• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

H. Instrumen Penelitian

I. Tata Cara Penelitian

sama untuk diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012). Purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan atas pertimbangan yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan identifikasi karakteristik populasi yaitu ciri atau sifat - sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2012; Sastroasmoro dan Ismael, 2011). Pada penelitian ini pengambilan sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah skinfold caliper merek phi zhi hou du fi® untuk mengukur lipatan kulit subyek penelitian di area triceps, suprailiac, dan abdominal yang dinyatakan dalam mm, serta Cobas C 581® digunakan untuk mengukur kadar HbA1c di dalam darah yang dinyatakan dalam %.

I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal

Observasi awal yang dilakukan adalah pencarian informasi mengenai jumlah staf wanita yang masih aktif di Kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pencarian tempat atau lokasi yang sesuai untuk pelaksanaan penelitian/pengambilan data, dan pencarian laboratorium untuk menganalisis sampel darah subyek penelitian. Hasil dari observasi awal adalah keputusan memilih Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta untuk menganalisis sampel darah subyek penelitian dengan alasan laboratorium tersebut telah terakreditasi.

2. Permohonan izin dan kerjasama

Permohonan izin pertama diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearance. Ethical clearance dibutuhkan sebab, di dalam penelitian ini menggunakan sampel darah manusia dan hasil penelitian ini dapat dipublikasikan. Ethical clearance diperoleh dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tanggal 14 Agustus 2014 dengan nomor Ref: KE/FK/896/EC.

Permohonan izin kedua ditujukan kepada Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk memperoleh izin melaksanakan penelitian di lingkungan Kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang selanjutnya izin tersebut diteruskan ke Bagian Personalia agar dapat memperoleh izin untuk melibatkan staf wanita Kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam penelitian. Izin dari Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta diberikan pada tanggal 04 Agustus 2014 dengan tembusan ditujukan kepada Kepala Biro Personalia untuk menyediakan data staf wanita administratif dan edukatif Kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Permohonan izin ketiga ditujukan kepada kepala bagian Rumah Tangga untuk peminjaman ruangan yang akan digunakan dalam penelitian. Izin dari kepala bagian Rumah Tangga diberikan pada tanggal 03 September 2014.

Permohonan kerjasama pertama diajukan ke bagian Laboratorium Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta untuk pengambilan dan analisis darah. Permohonan

kerjasama kedua diajukan kepada subyek penelitian dengan menggunakan informed consent.

3. Pembuatan informed consent dan leaflet

a. Informed consent.Merupakan bukti tertulis pernyataan kesediaan calon subyek penelitian untuk ikut terlibat di dalam penelitian. Informed consent disusun berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Seluruh subyek penelitian yang bersedia terlibat di dalam penelitian ini, wajib mengisi data berupa nama, umur, tanggal lahir, alamat, dan nomor telepon/HP yang dapat dihubungi pada informed consent, kemudian menandatanganinya sebagai bukti kerjasama, setelah mendapat penjelasan singkat mengenai penelitian. b. Leaflet. Digunakan untuk membantu subyek penelitian dalam memahami

gambaran penelitian. Leaflet di dalam penelitian ini berjudul “Korelasi

Antropometri dan Pengukuran Laju Filtrasi Glomerulus” yang disusun dengan ukuran A4. Konten/isi dari leaflet ini yaitu tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi subyek penelitian, penjelasan singkat mengenai pengukuran antropometri yang meliputi pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang - panggul, body fat percentage, dan body mass index, penjelasan singkat mengenai pengukuran laju filtrasi glomerulus, serta pemeriksaan laboratorium yang meliputi kadar LDL, HDL, total kolesterol, HbA1c, dan serum kreatinin.

4. Pencarian subyek penelitian

Waktu pencarian subyek penelitian dilakukan setelah mendapatkan izin penelitian dari Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Izin tersebut diteruskan kepada Kepala Bagian Personalia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk memperoleh data berupa jumlah dan informasi lengkap (nama lengkap, TTL, Jenis kelamin, pekerjaan/bagian) staf administratif dan edukatif wanita di Kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Data yang telah diperoleh dikelompokkan berdasarkan umur yaitu antara umur 40 - 50 tahun (kriteria inklusi) untuk menentukan jumlah populasi target. Langkah selanjutnya adalah pencarian subyek penelitian (menggunakan teknik sampling) dengan mendatangi tempat atau ruangan kerja subyek penelitian secara langsung berdasarkan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Peneliti mendatangi subyek penelitian kemudian menyampaikan maksud kedatangan, menjelaskan secara singkat gambaran penelitian yang akan dilakukan, melakukan wawancara terhadap subyek penelitian berdasarkan pedoman wawancara, serta menanyakan kesediaan subyek penelitian untuk terlibat di dalam penelitian. Subyek penelitian yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian dan telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, akan diberikan informed consent yang selanjutnya diisi dan ditandatangani oleh subyek penelitian sebagai bukti kesediaannya untuk berpartisipasi di dalam penelitian ini. Subyek penelitian juga mendapatkan leaflet dan pemberitahuan mengenai tempat serta waktu pelaksanaan penelitian. Subyek penelitian akan dihubungi melalui SMS atau telepon sehari sebelum pelaksanaan penelitian untuk mengingatkan subyek penelitian bahwa akan diadakan

pengambilan darah dan pengukuran antropometri pada jam dan tempat yang telah ditentukan sebelumnya. Subyek penelitian yang tidak hadir pada saat pelaksanaan kegiatan, juga akan dihubungi melalui SMS atau telepon untuk memastikan kehadirannya di dalam penelitian.

5. Validitas dan realiabilitas instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah skinfold caliper merek phi zhi hou du fi® untuk mengukur lipatan kulit subyek penelitian di area triceps, suprailiac, dan abdominal yang dinyatakan dalam mm. Validitas menunjukan keakuratan dari alat/instumen penelitian untuk dapat mengukur apa yang hendak kita ukur, sedangkan realiabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana hasil pengukuran suatu alat/instrument selalu konsisten dalam pengukuran yang dilakukan berulang kali (Notoatmodjo, 2012; Weiner, 2007). Indeks realiabilitas ditunjukan dengan CV (Coefficient of Variation) (Doi and Williams, 2013). Menurut Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik (2011), alat/instrument dikatakan reliable jika CV ≤ 5%.

Pada penelitian ini dilakukan uji validitas dan realiabilitas pada skinfold caliper merek phi zhi hou du fi® dengan cara mengukur lipatan kulit triceps, suprailiac, dan abdominal masing - masing sebanyak 5 kali (lima kali replikasi) pada partisipan wanita dewasa sehat (umur 42 tahun). Hasil yang diperoleh adalah nilai CV pada pengukuran lipatan kulit triceps sebesar 1,34%, suprailiac sebesar 0,90%, dan abdominal sebesar 1,47%. Nilai CV yang dihasilkan pada 3 pengukuran lipatan kulit masing - masing kurang dari 5%, sehingga dapat dikatakan bahwa skinfold caliper merek phi zhi hou du fi® valid dan reliable.

Alat/instrumen merek Cobas C 581® yang digunakan untuk mengukur kadar HbA1c di dalam darah, disediakan oleh pihak Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

6. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan darah

Parameter yang diukur oleh peneliti adalah triceps skinfold thickness, suprailiac skinfold thickness dan abdominal skinfold thickness, sedangkan pengambilan darah subyek penelitian untuk pengukuran nilai HbA1c dilakukan oleh tenaga ahli dari Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Pengukuran triceps skinfold thickness dilakukan dengan cara, subyek penelitian dalam posisi berdiri tegak membelakangi peneliti, posisi tangan lurus disamping pinggang, dan relax (tidak kaku atau tegang). Subyek penelitian diminta kesediaannya untuk mengangkat lengan baju agar yang terukur benar - benar adalah lipatan kulit. Peneliti kemudian mencubit dan menarik kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk pada bagian linea mid akromiale - radiale posterior. Lipatannya vertikal dan paralel terhadap garis lengan atas. Langkah selanjutnya adalah Jaw caliper (bagian dari skinfold caliper) ditempatkan pada lipatan kulit yang terbentuk, dibiarkan beberapa detik agar caliper stabil kemudian dibaca hasilnya.

Pengukuran suprailiac skinfold thickness dan abdominal skinfold thickness dilakukan dengan cara, subyek penelitian dalam posisi berdiri tegak berhadapan dengan peneliti, posisi tangan bebas, dan relax (tidak kaku atau tegang). Subyek penelitian diminta kesediaannya untuk mengangkat baju agar yang terukur benar - benar adalah lipatan kulit. Bagian kulit yang dicubit dan

ditarik untuk pengukuran suprailiac adalah krista iliaka segaris dengan midaksila pada sisi lateral badan. Pada pengukuran abdominal lipatan diambil secara vertikal 5 cm (kira - kira di midline belly rectus abdominis) dari sisi tangan omphalion (titik tengah nevel/lubang tali pusar). Langkah selanjutnya adalah jaw caliper ditempatkan pada lipatan kulit yang terbentuk, dibiarkan beberapa detik agar caliper stabil kemudian dibaca hasilnya.

7. Pembagian hasil pengukuran antropometri dan pemeriksaan darah Hasil pengukuran antropometri dan pemeriksaan darah diberikan kepada subyek penelitian, segera setelah mendapatkan hasil pemeriksaan darah oleh pihak Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Peneliti mendatangi subyek penelitian dan menjelaskan secara singkat mengenai hasil pengukuran antropometri dan pemeriksaan darah. Peneliti juga memberikan saran non farmakologis terkait hasil yang tidak normal.

8. Pengolahan data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, selanjutnya diolah dengan menyusun data sejenis dan menggolongkan data tersebut sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan. Setelah kategorisasi data sejenis dilakukan, langkah selanjutnya adalah analisis data.

Dokumen terkait