, ia dinilai sebagai hal yang lumrah dan mudah dikerjakan. Aktivitas itu telah mendarah daging dan hampir menjadi watak pelakunya. Maka di dalam istilah Arab, adat dianggap sebagai “al-t}abî‟ah al-tsâniyah” (tabiat kedua) bagi manusia. Menurut Ibnu Amir al-Hajj, adat adalah suatu perkara yang diulang-ulang tanpa sangkut-paut akal dalam prosesnya („alâqah „aqliyyah) Definisi ini mencakup aksi (al-fi‟l) dan ucapan ( al-qaul) yang diulang-ulang, baik itu bersumber dari individu ataupun kelompok. Dalam kaitannya dengan adat, para ahli usul fikih menggolongkan pengertian „urf ke dalam tiga kategori. Kelompok pertama berpendapat bahwa kata al-‟urf adalah sinonim dari kata adat (Abdul Wahad Khallif, 1993: 147). Pendapat kedua menyatakan bahwa „urf lebih umum daripada al-„âdah. Al-„urf mencakup verbal custom dan actual custom, adapun adat hanya mencakup actual custom (Abd Al-Azizi Ahmad Bin Muhammad Al-Bukhari, 1307: 96). Adapun kelompok ketiga berpendapat bahwa adat lebih umum daripada al-„urf. Sebab, adat mencakup apa saja yang bersumber dari akal, tabiat, dan yang tidak berkaitan dengan akal, baik berupa perkataan ataupun perbuatan, baik bersumber dari individu ataupun masyarakat. Terlepas dari perbedaan di atas, penulis memandang bahwa kedua hal tersebut adalah sinonim. Sebab, titik perbedaan dan persamaan dalam dua hal ini muncul karena banyaknya definisi yang ditawarkan oleh masing-masing ulama. Sedangkan dalam tataran praktis, fukaha nyaris tidak membedakan kedua istilah tersebut. Dengan kata lain, perbedaan para ahli usul fikih di atas hanyalah perbedaan ungkapan (ikhtilâf lafz}iy) dan tidak mengandung perbedaan yang signifikan dengan konsekuensi hukum yang berbeda. Hal ini bisa kita lihat dalam beberapa redaksi kaidah fikih. Untuk menunjuk kata „urf para ulama usul sering memakai istilah adat, begitupun sebaliknya. Seperti kaidah kata al-„âdah dalam kaidah ini juga bermakna al-„urf.

(39)

2. Proses Terbentuk ‘Urf

Ahmad Fahmi Abu Sunnah mengatakan bahwa „urf terbentuk setelah melalui empat tahapan, yaitu: mayl (kecenderungan), al-„amal (aksi), al-taqlîd (pembebekan), al-tikrâr (repetisi). Sebuah adat/‟urf terbentuk dari kecondongan sekelompok individu pada suatu aksi ataupun lafal tertentu karena beberapa faktor. Di antara faktor-faktornya adalah: pertama, tabiat dan pengaruh struktur sosial dan lingkungan, baik bersifat alamiah ataupun dogmatis, seperti dogma keagamaan, doktrin kepercayaan, mitos, dan sebagainya. Kedua, keinginan, dorongan hati dan “syahwat” suatu masyarakat atau komunitas tertentu. Ketiga, adanya momentum atau kesempatan yang tepat dalam satu dekade. Ini biasanya didorong oleh proses peleburan antara satu budaya dengan yang lainnya. Setelah salah satu atau ketiganya muncul, kemudian hal itu diikuti oleh individu-individu lainnya, dan mereka melakukannya secara berulang-ulang, hingga menjadi sebuah kebiasaan yang diikuti oleh orang-orang di sekitarnya. Abdul Wahhab Khallaf menganalisis proses terbentuknya struktur kebudayaan sebagai sebuah proses dialektis yang bersifat terbuka. Dengan demikian, setiap individu maupun kelompok bisa berperan aktif dalam memformulasikan budaya yang akan mereka ciptakan. Setiap komponen masyarakat, baik dari kalangan atas maupun menengah ke bawah, mempunyai peran dalam pembentukan sebuah adat atau tradisi. Pada poin ini, adat dapat dibedakan dari ijmak. Ijmak hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kapasitas intelektual dalam berijtihad (mujtahid). Sedangkan „urf dibentuk oleh sekelompok masyarakat dengan tingkat sosial berbeda-beda. Oleh sebab itu, tidak ada peluang bagi kalangan awam untuk mendeklarasikan sebuah konsensus (ijmak), karena sebuah konsensus tidak akan mendapatkan justifikasi syariat bila dilakukan oleh selain mujtahid. (Abdul Kharim Zaydan, 2001: 254).

(40)

3. Dasar ‘Urf

Para ulama sepakat bahwa „urf harus berdasarkan pada alQur‟an, hadis, ijmak, dan dalil „aqliy. Adapun dalil dari al-Qur‟an, Allah SWT berfirman: “Berikanlah maaf (wahai Muhammad) dan perintahkanlah dengan „urf dan berpalinglah dari orang-orang bodoh” (QS. al-A‟raf: 199).        

“jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”

Abdul Karim Zaydan menyatakan bahwa al-„urf yang dimaksud ayat ini adalah hal-hal yang telah diketahui nilai baiknya dan wajib dikerjakan. Wahbah al-Zuhaily menambahkan bahwa yang dimaksud al-„urf di sini adalah makna etimologinya, yaitu sesuatu yang dianggap baik dan telah dikenal. Selain ayat di atas, terdapat juga ayat-ayat yang menunjukkan bahwa adat sebagai sumber hukum atas segala apa yang belum ada ketentuannya dalam nas-nas syariat, seperti besar kecilnya nafkah untuk istri, kadar mut‟ah untuk istri yang telah diceraikan, kadar memberi makan orang miskin dalam kafârat al-yamîn, dan sebagainya. Sedangkan dasar kaidah ini dari hadis Rasulullah SAW di antaranya adalah sabda beliau kepada Hindun, istri Abu Sufyan, sebagaimana diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA, ketika melaporkan kebakhilan suaminya dalam hal nafkah. Rasulullah bersabda: “Ambillah secara wajar (dari hartanya) yang mencukupimu dan anak-anakmu.” Di samping itu, sebuah hadis marfû‟ diriwayatkan oleh Ibnu Mas‟ud, menegaskan bahwa pandangan positif kaum Muslimin terhadap suatu hal, menjadikan ia juga bernilai positif di sisi Allah SWT, sehingga bisa dijadikan pijakan hukum. Dengan demikian, adat tidak perlu ditentang atau dihapus, sebab ia bisa dijadikan sandaran hukum selama tidak bertentangan dengan apa yang

Gambar

Tabel  :  Kependudukan  Nagari  Balimbing  tahun  2017  sumber  dari Kantor Wali Nagari Balimbing

Referensi

Dokumen terkait

Belanja modal tanah adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk pengadaan pembelian/pembebasan, penyelesaian, balik nama dan sewa tanah, pengosongan, pengurugan,

Berdasarkan hasil penelitian kadar air sirup glukosa pati sagu dan ampas sagu dapat dilihat pada tabel 11 yang menunjukkan pengaruh penambahan enzim α-amilase terhadap kadar abu

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

Permasalahan dari penelitian ini yaitu pertama, bagaimana posisi arah kiblat di Jorong Batu Basa Nagari Batu Basa Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar dengan

Penderita hipertensi akselerasi dengan TD Diastolik > 120  –  130 mmHg dan kelainan funduskopi KW IV disertai papiledema, peninggian tekanan intrakranial kerusakan

Izin usaha angkutan dengan kendaraan bermotor umum pada hakekatnya adalah bertujuan untuk memonitor perkembangan kendaraan bermotor yang memberikan jasa pada

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai kualitas proses belajar mengajar bidang keahlian teknik bangunan di SMKN 1 Seyegan pasca

Kabupaten Jepara terdapat enam desa di Kecamatan Kedung yang sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai pegaram. Desa tersebut adalah Tanggultlare, Bulakbaru,