• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

H. Instrumen Penelitian

I. Tata Cara Penelitian

Observasi dilakukan terhadap masyarakat dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta yang memiliki BMI =23 kg/m2 dan berusia =35–=45 tahun. Selain itu mencari informasi mengenai kemungkinan bisa tidaknya diadakan penelitian, dan melihat keseharian responden sebelum dilakukan penelitian. 2. Pencarian responden

Pencarian responden dilakukan dengan pendekatan kepada masyarakat dusun Krodan, baik secara kebetulan bertemu maupun dibantu oleh pihak RW dan RT pada saat ada pertemuan rutin. Pendekatan kepada masyarakat dilakukan dengan perkenalan diri oleh peneliti dan menjelaskan maksud penelitian tentang sindrom metabolik. Responden juga dijelaskan akan dilakukan pengukuran lingkar pinggang, lingkar pinggul, berat badan, tekanan darah, dan atau diambil sampel darahnya untuk pengukuran kadar gula darah puasa dan kolesterol total (responden yang akan diuji laboratorium) sebagai data penelitian. Pemeriksaan

32

fisik tersebut akan dilakukan sebanyak 2x pada awal (pretest) dan akhir (posttest)

penelitian. Apabila responden menyatakan kesediaannya untuk mengikuti penelitian ini, kemudian responden diminta untuk mengisi informed consent (bagi responden yang diuji gula darah puasa dan kolesterol total). Responden yang masuk dalam kelompok edukasi, peneliti tanyai lebih lanjut mengenai kesediaannya peneliti datangi secara rutin (2 minggu sekali) untuk memberikan edukasi. Kesulitan pencarian responden adalah ada responden yang menolak untuk diajak kerjasama.

3. Permohonan ijin

Pada tahap ini dilakukan persiapan penelitian dengan permohonan ijin pada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu etika penelitian menggunakan sampel darah manusia, dan BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Pemerintah Daerah) Kabupaten Sleman. Perijinan ke Komisi Etik dilakukan pada November 2007, dan ke BAPPEDA Kabupaten Sleman pada September 2007.

4. Pembuatan Kuesioner

Pembuatan kuesioner dilakukan setelah observasi dilakukan. Kuesioner dibuat berdasarkan pada tema penelitian. Prawitasari (1998) mendefinisikan kuesioner sebagai kelompok atau urutan pertanyaan yang dibuat untuk memperoleh informasi dari sumber informasi atau responden yang ditanyakan pewawancara. Kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) dan interviewer

(dalam hal wawancara) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2002). Kuesioner tersebut terdiri dari dua bagian yang berisikan pertanyaan dan pernyataan yang mengacu pada permasalaha n penelitian ini. Bagian pertama dari kuesioner merupakan jenis pertanyaan terbuka yang berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden meliputi umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, merokok, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit. Jumlah pertanyaan dalam kuesioner ada 8 item. Bagian kedua dari kuesioner merupakan jenis pernyataan. Jumlah pernyataan dalam kuesioner ada 38 nomor, isi pernyataan mencakup perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) responden terkait sindrom metabolik. Menurut Azwar (1995), suatu pernyataan sikap dapat berisi hal- hal positif mengenai obyek sikap yang berisi pernyataan yang mendukung atau memihak pada obyek sikap (favorable), dan pernyataan sikap dapat berisi hal- hal negatif mengenai obyek sikap yang berisi pernyataan yang tidak mendukung atau tidak memihak terhadap obyek sikap (nonfavorable).

Tabel VI. Distribusi Pernyataan Favorable dan Nonfavorable dalam Kuesioner Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas

Cakupan Sikap

pernyataan Nomor soal

Jumlah No. Soal Favorable 4, 7, 11, 13, 16, 18, 19, 26, 29, 31, 32, 36, 39, 40, 42 15 Pengetahuan Nonfavorable 1, 12, 15, 34, 38, 50 6 Favorable 2, 6, 8, 14, 20, 22, 41, 45 8 Sikap Nonfavorable 3, 10, 17, 25, 27, 33, 37 7 Favorable 5, 9, 21, 23, 24, 28, 43, 48, 49 9 Tindakan Nonfavorable 30, 35, 44, 46, 47 5 TOTAL 50

34

Tabel VII. Distribusi Pernyataan Favorable dan Nonfavorable dalam Kuesioner Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas

Cakupan Sikap

pernyataan Nomor soal

Jumlah No. Soal Favorable 3, 4, 7, 11, 12, 15, 21, 24, 25, 26, 30, 37 12 Pengetahuan Nonfavorable 20, 35 2 Favorable 1, 2, 6, 8, 13, 28, 32 7 Sikap Nonfavorable 5, 10, 16, 19, 27, 38 6 Favorable 9, 14, 17, 18, 22, 33, 34, 36 8 Tindakan Nonfavorable 23, 29, 31 3 TOTAL 38

Dalam memberi respon, kami menggunakan 4 kategori : sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), sangat setuju (SS). Responden diwajibkan untuk memilih salah satu jawaban pada setiap pernyataan tersebut.

Pemberian skor pada kuesioner berdasarkan penilaian dalam skala Likert. Penilaian pada item favorable dalam skala ini dimulai dari 4 (untuk jawaban SS) sampai 1 (untuk jawaban STS), dan pada item nonfavorable dimulai dari 1 (untuk jawaban SS) sampai 4 (untuk jawaban STS).

Tabel VIII. Penilaian Skor Kuesioner Berdasarkan Skala Likert

Kategori Jawaban Favorable Nonfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

5. Uji validitas

Setelah kuesioner dibuat, dilakukan uji validitas. Hadi (1991) mendefinisikan validitas sebagai tingkat kemampuan suatu instrumen untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan instrumen tersebut. Hadi (2000) menambahkan bahwa suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut dapat mengungkap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

secara jitu gejala yang hendak diukur dan seberapa jauh alat memiliki ketelitian dalam memberikan status.

Uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi atau content. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement (Azwar, 1999). Pada penelitian ini, dosen pembimbing dianggap sebagai professional judgement. Hasil dari uji validitas isi yang dilakukan menyatakan seluruh butir pernyataan dalam kuesioner adalah valid.

6. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilihat dari pemahaman bahasa yang digunakan dalam kuesioner apakah mudah dimengerti oleh responden atau tidak. Hal ini dilakukan agar pernyataan yang diajukan nantinya benar-benar dipahami oleh responden sehingga responden dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan informasi yang diinginkan. Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 20 orang. Responden untuk uji coba adalah yang memiliki karakteristik hampir sama dengan responden untuk penelitian (Notoatmodjo, 2002). Namun responden uji ya ng digunakan dalam uji reliabilitas ini tidak digunakan lagi sebagai responden penelitian.

Reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dapat dipercaya, yaitu sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama (Azwar, 2000). Uji reliabilitas skala pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha dari program statistik. Peneliti me nggunakan

36

program ini karena teknik Alpha merupakan dasar dalam pendekatan konsistensi internal dan merupakan perkiraan yang baik terhadap reliabilitas pada banyak situasi pengukuran.

Kriteria pemilihan item didasarkan pada korelasi item total dengan batasan =0,30. Azwar (2000) me nyebutkan bahwa hal tersebut memiliki daya diskriminasi yang memuaskan, jadi bila ada item yang memiliki koefisien korelasi item total =0,30, maka item tersebut dinyatakan tidak sahih dan dianggap gugur. Namun bila item yang lolos ternyata masih tidak menc ukupi jumlah yang diinginkan maka kita dapat mempertimbangkan untuk dapat menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,27 atau 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan dapat terpenuhi.

Berdasarkan perhitungan diperoleh koefisien korelasi item total ya ng berkisar antara -0,019 sampai dengan 0,745. Dari hasil perhitungan tersebut dari 50 item pernyataan, 12 diantaranya gugur dan 38 item yang sahih. Item- item yang gugur diantaranya adalah nomor 1, 3, 5, 11, 12, 13, 15, 20, 30, 38, 39, dan 44. Dalam skala ini tidak ada aspek atau cakupan yang hilang akibat ada item pernyataan yang gugur. Item dipilih dengan kriteria item total dengan batasan skor =0,25. Pada akhirnya jumlah pernyataan yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 38 item.

7. Pembuatan Leaflet (Informasi Tertulis)

Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Leaflet merupakan salah satu media pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, 2000). Alasan penggunaan leaflet dalam penelitian ini agar responden dapat mengingat dan mengerti informasi yang peneliti berikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tentang sindrom metabolik. Leaflet ini seharusnya hanya diberikan pada responden kelompok edukasi, tetapi peneliti melakukan kesalahan dengan memberikannya kesemua responden (edukasi dan nonedukasi). Namun responden yang peneliti beri edukasi peneliti kunjungi lagi secara perorangan untuk lebih menjelaskan isi leaflet. Leaflet ini berisi tentang definisi sindrom metabolik, angka kejadian sindrom metabolik di Indonesia (Jakarta) yang peneliti peroleh dari Koran Tempo®, 27 Januari 2007 dengan alasan bahasa yang mudah dimengerti, ciri-ciri sindrom metabolik, risiko dan dampak dari sindrom metabolik, serta cara me ncegah sindrom metabolik. Selain berisi informasi tersebut, pada leaflet juga peneliti cantumkan gambar-gambar yang mendukung informasi tersebut, dan pada akhir leaflet peneliti tambahkan tulisan “Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati”.

8. Penyebaran Kuesioner

Penyebaran kuesioner dilakukan pada hari- hari dimana responden memiliki waktu luang, karena kebanyakan responden bekerja. Setiap responden memperoleh kuesioner. Kuesioner ini diberikan sebanyak 2 kali untuk tiap-tiap responden, yaitu sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) perlakuan dengan kuesioner yang sama. Pemberian kuesioner pretest pada Januari 2008, sedangkan

posttest pada awal April 2008. Pada pretest, kuesioner disebarkan pada 80

responden, dan pada posttest kuesioner disebarkan pada 78 responden. Pengisian kuesioner dilakukan sendiri oleh responden, responden diberi kesempatan mengerjakan kuesioner saat itu juga dan langsung dikembalikan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari responden mengakses sumber-sumber informasi

38

tentang sindrom metabolik. Peneliti mendampingi responden pada saat pengisian kuesioner untuk menghindari kesalahan pada saat pengisian kuesioner dan memeriksa kelengkapan karakteristik responden.

9. Pengukuran Parameter a. Berat badan dan tinggi badan

Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan timbangan injak merek Camry®. Responden berdiri tegak di atas timbangan tanpa mengenakan alas kaki, dan tidak menyentuh benda yang berada di dekatnya. Alat pengukur tinggi badan dipasang pada tembok yang rata, responden berdiri tegak di bawah alat pengukur tinggi badan membelakangi tembok tanpa mengenakan alas kaki dan atau penutup kepala yang dapat mempengaruhi pengukuran.

b. Lingkar pinggang dan lingkar pinggul

Pengukuran menggunakan meteran merk Butterfly®. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan mengukur keliling perut melalui pertengahan krista iliaka dengan tulang iga terbawah (Gotera, Aryana, Suastika, Santoso, dan Kuswardhani, 2006), meteran tidak perlu ditarik kuat-kuat/jangan menekan jaringan lunak (Ridjab, Ridwan, Judio, dan Hermansjah, 2006), responden menarik nafas seperti biasa, jangan menahan nafas atau menarik otot perut. Lingkar pinggul diukur pada diameter terbesar dari bokong (Anonim, 2003).Pada saat pengukuran, responden tetap mengenakan pakaian (hem/kaos, celana panjang kain/jeans/rok, ikat pinggang) sesuai dengan pakaian yang responden kenakan saat itu, namun diusahakan pengaruh pakaian terhadap pengukuran sekecil mungkin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10.Pemberian Edukasi

Edukasi diberikan setelah leaflet sudah dibaca oleh responden, edukasi yang diberikan sebagai follow up informasi yang sudah peneliti cantumkan di leaflet. Pertemuan I peneliti menjelaskan isi leaflet, II: diabetes mellitus, III: kolesterol, IV: hipertensi. Selain itu peneliti juga menjawab pertanyaan-pertanyaan responden seputar kesehatan dengan tujuan untuk mengubah pandangan dan gaya hidup yang kurang tepat. Edukasi dilakukan secara lisan perorangan (door to door) yang diberikan selama 3 bulan (awal Januari 2008 – awal April 2008), sebanyak 2 minggu sekali.

11.Wawancara terstruktur

Wawancara penelitian adalah suatu metode penelitian yang meliputi pengumpula n data melalui interaksi verbal secara langsung antara pewawancara dan responden (Sevilla, Ochave, Punsalan, Regala, dan Uriarte, 1993). Dilakukan dengan bantuan kerangka atau garis-garis besar yang dibutuhkan dan berkaitan dengan masalah, melalui pembicaraan informal dan pembicaraan yang dikaitkan dengan permasalahan. Pertanyaan wawancara merupakan jenis pertanyaan terbuka, terdiri dari 16 pertanyaan yang mempertegas isi kuesioner. Wawancara dilakukan pada 10 responden yang dianggap mewakili ke-78 responden. Pada saat wawancara peneliti menggunakan bantuan tape recorder. Keuntungan penggunaan tape recorder adalah peneliti dapat mendokumentasikan hasil wawancara sama seperti saat wawancara berlangsung, dan peneliti dapat memutar ulang hasil wawancara, namun kerugiannya responden menjadi sungkan dan canggung menjawab pertanyaan dari peneliti.

40

12.Pengolahan Data

Dilakukan dengan cara kategorisasi data sejenis, yaitu dengan menyusun data dan menggolongkannya dalam kategori-kategori. Setelah itu dilakukan interpretasi.

Dokumen terkait