• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Instrumen Penelitian

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma dan tempat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan subjek penelitian pada saat pengukuran parameter lalu dilakukan observasi ulang data mahasiswa dan mahasiswi di setiap fakultas dan jurusan. Setelah itu, data dikumpulkan untuk mengetahui banyaknya populasi yang dapat dijadikan sampel. Pengambilan sampel sebanyak 120 orang, terdiri dari 60 laki-laki dan 60 perempuan yang memenuhi kriteria inklusi penelitian.

2. Permohonan izin dan kerja sama

Permohonan izin penelitian yang pertama diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada untuk mengajukan Ethical Clearance guna memenuhi etika penelitian yang menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah. Permohonan izin yang kedua ditujukan kepada Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma, Kepala Rumah Tangga, Kepala BAPSI, dan Para Dekan Fakultas Kampus III Universitas Sanata

Dharma. Permohonan kerja sama diajukan ke calon subjek penelitian dan Laboratorium Parahita. Permohonan kerja sama yang diajukan ke calon subjek penelitian dengan menggunakan informed consent.

3. Pembuatan leaflet dan informed consent

a. Leaflet. Leaflet ini digunakan dalam penelitian sebagai alat bantu untuk menjelaskan hal yang berkaitan dengan penelitian agar subjek penelitian mendapatkan informasi lebih jelas dan mengerti sepenuhnya tentang penelitian ini. Isi dalam leaflet meliputi : informasi tentang gambaran pola makan yang tidak diimbangi dengan aktivitas dan olahraga yang cukup akan menimbulkan penumpukkan lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Informasi lain yang diberikan yaitu pengukuran antropometri (BMI, skinfold thickness, pengukuran lingkar pinggang-panggul), cek profil lipid (trigliserida, kolesterol total, HDL, LDL), kadar glukosa darah dan tekanan darah. b. Informed consent. Informed consent merupakan bukti tertulis

pernyataan kesediaan subjek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian. Informed consent pada penelitian ini sesuai dengan standar dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Subjek penelitian yang mengisi informed consent akan mencantumkan nama, usia, alamat, dan nomor telepon serta menandatangani lembar informed consent setelah mendapatkan informasi dan mengerti sepenuhnya tentang penelitian ini.

4. Pencarian subjek penelitian

Setelah didapatkan surat izin penelitian dari Wakil Rektor 1 maka dilakukan pencarian subjek penelitian. Surat izin penelitian diberikan kepada Dekan di setiap Fakultas Kampus III Universitas Sanata Dharma untuk meminta mahasiswa dan mahasiwi terlibat dalam penelitian ini.

Setelah memperoleh ijin untuk melibatkan mahasiswa dan mahasiswi dalam penelitian ini dan mendapatkan informasi nama, nomor telepon, dan fakultas mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma lalu peneliti menghubungi subjek penelitian baik melalui telepon maupun mendatangi langsung calon subjek secara personal dan mengemukakan tentang maksud dan tujuan dari penelitian ini. Karena jumlah subjek penelitian yang akan dijadikan sampel kurang memenuhi, maka dilakukan pencarian subjek penelitian dengan menawarkan dan mengajak langsung calon subjek penelitian tanpa diketahui sebelumnya informasi identitas calon subjek penelitian tersebut. Kemudian subjek penelitian diminta untuk hadir dalam acara briefing yang berisi penjelasan lebih dalam tentang isi dari penelitian, persyaratan yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan penelitian, waktu dan tempat pelaksanaan.

Calon subjek penelitian yang setuju untuk bekerja sama dalam penelitian ini didata nama, usia, alamat, nomor telepon dan diminta untuk menandatangani informed consent yang berisi pernyataan kesediaan subjek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian. Satu hari sebelum pelaksanaan, peneliti menghubungi subjek penelitian via sms untuk mengingatkan kembali persyaratan yang harus dipenuhi. Subjek penelitian dapat membatalkan kesediaannya untuk ikut serta

dalam penelitian tanpa harus memberikan alasan mengenai pembatalan partisipasi subjek penelitian seperti yang tertera dalam informed consent.

5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Data yang baik berasal dari hasil pengukuran yang valid. Hasil yang valid didapatkan dari presisi, akurasi, pengukuran dilakukan secara berulang, reprodusibel dan hasil pengukurannya stabil. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), alat kesehatan dikatakan baik jika memenuhi nilai CV

≤ 5%. Pengujian reliabilitas skinfold caliper dilakukan dengan perhitungan hasil pengukuran sebanyak lima kali. Skinfold caliper dengan merek pi zhi hou du fi® memiliki nilai CV untuk pengukur 1 pada bagian abdominal sebesar 0,01 %, pada bagian suprailiac sebesar 0,01%, dan pada bagian tricep sebesar 0,01 %. Untuk pengukuran 2 pada bagian abdominal sebesar 0,01 %, pada bagian suprailiac sebesar 0,02 %, dan pada bagian tricep sebesar 0%. Berdasarkan nilai CV tersebut maka dapat disimpulkan bahwa instrument skinfold caliper memenuhi persyaratan validasi.

6. Pengukuran parameter

Parameter yang diukur secara khusus oleh peneliti adalah abdominal, suprailiac, dan tricep skinfold thickness (tebal lipatan kulit bagian abdomen, suprailiac, dan trisep) serta kadar trigliserida.

a. Abdominal, suprailiac, dan tricep skinfold thickness. Pengukuran abdominal, suprailiac, dan tricep skinfold thickness dengan menggunakan skinfold caliper. Peneliti menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang lapisan lemak dibawah kulit. Skinfold caliper menjepit lapisan

lemak di bawah kulit dengan posisi vertikal. Peneliti harus berhati-hati karena bisa saja bagian otot ikut terukur dengan skinfold caliper. Abdominal skinfold diukur dengan jarak kurang lebih 5 cm di samping kanan umbilicus. Suprailiac / supraspinale skinfold diukur pada garis midaxillary secara cepat pada puncak tulang superior. Tricep skinfold diukur pada bagian tengah di belakang lengan atas. Saat pengukuran lengan dalam keadaan relaksasi dan telapak tangan menghadap ke depan. b. Kadar trigliserida. Pengukuran kadar trigliserida dalam darah dilakukan

oleh pihak Laboratorium Parahita. Cara pengambilan sampel darah dimulai dari pemasangan ikatan tourniquet pada lengan atas. Lokasi pengambilan darah berada pada lipatan siku dengan posisi 45° dari pembuluh darah vena. Darah diambil perlahan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi bertutup. Tourniquet dilepas dan spuit ditarik dengan tetap menekan bagian lubang penusukan dengan kapas beralkohol, kemudian bekas penusukan ditutup menggunakan plester. Sampel darah yang didapat lalu dibawa ke Laboratorium Parahita® untuk diukur profil lipidnya. 7. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan kategorisasi data sejenis, yaitu menyusun data dan menggolongkannya dalam kategori-kategori sejenis kemudian dilakukan interpretasi. Cara pengolahan data dilakukan secara statistik dengan komputerisasi.

8. Teknik analisis data statistik

Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi. Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov) untuk melihat distribusi normal suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig (p) lebih besar dari 0,05. Perbandingan yang dilakukan dengan melakukan perbandingan kadar trigliserida pada kelompok body fat percentage ≤21 % dan body fat percentage >21 % untuk mahasiswa dan pada kelompok body fat percentage ≤25 % dan body fat percentage >25 % untuk mahasiswi, pada kelompok abdominal skinfold thickness ≤30,7 mm dan >30,7 mm untuk mahasiswa dan pada kelompok abdominal skinfold thickness ≤24,7 mm dan >24,7 mm untuk mahasiswi, pada kelompok suprailiac skinfold thickness ≤ 17,9 mm dan > 17,9 mm untuk

mahasiswa dan pada kelompok suprailiac skinfold thickness ≤ 19,8 mm dan >

19,8 mm untuk mahasiswi, pada kelompok tricep skinfold thickness ≤12,5 mm

dan >12,5 mm untuk mahasiswa dan pada kelompok tricep skinfold thickness

≤16,5 mm dan >16,5 mm untuk mahasiswi.

Analisis perbandingan beda atau komparatif ini menggunakan uji t tidak berpasangan apabila distribusi masing-masing data normal dan uji Mann-Whitney apabila distribusi data tidak normal. Suatu data dikatakan memiliki perbedaan yang bermakna apabila nilai p <0,05.

Tabel VII. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi (r) (Dahlan, 2012)

Parameter Nilai Interpretasi

Kekuatan Korelasi (r) 0,0 sd <0,2 Sangat lemah 0,2 sd <0,4 Lemah 0,4 sd <0,6 Sedang 0,6 sd <0,8 Kuat 0,8 sd 1 Sangat kuat

Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila data terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data tidak terdistribusi normal. Nilai kekuatan korelasi (r) yang diperoleh kemudian diinterpretasikan untuk melihat besarnya kekuatan. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95%. Data dikatakan memiliki korelasi yang bermakna apabila nilai p <0,05. 9. Pembagian hasil pemeriksaan

Pembagian hasil pemeriksaan diberikan secara langsung kepada subjek penelitian. Peneliti menjelaskan tentang makna dari hasil pemeriksaan dan memberikan saran-saran untuk menjaga kesehatan jika ditemukan hasil pemeriksaan yang tidak normal.

Dokumen terkait