• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan balai pelatihan peternakan ayam petelur di Blitar dengan pendekatan metafora telur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan balai pelatihan peternakan ayam petelur di Blitar dengan pendekatan metafora telur"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI (TELUR). TUGAS AKHIR. Oleh: RIZAL QOMARUZ ZAMAN NIM. 13660006. JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2020.

(2) PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI (TELUR). TUGAS AKHIR. Diajukan Kepada: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur (S.Ars). Oleh: RIZAL QOMARUZ ZAMAN NIM. 13660006. JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2020.

(3)

(4) PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI (TELUR). TUGAS AKHIR. Oleh: Rizal Qomaruz Zaman 13660006. Telah Diperiksa dan Disetujui untuk Diuji: Tanggal 31 Maret 2020. Pembimbing I,. Pembimbing II,. Ach. Gat Gautama, M.T NIP. 19760418 200801 1 009. Elok Mutiara, M.T NIP. 19760528 200604 2 003. Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Arsitektur. Tarranita Kusumadewi, M.T NIP. 19790913 200604 2 001.

(5) PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI (TELUR) TUGAS AKHIR Oleh:. Rizal Qomaruz Zaman 13660006. Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji TUGAS AKHIR dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur (S.Ars). Tanggal 31 Maret 2020 Menyetujui: Tim Penguji Penguji Utama. : Pudji P Wismantara, M.T. (. ). (. ). (. ). (. ). NIP. 19731209 200801 1 007 Ketua Penguji. : Sukmayati Rahmah, M.T NIP. 19780128 200912 2 002. Sekertaris Penguji. : Ach. Gat Gautama, M.T NIP. 19760418 200801 1 009. Anggota Penguji. : Elok Mutiara, M.T NIP. 19760528 200604 2 003. Mengesahkan, Ketua Jurusan Teknik Arsitektur. Tarranita Kusumadewi, M.T. NIP. 19790913 200604 2 001.

(6) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. ABSTRAK Zaman, Rizal Qomaruz, 2018, Perancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur Di Blitar dengan Pendekatan Metafora Telur. Dosen Pembimbing: Achmad Gat Gautama, M.T., Elok Mutiara, M.T.. Kata Kunci: Balai pelatihan, Peternakan Ayam Petelur, Metafora Kombinasi. Peternakan ayam petelur di Indonesia masih menjadi komoditi agribisnis yang menjajikan, ini dikarenakan sesuai standar nasional, konsumsi protein per-hari perkapita ditetapkan 55 g yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani. Di Jawa Timur jumlah total populasi ternak ayam petelur mencapai 43.066.361 dan sentra utama peternakan ayam petelur bertempat di Blitar. Ditunjukkan dari data Populasi ternak di Kabupaten Blitar mencapai 16.330.600 dan di Kota Blitar mencapai 305.380. Agribisnis ternak ayam petelur menjadi lapangan kerja utama dari 102.000 peternak. Bukan karena mengandalkan tradisi, melainkan karena pemahaman baru mereka tentang bisnis dan industri. Tidak kurang dari Rp 5 triliun uang yang berputar dipeternakan ayam petelur ini. Jumlah ini sama dengan 5 kali lipat APBD Pemda Kab Blitar. Jadi tidak mengherankan bila layer di sana berkontribusi sekitar 20 % terhadap PDRB. Sehingga perlu adanya pusat pembelajaran peternakan ayam petelur di provinsi Jawa Timur yang terpusat di Kabupaten Blitar sebagai tempat populasi ternak ayam petelur tertinggi. pusat pembelajaran atau balai pelatihan peternakan memiliki fungsi yaitu, pelaksanaan pelatihan teknologi pakan peternakan ayam petelur, pelaksanaan pemberian konsultasi agribisnis peternakaan ayam petelur, pemberian pelayanan pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang peternakan ayam petelur, pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPP. Dengan menggunakan pendekatan “Metafora Kombinasi” dari telur yang menggambungkan suatu objek struktur pembentuk telur dengan karakteristik nilai dari telur sebagai acuan pengambilan bentuk massa balai pelatihan yang mampu memberi solusi terkait dengan fungsi bangunan dan kenyamanan pengguna.. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). i.

(7) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. ABSTRAK Zaman, Rizal Qomaruz, 2018, Designing Livestock of Laying Hens Training Center In Blitar With the egg metaphor Concept. Advisor: Achmad Gat Gautama, M.T., Elok Mutiara, M.T. Keywords: Training Centers, Livestock of Laying Hens, Combine Metaphor. Livestock of laying hens in Indonesia is still a promising agribusiness commodity, this is because according to national standards, per-capita protein consumption per day is set at 55 g which consists of 80% vegetable protein and 20% animal protein. In East Java the total population of laying hens reaches 43.066.361 and is the main center for laying hens in Blitar. Shown from the data livestock population in Blitar District reached 16.330.600 and in Blitar City it reached 305,380. The livestock agribusiness of laying hens is the main employment of 102.000 farmers. Not because they rely on tradition, but because of their new understanding of business and industry. No less than Rp. 5 trillion of money is spinning on the farms of these laying hens. This amount is equal to 5 times the Blitar District Government APBD. So it's not surprising that the layer there contributes around 20% of PDRB. So it is necessary to have a learning center for laying hens in East Java province which is concentrated in Blitar Regency as the place for the highest population of laying hens. learning centers or livestock training centers have functions, namely, the implementation of training technology for laying hens livestock feed, the implementation of giving agribusiness consultations to laying hens, providing technical, functional and entrepreneurial training services in the field of laying hens, managing administrative affairs and household BPP. By using the "Combine Metaphor" concept of the egg that joins an egg-forming structure object with the value characteristics of the egg as a reference for taking the form of mass training centers that are able to provide solutions related to building functions and user comfort.. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). ii.

(8) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). iii.

(9) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. KATA PENGANTAR. Assalamualaikum Wr. Wb Segala puji bagi Allah SWT karena atas kemurahan Rahmat, Taufiq dan HidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan seminar hasil ini sebagai persyaratan pengajuan tugas akhir mahasiswa. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada. Nabi Muhammad SAW, yang telah diutus Allah sebagai. penyempurna ahklak di dunia. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah berpartisipasi dan bersedia mengulurkan tangan, untuk membantu dalam proses penyusunan laporan seminar hasil ini. Untuk itu iringan do’a dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan, baik kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu berupa pikiran, waktu, dukungan, motifasi dan dalam bentuk bantuan lainya demi terselesaikannya laporan ini. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain: 1. Tuhan pencipta alam semesta, Allah SWT. Dan Nabi Muhammad SAW 2. Daelami dan Eni Purwati, selaku kedua orang tua penulis dan juga Agus Anwar Afandi, Binti Maridah, Khoirul Ummah, Ni’matus Tsalis, selaku saudara penulis yang selalu tiada henti memberikang dukungan berupa do’a, materi, dan motifasi demi terselesaikanya laporan seminar hasil ini. 3. Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 4. Dr. Anton Prasetyo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim. 5. Tarranita Kusumadewi, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 6. Achmad Gat Gautama, M.T., Elok Mutiara, M.T. selaku pembimbing yang telah memberikan banyak motivasi, inovasi, bimbingan, arahan serta pengetahuan yang tak ternilai selama masa kuliah terutama dalam proses penyusunan laporan seminar hasil ini. 7. Seluruh praktisi, dosen dan karyawan Jurusan Teknik Arsitektur UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 8. Seluruh teman-teman, kakak tingkat jurusan Teknik Arsitektur maupun jurusan lain dan teman-teman kerja di Studio Redberil dan Studio Rinupa yang telah ikut membantu berupa ide, motivasi, dan pengetahuan yang tak ternilai sehingga dapat menyelesaikan laporan seminar hasil ini.. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). iv.

(10) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. Penulis menyadari tentunya laporan seminar hasil ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik yang konstruktif penulis harapkan dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap, semoga laporan seminar hasil ini bisa bermanfaat serta dapat menambah wawasan keilmuan, khususnya bagi penulis dan masyarakat pada umumnya. Wassalamualaikum Wr. Wb Malang, 27 MARET 2020. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). v.

(11) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................... LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................... LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ABSTRAK ....................................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................ iv DAFTAR ISI ..................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x DAFTAR TABEL ................................................................................ xiv. BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.1.1 Latar Belakang Objek ................................................................. 1 1.1.2 Latar Belakang Pendekatan .......................................................... 2 1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... 3 1.3 Rumusan Masalah ......................................................................... 3 1.4 Tujuan ...................................................................................... 3 1.5 Manfaat .................................................................................... 3 1.6 Batasan-batasan .......................................................................... 4 1.7 Pendekatan Rancangan.................................................................. 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6 2.1 Tinjauan Objek Rancangan ............................................................. 6 2.1.1 Definisi Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur............................... 6 2.2 Tinjauan Umum ........................................................................... 7 2.2.1 Balai Pelatihan ......................................................................... 7 2.2.2 Peternakan Ayam Petelur ............................................................ 12 2.2.2.1 Jenis Ayam Petelur ................................................................. 12 2.2.2.2 Klasifikasi kandang menurut fase pemeliharaan dalam Peternakan Ayam Petelur ................................................................................ 14 2.3 Tinjauan Arsitektural Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur ................ 15 2.4 Tinjauan Pendekatan Rancangan ...................................................... 24 2.4.1 Sejarah Awal Kemunculan Metafora ................................................ 24. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). vi.

(12) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. 2.4.2 Definisi Metafora ....................................................................... 24 2.4.2.1 Definisi Umum Metafora ........................................................... 24 2.4.2.2 Definisi metafora Menurut beberapa Tokoh .................................... 24 2.4.3 Pemilihan Pendekatan ................................................................ 25 2.4.3.1 Karakter Fisik Telur Ayam ......................................................... 26 2.4.4 Penerapan Prinsip Pendekatan Metafora .......................................... 28 2.5 Kajian Integrasi Keislaman ............................................................. 30 2.5.1 Kajian Integrasi Keislaman Terkait Objek ......................................... 30 2.5.2 Kajian Integrasi Keislaman Terkait Pendekatan .................................. 30 2.6 Studi Banding ............................................................................. 31 2.6.1 Studi Banding Objek ................................................................... 31 2.6.1.1 Sejarah awal ......................................................................... 31 2.6.1.1 Struktur Organisasi .................................................................. 32 2.6.1.1 Sarana dan Prasarana ............................................................... 36 2.6.2 Studi Banding Pendekatan ........................................................... 45. BAB III METODE PERANCANGAN ........................................................... 50 3.1 Metode Perancangan .................................................................... 50 3.1.1 Ide Rancangan .......................................................................... 50 3.2 Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ................................... 50 3.2.1 Data Primer ............................................................................. 50 3.2.2 Data Sekunder .......................................................................... 51 3.3 Teknik Analisis Perancangan ........................................................... 51 3.3.1 Analisis Bentuk ......................................................................... 51 3.3.2 Analisis Fungsi .......................................................................... 51 3.3.3 Analisis Ruang .......................................................................... 52 3.3.4 Analisis Struktur........................................................................ 52 3.3.5 Analisis Utilitas ......................................................................... 52 3.3.6 Analisis Tapak .......................................................................... 52 3.4 Teknik Sintesis (Perumusan Konsep Rancangan) .................................... 52 3.5 Diagram alur Pola Pikir Perancangan ................................................. 53. BAB IV ANALISIS PERANCANGAN .......................................................... 54 4.1 Gambaran Umum Lokasi ................................................................ 54 4.1.1 Lokasi Obyek Rancangan Secara Geografis ........................................ 56 4.1.2 Batas pada tapak ...................................................................... 57. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). vii.

(13) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. 4.2 Profil Tapak ............................................................................... 58 4.2.1 Bentuk dan Ukuran .................................................................... 58 4.2.2 Kondisi Lingkungan .................................................................... 59 4.3 Ide Teknik Analisis Rancangan ......................................................... 61 Analisis Ide Bentuk Bangunan .......................................................... 62 4.4 Analisis Fungsi ............................................................................ 63 4.4.1 Analisis Pengguna dan Aktivitas ..................................................... 63 4.4.2 Analisis Alur Perilaku .................................................................. 65 4.4.3 Analisis Ruang Kualitatif .............................................................. 67 4.4.4 Analisis Ruang Kuantitatif ............................................................ 69 4.4.5 Matriks Kedekatan Ruang............................................................. 78 4.4.6 Bubble Diagram ........................................................................ 78 4.4.7 Organisasi Ruang ....................................................................... 81 Analisis Tapak .......................................................................... 83 Analisis Sirkulasi dan Aksesibilitas ................................................... 84 Analisis Kebisingan ..................................................................... 85 Analisis Matahari ........................................................................ 86 Analisis Angin ............................................................................ 86 Analisis Hujan ........................................................................... 87 Analisis Utilitas ......................................................................... 88 Analisis Instalasi Air bersih ............................................................ 88 Analisis Instalasi Air Kotor ............................................................. 88 Analisis Instalasi Listrik ................................................................ 88 Analisis Limbah Laboratorium ........................................................ 88 Analisis Limbah Kotoran Ayam Petelur .............................................. 89 Analisis Limbah Bau .................................................................... 89 Analisis Struktur ....................................................................... 90. BAB V KONSEP PERANCANGAN ............................................................ 92 5.1 Konsep Dasar .............................................................................. 92 Konsep Bentuk Dasar ................................................................... 94 Konsep Tapak ............................................................................ 95 Konsep Bangunan ....................................................................... 96 Konsep Ruang ............................................................................ 97 Konsep Struktur ......................................................................... 98 Konsep Utilitas .......................................................................... 99. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). viii.

(14) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. BAB VI HASIL RANCANGAN ................................................................. 100 6.1 Objek Perancangan ...................................................................... 100 6.2 Hasil Rancangan Kawasan dan Tapak ................................................. 102 6.2.1 Desain tapak ............................................................................ 102 6.2.2 Pola Tatanan Massa.................................................................... 102 6.2.3 Perancangan Sirkulasi dan Akses Tapak ........................................... 103 6.3 Hasil Rancangan Bentuk Bangunan .................................................... 105 6.3.1 Bangunan Fasilitas Pengelola ........................................................ 106 6.3.2 Bangunan Fasilitas Pendidikan ...................................................... 107 6.3.3 Bangunan Fasilitas Kandang Percontohan ......................................... 109 6.4 Hasil Rancangan Ruang .................................................................. 110 6.6 Detail Lansekap ........................................................................... 114. 6.5 Detail Arsitektural .............................................................116. BAB VII PENUTUP ............................................................................. 118 7.1 Kesimpulan ................................................................................ 118 7.2 Saran ....................................................................................... 118. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 119 LAMPIRAN ...................................................................................... PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). ix.

(15) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.2.1 Susunan Organisasi Balai Latihan Kerja ...................................... 11 Gambar 2.2.2 Tipe Kandang Koloni Fase Starter ............................................. 14 Gambar 2.2.3 Tipe Kandang Koloni Fase Finisher ............................................ 15 Gambar 2.3.1 Auditorium setting view ........................................................ 16 Gambar 2.3.2 Auditorium setting layout ...................................................... 17 Gambar 2.3.3 Dimensi kursi auditorium ....................................................... 17 Gambar 2.3.4 Standar tempat duduk perpustakaan ......................................... 18 Gambar 2.3.5 kandang fase starter ............................................................. 18 Gambar 2.3.6 kandang fase finisher ............................................................ 18 Gambar 2.3.7 kandang fase finisher ............................................................ 19 Gambar 2.3.8 kandang fase finisher ............................................................ 19 Gambar 2.3.9 Ruang Penyimpanan Telur ...................................................... 20 Gambar 2.3.10 Rencana Penyimpanan pakan ................................................. 20 Gambar 2.3.11 Rencana Penyimpanan pakan ................................................. 20 Gambar 2.3.12 Rencana Penyimpanan pakan ................................................. 21 Gambar 2.3.13 Rencana Penyimpanan pakan ................................................. 21 Gambar 2.3.14 Bangunan administrasi Tata Usaha .......................................... 23 Gambar 2.3.15 Bangunan administrasi Tata Usaha .......................................... 26 Gambar 2.4.1 Karakter Fisik Telur ayam ras petelur ........................................ 26 Gambar 2.4.2 Komponen Dalam Telur ......................................................... 27 Gambar 2.6.1 Struktur organisasi Balai Latihan kerja Industri ............................ 33 Gambar 2.6.2 Zoning Ruang Balai Latihan kerja Industri ................................... 36 Gambar 2.6.3 Pintu masuk dari workshop mekanik alat berat ............................ 36 Gambar 2.6.4 area workshop mekanik alat berat ............................................ 37 Gambar 2.6.5 Area workshop teknik las ....................................................... 37 Gambar 2.6.6 Pintu masuk Workshop Teknik Kendaraan Ringan .......................... 37 Gambar 2.6.7 Area workshop teknik kendaraan ringan ..................................... 38 Gambar 2.6.8 Pintu masuk Workshop Teknik Mesin Produksi dan CNC ................... 38 Gambar 2.6.9 Area Workshop Teknik Mesin Produksi dan CNC ............................ 38 Gambar 2.6.10 Area Workshop Bangunan ..................................................... 39 Gambar 2.6.11 Kejuruan Bisnis dan Manajemen dan Kejuruan Teknologi ............... 39 Gambar 2.6.12 Pintu masuk workshop instalasi pipa dan kerja pelat .................... 39 Gambar 2.6.13 Pintu masuk Workshop Teknik Listrik ....................................... 40 Gambar 2.6.14 Area Workshop Teknik Listrik ................................................. 40. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). x.

(16) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. Gambar 2.6.15 Area Workshop Operator Alat Berat ......................................... 40 Gambar 2.6.16 Ruang simulator Alat Berat ................................................... 41 Gambar 2.6.17 Workshop Body Repair ......................................................... 41 Gambar 2.6.18 kantor utama .................................................................... 41 Gambar 2.6.19 Gedung Kios 3in1 ............................................................... 42 Gambar 2.6.20 Kantin dan Minimarket ......................................................... 42 Gambar 2.6.21 Gudang Material ................................................................ 42 Gambar 2.6.22 Gedung Serba Guna ............................................................ 43 Gambar 2.6.23 Bangunan Asrama .............................................................. 43 Gambar 2.6.24 Guest House ..................................................................... 43 Gambar 2.6.25 Mushalla Ikhlaashut Tamaarien .............................................. 44 Gambar 2.6.26 Lapangan Terbuka .............................................................. 44 Gambar 2.6.27 Lapangan Tenis .................................................................. 44 Gambar 2.6.28 Bird View Museum of Fruit .................................................... 45 Gambar 2.6.29 Site Plan .......................................................................... 46 Gambar 2.6.30 Sifat Buah dan Bibit ditampilkan pada Museum Ini ....................... 46 Gambar 2.6.31 Combine Methapore pada Museum of Fruit ................................ 47 Gambar 2.6.32 Fasad Fruit Plaza dan Interiornya ............................................ 48 Gambar 2.6.33 Display Museum of Fruit ....................................................... 48 Gambar 4.1.1 Peta Administrasi Wilayah Kecamatan Kanigro Kabupaten Blitar ....... 55 Gambar 4.1.2 Peta Rencana Strategis Kabupaten Blitar .................................... 55 Gambar 4.1.3 Gambaran Umum Lokasi Tapak ................................................ 57 Gambar 4.1.4 Batas tapak ........................................................................ 57 Gambar 4.2.1 Bentuk dan Luas Tapak .......................................................... 58 Gambar 4.2.2 Ukuran Tapak ..................................................................... 58 Gambar 4.2.3 vegetasi pada tapak ............................................................. 59 Gambar 4.2.4 Utilitas pada tapak............................................................... 59 Gambar 4.2.5 Lokasi strategis ................................................................... 60 Gambar 4.2.6 Potensi lingkungan ............................................................... 60 Gambar 4.2.7 Potensi lingkungan ............................................................... 61 Gambar 4.3.1 Analisis Ide Bentuk Bangunan .................................................. 62 Gambar 4.4.9 Bubble Diagram ................................................................... 78 Gambar 4.4.10 Bentuk dan Luas Tapak ........................................................ 79 Gambar 4.4.11 Organisasi Ruang ................................................................ 79 Gambar Analisis Tapak ............................................................................ 83 Gambar Analisis Sirkulasi dan Aksesibilitas .................................................... 84 Gambar Analisis Kebisingan ...................................................................... 85. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). xi.

(17) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. Gambar Analisis Matahari......................................................................... 86 Gambar Analisis Angin ............................................................................ 86 Gambar Analisis Hujan ............................................................................ 87 Gambar Analisis Utilitas .......................................................................... 88 Gambar Analisis Instalasi Air bersih ............................................................ 88 Gambar Analisis Instalasi Air Kotor ............................................................. 88 Gambar Analisis Instalasi Listrik ................................................................. 88 Gambar Analisis Limbah Laboratorium ......................................................... 88 Gambar Analisis Limbah Kotoran Ayam Petelur .............................................. 89 Gambar Analisis Limbah Bau ..................................................................... 89 Gambar Analisis Struktur ......................................................................... 90 Gambar Konsep Dasar ............................................................................ 92 Gambar Konsep Bentuk Dasar................................................................... 94 Gambar Konsep Tapak ........................................................................... 95 Gambar Konsep Bangunan ....................................................................... 96 Gambar Konsep Ruang ........................................................................... 97 Gambar Konsep Struktur ......................................................................... 98 Gambar Konsep Utilitas .......................................................................... 99 Gambar 6.1 Zoning Tapak ........................................................................ 102 Gambar 6.2 Tatanan Masa Balai Pelatihan Peternakan ..................................... 103 Gambar 6.3 Sirkulasi dan Aksesibilitas Tapak ................................................. 104 Gambar 6.4 Gerbang Masuk Pengunjung dan Pengelola .................................... 104 Gambar 6.5 Gerbang Keluar Pengunjung dan Pengelola .................................... 105 Gambar 6.6 Gerbang Masuk dan Keluar Kendaraan Bongkar Muat ........................ 105 Gambar 6.7 Denah Bangunan Fasilitas Pengelola ............................................ 106 Gambar 6.8 Tampak Depan Bangunan Fasilitas Pengelola .................................. 107 Gambar 6.9 Tampak Samping Bangunan Fasilitas Pengelola ............................... 107 Gambar 6.10 Denah Bangunan Fasilitas Pendidikan ......................................... 108 Gambar 6.11 Tampak Depan Bangunan Fasilitas Pendidikan ............................... 108 Gambar 6.12 Tampak Samping Bangunan Fasilitas Pendidikan ............................ 108 Gambar 6.13 Denah Fasilitas Kandang Percontohan ......................................... 109 Gambar 6.14 Tampak Depan Fasilitas Kandang Percontohan .............................. 110 Gambar 6.15 Tampak Samping Fasilitas Kandang Percontohan ........................... 110 Gambar 6.16 Interior Lobi Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur .................... 111 Gambar 6.17 Interior Lobi Perpustakaan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur .. 111 Gambar 6.18 Interior Ruang Baca Perpustakaan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur ............................................................................................... 112. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). xii.

(18) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. Gambar 6.19 Interior Ruang Baca Perpustakaan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur ............................................................................................... 112 Gambar 6.20 Interior Kandang Percontohan Peternakan Ayam Petelur ................. 113 Gambar 6.21 Interior Gudang Penyimpanan Telur Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur ............................................................................................... 113 Gambar 6.22 Jenis Tanaman di Tapak ......................................................... 114 Gambar 6.23 Lapangan Bulutangkis dan Area Kumpul ...................................... 115 Gambar 6.24 Lapangan Basket dan Area Kumpul ............................................ 116. Gambar 6.25 Detail Secondary Skin ................................................. 116 Gambar 6.26 Detail Gapura dan Signage ...................................................... 117 Gambar 6.27 Detail Signage...................................................................... 117. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). xiii.

(19) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. DAFTAR TABEL. Tabel 2.2.1 Kepadatan Kandang Koloni Ayam Fase Starter ................................ 14 Tabel 2.3.1 Fungsi Bangunan Pada Aspek Arsitektural ...................................... 15 Tabel 2.3.2 Stadar Besaran ruang ............................................................... 16 Tabel 2.4.1 Prinsip dan Penerapan Pendekatan Metafora pada Aspek Arsitektural ... 28 Tabel 2.6.1 Ruang Balai Latihan Kerja Industri ............................................... 36 Tabel 2.6.2 Prinsip dan Penerapan Pendekatan Metafora pada Museum of Fruit ...... 49 Tabel 4.4 Analisis Fungsi.......................................................................... 63 Tabel 4.4.1 Analisis Pengguna dan Aktifitas Pendidikan .................................... 63 Tabel 4.4.2 Analisis Pengguna dan Aktifitas Kegiatan Penelitian ......................... 64 Tabel 4.4.3 Analisis Pengguna dan Aktifitas Kegiatan Pengelola/Tata Usaha .......... 64 Tabel 4.4.4 Analisis Pengguna dan Aktifitas Penunjang dan Utilitas ..................... 65 Tabel 4.4.5 Analisis Alur Perilaku Pengunjung Pelatihan ................................... 66 Tabel 4.4.6 Analisis Alur Perilaku Pengelola Laboratorium ................................ 66 Tabel 4.4.7 Analisis Alur Perilaku Pengelola .................................................. 66 Tabel 4.4.8 Analisis Ruang Kualitatif Pendidikan ............................................ 67 Tabel 4.4.9 Analisis Ruang Kualitatif Penelitian ............................................. 67 Tabel 4.4.10 Analisis Ruang Kualitatif Pengelola/Tata Usaha ............................. 68 Tabel 4.4.11 Analisis Ruang Kualitatif Fasilitas Penunjang dan Utilitas ................. 68 Tabel 4.4.12 Analisis Ruang Kuanitatif Pendidikan .......................................... 69 Tabel 4.4.13 Analisis Ruang Kuanitatif Penelitian ........................................... 70 Tabel 4.4.14 Analisis Ruang Kuanitatif Pengelola/Tata Usaha............................. 71 Tabel 4.4.15 Analisis Ruang Kuanitatif Fasilitas Penunjang dan Utilitas ................. 74 Tabel 4.4.16 Total Perhitungan Luasan ........................................................ 75 Tabel 4.4.17 Matrik Kedekatan Ruang ......................................................... 76. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). xiv.

(20) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Objek. Peternakan ayam petelur di Indonesia masih menjadi komoditi agribisnis yang menjajikan, ini dikarenakan sesuai standar nasional, konsumsi protein per-hari perkapita ditetapkan 55 g yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani. Namun yang terjadi, konsumsi protein hewani penduduk Indonesia baru memenuhi 4,7 g/hari/kapita,. jauh. lebih. rendah. dibanding. Malaysia,. Thailand. dan. Filipina.. (www.peternakan.litbang.pertanian.go.id). Di Jawa Timur jumlah total populasi ternak ayam petelur mencapai 43.066.361 dan sentra utama peternakan ayam petelur bertempat di Blitar. Ditunjukkan dari data Populasi ternak di Kabupaten Blitar mencapai 16.330.600 dan di Kota Blitar mencapai 305.380. Sehingga Kabupaten/Kota Blitar dikenal sebagai kandang raksasa ayam petelur (ternak layer). Tahun 2013 produksi telur Kabupaten Blitar mampu memenuhi 70% dari kebutuhan telur di Jawa Timur dan secara nasional memenuhi 30% dari kebutuhan telur ayam nasional (www.jatim.bps.go.id). Agribisnis ternak ayam petelur menjadi lapangan kerja utama dari 102.000 peternak. Dibawah naungan puluhan UMKM, bukan karena mengandalkan tradisi, melainkan karena pemahaman baru mereka tentang bisnis dan industri. Tidak kurang dari Rp 5 triliun uang yang berputar dipeternakan ayam petelur ini. Jumlah ini sama dengan 5 kali lipat APBD Pemda Kab Blitar. Jadi tidak mengherankan bila layer di sana berkontribusi sekitar 20 % terhadap PDRB. (www.posongfarm.blogspot.co.id). Perlu adanya pusat pembelajaran peternakan ayam petelur di provinsi Jawa Timur yang terpusat di Kabupaten Blitar sebagai tempat populasi ternak ayam petelur tertinggi. pusat pembelajaran atau balai pelatihan peternakan memiliki fungsi: 1. pelaksanaan pelatihan teknologi pakan peternakan ayam petelur 2. pelaksanaan pemberian konsultasi agribisnis peternakaan ayam petelur 3. pemberian pelayanan pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan di bidang peternakan ayam petelur 4. pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPP Kemudian dari Al Qur‟an, Allah berfirman bahwa bagaimana keutamaan menuntut ilmu, sebagaimana firman-Nya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”(Q.s. al-Mujadalah: 11). PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 1.

(21) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. Ayat diatas menjelaskan bahwa orang yang mempunyai keinginan menuntut ilmu itu memiliki kedudukan lebih mulia dari pada orang yang tidak mau menuntut ilmu. Akan tetapi harus tetap sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah. Seperti halnya dalam objek rancangan balai pelatihan digunakan sebagai tempat mencari ilmu di bidang peternakan ayam petelur yang semua fungsi kegiatan pelatihan sesuai prinsipprinsip beternak dalam agama Islam yaitu, tidak menyiksa hewan ternak dan memuliakan pemeliharaan hewan ternak. 1.1.2. Latar Belakang Pendekatan. Telur pada dasarnya adalah bakal calon individu baru yang dihasilkan dari individu betina. Bila terjadi pembuahan maka telur akan berkembang menjadi embrio dan selanjutnya terbentuk individu baru setelah lahir atau menetas. Istilah telur merujuk pada sel telur yang berkembang pada saluran reproduksi aves betina. Karena komposisi telur merupakan zat nutrisi yang edibel maka selanjutnya telur diproduksi untuk konsumsi manusia. (Sarwono, 1995). Metafora Kombinasi memiliki pengertian yaitu, dalam proses merancang sebuah bangunan selain menampilkan sifat fisik dari subyek lain, juga menerapkan sifat non fisiknya.. (www.calonarsitek.wordpress.com/2008/10/22/metafora-definisi-dalam. arsitektur). Kemudian dari pemaparan diatas Kemudian penulis mengambil pembelajaran tentang tujuan perumpamaan-perumpamaan dalam Al Qur‟an, yaitu dari ciptaanciptaan Allah SWT yang seringkali dianggap remeh oleh manusia, sebagaimana firmanNya: “Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran” (Q.s. az-zumar: 27) Kemudian dari pemaparan tujuan perumpamaan-perumpamaan di dalam Al Qur‟an yang dijelaskan pada Surat Az Zumar ayat 27 adalah, di balik setiap penciptaan mereka terdapat hikmah dan pelajaran yang sangat besar, bahkan bagi perkembangan keilmuan arsitektur saat ini. Sehingga penulis memilih Metafora Kombinasi sebagai ide pokok pikiran untuk penyelesaian masalah yang di temui dalam proses Perancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur dan juga untuk membatasi dan menyederhanakan konsep yang akan dituang dalam desain. Dari objek yang berupa pusat pembelajaran peternakan ayam petelur, kemudian penulis berusaha menyederhanakan konsep dan mentransfer komponen, sifat-sifat, dan bentuk dari telur menggunakan menggunakan teori dari Metafora Kombinasi.. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 2.

(22) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. 1.2. Identifikasi Masalah. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan pada rancangan ini, yaitu: 1. Kota/Kabupaten Blitar merupakan populasi tertinggi peternakan ayam petelur, sehingga dikenal sebagai kandang raksasa ayam petelur. Sehinga perlu adanya pusat pembelajaran peternakan ayam petelur di provinsi Jawa Timur yang terpusat di Kabupaten Blitar. 2. Pendekatan Metafora Telur digunakan sebagai ide pokok pikiran untuk penyelesaian masalah yang di temui dalam proses Perancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur dan juga untuk membatasi dan mentransfer struktur, sifat-sifat, dan bentuk dari telur ke dalam desain 1.3. Rumusan Masalah. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang mendasari rancangan obyek ini, adalah: 1. Bagaimana Rancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur yang mampu memfasilitasi dan mewadahi pelatihan peternakan di Jawa Timur khususnya Kota/Kabupaten Blitar? 2. Bagaimana penerapan pendekatan Metafora Telur dalam Rancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur? 1.4. Tujuan. Adapun tujuan dari Rancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur ini, adalah: 1. Untuk menghasilkan Rancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur yang bisa memfasilitasi dan mewadahi pelatihan peternakan di Jawa Timur khususnya Kota/Kabupaten Blitar. 2. Untuk menghasilkan Rancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur yang menerapkan Metafora Telur dari struktur, sifat-sifat, dan bentuk dari telur. 1.5. Manfaat. Manfaat dari Rancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur ini, adalah: 1. Memberikan wadah pengetahuan bagi masyarakat/peternak ayam petelur. 2. Meningkatkan minat masyarakat dalam sektor peternakan ayam petelur.. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 3.

(23) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. 1.6. Batasan-batasan. Batasan-batasan dari Perancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur ini adalah tentang pembahasan yang berkaitan dengan Perancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur sebagai wadah yang memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang peternakan ayam petelur. Adapun batasan-batasan sebagai berikut: A. Batasan objek Rancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur ini difungsikan untuk semua umur. Perancangan ini dalam lingkup skala Provinsi (Jawa Timur). Rancangan obyek ini menitik beratkan pada Peternakan Ayam Petelur saja yang mewadahi aktivitas penelitian dan pendidikan tentang peternakan ayam petelur. Bahasan berangakat dari permasalahan serta potensi peternakan di Kabupaten Blitar kemudian dikaitkan dengan disiplin ilmu arsitektur. B. Batasan pendekatan Penerapan pendekatan Metafora Telur terhadapan Rancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur, yaitu dari bentukan berdasarkan nilai-nilai, fungsi, sifat, dan bentukan yang terkandung didalam telur kemudian dihubungkan pada nilai-nilai yang terkandung di Al Qur‟an dan Hadits. C. Batasan lokasi Lokasi Rancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur bertempat di sekitar Kabupaten Blitar yang sesuai dengan tujuan perancangan yaitu di Dusun Sambong Desa Sawentar Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar. Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur ini nantinya dikelola oleh Pemda Kabupaten Blitar. 1.7. Pendekatan Rancangan. Pendekatan dari Rancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur ini penulis mengambil pendekatan Metafora, berikut penjabarannya: Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam” Poethic of Architecture” Metafora merupakan cara memahami sesuatu benda yang seolah benda tersebut sebagai suatu hal lain sehingga dapat dipahami dengan lebih baik. Kemudian Anthony C. Antoniades membagi Metafora menjadi 3 Kategori, yaitu: 1. Metafora Intangibel Metafora Intangible adalah Metafora yang tidak diraba yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide (Individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya).. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 4.

(24) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. 2. Metafora Tangible Metafora Tangible adalah Metafora yang dapat diraba dan dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material, yaitu sebuah arsitektur menampilkan sifat fisik dari sesuatu yang lain. 3. Metafora Kombinasi Sementara Metafora Kombinasi merupakan gabungan antara Metafora Intangible dan Metafora Tangible. Sehingga dalam proses merancang sebuah bangunan selain menampilkan sifat fisik dari subyek lain, juga menerapkan sifat non fisiknya. (www.calonarsitek.wordpress.com/2008/10/22/metafora-definisi-dalam- arsitektur).. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 5.

(25) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Objek Rancangan Objek rancangan adalah Rancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur yang merupakan fasilitas dan wadah untuk menjawab permasalahan yang muncul mengenai penurunan kualitas udara berupa polusi bau dalam lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan produksi, harga telur yang semakin terpuruk akibat harga pakan yang terus naik, dan kurangnya pengetahuan masyarakat. Berangkat dari permasalah tersebut perancangan ini untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya cara penanganan ayam petelur secara baik. Sebelumnya akan dijelaskan secara terperinci definisi Rancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur. 2.1.1 Definisi Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur Pengertian balai ditinjau dari Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki beberapa pengertian, yaitu: gedung, rumah (umum), kantor, rumah (di lingkungan istana). Pengertian pelatihan menurut Barry Chusway (2002:114), yaitu: “Pelatihan adalah proses mengajarkan keahlian dan memberikan pengetahuan yang perlu, serta sikap supaya mereka dapat melaksanakan tanggungjawabnya dengan standar”. Menurut Amstrong (2000:198), yaitu: “Pelatihan adalah konsep terencana yang terintegrasi, yang cermat, yang dirancang untuk menghasilkan pemahaman yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja pekerja”. Secara umum, Balai Pelatihan adalah gedung yang digunakan sebagai tempat berlatih dan menambah ketrampilan untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja. Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik, benih, bibit dan/atau bakalan, pakan, alat dan mesin peternakan, budidaya ternak, panen, pascaapanen, pengolahan, pemasaran, dan pengusahaannya. (UU No 18 Tahun 2009). Ayam petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang dikembangkan pada tipe ayam petelur adalah cepat mencapai dewasa kelamin, ukuran telur normal, bebas dari sifat mengeram, bebas dari kanibalisme, dan nilai afkir ayam tinggi (Rasyaf, 2001). Berdsarkan tinjauan dari beberapa definisi di atas. Maka Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur adalah wadah yang digunakan untuk proses mengajarkan keahlian dan pemberian pengetahuan langsung kepada para peternak ayam petelur di. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 6.

(26) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. provinsi Jawa Timur yang terpusat di Kota/Kabupaten Blitar. Selain itu balai ini berfungsi sebagai tempat simulasi pemeliharaan, penelitian pakan, dan penelitian penanganan penyakit. 2.2. Tinjauan Umum. 2.2.1. Balai Pelatihan. Secara umum, Balai Latihan adalah gedung yang digunakan sebagai tempat berlatih dan menambah ketrampilan untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja. Pelatihan yang diadakan oleh Balai Latihan berguna untuk membekali keterampilan kepada peserta dalam berbagai bidang dan memberikan motivasi untuk berusaha mandiri. Adapun sasaran kegiatan ini adalah terciptanya tenaga kerja yang terampil, disiplin, dan memiliki etos kerja. Balai Latihan dapat menjadi langkah efektif dalam mengatasi permasalahan pengangguran dan meningkatkan kompetensi tenaga kerja di daerah. Program pelatihan untuk membentuk tenaga kerja yang ahli di bidangnya, yaitu: •. Skills Training. Pelatihan keahlian merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. Program pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekurangan diidentifikasi melalui penilaian yang jeli. Kriteria penilaian efektifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian. •. Re-training. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer atau akses internet. •. Cross Functional Training. Pelatihan lintas fungsional melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan. •. Team Training. Pelatihan tim merupakan pelatihan yang terdiri dari sekelompok individu dimana mereka harus menyelesaikan bersama sebuah pekerjaan demi tujuan bersama dalam tim.. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 7.

(27) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. •. Creativity Training. Pelatihan kreatifitas berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan biaya. Kurikulum pelatihan meliputi pembinaan fisik, mental dan disiplin, motivasi kerja, hubungan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, matalatihan sub kejuruan, penunjang dan evaluasi dengan instruktur yang berasal dari instansi teknis yang terkait. Pengajaran menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya-jawab, demonstrasi, shop talk dan praktek. Pelatihan menggunakan lebih banyak metode praktek dengan rasio 75% praktek dan 25% teori. Hal ini tentu akan berhubungan dengan kesiapan pencari kerja agar dapat langsung masuk ke dunia kerja. Adapun peserta yang dinyatakan lulus dalam evaluasi akhir program latihan ini akan diberikan sertifikat sebagai bentuk standar kompetensi yang terakreditasi dan dapat langsung ditempatkan baik di dalam maupun di luar negeri. Menurut Hamalik (2005: 35-70) pelaksanaan program pelatihan meliputi unsur-unsur sebagai berikut : a. Tujuan pelatihan Dalam merencanakan pendidikan dan latihan hal pertama yang harus diperhatikan adalah penentuan tujuan. Adanya tujuan pendidikan dan pelatihan membuat kegiatannya dapat terarah, apakah pendidikan dan pelatihan tersebut bertujuan peningkatan pengetahuan, keterampilan atau ada tujuan lain. b. Manfaat pelatihan Setiap pelaksanaan kegiatan diharapkan dapatmembawa manfaat, baik untuk individu maupun organisasi. Adanya manfaat bagi individu menjadikan orang termotivasi untuk selalu meningkatkan kualitas sumber dayanya. c. Peserta pelatihan Penetapan peserta erat kaitannya dengan keberhasilan suatu pelatihan, oleh karena itu perlu dilakukan seleksi untuk menentukan peserta agar memenuhi persyaratan yang telah ditentukan seperti : •. Persyaratan akademik, yang berupa jenjang pendidikan dan keahlian. •. Jabatan, peserta telah menempati jabatan tertentu atau akan menempati pekerjaan tertentu. •. Pengalaman kerja. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 8.

(28) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. •. Motivasi dan minat terhadap pekerjaannya. •. Tingkat intelektualitas yang diketahui melalui tes seleksi. d. Pelatih (instruktur) Pelatih atau instruktur sebagai penyampai materi memegang peranan penting terhadap kelancaran dan keberhasilan program pelatihan, maka pelatih yang terpilih harus ahli dan berkualifikasi profesional. Syarat pelatih yang dapat digunakan sebagai pertimbangan adalah : •. Telah disiapkan secara khusus sebagai pelatih yang ahli dalam spesialisasi teretntu. •. Memiliki kepribadian yang baik. •. Berasal dari dalam lingkungan organisasi itu sendiri. e. Waktu pelatihan Lamanya pelatihan berdasarkan pertimbangan berikut : •. Jumlah dan mutu kemampuan yang hendak dipelajari dalam pelatihan tersebut lebih banyak dan lebih tinggi bermutu, kemampuan yang ingin diperoleh mengakibatkan lebih lama diperlukan latihan.. •. Kemampuan belajar para peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan. Kelompok peserta yang ternyata kurang mampu balajar tentu memerlukan waktu latihan yang lebih lama.. •. Media pengajaran, yang menjadi alat bantu bagi peserta dan pelatih. Media pengajaran yang serasi dan canggih akan membantu kegiatan pelatihan dan dapat mengurangi lamanya pelatihan tersebut.. f. Materi atau bahan pelatihan Materi yang diberikan kepada peserta pendidikan dan pelatihan harus disesuaikan dengan tujuan. Apabila tujuannya adalah peningkatan keterampilan, materi yang diberikan akan lebih banyak bersifat praktek. g. Fasilitas Fasilitas yang diperlukan dalam pelatihan yang mendukung kegiatan, misalnya fasilitas sarana dan prasarana, makan, dan sebagainya. h. Model atau Metode pelatihan Penggunaan metode pelatihan tergantung dari tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Model pelatihan adalah suatu bentuk pelaksanaan pelatihan yang di. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 9.

(29) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. dalamnya terdapat program pelatihan dan tata cara pelaksanaannya. Berikut beberapa metode pelatihan yang disesuaikan dengan fokus dari penelitian ini, yaitu: •. Vestibule Training (off the job training). Vestibule training adalah pelatihan yang diselenggarakan dalam suatu ruangan khusus yang berada di luar tempat kerja biasa, dengan meniru kondisi-kondisi kerja sesungguhnya. Tujuan dari metode ini adalah untuk melatih tenaga kerja secara tepat. Materi yang diberikan dititikberatkan pada metode kerja teknik produksi dan kebiasaan kerja. •. On the job training (Latihan sambil bekerja). Tujuan dari metode ini untuk memberikan kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan tuntutan kemampuan bagi pekerjaan tersebut. Para peserta latihan langsung bekerja ditempat untuk belajar dan meniru suatu pekerjaan di bawah bimbingan seorang pengawas. •. Pre employment training (pelatihan sebelum penempatan). Bertujuan. untuk. mempersiapkan. tenaga. kerja. sebelum. ditempatkan. atau. ditugaskan dalam suatu organisasi untuk memberikan latar belakang intelektual, mengembangkan seni berpikir, dan menggunakan akal. Pelatihan ini diselenggarakan oleh lembaga pendidikan di luar organisasi. •. Demonstration and Example. Metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan sesuatu pekerjaan melalui contoh-contoh atau percobaan yang didemonstrasikan. Demonstrasi dilengkapi dengan gambar, teks, diskusi, video, dan lain-lain. •. Simulasi. Merupakan teknik untuk mencontoh semirip mungkin terhadap konsep sebenarnya dari pekerjaan yang akan dijumpainya. Situasi atau kejadian yang ditampilkan sesuai dengan situasi yang sebenarnya tetapi hanya merupakan tiruan saja. i. Media pelatihan Salah satu komponen yang berfungsi sebagai unsur penunjang proses pelatihan, dan memberi motivasi belajar. Penggunaan media ini mempertimbangkan tujuan dan materi pelatihan. Ketersediaan media itu sendiri serta kemampuan pelatih untuk. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 10.

(30) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. menggunakannnya. Jenis-jenis media komunikasi dalam program pelatihan yang disesuaikan dengan penelitian ini adalah : •. Benda Asli, benda asli atau benda sebenarnya ini dapat merupakan spesimen makhluk hidup ataupun spesimen yang terbuat dari benda tak hidup (benda asli bukan makhluk hidup).. •. Model, merupakan benda-benda bentuk tiruan dari benda aslinya. Model kerja di mana bagian-bagiannya dapat diperagakan atau dipertunjukkan proses kerjanya.. •. Media gambar, merupakan media yang merupakan bentuk asli dalam dua dimensi. Media gambar dapat berupa poster, karikatur, dan gambar itu sendiri.. •. Media bentuk papan, media ini berupa papan sebagai sarana komunikasi instruksional, seperti papan tulis atau papan demonstrasi.. •. Media yang diproyeksikan, berupa gambar-gambar yang diproyeksikan dan dapat dilihat pada layar oleh peserta.. •. Media pandang dengar, ciri-cirinya dapat dilihat dan didengar.. •. Media cetak, adalah bahan hasil cetakan, bentuk buku, maupun leaflet.. j. Struktur Organisasi Balai Latihan Secara umum, Balai Latihan memiliki struktur organisasi sebagai berikut: Kepala Balai. Koordinator Infrastruktur. Kasubbag Tata Usaha. Kasie Pelatihan dan Perlengkapan. Kasie Pemasaran dan. Pemagangan. Gambar 2.2.1 Susunan Organisasi Balai Latihan Kerja Sumber: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/9036. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 11.

(31) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. 2.2.2. Peternakan Ayam Petelur. 2.2.2.1 Jenis Ayam Petelur Ayam ras petelur ada dua jenis, yaitu Ayam petelur medium dan ayam petelur ringan. a. Ayam Petelur Medium Ayam petelur medium cirinya khasnya adalah bobotnya yang cukup berat. Ayam petelur medium dapat memproduksi telur yang cukup tinggi. Dagingnya juga cukup banyak sebab bentuk badannya yang cukup besar. Oleh sebab itulah ayam petelur medium juga di sebut sebagai ayam dwi guna, artinya ayam yang memiliki manfaat ganda yaitu dapat menghasilkan telur dan dapat menghasilkan daging. Ayam petelur medium umumnya berbulu coklat dan telur yang dihasilkan juga berwarna coklat. Harga telur coklat umumnya harganya lebih mahal disbanding telur yang berwarna putih sebab yang berwarna coklat bobotnya lebih berat dari yang berwarna putih. Walaupun nilai gizinya sama umunya orang lebih menyukai yang berwarna coklat daripada yang berwarna putih. b. Ayam Petelur Ringan Ayam petelur putih adalah sebutan yang lain bagi ayam petelur ringan. Ciri-cirinya sebagai berikut: •. Bulu berwarna putih. •. Badan ramping. •. Mata bersinar. •. Jengger berwarna merah. Ayam petelur ringan mampu menghasilkan lebih dari 260 butir telur per tahun. Ayam petelur ringan mempunyai kelemahan meskipun produksi telurnya cukup banyak. Yaitu sangat peka terhadap keributan dan cuaca yang panas, ayam ini juga mudah kaget, jika kaget maka produksi telurnya menurun. c. Penyiapan Bibit Induk yang memiliki sifat-sifat unggul dapat menghasilkan bibit yang berkualitas. Adapun sifat-sifat unggul yang harus dimiliki calon induk adalah sebagai berikut. •. Masa betelurnya dalam kurun waktu yang lama.. •. Pertumbuhan badannya sangat bagus.. •. Daya tahannya terhadap penyakit cukup kuat.. •. Konversi ransum atau konversi makanannya rendah. Konversi ransum adalah perbandingan antara berat ransum yang dihabiskan dan berat telur yang dihasilkan.. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 12.

(32) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. •. Produktivitas dan bobot telur yang dihasilkan cukup tinggi.. •. Bulu-bulunya terlihat halus dan penuh.. •. Tubuh tampak sehat dan tidak memiliki cacat.. •. Mempunyai ukuran tubuh yang normal, dengan bobot antara 35 – 40 gram.. •. Memiliki nafsu makan yang baik.. •. Di duburnya tidak terdapat bekas tinja.. d. Pemberian Pakan Ayam petelur memiliki dua fase, yaitu fase starter (umur 0 – 4 minggu) dan fase finisher (umur 4 – 6 minggu). Pemberian pakan dibedakan menurut fase umur tersebut. Perbedaannya terletak pada persentase zat gizi dan kuantitas pakan. Berkut penjelasannya: •. Pakan Fase Starter. Pakan fase starter tediri atas: protein 22 – 24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%. Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut; -. Minggu pertama (umur 1 – 7 hari): 17 gram/hari/ekor.. -. Minggu kedua (8 – 14 hari): 43 gram/hari/ekor.. -. Minggu ketiga (umur 15 – 21 hari): 66 gram/hari/ekor.. -. Minggu keempat (umur 22 – 29 hari): 91 gram/hari/ekor.. •. Pakan Fase Finisher. Pakan fase finisher terdiri atas: protein 18,1 – 21,2%, lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%. Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut: -. Minggu kelima (umur 30 – 36 hari): 111 gram/ hari/ ekor.. -. Minggu keenam (37 – 43 hari): 129 gram/ hari/ ekor.. -. Minggu ketujuh (umur 44 – 50 hari): 146 gram/ hari/ ekor.. -. Minggu kedelapan (umur 51 – 57 hari): 161 gram/ hari/ ekor.. Selain pakan, ayam juga diberi minum. Air minum untuk hari pertama sebaiknya ditambah gula sebanyak 50 gram per 1-liter air dan obat antistres. e. Pencegahan Penyakit Serangan penyakit dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kandang. Kandang harus selalu dibersihkan. Jika ada bagian yang rusak, harus segera diperbaiki. Agar kebal dari penyakit yang disebabkan virus, ayam perlu diberi vaksinasi. Vaksinasi untuk. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 13.

(33) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. ayam antara lain vaksin NCD, vaksin cacar, dan vaksin anti-RCD. Ayam yang akan divaksinasi harus dalam keadaan sehat. Dosis vaksin juga harus tepat. Selain itu, alat yang digunakan juga harus steril. f. Pemanenan Telur sebaiknya dipanen tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Dengan demikian, kerusakan isi telur akibat virus dapat dihindari atau dikurangi. Telur selanjutnya diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Telur abnormal harus dipisahkan dari telur normal. Telur normal berbentuk oval, bersih, dan berkulit mulus. Beratnya sekitar 57,6gram dengan volume 66 cc. Sementara telur abnormal adalah telur yang terlalu kecil, terlalu besar, bentuknya lonjong, atau kulitnya retak. 2.2.2.2 Klasifikasi kandang menurut fase pemeliharaan dalam Peternakan Ayam Petelur 1. Kandang Koloni Fase Starter (umur 0 – 4 minggu) Kandang fase starter dan grower memiliki struktur dan ukuran yang sama. Satu kotak (box) kandang koloni fase starter – grower memiliki dimensi panjang 120 cm x lebar 70 cm x tinggi 35 cm.. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 14.

(34) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. 2. Kandang Koloni Fase Finisher (umur 4 – 6 minggu). Mulai umur 4 minggu ayam dipindahkan ke kandang koloni layer. Sama halnya dengan pemeliharaan ayam petelur konvensional, proses. pindah kandang ini. dimaksudkan agar ayam dapat melakukan adaptasi dengan lingkungan kandang koloni yang baru. Setelah memasuki umur produksi (mulai 18 minggu) ayam tetap dipelihara di kandang yang sama hingga diafkir. Kandang koloni layer memiliki dimensi lebih luas, lebih tinggi, dan bisa terdiri dari 3 – 4 tingkat. Ukuran kandang koloni tersebut adalah panjang 50 cm x lebar 40 cm x tinggi 40 cm. Dengan luasan kandang tersebut, idealnya satu kotak kandang berkapasitas 5 – 6 ekor ayam. Tempat ransumnya menggunakan sistem konveyor, dan tempat minumnya berupa nipple drinker.. Pada saat fase bertelur, proses pengambilan telur dan penanganan kotoran (feses) pada kandang koloni ini dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan konveyor.. 2.3. Tinjauan Arsitektural Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur Seperti penjelasan definisi diatas maka kebutuhan ruang dapat diperoleh dari. kegiatan yang dilakukan di dalam Balai Pelatihan Petenakan. Fungsi dari objek akan menunjukkan aktifitas di dalamnya dan dari aktifitas tersebut maka akan diperoleh ruang-ruang yang dibutuhkan. Tabel 2.3.1 Fungsi Bangunan pada aspek arsitektural No. 1.. Fungsi Pendidikan. Kegiatan. Ruang. Seminar dan pelatihan memberi. - Auditorium. contoh langsung pemeliharaan. - Perpustakaan. peternakan ayam petelur. - Gedung kandang dari fase starter dan fase finisher. - Gudang penyimpanan telur dan pakan.. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 15.

(35) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. 2.. Penelitian. Penelitian. - Laboratorium. 3.. Tata usaha. Mengurus administrasi dan tata usaha. - Kantor staff tata usaha. dalam urusan managerial. - Kantor pimpinan. Sumber: Hasil analisis Secara garis besar jenis-jenis ruang yang diperlukan dalam objek Perancangan Balai Pendidikan Peternakan Ayam petelur ini ialah berupa Auditorium, laboratorium, gedung pemeliharaan, dan kantor menegemen. Tabel 2.3.2 Standar besaran ruang No. 1.. Fungsi Pendidikan. Ruang Auditorium. Gambar 2.3.1 Auditorium setting view Sumber: Neufert, Data Arsiek Jilid 2. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 16.

(36) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. Gambar 2.3.2 Auditorium setting layout Sumber: http://imgarcade.com. Gambar 2.3.3 Dimensi kursi auditorium Sumber: http://imgarcade.com. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 17.

(37) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. Perpustakaan. Gambar 2.3.4 Standar tempat duduk perpustakaan Sumber: Neufert, Data Arsiek Jilid 2 Pelatihan peternakan ayam petelur. Gedung kandang dari fase starter dan fase finisher.. Gambar 2.3.5 kandang fase starter Sumber: Neufert, Data Arsiek Jilid 2. Gambar 2.3.6 kandang fase finisher Sumber: Neufert, Data Arsiek Jilid 2. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 18.

(38) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. Gambar 2.3.7 kandang fase finisher Sumber: Neufert, Data Arsiek Jilid 2. o Gambar 2.3.8 kandang fase finisher Sumber: Neufert, Data Arsiek Jilid 2. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 19.

(39) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. Gudang penyimpanan telur dan pakan. Gambar 2.3.9 Ruang Penyimpanan Telur Sumber: http://imgarcade.com. Gambar 2.3.10 Rencana Penyimpanan pakan Sumber: Dokumentasi Tutik Nuryati,2013. Gambar 2.3.11 Rencana Penyimpanan pakan Sumber: Dokumentasi Sunarno,2013. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 20.

(40) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. Gambar 2.3.12 Rencana Penyimpanan pakan Sumber: Dokumentasi Tutik Nuryati,2013. Gambar 2.3.13 Rencana Penyimpanan pakan Sumber: Dokumentasi Sunarno,2013 Penelitian. Laboratorium. ❖. Laboratorium Departemen Teknologi Pakan. Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Unggas Fasilitas: 1.. Kandang semi insentif. 2.. Kandang Metabolis untuk menguji pemanfaatan nutrien oleh unggas. 3.. Kandang Battery. Peralatan yang digunakan di laboratorium INTU diantaranya: 1.. Tempat pakan besar. 2.. Tempat air. 3.. Tempat pakan ayam petelur. 4.. Tempat pakan kecil dari seng. 5.. Tempat pakan besar dari seng. 6.. Sekat kandang penelitian. Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fasilitas: 1.. Ruang pengolahan. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 21.

(41) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. 2.. Laboratorium utama. 3.. Ruang penyimpanan pakan. Peralatan yang digunakan di laboratorium ITP diantaranya: 1.. Evaporating Dist. 2.. Crusible Porcelin. 3.. Labu Destruksi. 4.. Beaker Glass. 5.. Soxlet Extractor, Condensor/Set. 6.. Volume Flask. 7.. Volume Flask. ❖. Laboratorium Departemen Teknologi Peternakan. Laboratorium Ternak Unggas Fasilitas: 1.. Mesin Tetas Setter (3600 butir). 2.. Hatchery (1000 butir). 3.. Mesin Tetas Manual Lion Ural (70-100 butir). 4.. Vacuum Packing Machine. 5.. Plucker. 6.. Nipple Drink. 7.. Semi Automatic Can Seamer. 8.. Incubator Mesin Tetas Electric. 9.. Automatic can seamer. 10. Mesin Tetas Manual 11. Kandang Closed Hous Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fasilitas: 1.. Oven. 2.. Freezer. 3.. Automatic SO2 Analyzer. 4.. Rotary Evaporator. 5.. Electrophoresis. 6.. Aw meter. 7.. Spectrophotometer. 8.. Booth Organoleptik. 9.. Analitical Balance. 10. Water Bath. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 22.

(42) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. 2.. Tata usaha. Kantor staff tata usaha. Gambar 2.3.14 Bangunan administrasi Tata Usaha Sumber: Neufert, Data Arsiek Jilid 2 Kantor pimpinan. Gambar 2.3.15 Bangunan administrasi Tata Usaha Sumber: Neufert, Data Arsiek Jilid 2. Sumber: Analisis Pribadi. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 23.

(43) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. 2.4. Tinjauan Pendekatan Rancangan Pendekatan dari Perancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur ini. menggunakan pendekatan Metafora. Berikut penjelasan lebih rinci dari pendekatan tersebut. 2.4.1. Sejarah awal kemunculan metafora.. Aliran-aliran Arsitektur Post-Modern dibedakan berdasarkan konsep perancangan dan reaksi terhadap lingkungannya. Didalam evolutionary tree-nya Charles Jenks menjelaskan aliran-aliran ini sudah mulai sejak tahun 1960-an dan mengelompokkan Arsitektur Post-modern menjadi 6 (enam) aliran, yaitu: 1. Historicism 2. Straight Revivalism 3. Neo-Vernacularism 4. Contextualism (Urbanist + Ad Hoc) 5. Metaphor dan Metaphisical 6. Post-Modern Space Kemudian pada awal tahun 1970 muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa, menurut Charles Jenks dalam bukunya „The Language of Post Modern‟ arsitektur. dikaitkan. dengan. gaya. bahasa. yaitu. dengan. cara. metafora.. (www.calonarsitek.wordpress.com/2008/10/22/metafora-definisi-dalam- arsitektur). 2.4.2. Definisi Metafora. 2.4.2.1 Definisi Umum Metafora Metafora berasal dari bahasa latin yaitu “Methapherein” yang terdiri dari 2 buah kata yaitu “metha” yang berarti: setelah, melewati dan “pherein” yang berarti: membawa. Secara etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan. (www.calonarsitek.wordpress.com/2008/10/22/metafora-definisi-dalam- arsitektur). 2.4.2.2 Definisi metafora Menurut beberapa Tokoh Menurut Robert Ventury Metafora merupakan sesuatu bahasa yang menimbulkan persepsi yang semestinya merupakan tanda secara arsitektural dari suatu bangunan secara komunikasi. (www.calonarsitek.wordpress.com/2008/10/22/metafora-definisidalam- arsitektur). James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam “Introduction of Architecture” menjelaskan Metafora merupkan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubunganhubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 24.

(44) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR. melihat. secara. literal.. (www.calonarsitek.wordpress.com/2008/10/22/metafora-. definisi-dalam- arsitektur). Sedangkan Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture” Metafora adalah Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan dan menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain. Kemudian Anthony C. Antoniades membagi Metafora menjadi 3 Kategori, yaitu: 1. Metafora Intangibel Metafora Intangible adalah Metafora yang tidak diraba yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide (Individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya). 2. Metafora Tangible Metafora Tangible adalah Metafora yang dapat diraba dan dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material, yaitu sebuah arsitektur menampilkan sifat fisik dari sesuatu yang lain. 3. Metafora Kombinasi Sementara Metafora Kombinasi merupakan gabungan antara Metafora Intangible dan Metafora Tangible. Sehingga dalam proses merancang sebuah bangunan selain menampilkan sifat fisik dari subyek lain, juga menerapkan sifat non fisiknya. (www.calonarsitek.wordpress.com/2008/10/22/metafora-definisi-dalam- arsitektur). 2.4.3 Pemilihan Pendekatan Dari pemaparan diatas penulis memilih Metafora Kombinasi sebagai ide pokok pikiran untuk penyelesaian masalah yang di temui dalam proses Perancangan Balai Pelatihan Peternakan Ayam Petelur dan juga untuk membatasi dan menyederhanakan konsep yang akan dituang dalam desain. Dari objek nya yang berupa pusat pembelajaran peternakan ayam petelur, kemudian penulis berusaha menyederhanakan konsep dan mentransfer komponen, sifat-sifat, dan bentuk dari telur menggunakan menggunakan teori dari Metafora Kombinasi. Berikut penjelasan lebih rinci dari definisi, struktur, dan sifat-sifat dari telur.. PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN (13660006). 25.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memperlihatkan bagian dalam suatu benda dengan menggunakan gambar potongan dapat dilakukan dengan potongan seluruhnya, potongan separoh dan potongan sebagian disesuaikan

Dengan diterapkannya sistem pendukung keputusan ini, perusahaan bisa melakukan penilaian dengan lebih objektif dengan perbandingan silang (matriks) pada metode Analytical

Hal ini dibuktikan dengan hasil dari analisis path yang menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,000 dengan alpha 0,005 (0,000>0,05) membuktikan bahwa H0 ditolak dan

The result of the study shows that by doing peer assessment on the speaking and writing skills, the students are able to express their ideas by analyzing their friends' mistakes

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa skala prioritas untuk penerapan produksi bersih adalah penggunaan kembali limbah krom dengan cara daur ulang, pemisahan limbah

Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningtyas (2012), dimana di dapat hasil rata-rata tekanan darah sistolik penderita hipertensi adalah

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa, (1) Ada pengaruh antara kepribadian guru terhadap prestasi siswa mata pelajaran PAI di SMPN 1 Mlarak Ponorogo Tahun Ajaran 2017/2018

Percakapan di atas adalah percakapan yang terjadi antar teman yang terlibat peminjaman barang, percakapan di atas jika disalin ke dalam bahasa Indonesia dan konteks